Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

A. JUDUL PROGRAM
Pemanfaatan Bunga Rosella (Hibiscus Subdarifa L.) Dalam Selai Dan Sirup
Sebagai Obat Herbal Penderita Kanker.
B. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara agraris yang berada di kawasan tropis dimana
dapat tumbuh berbagai tumbuhan dan tanaman, salah satunya adalah tanaman
rosella (Hibiscus Subdarifa L.) yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan dan
bahan obat. Rosella memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia
antara lain dapat mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuhan
herba ini ternyata mampu berfungsi sebagai bahan antiseptik, penambah syahwat,
agen astringen. Tanaman ini juga banyak digunakan dalam pengobatan tradisional
seperti batuk, ketidakhadaman, lesu, demam, tekanan perasaan, gusi berdarah
(skurvi) dan mencegah penyakit hati. Bunga Roselle banyak digunakan untuk
pembuatan jus, saos, sirup dan juga sebagai bahan pewarna pada makanan untuk
dikonsumsi sebagai pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit.
Dewasa ini penggunaan obat herbal cenderung terus meningkat, baik di
negara yang sedang berkembang maupun di negara-negara maju. Peningkatan
penggunaan obat herbal ini mempunyai dua dimensi korelatif yaitu aspek medik
terkait dengan penggunaannya yang sangat luas diseluruh dunia dan aspek
ekonomi terkait dengan nilai tambah yang mempunyai makna pada perekonomian
masyarakat. Banyak orang yang telah menyadari efek samping yang ditimbulkan
obat-obat sintetik, terutama bila digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Sehingga mendorong masyarakat kembali dengan menggunakan obat tradisional
yang merupakan warisan nenek moyang. Jika dilihat prospek ke depan saat ini
membudidayakan tanaman obat hingga memproduksi berbagai olahan produk
seperti jamu, bahan makanan hingga kosmetika tradisional sangat baik dan cukup
menjanjikan.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah produk selai dan sirup dapat diminati oleh konsumen serta dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal ?
2. Bagaimana mempromosikan selai dan sirup bunga rosella agar memperoleh
respon yang baik dari masyarakat ?
3. Bagaimana cara membuat produk selai dan sirup dari bunga rosella agar
menarik hati konsumen menarik minat konsumen ?
D. Tujuan Program
Tujuan program kreatifitas perencanaan usaha ini bertujuan untuk
menciptakan suatu inovasi dan kreatifitas dengan memanfaatkan bunga rosella
yang biasanya tidak dipakai oleh konsumen menjadi ekstrak dalam selai dan sirup
sebagai pengobatan dan pencegahan penyakit.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah produk selai dan sirup
bunga rosella yang terjangkau bagi masyarakat dan bermanfaat bagi kesehatan
masyarakat, termasuk bagi penderita penyakit radang, kanker, dan lain
sebagainya.
F. Gambaran Umum Usaha
Usaha yang kami kembangkan disini adalah dengan memanfaatkan bunga
rosela yang diekstraksikan menjadi selai dan sirup yang memiliki manfaat
mencegah dan mengobati penyakit kanker, dan berbagai penyakit lain.
Strategi pemasaran yang akan dilakukan antara lain, teknik promosi on air
(radio) dengan cara memasukkan merk kami di suatu acara radio di seluruh
Jember; membuka stand pada event tertentu misalnya Jember Expo, Batik Expo,
dan wisuda event lain sebagainya; menggunakan media internet berupa membuka
toko online melalui blog, facebook, twiteer sehingga ruang lingkup produk kami
lebih luas menuju mangsa pasar mancanegara.

Sasaran pemasaran produk kami adalah mahasiswa, karyawan, dosen dan


masyarakat sekitar kampus Universitas Jember. Produk ini dapat dikonsumsi oleh
semua umur dan semua gender. Produk ini tidak hanya dikonsumsi untuk
pencegahan dan pengobatan penyakit kanker namun dapat dihidangkan pula
sebagai minuman ringan yang menyegarkan bagi konsumen.
Personil dari usaha pemanfaatan bunga rosella ini terdiri dari 4 orang
dengan spesifikasi 1 orang sebagai ketua pelaksana, 1 orang sebagai bendahara
serta 2 orang lainnya sebagai pelaksana dibantu dengan ketua pelaksana dan
bendahara. Tugas dari ketua pelaksana adalah memanajemen usaha mulai dari
proses produksi hingga aspek pemasaran. Tugas dari bendahara disisni adalah
sebagai pencatat keluar masuknya anggaran dana selama proses produksi hingga
pemasaran produk. Pelaksana bertugas untuk membuat produk serta memasarkan
produk.
a.

Produk (Product)
Usaha yang kami kembangkan disini adalah dengan memanfaatkan bunga

rosela yang diekstraksikan menjadi selai dan sirup yang memiliki manfaat
mencehgah dan untuk pengobatan penyakit kanker. Produk yang ditawarkan
terdiri 2 bentuk yaitu dalam bentuk minuman serta dalam bentuk kering siap
seduh.
b.

Harga (Price)
Harga yang ditawarkan pada produk selai rosela yaitu Rp 12.000./

kemasan untuk produk siap saji sedangkan produk kemasan siap seduh untuk
sirup 1 botol 250 ml seharga Rp. 7.500/botol. Walaupun harganya murah tapi
produk ini memiliki mutu dan kualitas yang tidak kalah dengan produk sejenis
yang ada di pasaran. Harga ini sudah dinilai cukup terjangkau dan telah
disesuaikan dengan kondisi perekonomian yang ada pada kalangan mahasiswa di
lingkungan Universitas Jember pada khususnya dan masyarakat di wilayah
Kabupaten Jember pada umumnya. Selain itu kita juga menjual bunga rosela
kering seharga Rp. 9.000/bungkus (1 bungkus = ons).

BAB 2 PELAKSANAAN
2.1 Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan Produksi Selai dan Sirup Rosela berlangsung sejak
awal bulan September 2014 hingga akhir semester 2017.
Sedangkan pelaksanaan berlokasi di unit kerja UKM-K Fakultas Pertanian
Universitas Jember
2.2 Pelaksana
Project work ini dilakukan oleh 3 mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Jember semester 2 tahun angkatan 2013, dengan struktur organisasi
sebagai berikut :
Penanggung jawab
Dosen pembimbing
Ketua pelaksana
Sekretaris
Bendahara

:
:
:
:
:

Dr.Ir jami januar


Prof.Ir.Wiwiek Sri Wahyuni ,MS.,ph.D
Ir. Hari Purnomo, Msi, Phd
Febry Pratama
Iwan Kurniawan

2.3 Teknik Pelaksanaan


A. Teknik Budidaya
1. Persiapan lahan
Persiapan lahan untuk menanam rosella sama seperti tanaman tahunan
lainnya. Sebelum dilakukan penanaman, lahan yang akan digunakan harus diolah
terlebih dahulu. Agar perakaran dapat berkembang dengan baik dilakukan
pengolahan tanah yang agak dalam. Jika benih langsung ditanam, lubang tanaman
dapat dibuat langsung pada saat tanam dengan menggunakan tugal yang terbuat
dari kayu bulat berdiameter 20 cm. Tanah dicampur dengan pupuk dasar berupa
pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha. Lahan dilarik dengan jarak antar larik
1,5 m. Dibuat alur atau bedengan setinggi 15-20 cm.

2. Persiapan bahan tanaman


Rosella dapat dibiakkan dengan cara vegetatif (setek batang) atau cara
generatif (biji). Namun perbanyakan tanaman rosella merah biasanya dilakukan
secara generatif dengan biji. Untuk mempercepat perkecambahan, biji rosella
direndam terlebih dahulu dengan air selama 24 jam, kemudian baru dipilih biji
yang tenggelam untuk ditanam.

3. Pembibitan
Benih rosella merah dapat langsung ditanam di lapangan atau
dipindahtanamkan. Pada sistem penanaman langsung, benih ditanam 2-3 butir per
lubang tanam sedalam 0,5 cm. Setelah bibit berdaun 2-4 helai, dilakukan
penjarangan dengan memilih satu tanaman yang menunjukkan pertumbuhan
terbaik.
4. Penanaman di polibag
Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosella dapat pula ditanam
di polibag besar (paling sedikit menggunakan 10 kg media tanam). Media tanam
yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk organik seperti pupuk
kandang atau pupuk kompos dengan perbandingan 4:1. Penanaman di polibag
memiliki produktivitas lebih rendah daripada ditanam di lapangan.
5. Jarak tanam
Tanaman rosella yang ditanam dengan jarak yang rapat menyebabkan
tanaman saling menaungi sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih tinggi,
tetapi produksi kelopak per tanaman menurun. Cabang-cabang yang saling
menaungi akibat jarak tanam yang terlalu rapat membuat pertumbuhan tanaman
menjadi kurang optimal dengan diameter cabang dan ukuran kelopak bunga lebih
kecil serta warna kelopak lebih pucat. Sedangkan cabang bagian atas yang terkena
cahaya matahari penuh tidak mengalami gangguan seperti disebutkan di atas.
6. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk rosella bervariasi antara daerah dan negara.
Rosella sangat responsif terhadap pemberian nitrogen. Pupuk N berpengaruh pada
fase awal pertumbuhan rosella karena Nitrogen berperan mendorong pertumbuhan
vegetatif, yang berkolerasi dengan produksi kelopak bunga. Namun, pemberian
pupuk amonia yang berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif menjadi
pesat, tetapi produksi buah menurun. Dosis pupuk Nitrogen dan Kalium
mempengaruhi kandungan antosianin, vitamin C dan karbohidrat kelopak bunga.
Pupuk P selain mempengaruhi pertumbuhan akar juga mendorong pembentukan
bunga.
7. Pengendalian hama

Sebagai kompetitor cahaya, air dan hara, gulma perlu dikendalikan,


terutama pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan setelah
tanam. Pada fase awal penanaman, rosella tumbuh relatif cepat. Setelah berumur
lebih dari 60 hari, rosella tumbuh dengan lambat dan mulai membentuk kelopak
serta bakal biji. Karena itu, lahan perlu disiangi sampai umur 6-7 minggu setelah
tanam. Hama tanaman utama yang menyerang rosella adalah nematoda
(Heterodera rudicicola) yang menyerang batang dan akar, sementara hama
lainnya adalah belalang yang biasa menyerang daun rosella (Gunawan, 2009).
B. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
Kelopak rosella dapat dipanen saat biji telah tua (umur 3-4 minggu) yang
ditandai dengan kulit pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan sedikit
terbuka atau membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena
kelopak sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari
rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu
jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut dan diganti dengan pohon rosella
yang baru. Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih
lalu dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yang
berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan saat direndam
dengan air panas warna merah dan rasa asamnya cepat larut. Setiap pohon dapat
menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah atau 20-100 gram kelopak
kering dan biji kering 2-3 x bobot kelopak (Anonim, 2007).

Gambar : bunga rosela yang siap di panen

2. Pasca Panen
Pengelolaan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat produk
tanaman obat menjadi simplisia yang siap dikonsumsi oleh masyarakat umum,
industri

obat

ataupun

untuk

tujuan

eksport.

Kegiatan

yang

meliputi

prosesing/pengelolaan bahan sesaat setelah panen sampai tahap penyimpanan


dengan tujuan agar diperoleh simplisia yang berkualitas serta tetap stabil selama
penyimpanan. Pengelolaan pasca panen tersebut meliputi :
1. Pengumpulan bahan baku
2. Sortasi basah
3. Pencucian
4. Penirisan
5. Pengubahan bentuk
6. Pengeringan
7. Sortasi kering
8. Pengepakan dan penyimpanan

BAB 3 RANCANGAN BIAYA


Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kami membutuhkan dana pendukung
sebesar Rp. Rp. 2.351.000 dengan perincian biaya sebagai berikut :

Bahan

Tabel 1. Biaya Tetap


Jumlah
Harga per
unit (Rp)

Harga
total

Penyaring
blender
Pisau
Kerannjang
plastik
Panci
Total biaya tetap

2 buah
1 buah
4 buah
5 buah

3.500
125.000
10.000
55.000

2 buah

150.000

(Rp)
7.000
125.000
40.000
50.000
300.000
522.000

Tabel 2. Biaya Penyusutan


Umur
Bahan
Ekonomis
Penyaring
blender
Pisau
Keranjang
plastik
panci
Total biaya penyusutan

Biaya Penyusutan
(Rp)
2.000
25.000
15.000
10.000

1
5
1
1
3

20.000
69.000

Tabel 3. Biaya Variable


Jumlah
Bahan

Harga per
unit (Rp)

Jeruk nipis
kg
Garam
kg
Gula pasir
1 kg
Wadah
1 pack
plastik
Total biaya variable

10.000
10.000
12.000
3.500

Harga
total
(Rp)
5.000
7.000
12.000
35.000
59.000

3.1 Analisis Usaha Tani


Biaya variable selama 1 bulan = Rp. 59.000 x 30 kali (1 bulan)
= Rp.1.770.000
Asumsi:

a. Dalam 1 kali produksi menghasilkan 5 kemasan selai, 8 botol sirup, 5 bungkus


rosela kering.
b. Produksi dilakukan setiap hari
c. dalam 1 bulan = 30 kali produksi,
d. dalam waktu 1 bulan = 30 kali produksi = 150 kemasan selai
= 30 kali produksi = 240 botol
= 30 kali produksi = 150 bungkus
4. Investasi Awal

= Rp. 581.000 + 1.770.000


= Rp. 2.351.000

Total Biaya Produksi (TC)


Total Penerimaan (TR)

= Rp. 2.351.000

= PxQ
= Rp.12.000 x 150 kemasan selai
= Rp.1.800.000

Total Penerimaan (TR)

= PxQ
= Rp. 7.500 x 240 botol sirup
= Rp. 1.800.000

Total Penerimaan (TR)

= PxQ
= Rp.7000 x 150 bungkus rosela kering
= Rp.1.050.000

Keuntungan ()

= Rp.1.800.000 + Rp. 1.800.000+ Rp.1.050.000


= Rp. 4.650.000- Rp. 2.351.000
= Rp. 2.299.000

HPP (harga pokok penjualan)

=
= Rp. 1.770.000
150
= Rp.11.800

HPP (harga pokok penjualan)

=
= Rp. 1.770.000
240
= Rp.7.375

HPP (harga pokok penjualan)

=
= Rp. 1.770.000
150
= Rp.11.800

BEP
BEP (Rupiah) =

Total Biaya Tetap


1- Biaya Variabel
Harga jual per unit

522.000
1- 1.770.000
12.000
= 522.000
147,5
= Rp.3.538,1 (selai)
BEP (Rupiah) =

Total Biaya Tetap


1- Biaya Variabel
Harga jual per unit

522.000
1- 1.770.000
7.500
= 522.000
236
= Rp.2.211,9 (sirup)
a. Tingkat pengembalian modal = keuntungan + Penyusutan
x
Investasi Awal
100%
= Rp.2.299.000+ Rp. 69.000
x
100%

Rp. 1.770.000
= 133,8 %

R/C ratio
Penerimaan
R/C =
Biaya total
= Rp. 2.299.000
Rp. 1.770.000
= 1,3

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dikerjakan dengan hasil R/C ratio = 1,3 maka
dapat disimpulkan bahwa kegiatan usaha Produksi Selai dan Sirup Rosela dapat
dinyatakan berhak untuk diusahakan karena R/C ratio > 1 yang artinya usaha ini
menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai