Anda di halaman 1dari 8

HOTSON TOGATOROP

DBD 113 107

SAMULA BERKATNU

DBD 113 109

GATOT BELLA SURADNYANA

DBD 113 113

JUMATRI GOWO

DBD 113 116

YOSUA VICTORY

DBD 113 117

SUANDI V.F

DBD 113 136

WILDANUL KHADIK

DBD 113 143

M. RAIS ALJAMIL

DBD 113 180

JAN YOEL F.

DBD 113 183

Teori pembentukan batubara


Batubara : merupakan campuran dari beberapa macam
zat ( zat
organik, an organik dan air), yang
mengandung unsurunsur carbon, hydrogen dan
oksigen dalam suatu ikatan
kimia bersama-sama
dengan sedikit sulfur dan nitrogen.
Proses pembentukan batubara terdiri atas 2 tahap :
1. Biokimia : dengan bantuan mikro organisme
(bakteri an
aerob).
2. Geokimia : dibantu oleh proses geologi
Gambut : merupakan masa yang dihasilkan pada tahap
paling awal dari proses pembentukan batubara.
Faktor-2 yang mempengaruhi pembentukan gambut :
1.
Evolusi tumbuhan :
Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara,
mengalami proses evolusi yang sangat panjang mulai
zaman Devon. Sisa tumbuhan pembentuk batubara
kadang-kadang mudah dikenal dibawah mikroskop.

Iklim
Iklim tropis memungkinkan gambut yang terbentuk lebih
banyak, karena kecepatan pertumbuhan dari berbagai tumbuhtumbuhan lebih besar, dan variasi tumbuhan juga lebih banyak.
Daerah dengan iklim sedang relative berkurang zat haranya,
sehingga kecepatan tumbuh juga berkurang.

Daerah dengan
iklim

Tinggi pohon rata-rata (m)

Tropis

7-9

Sedang

5-6

Untuk daerah dengan iklim tropis, maka temperatur air rawa lebih
hangat dibanding temperatur air rawa daerah iklim sedang,
sehingga kecepatan tumbuh tanaman lebih besar didaerah
tropis serta menghasilkan tumbuhan dengan batang kayu
besar-besar. Akibatnya banyak lapisan batubara yang
ketebalannya cukup besar. Akhir-akhir ini banyak ditemukan
lapisan gambut di daerah tripis dengan tebal > 30 m.
3. PALEO GEOGRAFI DAN TEKTONIK.
Paleogeografi : merupakan cekungan kuno (rawa) tempat
terbentuknya batubara.
Syarat terbentuknya formasi batubara :
* Kenaikan secara lambat muka air tanah ( penurunan dasar
rawa lambat).
* perlindungan rawa terhadap pantai atau sungai.
* Kalau muka air tanah naik secara cepat (penurunan dasar
rawa cepat) maka kondisi rawa akan berubah menjadi danau

Dan akan terjadi endapan batubara limnic dan paralic ( yang


berupa lapisan lempung, napal dan gamping yang berada
diatas lapisan batubara).
Jika penurunan dasar rawa lambat, maka tumpukan tumbuhan
yang mati akan mengalami oksidasi dan tererosi oleh air
sungai.
a. Paleogeografi.
Jika air tanah cukup tinggi dan berlangsung lama, maka
daerah dengan padang rumput tanpa adanya pohonpun bisa
terjadi gambut.
Berdasarkan posisi geografi, endapan batubara dibedakan :
paralis ( tepi pantai)
Limnis (tepi danau)

b. Struktur tektonik
Rawa gambut di daerah subsidence menghasilkan batubara
dengan banyak lapisan. Endapan seperti ini biasanya
terendapkan pada foredeep ( bagian depan pegunungan
lipatan).
Ciri-ciri khas batubara foredeep :
Terdapat banyak lapisan batubara yang tipis ( > 2 m)
dengan penyebaran yang luas, berselang-seling dengan
sediment marin.

Penyusun Batubara
Konsep bahwa batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat
dengan ditemukannya cetakan tumbuhan di dalam lapisan
batubara. Dalam penyusunannya batubara diperkaya
dengan berbagai macam polimer organik yang berasal dari
antara lain karbohidrat, lignin, dll. Namun komposisi dari
polimer-polimer ini bervariasi tergantung pada spesies dari
tumbuhan penyusunnya.
Lignin
Lignin merupakan suatu unsur yang memegang peranan
penting dalam merubah susunan sisa tumbuhan menjadi
batubara.
Karbohidrat
Gula atau monosakarida merupakan alkohol polihirik yang
mengandung antara lima sampai delapan atom karbon.
Protein
Protein merupakan bahan organik yang mengandung
nitrogen yang selalu hadir sebagai protoplasma dalam sel
mahluk hidup.

Kelas dan Jenis Batubara


Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh
tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima
kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
Antrasit : kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan
(luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C)
dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air
8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang
di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh
karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan
dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang
mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori
yang paling rendah

Anda mungkin juga menyukai