Laporan Awal RIS Benteng
Laporan Awal RIS Benteng
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini sampah menjadi salah satu permasalahan besar
disetiap negara. Timbunan sampah akan terus bertambah seiring
dengan pertumbuhan populasi manusia serta semakin tinggi dan
kompleksnya kegiatan manusia. Timbunan sampah yang semakin
besar dari hari ke hari akan mengurangi ruang dan mengganggu
aktivitas manusia sehingga menurunkan kualitas hidup manusia
karena permasalahan timbulan sampah.
Sampah
terbuang
manusia
pada dasarnya
merupakan
suatu
proses-proses
sumber
alam
hasil
aktivitas
penanganannya,
baik
untuk
membuang
atau
pengendalian
LAPORAN PENDAHULUAN
1-1
terhadap
sampah.
Penanganan
dan
pengendalian
dengan
sampah
akan
semakin
menjadi
semakin
kompleksnya
jenis
kompleks
maupun
dan
kompisisi
rumit
dari
efisiensi
yang
efektifitas
dan
pengelolaan
sampah
yang
bertumpu
pada
LAPORAN PENDAHULUAN
1-2
diwajibkan
untuk
menyelenggarakan
penanganan
pembangunan
bidang
persampahan
yang
perencanaan
penanganan
sampah
jangka
LAPORAN PENDAHULUAN
1-3
Pemerintah
masih
ada
proses
yang
berlangsung
dan
LAPORAN PENDAHULUAN
1-4
di
LAPORAN PENDAHULUAN
1-5
Kecamatan
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba
Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok
Kelapo
Pondok
Kubang
Pematang
Tiga
Bang Haji
Total
Kelurhan/Des Kelurahan/Des
Definitif
a Persiapan
11
4
13
5
13
1
Jumlah
15
18
14
10
12
11
10
10
3
5
2
14
15
12
15
17
10
13
10
112
2
29
12
142
kondisi
kependudukan
di
Indonesia
pada
LAPORAN PENDAHULUAN
1-6
Kecamatan
Luas Wilayah
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba
Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kelapo
Pondok
Kubang
Pematang
Tiga
Bang Haji
Total
Penduduk
Kepadatan
93,62
137,47
148,38
13.184
11.406
10.991
140,81
82,97
74,07
98,42
6.351
64,52
188,57
99,42
92,00
165,20
5.779
5.706
25.613
8.012
30,64
57,39
257,62
48,49
129,64
6.784
52,32
70,71
1.223,94
6.029
99.855
85,26
81,58
diatas,
telah
diuraikan
dalam
Latar
Belakang
dari
Rencana
Induk
Sistem
Pengelolaan
meliputi
aspek teknis
operasional,
keuangan
dan
pembiayaan
dan
peran
serta
LAPORAN PENDAHULUAN
1-7
menjadi
barang
yang
memiliki
nilai
ekonomis.
3. Dapat lebih
mensejahterakan
kebersihan.
4. Tersusunnya
konsep
yang
ekonomis
(ekologis).
5. Tersusunnya
pengelolaan
dan
konsep
petugas
pengelola
persampahan
berwawasan lingkungan
pemberdayaan
masyarakat
Terwujudnya
laporan
lengkap
Rencana
Induk
1.4.
LANDASAN HUKUM
Adapun landasan hukum dalam penyusunan Rencana Induk
pembentukan Propinsi
Bengkulu
c.
LAPORAN PENDAHULUAN
1-8
Bengkulu Tengah
d. UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
e. UU No. 18 tahun 1999 Tentang Jasa konstruksi
f.
Hidup
g. Permen PU No. 19/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
h. Permen PU No. 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan sarana Persampahan dalam penanganan
Sampah Rumah tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga
i. Standar
LAPORAN PENDAHULUAN
1-9
PENDEKATAN STUDI
Tahapan
penyusunan
Rencana
Induk
Persamapahan
review
lokasi
pendapat,
studi
terdahulu,
untuk dibangun
analisa
teknis
peninjauan
lapangan
ke
geografis,
beberapa
dikembangkan
pendekatan
konsultan
metodologi
yang
akan
yaitu :
1. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah
2. Pendekatan Penanganan Pekerjaan
3. Pendekatan Kebijakan
4. Pendekatan Kelembagaan
5. Pendekatan Teknis
6. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan.
Pendekatan terhadap pola pikir pekerjaan adalah keterkaitan
kegiatan proyek dengan permasalahan
yang
ingin
yang
berkaitan
2-1
dicapai.
dengan
LAPORAN PENDAHULUAN
kebijakan
persampahan.
Pendekatan
pekerjaan
pekerjaan mulai
tahap
merupakan
persiapan
metode
sampai
metodologi
pelaksanaan
penyelesaian
ini mengacu
akhir.
kepada
2.2.1.
Pendekatan Pola Pikir Pemecahan
Masalah
Pendekatan pola pikir pemecahan masalah yang diuraikan
tidak dapat dipisahkan dari permasalahan
pelayanan
studi,
prasarana
khususnya
yang
berkaitan
persampahan. Permasalahan
ada
pertumbuhan
studi serta
masih
rendahnya
dengan
tersebut
pendudukan
rendahnya
di wilayah
pelayanan
diantaranya
yang cukup
tingkat
pesat
kesadaran
sektor
diakibatkan
di
wilayah
dan partisipasi
satu
meningkatkan
upaya
yang
dilakukan
adalah
persampahan
2-2
LAPORAN PENDAHULUAN
dengan
cara
secara
pertumbuhan
penduduk
yang
tinggi
di
daerah
sampah
menimbun
semakin
dan
membakar)
tidak
layak
untuk
jumlah
sampah
tidak
diimbangi
dengan
perkotaan.
Selain
itu,
anggaran
pengelolaan
yang memenuhi
sosial budaya,
legalitas
kemampuan
lembaga/institusi
pengelola
2-3
LAPORAN PENDAHULUAN
terjadinya
paradigma
perubahan
yang
menginginkan
diberlakukannya
Konsekuensinya
kepentingan
adalah
masyarakat
pemenuhan
tersebut
tuntutan
semakin
diminta
kuat
pemenuhan
dan
proses
dilaksanakan
secara
haknya,
salah
satu
adalah
hak
untuk
menuntut
Pemerintah
untuk
memenuhi
kebutuhan
tersebut.
2. Otonomi Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan tanggung jawab
yang
semakin
memenuhi
besar kepada
kebutuhan
diantaranya
adalah
masyarakat,
pengelolaan
pendelegasian (penyerahan)
Pemerintah
Pemerintah
Daerah
yang
jawab
untuk
salah satu
persampahan.
tanggung
juga
Daerah
Selain
tersebut,
mendapat tambahan
2-4
LAPORAN PENDAHULUAN
Pusat. Pembagian
pendapatan
tersebut
secara
bersamaan
juga
semakin
menyadari
Akibatnya
hak
masyarakat
dan
mungkin
tanggung
saja
akan
dirugikan/
diberlakukannya
jika
UU
Nomor
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen).
2.2.2.3.
Pendekatan
melaksanakan
yang
akan
pekerjaan
digunakan
penyusunan
konsultan
dalam
Rencana
Induk
akan mengacu
pada
2-5
LAPORAN PENDAHULUAN
terhadap
Peraturan
PerUndang-
Pusat
proyek
ini.
Pelaksanaan
pendekatan
kelembagaan
ini khususnya
2-6
LAPORAN PENDAHULUAN
terkait
dengan
dengan instansi
lain,
dengan
demikian
dengan pendekatan
kelembagaan
ini,
Pemberi
Tugas/Pemimpin Proyek,
daerah,
agar
kebutuhan
Tim Teknis,
dan
aspirasi
dan aparat di
daerah
dapat
akan
sangat
membantu
kelancaran
dan
keberhasilan
dan
2-7
daerah
untuk
LAPORAN PENDAHULUAN
menghindari
kesalahan,
baik
dengan
dalam
masing-masing
pihak
yang
terlibat
dalam
rencana
kerja
dan
jadwal
pelaksanaan
sistem
komunikasi
yang
efektif
dan
2.2.5.
Pendekatan Teknis
1. Fisik Wilayah
Pendekatan terhadap daerah studi dalam hal ini yuridiksi
wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah
mengetahui kondisi dan
merencanakan
sistem
mempertimbangkan
karakteristik
pengelolaan
topografi,
Wiayah. Dalam
persampahan
hidrologi,
harus
klimatologi
dan
2-8
LAPORAN PENDAHULUAN
pada
musim
hujan
dan
kemarau
dan
struktur
lapisan
tanah
akan
antara
lain
struktur
organisasi
per
tahun
dan
Perkiraan
laju pertumbuhan
kepadatan
penduduk.
menurut RUTRK/Renstra,
dsb.
c. Data demografi ini akan diambil dari data statistik
Kabupaten Bengkulu Tengah edisi terakhir.
d. Distribusi kegiatan lokasi proyek, terdiri dari beberapa
sektor antara lain pertanian, perdagangan, peternakan,
pegawai, buruh dan tata guna lahan dalam berbagai
kategori.
e. Prasarana
dan
Sarana
Umum
yang
dimiliki
oleh
2-9
LAPORAN PENDAHULUAN
perkantoran,
pendidikan,
tempat
lingkungan
dan Rencana
akan menjadi
acuan bagi
penyusunan
perencanaan
teknis
manajemen
persampahan
ini dapat
terintegrasi
dan
dengan rencana
2-10
LAPORAN PENDAHULUAN
di
waktu mendatang,
berbagai
sektor
ekonomi
berbagai
serta
yang
meliputi
kegiatan
kegiatan
pelayanan
dan
usaha
dengan
lingkungan
hidup
juga
fasilitas Wiayah
bentuk
tersebut
di atas
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Pengelolaan persampahan Kabupaten Bengkulu Tengah dan
Wiayah lain
Ditinjau
persampahan
segi
meliputi
pembuangan akhir.
2-11
LAPORAN PENDAHULUAN
teknik
operasionalnya,
pengelolaan
dapat
berdiri
sendiri,
melainkan
saling
pengaruh
sampah
suatu
kumpulkan,
pembuangan
adalah
cara penampungan
dipindahkan,
diangkut
dan
sampah
dibuang
sebelum di
ke
tempat
menghindari
terjadinya
mengganggu
lingkungan
sampah
yang
berserakan
sehingga
kebersihan
dan
estetika.
Pewadahan
dapat
dikelompokkan
sebagai
pewadahan
2-12
LAPORAN PENDAHULUAN
yang diterapkan,
dimana
Gambar 2.1:
PEWADAHAN
PENGUMPULAN
PEMINDAHAN &
PENGANGKUTAN
PENGOLAHAN /
UPS
Cara-cara
dengan
baik
pelayanan
ataupun
oleh
sistem
pewadahan
sampah
dikelola
merupakan
faktor
penunjang
keberhasilan
operasi
mau
membuang
sampah
kedalamnya,
dan pewadahan
itu
hal-hal
yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
yang
harus
memenuhi
persyaratan
praktis,
2-13
LAPORAN PENDAHULUAN
penentuan
sampah
ukuran
biasanya
(volume)
ditentukan
berdasarkan:
a. Jumlah penghuni dalam suatu rumah
b. Tingkat hidup masyarakat
c. Frekuensi pengambilan/ Pengumpulan sampah
d. Sistem pelayanan, individual atau komunal
Berdasarkan tempat sumber timbulannya, bahan dan jenis
wadah sampah padat diuraikan sebagai berikut:
a. Sampah rumah tangga wadahnya dapat berupa:
1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas
2) Tong/bin dari kayu
3) Container besi
4) Kantong plastik
5) Kantong kertas
b. Sampah toko/restoran wadahnya berupa :
1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas
2-14
LAPORAN PENDAHULUAN
suatu
perlengkapannya.
standarisasi
Ukuran
Oleh
ukuran
wadah
karena
itu
perlu
bentuk
serta
tenaga
orang
dan
menggunakan
untuk
mengangkatnya.
menggunaka tenaga
mekanik,
mampu
Sedangkan
ukuran
dan
bagi
wadah yang
berat
penuhnya
penempatan
Untuk
wadah
wadah
sampah
pada
umumnya
yang
belum
pengambilannya
Demikian pula
cara
penempatannya
ada
yang
2-15
LAPORAN PENDAHULUAN
penampungan
sampai
tempat
sampah
sampah
mulai
dari
dari sumber
pengumpulan
tempat
timbulan
sementara/
stasiun
yang
setiap
biasanya
berarti
hari
pengumpulan
sekali.
operasinya
Makin
lebih
sampah
sering
mahal.
dilakukan maksimal
semakin
baik,
Pengumpulan
namun
umumnya
(pemilik
atau
sampah,
badan
swasta
RT/RW).
Pengikut
mutu
2-16
LAPORAN PENDAHULUAN
Sarana
pengumpulan,
pengangkutan,
pengelolaan
dan
pembuangan
h. Lokasi pembuangan akhirnya
i.
pemindahan
terdapat
pada
pengelolaan
sampah
pengumpulan
dengan
kendaraan
untuk
truk
secara
proses pengumpulan.
yaitu memindahkan
pengangkut.
Mengingat
tingkat
kemampuan
daya tempuh
gerobak
jauh
diperhatikan
dari
sumber
sampah,
adalah pengaruhnya
masalah yang
perlu
2-17
pemindahan
LAPORAN PENDAHULUAN
letaknya
sedemikian
rupa
sehingga
dilakukan
tergantung
dari
container
secara
tipe
manual,
kendaraan
mekanis
atau
campuran,
pengangkutnya.
Pengisian
atau
proses
tersebar. Fungsi
pemindahan,
proses pengendalian
lokasi
pemindahan
penyimpanan
(desentralisasi).
terpusat:
fungsi lokasi
penampungan
sementara
(transfer
station)
atau
kegiatan
pada
penanganan
baiknya kegiatan/
yang diterapkan.
Sarana
sampah
sistim
yang
adalah
pengangkutan
digunakan adalah
2-18
membutuhkan
dibandingkan
LAPORAN PENDAHULUAN
dana/
investasi
dengan kegiatan
yang
paling
pengumpulan
dan
pembuangan akhir.
Pekerjaan pengangkutan pada pokoknya membawa sampah
makin menjauhi daerah sumber. Arah pengangkutan biasanya
relatif jauh keluar dari suatu Wiayah . Dasar alasan adalah
kemungkinan adanya rencana pengembangan Wiayah
masalah
tidak
semua
jalan
sesuai
untuk
dilewati
truk
tanpa
yang
tidak
sesuai
dari
segi
lebarnya
biasanya
truk,
berpengaruh
biasanya
terutama
terhadap
terjadi
saat
melewati
kenyamanan
jalan
disekitarnya.
ramai,
cukup
Kesan kotor
2-19
LAPORAN PENDAHULUAN
Diperuntukan
sedang/kumuh,
banyak
bagi
daerah
pemukiman
ditentukan
oleh pihak
instansi
pengelola
digunakannya
pola
ini adalah
kesulitan
jalan
kendaraan
(sangat sempit,
pengumpul,
sibuk sepanjang
hari, dan
individual,
yang
2-20
LAPORAN PENDAHULUAN
3)
Pada
beberapa
diklasifikasikan
literatur,
pewadahan
termasuk
dalam
proses
proses
penanganan
mengumpulkan sampah
persampahan
dengan
masing-masing
sumber
jalan
cukup
lebar
dan
operasi
tidak
persampahan
dengan cara
2-21
LAPORAN PENDAHULUAN
pemindahan.
Pola
ini
dapat
mengurangi
ketergantungan kebutuhan
membutuhkan
kemampuan
persyaratan
sebagi berikut:
Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan
Bila
menggunakan
alat
pengumpul
non
mesin
jalan
pengumpul
yang
tanpa
memungkinkan
mengganggu
dilalui
pemakai
alat
jalan
lainnya.
Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian
sampah
persampahan
dari
dengan cara
masing-masing
titik
2-22
LAPORAN PENDAHULUAN
timbulan
sampah-sampah
sulit
dijangkau
(gerobak),
kemampuan
peralatan
relatif
menjangkau
pengendalian
rendah,
alat
sumber-sumber
personil
dan
pengumpul
sulit
sampah.
Pola
ini
mempunyai prasyarat:
Peran serta aktif masyarakat tinggi
Wadah komunal dirancang sesuai dengan kondisi,
ditempatkan
lokasi
sesuai dengan
yang
mudah
kebutuhan
dijangkau
dan
oleh
di
alat
pengangkut (truk).
persampahan
dengan cara
komunal
dengan
kebutuhan
pengumpul
2-23
LAPORAN PENDAHULUAN
dan
alat
pengumpul
dirancang
dilokasi
yang
mudah
dijangkau
alat
menggunakan
alat
pengumpul
non
mesin
jalan
yang
memungkinkan
dilalui
alat
2.4.3. Pemindahan
Kegiatan
pemindahan
pengumpulan
alat
bukan
tak
jenis
terdapat
langsung,
truk.
(gerobak/sejenisnya)
pada
pola
yaitu pengumpulan
Sampah
harus
dari
alat
oleh
pengumpul
dipindahkan
ke
truk
pemindahan
terbagi
pemindahan
operasional,
untuk
dapat
lokasi
apabila
dan
merupakan
sulit mendapatkan
pemindahan,
tersebar,
pos
maka
tetapi
lahan
lokasi
akibatnya
pengendali
kosong
pemindahan
kurang
dapat
dikendalikan.
Selain itu, lokasi pemindahan dapat berfungsi pula sebagai
2-24
LAPORAN PENDAHULUAN
penyimpan
sarana
kebersihan,
seperti
gerobak
dan
panjang
dan
lebar
dibuat
sedemikian
rupa
sehingga
truk.
pemuatan
Bila
tidak
langsung
dilakukan
dari
berfungsi
sekitarnya.
pemuatan
sebagai
isolator
Memudahkan
truk
terhadap
keluar
masuk
daerah
dan
container
ini. Setelah
muatannya
penuh
ke
maka container
2-25
LAPORAN PENDAHULUAN
adalah
penting
penentuan
dalam
route
proses
pengangkutan,
menentukan
route
pengangkutan
sampah
dilayani
saat
ini
dan
kemungkinan
timbulan
khususnya
yang
2-26
LAPORAN PENDAHULUAN
hari
dapa diketahui.
dari
setiap
daerah
dapat direncanakan.
pembuangan
akhir
sampah
adalah
untuk
sehingga
menimbulkan
(intermediate
tidak
gangguan
treatment)
atau
seminimal
terhadap lingkungan
maupun
tanpa
diolah
terlebih dahulu.
Kegiatan operasional di pembuangan akhir pada dasarnya
merupakan:
1.
2.
dimaksud
yang
dengan
digunakan
pembuangan
akhir
adalah
2-27
LAPORAN PENDAHULUAN
itu sendiri.
Ada 2 cara pembuangan akhir, yaitu:
1)
Open Dumping
2)
Dilakukan
tempat pembuangan
efisiensi
kegiatan
pemakaian
perataan
lahan,
biasanya
dilakukan
penyakit
(tikus,
lain).
Mengurangi estetika lingkungan.
Landfill
2-28
LAPORAN PENDAHULUAN
sarang-sarang
akhir usia
lapisan tanah.
Diperlukan persediaan tanah yang cukup sebagai
lapisan tanah penutup.
Keuntungan:
1) Dampak
negatif
terhadap
estetika
lingkungan
2-29
LAPORAN PENDAHULUAN
pelapisan
sampah
terhadap
adalah
pengaruh
timbunan
Dimana
komponen
lingkungan
menjadi
salah
satu
SO2,
CO,
HC,
selain itu
dilakukan
pengukuran
intensitas kebisingan.
Secara singkat data iklim dan Kualitas Udara yang
akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Wilayah telaah : daerah studi rencana pembangunan
Unit Pengolahan Sampah (UPS)
b. Paramater: temperatur, curah hujan, jumlah hari hujan
2-30
LAPORAN PENDAHULUAN
Iklim
Udara
Kebisingan
Wilayah
telaah
Sepanjang rencana
UPS dengan jumlah
sampling sebanyak 8
titik
Parameter
Intensitas
kebisingan
Metoda
Sampling dan
Pengukuran
analisa laboratorium langsung
Periode
1 hari
1 hari
Analisis
Kualitas udara akan diukur di lapangan bersamaan dengan
dilakukannya pengukuran iklim mikro dengan menggunakan
alat dan metode analisis sebagaimana
Tabel
kualitas
mutu
pengukuran
dengan baku
udara
Bengkulu Tengah
2-31
pada
Hasil
kualitas
LAPORAN PENDAHULUAN
ambien
2.2.
disajikan
Parameter
Metoda Analisis
Peralatan
1.
Debu
Gravimetri
2.
NOx
Grietz Salzmann
Spektrofotometer
3.
SO2
Pararrosaniline
Spektrofotometer
4.
CO
NDIR
NDIR Anayzer
5.
Pb
Hi-Vol, AAS
6.
HC
Flame Ionization
Gas Chromatograph
7.
Kebisingan
Lokasi
Pemilihan lokasi pengamatan kualitas udara dan kebisingan
akan dilakukan dengan mempertimbangkan
kegiatan,
sebaran
dampak
dan
arah
spesifikasi
angin
dominan.
tapak
proyek
dan
sekitar
dan daerah
sekitarnya.
Lokasi
2-32
LAPORAN PENDAHULUAN
kualitas
air (parameter
fisik,
kimia
dan
bakteriologi)
primer
pengumpulan
Pengumpulan
data
data primer
dengan
membandingkan
penelitian
sebelumnya
di
sekitar
data sekunder
akan
berdasarkan hasil
tapak
lokasi
yang
dan
dianalisis
bakteriologi.
Pemilihan
akan ditentukan
khususnya
dari
kegiatan
parameter
oleh karakteristik
pada
tahap
yang
kegiatan
konstruksi
dan
2-33
LAPORAN PENDAHULUAN
KETERANG
PARAMTER
.
1
UNIT
ALAT/METODA
AN
In-situ
Fisika
Temperatur
TSS
TDS
Mg/l
Mg/l
Pemuaian,Thermom
eter
Gravimetrik
Gravimetrik
pH-Meter
In-situ
KIMIAWI
pH
DO
Mg/l
In-situ
3
4
5
6
7
8
9
BOD5
COD
Klorida (Cl)
Fluorida (F)
Nitrat (N-No3)
Nitrit (N-No2)
Amoniak bebas
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
DO Meter,Modifikasi
winkler
Modifikasi winkler
Titrimetrik
AAS
AAS
metode brusin
Metode sulfanilik
Metode nessler
10
Sulfida
Mg/l
Lab Induk
11
Sulfat (SO4)
Mg/l
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Minyak / lemak
Natrium (Na)
Arsen (Na)
Nikel (Ni)
Barium (Ba)
Besi (Fe)
Mangan (Mg)
Tembaga (Cu)
Timbal (Pb)
Seng (Zn)
Krom total
Detergen
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Tiritmetrik /
Spectrofotometrik
Gravimetrik/
Spectrofotometrik
Ekstraksi
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
Gravimetri,
Spectrofotometrik
2
3
1
2-34
LAPORAN PENDAHULUAN
Lab Induk
Lab Induk
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Lab Induk
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
24
25
inframerah
Spectrofotometri
Spectrofotometrik/
Spectrofotometer
Spectrofotometri
Fenol
Senyawa aktif
biru metilen
posfat
Mg/l
Mg/l
BAKTERIOLOGI
Total koliform
JPT/100 ml
Koliform tinja
JPT/100 ml
26
Mg/l
Lab Induk
Lab Induk
Lab Induk
Lab Induk
Lab Induk
2001
tentang
Pengelolaan
Kualitas
Air
dan
lokasi
dilokasi
rencana
pengambilan
badan
UPS.
kualitas
air
permukaan
aspek
kualitas
air
yakni sebanyak
2-35
LAPORAN PENDAHULUAN
karakteristik
satu Wiayah
dengan Wiayah
tingkat
ekonomi
sosial
penduduk,
iklim
dan
lain-lain.
Rata-rata (%)
79,49
7,8
4,9
Kain / Tekstil
2,7
Karet / Kulit Tiruan
0,4
Plastik
4,0
Logam
1,5
Gelas / Kaca
0,6
Lain-lain (Tanah.batu,pasir)
0,9
Total
100,00
Kadar Air
60,09
Kadar Abu
10,59
Nilai Kalor (Kcal / kg)
1.272,22
Sumber :BPPT,1981
Pada tabel 2.4. dapat dilihat bahwa prosentase sampah yang
terbesar yaitu sampah organik, sebesar 79,49 %. Sampah
organik tersebut dapat membusuk sehingga dapat diolah
untuk dijadikan kompos. Sedang sampah lainnya seperti
plastik, logam,
bentuk
semula
gelas
dapat
sehingga
diolah
kembali
menjadi
2-36
LAPORAN PENDAHULUAN
komposisi
dengan pemilihan
dan pemanfaatan
tanah.
Untuk
kimia sampah
alternatif
pengolahan
mengetahui kandungan
unsur kimia
yang terdapat dalam sampah dapat dilakukan analisa dan
percobaan di laboratorium.
Pada sistem Sanitary Landfill dan Open Dumping, informasi
mengenai komposisi kimia sampah dimanfaatkan untuk
mengetahui tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh
leachate
terhadap
penghumusan,
mengetahui
air
informasi
tanah.
ini
Sedang
sangat
pada
proses
berguna
untuk
komposisi
kimia sampah
terdiri
dari unsur
2-37
LAPORAN PENDAHULUAN
Kepadatan Sampah
Kepadatan sampah menyatakan berat sampah persatuan
volume.
Pada
kepadatan
sistem
sampah
Sanitary
Landfill,
diperlukan
untuk
informasi
menentukan
maka
25 35
0,4 1,2
1,2 1,6
0,8 1,5
4 -7
12 17
10 - 60
informasi
ini
diperlukan
untuk
kepadatan
sampah
tiap
Wiayah
berbeda
sampai
600 kg/m3.
(Sandra.
Cointerau,
2-38
LAPORAN PENDAHULUAN
Indonesia
Muangtai
Pakistan
India
Singapura
Sandra J.Cointreu, 1982
250
250
500
500
175
sangat
Pusat
didapatkan
penelitian
tahun
1981
karakteristik
yang dilakukan
sampah
di
oleh BPPT,
2-39
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB 3
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
DED,
disusun
organisasi
pelaksanaan
pekerjaan
yaitu
Direksi,
Manager Proyek,
Tim Ahli, dan
Tim pendukung lainnya.
dapat
menjamin
mutu
kepentingan
akan
pekerjaan
diharapkan.
Tugas
dan
hasil
pekerjaan,
berjalan
tanggung
lancar
jawab
di
samping
seperti
serta
yang
wewenang
3-1
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Penanggung
jawab
utama
pekerjaan
terutama
dalam
lain
dalam
perusahaan,
baik
yang
3-2
proyek
(RIS)
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan
Kabupaten
Rencana
Bengkulu
Tengah
Induk
dapat
yang
rencana
ada
teknis
untuk
Rencana
disesuaikan
Induk
dengan
3-3
LAPORAN PENDAHULUAN
dalam
sebagai
dasar
penyusunan
RIS
untuk
Ahli Sipil
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari Ahli Prasarana
Wilayah adalah sebagai berikut :
a. Mewakili tim konsultan/perusahaan dalam pelaksanaan
proses kegiatan.
b. Mengamati
potensi
pengadaan
prasarana
yang
atas
perkembangan
volume
sampag
di
dalam
rangka
penyediaan
TPA
di
3-4
LAPORAN PENDAHULUAN
karakteristik
sosial
sosial
budaya
masyarakat
budaya
masyarakat
masyarakat
yang
terkait
dengan
upaya
tim
konsultan/perusahaan
proses kegiatan.
b. Mengumpulkan data
dalam
pelaksanaan
potensi
3-5
LAPORAN PENDAHULUAN
dan
prioritas
perbaikan
tim
konsultan/perusahaan
proses kegiatan.
b. Mengumpulkan data
dan
informasi,
dalam
pelaksanaan
khususnya
potensi
3.3. PELAKSANAAN
3-6
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan
Rencana
Induk
Persampahan
(RIS)
secara
baik kuantitatif
3-7
LAPORAN PENDAHULUAN
melalui
disusun
Laporan
Hasil
Survey
(LHS).
Hal
ini
analisis
data
dengan
beberapa
metode
dan
3-8
LAPORAN PENDAHULUAN
dilaksanakan
di
Kabupaten
Bengkulu
Tengah
Provinsi
Bengkulu.
diawali
dengan
tahap
penyusunan tim
2. Melakukan identifikasi lokasi sungai
3. Survei lapangan
4. Analisis Data
3-9
LAPORAN PENDAHULUAN
persiapan
yaitu
berupa
URAIAN
Persiapan
Pelaksanaan Survey
- Survey Kepustakaan/
Instansional
- Survey Lapangan
Penyusunan LHS
Analisis
Pelaporan
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Antara
- Laporan Draft Akhir
- Diskusi / Seminar Draft
- Laporan Akhir dan Perbaikan
- Evaluasi
LAPORAN PENDAHULUAN
3-10
Bulan 2
4
Bulan 3
4
PENGGUNAAN
ANGGARAN
DIREKTUR
TEAM LEADER
Dinas PU Kab.
Bid. Seluma
Tata Lingkungan Peng. Kota dan Wilayah
Bidang Tata Ruang
TA.
Lingkungan
TA
Sipil
TA.
Lainnya
Staf Pendukung : Adm, Ka. Juru Ukur, Juru Ukur, Juru Gambar, Operator
Komputer, OP Auto CAD, SPSS, Pesuruh, Tenaga Lokal
LAPORAN PENDAHULUAN
3-11
Ahli
Lainnya
Ahli
Ahli
Lingkungan
Surveyor
Sipil
Ahli
Perencanaan Wilayah
Adminsitrasi
Office Boy
Drafter
Operator Comp
LAPORAN PENDAHULUAN
3-12
LAPORAN PENDAHULUAN
3-11