Anda di halaman 1dari 61

Penyusunan Rencana Induk Persampahan

Kabupaten Bengkulu Tengah

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini sampah menjadi salah satu permasalahan besar
disetiap negara. Timbunan sampah akan terus bertambah seiring
dengan pertumbuhan populasi manusia serta semakin tinggi dan
kompleksnya kegiatan manusia. Timbunan sampah yang semakin
besar dari hari ke hari akan mengurangi ruang dan mengganggu
aktivitas manusia sehingga menurunkan kualitas hidup manusia
karena permasalahan timbulan sampah.
Sampah
terbuang
manusia

pada dasarnya

atau dibuang dari


maupun

merupakan
suatu

proses-proses

suatu bahan yang

sumber

alam

hasil

aktivitas

yang tidak mempunyai

nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negatif karena


dalam

penanganannya,

baik

untuk

membuang

atau

membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar.


Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian
mendesak di Wiayah - Wiayah di Indonesia, sebab apabila tidak
dilakukan dengan penanganan yang baik akan mengakibatkan
terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan
atau tidak diharapkan, sehingga dapat mencemari lingkungan,
baik

terhadap tanah, air dan udara. Oleh karena itu untuk

mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan penanganan


dan

pengendalian

LAPORAN PENDAHULUAN

1-1

terhadap

sampah.

Penanganan

dan

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

pengendalian
dengan
sampah

akan

semakin

menjadi

semakin

kompleksnya

jenis

kompleks
maupun

dan

kompisisi

rumit
dari

sejalan dengan majunya kebudayaan. Oleh karena itu

penanganan sampah di perkotaan relatif lebih sulit dibanding


sampah di desa-desa.
Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah
d i Wiayah tertentu termasuk juga di Kabupaten Bengkulu Tengah
adalah masalah biaya operasional

yang tinggi dan semakin

sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan. Sebagai akibat


biaya operasional yang tinggi, kebanyakan Wiayah - Wiayah di
Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar
60% dari seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian
besar ditangani dan dibuang dengan cara yang tidak saniter, boros
dan mencemari.

Untuk mendapatkan tingkat

efisiensi

tinggi dalam penanganan sampah di Wiayah

yang

efektifitas

dan

tertentu, maka dalam pengelolaannya harus cukup layak.


Paradigma

pengelolaan

sampah

yang

bertumpu

pada

pendekatan akhir yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan


dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah sudah saatnya
ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan
sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber
daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan,
misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku
industri (UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah).

LAPORAN PENDAHULUAN

1-2

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Berdasarkan UU 32 / 2005 tentang Pemerintah Daerah


(perubahan UU No 22 / 1999), dinyatakan bahwa masalah
persampahan telah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Daerah
dan

diwajibkan

untuk

menyelenggarakan

penanganan

persampahan termasuk TPA secara lebih memadai, untuk kondisi


tertentu TPA regional juga wajib dilaksanakan. Berdasarkan PP
16/2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
yang merupakan amanat UU 7/2004 tentang Sumber Daya Air,
mengutamakan penanganan sampah dalam rangka perlindungan
air baku air minum dan mensyaratkan dilakukannya metode
pembuangan akhir sampah dengan metode lahan urug terkendali
(Wiayah sedang/kecil) dan lahan urug saniter (Kota metropolitan
dan besar) dengan mewajibkan zona penyangga di sekeliling TPA
dan memantau kualitas hasil pengolahan leachate.
Perencanaan persampahan merupakan langkah awal dalam
melaksanakan

pembangunan

bidang

persampahan

yang

seharusnya dimiliki oleh semua Wiayah kabupaten sebagai dasar


pengelolaan baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang. Perencanaan tersebut meliputi Master Plan yang dapat
menggambarkan

perencanaan

penanganan

sampah

jangka

panjang dari sumber sampai TPA termasuk skenario kelembagaan


dan perkiraan biaya investasi, Studi Kelayakan untuk menilai
kelayakan suatu kegiatan atau program penanganan sampah dari

LAPORAN PENDAHULUAN

1-3

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

segi teknis, ekonomis dan layak lingkungan serta Perencanaan


Detail yang mempersiapkan rencana pelaksanaan teknis.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana
sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak
mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan.

TPA merupakan tempat dimana

sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan


terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan
fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat
dicapai dengan baik.

Selama ini masih banyak persepsi keliru

tentang TPA yang lebih sering dianggap hanya merupakan tempat


pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyak

Pemerintah

Daerah masih merasa sayang untuk mengalokasikan pendanaan


bagi penyediaan fasilitas di TPA yang dirasakan kurang prioritas
dibanding dengan pembangunan sektor lainnya. Di TPA, sampah
masih mengalami proses penguraian secara alamiah dengan
jangka waktu panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara
cepat, sementara yang lain lebih lambat; bahkan ada beberapa
jenis sampah yang tidak berubah sampai puluhan tahun; misalnya
plastik. Hal ini memberikan gambaran bahwa setelah TPA selesai
digunakanpun

masih

ada

proses

yang

berlangsung

dan

menghasilkan beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan.


Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah
ditutup.

LAPORAN PENDAHULUAN

1-4

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Salah satu Kabupaten dari 9 Kabupaten dan Wiayah

di

Propinsi Bengkulu adalah Kabupaten Bengkulu Tengah. Kabupaten


Bengkulu Tengah dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2008. Kabupaten Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan
salah satu daerah di wilayah propinsi Bengkulu. Daerah ini
beribukota di Karang Tinggi. Luas Kabupaten Bengkulu Tengah
adalah 1.123,94 Km2. Yang terdiri dari 10 Kecamatan, 112 Desa
Definitif, 1 Kelurahan, dan 30 Desa Persiapan. Kondisi geografisnya
sebagian besar merupakan dataran dengan ketinggian 0-150 m
dpl , sedangkan dibagian timur topografinya berbukit - bukit
dengan ketinggihan 541 m dpl.
Sebagai kabupaten baru, Bengkulu Tengah memerlukan
penambahan pegawai yang ditempatkan di sejumlah satuan kerja
di bawah pemerintah kabupaten. Pada akhir tahun 2011, terdapat
3275 pegawai negeri sipil yang bekerja di pemerintah kabupaten
Bengkulu Tengah. Jumlah ini meningkat 7 persen atau 218 pegawai.
Penambahan ini tidak signifikan dikarenakan adanya moratorium
atau penghentian sementara penerimaan pegawai negeri sipil
secara nasional. Di antara pegawai negeri sipil di lingkungan kerja
Kabupaten Bengkulu Tengah, 48 persennya adalah perempuan. Hal
ini menunjukkan adanya kesetaraan gender dalam penerimaan PNS
di kabupaten Bengkulu Tengah.
Tabel 1.1. Kelurahan dan Desa Kabupaten Bengkulu
Tengah

LAPORAN PENDAHULUAN

1-5

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Kecamatan
Talang Empat
Karang Tinggi
Taba
Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok
Kelapo
Pondok
Kubang
Pematang
Tiga
Bang Haji
Total

Kelurhan/Des Kelurahan/Des
Definitif
a Persiapan
11
4
13
5
13
1

Jumlah
15
18
14

10

12

11
10
10

3
5
2

14
15
12

15

17

10

13

10
112

2
29

12
142

Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka 2014.


Sebagaimana

kondisi

kependudukan

di

Indonesia

pada

umumnya, di Kabupaten Bengkulu Tengah juga menunjukkkan pola


piramida penduduk muda, artinya, penduduk berusia muda lebih
besar daripada penduduk usia tua. Hal ini berkaitan dengan masih
tingginya angka kelahiran dan kecilnya angka kematian bayi dan
penduduk usia muda. Jumlah penduduk terbanyak berada di
Kecamatan Pondok Kelapa. Hal ini dikarenakan kecamatan ini
merupakan tempat tujuan transmigrasi pada era Orde Baru. Ribuan
keluarga dari Pulau Jawa telah bermukim selama puluhan tahun di
kecamatan ini.
Tabel 1.2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kab Benteng

LAPORAN PENDAHULUAN

1-6

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Kecamatan

Luas Wilayah

Talang Empat
Karang Tinggi
Taba
Penanjung
Merigi
Kelindang
Pagar Jati
Merigi Sakti
Pondok Kelapo
Pondok
Kubang
Pematang
Tiga
Bang Haji
Total

Penduduk

Kepadatan

93,62
137,47
148,38

13.184
11.406
10.991

140,81
82,97
74,07

98,42

6.351

64,52

188,57
99,42
92,00
165,20

5.779
5.706
25.613
8.012

30,64
57,39
257,62
48,49

129,64

6.784

52,32

70,71
1.223,94

6.029
99.855

85,26
81,58

Sumber : Bengkulu Tengah Dalam Angka 2014.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Sebagaimana
tersebut
diuraikan

diatas,

telah

diuraikan

dalam

Latar

Belakang

maka maksud dan tujuan dari pekerjaan ini

untuk membuat perencanaan penyusunan Rencana

Induk Persampahan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Tujuan

dari

pekerjaan Pe r e n c a n a a n Penyusunan Persamapahan Kabupaten


Bengkulu Tengah adalah sebagai berikut:
1. Tersusunnya

Rencana

Induk

Sistem

Pengelolaan

sampah yang memuat rencana umum pengelolaan


persampahan
hukum

meliputi

aspek teknis

operasional,

dan peraturan, kelembagaan dan institusi,

keuangan

dan

pembiayaan

dan

peran

serta

masyarakat dan swasta.


2. Dapat menghasilkan nilai tambah hasil pemanfaatan
sampah

LAPORAN PENDAHULUAN

1-7

menjadi

barang

yang

memiliki

nilai

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

ekonomis.
3. Dapat lebih

mensejahterakan

kebersihan.
4. Tersusunnya

konsep

yang

ekonomis

(ekologis).
5. Tersusunnya

pengelolaan

dan

konsep

petugas

pengelola

persampahan

berwawasan lingkungan

pemberdayaan

masyarakat

dalam pengelolaan kebersihan Wilayah.


6. Tersusunnya konsep pemberdayaan kelembagaaan,
peraturan daerah dan investasi serta pembiayaan
pengelolaan persampahan secara terpadu.

1.3. KELUARAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Keluaran dari pekerjaan perencanaan ini adalah :
a.

Terwujudnya

laporan

lengkap

Rencana

Induk

Persamapahan Kabupaten Bengkulu Tengah.


b. Perancangan Tapak TPA Kabupaten Bengkulu Tengah
c. Gambar Kerja Lengkap
d. Rencana Anggaran Biaya
e. Penyusunan Rencana Kerja dan syarat-syarat.

1.4.

LANDASAN HUKUM
Adapun landasan hukum dalam penyusunan Rencana Induk

Persampahan ini adalah :


a. UU No. 32 Tentang Pemerintahan Daerah.
b.

UU No. 9 Tahun 1967 Tentang

pembentukan Propinsi

Bengkulu
c.

UU No. 3 tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten

LAPORAN PENDAHULUAN

1-8

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Bengkulu Tengah
d. UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
e. UU No. 18 tahun 1999 Tentang Jasa konstruksi
f.

UU No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup
g. Permen PU No. 19/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
h. Permen PU No. 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan sarana Persampahan dalam penanganan
Sampah Rumah tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga
i. Standar

Nasional Indonesia (SNI). Bidang Persampahan.

Departemen Pekerjaan Umum.

LAPORAN PENDAHULUAN

1-9

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

BAB 2. METODOLOGI PENDEKATAN DAN PROGRAM


KERJA
2.1.

PENDEKATAN STUDI
Tahapan

penyusunan

Rencana

Induk

Persamapahan

Kabupaten Bengkulu Tengah ini dimulai dari pengumpulan data dan


informasi,
alternatif
jajak

review
lokasi

pendapat,

studi

terdahulu,

untuk dibangun
analisa

teknis

peninjauan

lapangan

ke

tempat pembuangan akhir ,


operasional, analisa

geografis,

analisa ekonomi, analisa sosial-budaya.


2.2. KONSEP PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Ada

beberapa

dikembangkan

pendekatan

konsultan

metodologi

yang

akan

untuk melaksanakan pekerjaan ini

yaitu :
1. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah
2. Pendekatan Penanganan Pekerjaan
3. Pendekatan Kebijakan
4. Pendekatan Kelembagaan
5. Pendekatan Teknis
6. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan.
Pendekatan terhadap pola pikir pekerjaan adalah keterkaitan
kegiatan proyek dengan permasalahan
yang

ingin

yang

berkaitan

2-1

dicapai.

Pendekatan kebijakan diperlukan terutama

dengan

LAPORAN PENDAHULUAN

yang ada serta sasaran

kebijakan

persampahan.

Pendekatan

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

kelembagaan berhubungan dengan koordinasi antar instansi yang


dibutuhkan. Pendekatan teknis adalah kajian terhadap kriteria atau
metode perhitungan yang akan digunakan. Sedangkan pendekatan
pelaksanaan

pekerjaan

pekerjaan mulai

tahap

merupakan
persiapan

Pada prinsipnya penyusunan

metode

sampai

metodologi

pelaksanaan

penyelesaian
ini mengacu

akhir.
kepada

Kerangka Acuan Kerja, Rapat Penjelasan Teknis serta kemampuan


dan pengalaman konsultan dalam mengerjakan proyeks.

2.2.1.
Pendekatan Pola Pikir Pemecahan
Masalah
Pendekatan pola pikir pemecahan masalah yang diuraikan
tidak dapat dipisahkan dari permasalahan
pelayanan
studi,

prasarana

khususnya

dan sarana dasar lingkungan

yang

berkaitan

persampahan. Permasalahan
ada

pertumbuhan

studi serta

masih

rendahnya

dengan

tersebut

pendudukan
rendahnya

di wilayah

pelayanan

diantaranya

yang cukup

tingkat

pesat

kesadaran

sektor

diakibatkan
di

wilayah

dan partisipasi

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan.


Salah

satu

meningkatkan

upaya

yang

dilakukan

kinerja pelayanan sektor

adalah

persampahan

berkelanjutan melalui pelaksanaan pekerjaan ini.


2.2.2. Pendekatan Penanganan Pekerjaan
2.2.2.1. Persoalan Pengelolaan Persampahan

2-2

LAPORAN PENDAHULUAN

dengan

cara
secara

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Persoalan utama pada pengelolaan sampah terjadi karena


beberapa hal, yaitu :
1. Peningkatan jumlah sampah secara signifikan akibat adanya
perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat akibat
terjadinya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada era
orde baru (sebelum terjadi krisis moneter tahun 1997).
2. Terjadi

pertumbuhan

penduduk

yang

tinggi

di

perWiayah an yang membutuhkan penanganan

daerah
sampah

secara kolektif. Pengelolaan

secara individu (dalam arti

menimbun

semakin

dan

membakar)

tidak

layak

untuk

lingkungan perWiayah an.


3. Pertumbuhan
pertumbuhan

jumlah

sampah

tidak

diimbangi

dengan

pendapatan yang berasal dari masyarakat

penghasil sampah untuk mendanai/membiayai pengelolaan


sampah

perkotaan.

Selain

itu,

anggaran

pengelolaan

persampahan yang berasal dari Pemerintah tidak mencukupi


untuk memenuhi standard pelayanan yang diperlukan.
4. Ketersediaan

lahan untuk TPA sampah

persyaratan (teknis, lingkungan,

yang memenuhi

sosial budaya,

legalitas

kepemilikan, dan aspek keuangan) semakin terbatas.


5. Peningkatan

kemampuan

lembaga/institusi

pengelola

persampahan berjalan dengan lambat sehingga tidak mampu


mengantisipasi persolan yang timbul di masyarakat.

2-3

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

2.2.2.2. Paradigma Baru Pemerintah Indonesia


Reformasi telah mengakibatkan

terjadinya

paradigma

baru Pemerintahan di Indonesia. Adapun paradigma baru tersebut


antara lain adalah :
1. Demokratisasi dan Keterbukaan
Terjadi

perubahan

yang

menginginkan

diberlakukannya

prinsip demokrasi dan keterbukaan pada pemerintahan di


Indonesia.

Konsekuensinya

kepentingan

adalah

masyarakat

pemenuhan

tersebut

tuntutan

semakin

diminta

kuat

pemenuhan
dan

proses

dilaksanakan

secara

transparan. Pengaruh lainnya adalah masyarakat semakin


memahami

haknya,

salah

satu

adalah

hak

untuk

mendapatkan lingkungan hidup yang layak untuk ditempati,


dan

menuntut

Pemerintah

untuk

memenuhi

kebutuhan

tersebut.
2. Otonomi Daerah
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan tanggung jawab
yang

semakin

memenuhi

besar kepada

kebutuhan

diantaranya

adalah

masyarakat,
pengelolaan

pendelegasian (penyerahan)
Pemerintah

Pemerintah

Daerah

yang

jawab

untuk

salah satu

persampahan.

tanggung
juga

Daerah

Selain
tersebut,

mendapat tambahan

pendapatan dari pembagian pendapatan yang selama ini


dikuasai oleh Pemerintah

2-4

LAPORAN PENDAHULUAN

Pusat. Pembagian

pendapatan

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

tersebut

secara

bersamaan

juga

akan diikuti dengan

peningkatan beban pembiaayaan pengelolaan sarana yang


selama ini dibiayai oleh Pemerintah Pusat.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu hasil dari reformasi adalah gerakan pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat akan menyebabkan
masyarakat
jawabnya.

semakin

menyadari

Akibatnya

hak

masyarakat

dan

mungkin

tanggung
saja

akan

menuntut Institusi/ Lembaga pengelola persampahan


merasa

dirugikan/

diberlakukannya

jika

pelayanan kurang memuaskan (akibat

UU

Nomor

Tahun

1999

tentang

Perlindungan Konsumen).

2.2.2.3.

Paradigma Baru Pengelolaan Sampah

Pendekatan
melaksanakan

yang

akan

pekerjaan

digunakan

penyusunan

Persampahan Kabupaten Bengkulu Tengah


sistem

konsultan

dalam

Rencana

Induk

akan mengacu

pada

REDUCE (mengurangi), REUSE (menggunakan kembali),

RECYCLE (mendaur ulang), PARTICIPATION (melibatkan masyarakat)


sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang Undang No.18
Tahun 2008 tentang Persampahan.
2.2.3.Pendekatan Kebijakan
Secara lebih spesifik pendekatan yang akan dilakukan dalam
Penyusunan Rencana Induk Persampahan di Kabupaten Bengkulu

2-5

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Tengah ini, meliputi :


1. Pendekatan

terhadap

Peraturan

PerUndang-

Undangan/Kebijakan yang berlaku baik ditingkat

Pusat

maupun di tingkat Daerah. (seperti : RUTRK, RTRW dan


lain sebagainya yang relevan).
2. Millenium Development Goal (2015).
3. National Action Plan Persampahan
4. Ketentuan Teknis (SNI untuk perencanaan sampah perWiayah
an dan SNI UNJ 03-3241- 1994) tentang Tata Cara Pemilihan
Lokasi TPA Sampah dan cara Weighted Ranking Technique.

2.2.4. Pendekatan Kelembagaan


Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan secara aktif
akan melakukan koordinasi dan membangun kerjasama yang erat
dengan Tim Teknis Pemberi Tugas dan instansi lain yang berkaitan
dengan

proyek

ini.

Pelaksanaan

pendekatan

kelembagaan

dalam kegiatan ini sangat diperlukan mengingat pertimbangan


sebagai berikut :
1. Waktu pelaksanaan pekerjaan ini cukup singkat yaitu 3
(tiga) bulan, dengan demikian dibutuhkan kerjasama dan
koordinasi yang cukup baik dari para pihak yang terkait
dengan pekerjaan

ini khususnya

yang dapat membantu

menyediakan data-data yang dibutuhkan.


2. Kegiatan penyusunan rencana induk persampahan sangat

2-6

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

terkait

dengan

dengan instansi

lain,

dengan

demikian

kegiatan ini dapat dijadikan sebagai sosialisasi program


dan meningkatkan

kerjasama yang komprehensif dalam

pengelolaan persampahan di wilayah studi.


3. Diperkirakan instansi terkait di daerah memiliki rencana
dan program pengelolaan persampahan, dengan demikian
kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penguatan programprogram atau saling melengkapi dengan program-program
lokal yang ada.
Dalam kaitannya
konsultan

dengan pendekatan

kelembagaan

ini,

akan melakukan kerjasama dan koordinasi dengan

Pemberi

Tugas/Pemimpin Proyek,

daerah,

agar

kebutuhan

Tim Teknis,

dan

aspirasi

dan aparat di
daerah

dapat

diakomodasikan. Koordinasi dan komunikasi dalam frekuensi yang


tinggi

akan

sangat

membantu

kelancaran

dan

keberhasilan

perencanaan ini dan setiap permasalahan yang timbul akan dapat


segera diselesaikan.
Dengan seringnya berkoordinasi dan berkomunikasi dengan
pihak Pusat maupun daerah, diharapkan akan memperlancar

dan

mempercepat dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin


akan terjadi. Survey

lapangan dalam rangka mengidentifikasi

permasalahan pengelolaan sampah serta mengidentifikasi daerah


genangan akan lebih baik bila dilakukan bersama-sama
pihak

2-7

daerah

untuk

LAPORAN PENDAHULUAN

menghindari

kesalahan,

baik

dengan
dalam

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan nantinya.


Secara garis besar hal-hal yang perlu dikoordinasikan antara
lain :
1. Menyamakan interpretasi tugas, kewajiban dan tanggung
jawab

masing-masing

pihak

yang

terlibat

dalam

pelaksanaan pekerjaan ini.


2. Mendiskusikan

rencana

kerja

dan

jadwal

pelaksanaan

khususnya pekerjaan survey lapangan.


3. Merencanakan

sistem

komunikasi

yang

efektif

dan

terorganisir antara Konsultan dan Pemberi Tugas/Tim Teknis


serta semua instansi terkait.
4. Prosedur dan perizinan yang diperlukan dari Pemberi Tugas.

2.2.5.

Pendekatan Teknis

1. Fisik Wilayah
Pendekatan terhadap daerah studi dalam hal ini yuridiksi
wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah
mengetahui kondisi dan
merencanakan

sistem

mempertimbangkan

sangat penting, untuk

karakteristik

pengelolaan

topografi,

Wiayah. Dalam

persampahan

hidrologi,

harus

klimatologi

dan

geologi. Kemiringan tanah, tinggi muka air tanah termasuk


pasang surut air, kondisi sungai di saat musim kemarau dan
musim hujan, temperatur dan kelembaban

2-8

LAPORAN PENDAHULUAN

pada

musim

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

hujan

dan

kemarau

dan

struktur

lapisan

tanah

akan

dipelajari dan dipahami yang akan dijelaskan dalam laporan


akhir nantinya.
2. Sosial Ekonomi
a. Kepemerintahan

antara

lain

struktur

organisasi

pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah , pembagian


dan batas wilayah kerja administrasi Kabupaten Bengkulu
Tengah serta luas masing-masing wilayah.
b. Demografi, meliputi jumlah penduduk, laju pertumbuhan
penduduk

per

tahun

dan

Perkiraan

laju pertumbuhan

kepadatan

penduduk.

dan arah penyebaran

penduduk dari tahun ke tahun didasarkan pada data


aktual dan rencana Wiayah

menurut RUTRK/Renstra,

dsb.
c. Data demografi ini akan diambil dari data statistik
Kabupaten Bengkulu Tengah edisi terakhir.
d. Distribusi kegiatan lokasi proyek, terdiri dari beberapa
sektor antara lain pertanian, perdagangan, peternakan,
pegawai, buruh dan tata guna lahan dalam berbagai
kategori.
e. Prasarana

dan

Sarana

Umum

yang

dimiliki

oleh

Kabupaten Bengkulu Tengah antara lain : jaringan listrik,


air minum, telepon dan alat transportasi.
f. Fasilitas yang
dimiliki Kabupaten Bengkulu Tengah,
seperti : pertokoan, perniagaan, hotel/losmen, rumah
sakit/kesehatan,

2-9

LAPORAN PENDAHULUAN

perkantoran,

pendidikan,

tempat

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

ibadah/sosial, perumahan dan sebagainya. Data-data ini


diperlukan untuk menentukan jumlah/kapasitas dan jenis
sampah dan juga diperlukan untuk menentukan skala
pengelolaan individual dan komunal.
g. Pendapatan masyarakat per rumah tangga diperlukan
untuk menentukan tarif retribusi sampah yang akan
diusulkan.
h. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah saat ini dan
perkiraan di tahun mendatang.
3. Kesehatan Masyarakat
Tingkat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh
kebersihan

lingkungan. Untuk mendapatkan

lingkungan

yang bersih, tergantung oleh tersedianya fasilitas sanitasi


yang baik dan memadai. Selain itu juga perlu ditunjang oleh
kemampuan masyarakat dalam menciptakan dan menjaga
kebersihan.
4. Rencana Pengembangan Kabupaten Bengkulu Tengah
Rencana Strategis, Rencana Induk Wiayah
Umum Tata Ruang Wiayah

dan Rencana

yang dimiliki oleh Pemerintah

Kabupaten Bengkulu Tengah

akan menjadi

acuan bagi

penyusunan

perencanaan

teknis

manajemen

persampahan

ini dapat

terintegrasi

dan

dengan rencana

pengembangen sarana dan prasarana lainnya.


Arah dan sasaran pembangunan
dikembangkan

2-10

LAPORAN PENDAHULUAN

di

Wiayah , potensi yang

waktu mendatang,

berbagai

sektor

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

ekonomi
berbagai
serta

yang

meliputi

kegiatan

kegiatan

pelayanan

dan

usaha

dengan

lingkungan

hidup

permasalahannya merupakan salah satu faktor

penting dalam proses penyusunan studi ini. Demikian


halnya dengan rencana pengembangan

juga

fasilitas Wiayah

termasuk sarana dan prasarana pengelolaan pesampahan.


5. Sistem Pengelolaan Eksisting
Pengelolaan persampahan merupakan suatu sistem yang
terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi dan
membentuk satu kesatuan yang mempunyai satu tujuan.
Bentuk interaksi ini mempunyai ketentuan dan peraturan.
Komponen yang mempunyai

bentuk

tersebut

di atas

disebut subsistem. Subsistem tersebut adalah:


a. Organisasi dan Manajemen
b. Teknik Operasional
c. Pembiayaan dan Retribusi
d. Ketentuan dan Peraturan
2.3.

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Pengelolaan persampahan Kabupaten Bengkulu Tengah dan

Wiayah lain
Ditinjau

di Indonesia mempunyai pola yang hampir sama.


dari

persampahan

segi
meliputi

pembuangan akhir.

2-11

LAPORAN PENDAHULUAN

teknik

operasionalnya,

pengelolaan

kegiatan pewadahan sampai dengan

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Operasi bersifat integral dan terpadu karena setiap proses


tidak

dapat

berdiri

sendiri,

melainkan

saling

pengaruh

mempengaruhi secara berantai.


Adapun urutan kegiatan sistem operasional pengelolaan
persampahan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pewadahan sampah
2. Kegiatan pengumpulan sampah
3. Kegiatan pemindahan sampah
4. Kegiatan pengangkutan sampah
5. Kegiatan pengelolaan sampah
6. Kegiatan pembuangan akhir

2.3.1. Pewadahan Sampah


Pewadahan

sampah
suatu

kumpulkan,
pembuangan

adalah

cara penampungan

dipindahkan,

diangkut

dan

sampah
dibuang

sebelum di
ke

tempat

akhir. Tujuan utama dari pewadahan adalah untuk

menghindari

terjadinya

mengganggu

lingkungan

sampah

yang

berserakan

dari segi kesehatan,

sehingga

kebersihan

dan

estetika.
Pewadahan

dapat

dikelompokkan

sebagai

pewadahan

individual serta pewadahan komunal (yang merupakan bagian dari


proses pengumpulan). Pewadahan individual dimaksudkan untuk
menampung sampah dari masing-masing sumber sampah, sesuai
dengan sistem/ pola pengumpulan

2-12

LAPORAN PENDAHULUAN

yang diterapkan,

dimana

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

setiap rumah tangga mempunyai pewadahan individual.

Gambar 2.1:

Skema Kegiatan Operasional Persampahan


TIMBUNAN
SAMPAH

PEWADAHAN
PENGUMPULAN
PEMINDAHAN &
PENGANGKUTAN

PENGOLAHAN /
UPS

PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH

Cara-cara
dengan

baik

pelayanan

ataupun
oleh

sistem

pewadahan

sampah

dikelola

setiap pemilik persil pada daerah-daerah

merupakan

faktor

penunjang

keberhasilan

operasi

pengumpulan sampah. Tujuan dari pewadahan akan tercapai apabila


orang

mau

membuang

sampah

kedalamnya,

dan pewadahan

tersebut mampu mengisolasi sampah terhadap segala sesuatu di


sekitarnya.
Untuk

itu

hal-hal

yang

perlu

dipertimbangkan

dalam

mendesain pewadahan adalah sifat, bahan, warna, volume dan


konstruksinya,

yang

harus

memenuhi

persyaratan

praktis,

ekonomis, estetis dan higienis.


Secara umum, bahan pewadahan sampah harus memenuhi

2-13

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

syarat sebagai berikut:


a. Awet dan tahan air (kedap air)
b. Mudah untuk diperbaiki
c. Ekonomis, mudah diperoleh/ dibuat oleh masyarakat
d.

Ringan dan mudah diangkat sehingga tidak melelahkan


petugas dalam proses pengumpulan

e. Penggunaan warna yang menarik dan menyolok


Adapun kriteria
pewadahan

penentuan
sampah

ukuran
biasanya

(volume)
ditentukan

berdasarkan:
a. Jumlah penghuni dalam suatu rumah
b. Tingkat hidup masyarakat
c. Frekuensi pengambilan/ Pengumpulan sampah
d. Sistem pelayanan, individual atau komunal
Berdasarkan tempat sumber timbulannya, bahan dan jenis
wadah sampah padat diuraikan sebagai berikut:
a. Sampah rumah tangga wadahnya dapat berupa:
1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas
2) Tong/bin dari kayu
3) Container besi
4) Kantong plastik
5) Kantong kertas
b. Sampah toko/restoran wadahnya berupa :
1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas

2-14

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

2) Tong/bin dari kayu


3) Container besi
4) Kantong plastik
c. Sampah kantor/ bangunan gedung wadahnya berupa :
1) Bak tembok
2) Container besi
3) Kantong plastik besar
Cara pengambilan wadah sampah dapat dilakukan dengan
cara manual atau secara mekanik.
ditetapkan

suatu

perlengkapannya.

standarisasi

Ukuran

Oleh

ukuran

wadah

karena

itu

perlu

bentuk

serta

tenaga

orang

dan

menggunakan

(manual) misalnya harus dirancang sedemikian rupa sehingga


mudah diangkat dan beratnya diperhitungkan
seseorang

untuk

mengangkatnya.

menggunaka tenaga

mekanik,

mampu

Sedangkan

ukuran

dan

bagi

wadah yang

berat

penuhnya

disesuaikan dengan spesifikasi kendaraan angkutannya (load-haul


atau compactor truck).
Lokasi
seragam.

penempatan

Untuk

wadah

wadah
sampah

pada

umumnya

yang

belum

pengambilannya

menggunakan tenaga orang, lokasi ada yang ditempatkan di


depan rumah, di belakang rumah, di tepi trotoar jalan, dan
sebagainya.

Demikian pula

cara

penempatannya

ada

yang

ditempatkan di udara terbuka dan ada yang diberi alat pelindung/


atap.

2-15

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

2.3.2. Pengumpulan Sampah


Yang dimaksud dengan sistem pengumpulan sampah yaitu
cara atau proses pengambilan
pewadahan/
sampah

penampungan

sampai

tempat

sampah

sampah

mulai

dari

dari sumber

pengumpulan

tempat
timbulan

sementara/

stasiun

pemindahan atau sekaligus diangkut ke tempat pembuangan akhir.


Pengambilan sampah dilakukan setiap waktu sesuai dengan
periodesasi tertentu. Periodesasi biasanya ditentukan berdasarkan
waktu pembusukkan sampah, yaitu kurang lebih berumur 2 3
hari,

yang

setiap

biasanya

berarti
hari

pengumpulan

sekali.

operasinya

Makin
lebih

sampah

sering

mahal.

dilakukan maksimal

semakin

baik,

Pengumpulan

namun

umumnya

dilaksanakan oleh petugas kebersihan

atau swadaya masyarakat

(pemilik

atau

sampah,

badan

swasta

RT/RW).

Pengikut

sertaan masyarakat dalam pengelolaan sampah banyak ditentukan


oleh tingkat kemampuan pihak Kabupaten Bengkulu Tengah dalam
memikul beban masalah persampahan Wiayah nya.
Termasuk dalam pekerjaan pengumpulan adalah penyapuan
jalan dan pembersihan selokan. Pengawasan akan

mutu

pekerjaan ini cukup penting terutama pembersihan selokan pada


musim penghujan, sehubungan dengan pencegahan banjir.
Sistem atau cara pengumpulan sampah ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Peraturan-peraturan/ aspek legal pada daerah setempat

2-16

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

b. Kebiasaan masyarakat (budaya)


c. Karakteristik lingkungan fisik dan sosial ekonominya
d. Kedaan khusus setempat
e. Kepadatan dan penyebaran penduduk
f. Rencana penggunaan lahannya
g.

Sarana

pengumpulan,

pengangkutan,

pengelolaan

dan

pembuangan
h. Lokasi pembuangan akhirnya
i.

Biaya yang tersedia

2.3.3. Pemindahan Sampah


Proses
dengan

pemindahan

terdapat

pada

pengelolaan

sampah

pengumpulan secara tidak langsung. Proses ini diperlukan

karena kondisi daerah pelayanan tidak memungkinkan


diterapkan

pengumpulan

dengan

kendaraan

untuk

truk

secara

langsung. Disamping itu juga proses ini akan sangat membantu


efisiensi

proses pengumpulan.

yaitu memindahkan

Pekerjaan utama pada proses ini

sampah hasil pengumpulan ke dalam truk

pengangkut.
Mengingat

tingkat

kemampuan

daya tempuh

gerobak

yang relatif pendek, maka lokasi pemindahan umumnya terletak


tidak

jauh

diperhatikan

dari

sumber

sampah,

adalah pengaruhnya

masalah yang

perlu

daerah sekitar dalam hal

kebersihan dan kesehatan lingkungan.


Lokasi

2-17

pemindahan

LAPORAN PENDAHULUAN

letaknya

sedemikian

rupa

sehingga

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

memudahkan bagi truk pengangkut untuk memasuki dan keluar


dari pemindahan. Pemindahan sampah ke dalam truk pengangkut
dapat

dilakukan

tergantung

dari

container

secara
tipe

manual,

kendaraan

mekanis

atau

campuran,

pengangkutnya.

Pengisian

dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul,

sedangkan pengangkatan container ke atas truck dilakukan secara


mekanis (load-haul dan compactor truck).
Lokasi pemindahan dapat bersifat terpusat (pola transfer
depo)

atau

proses

tersebar. Fungsi

pemindahan,

proses pengendalian

lokasi

pemindahan

penyimpanan
(desentralisasi).

terpusat:

alat, perawatan ringan,


Sedangkan

fungsi lokasi

pemindahan tersebar: proses pemindahan dan penyimpanan alat.


2.3.4. Pengangkutan Sampah
Yang dimaksud dengan pengangkutan sampah dalam hal ini
adalah kegiatan pengangkutan
ditempat

penampungan

sampah yang telah dikumpulkan

sementara

(transfer

station)

atau

langsung dari tempat sumber sampah ketempat pembuangan akhir


(TPA).
Keberhasilan
tergantung
sampah

kegiatan

pada

penanganan

baiknya kegiatan/

yang diterapkan.

Sarana

sampah

sistim

yang

adalah

pengangkutan

digunakan adalah

kendaraan truck dengan berbagai tipe/ jenis, sehingga merupakan


kegiatan yang
besar

2-18

membutuhkan

dibandingkan

LAPORAN PENDAHULUAN

dana/

investasi

dengan kegiatan

yang

paling

pengumpulan

dan

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

pembuangan akhir.
Pekerjaan pengangkutan pada pokoknya membawa sampah
makin menjauhi daerah sumber. Arah pengangkutan biasanya
relatif jauh keluar dari suatu Wiayah . Dasar alasan adalah
kemungkinan adanya rencana pengembangan Wiayah

masalah

pengangkutan biasanya timbul seiring dengan keharusan truk


melewati jalan-jalan dalam Wiayah . Kenyataan memperlihatkan
bahwa

tidak

semua

jalan

sesuai

untuk

dilewati

truk

tanpa

menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas.


Jalan

yang

tidak

sesuai

dari

segi

lebarnya

biasanya

ditambah dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi.


Kondisi

truk,

berpengaruh
biasanya

terutama
terhadap

terjadi

saat

melewati

kenyamanan

jalan

disekitarnya.

karena tetesan air

ramai,

cukup

Kesan kotor

dan hamburan material

sampah selama perjalanan.

2.4. POLA TEKNIS OPERASIONAL


2.4.1. Pewadahan
Pola pewadahan terdiri dari :
a. Pewadahan Individual
Bentuk pewadahan

yang dipakai banyak tergantung

selera dan kemampuan pengadaannya dari pemiliknya,


mulai dari pengadaan sampai penggunaannya dilakukan
secara pribadi. Ciri utama dalam penanganan selanjutnya

2-19

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

adalah digunakan sistem pengumpulan dari rumah ke


rumah. Petugas akan langsung mendatangi tiap rumah
untuk mengumpulkan sampahnya.
b. Komunal
1)

Diperuntukan
sedang/kumuh,
banyak

bagi

daerah

pemukiman

taman , jalan, pasar. Bentuknya

ditentukan

oleh pihak

instansi

pengelola

karena sifat penggunaannya adalah umum, alasan


utama

digunakannya

pola

ini adalah

kesulitan

petugas dalam mencapai tempat sampah di setiap


titik sumber, juga termasuk kesulitan utama adalah
kondisi

jalan

kendaraan

(sangat sempit,

pengumpul,

tidak dapat dilalui

sibuk sepanjang

hari, dan

sebagainya). Agar memudahkan dalam penanganan


selanjutnya maka tempat sampah komunal umumnya
ditempatkan di tepi jalan besar, pada suatu lokasi
yang strategis terhadap penggunaannya. Penduduk
akan membawa sampahnya untuk dibuang ke tempat
sampah komunal dan pengumpulan pun dilakukan
oleh petugas dari tempat ini.
2) Pada pola pewadahan komunal, setiap rumah tangga
tetap harus memiliki pewadahan

individual,

yang

pada periode tertentu dibuang sendiri oleh pemilik


rumah ke wadah komunal.

2-20

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

3)

Pada

beberapa

diklasifikasikan

literatur,

pewadahan

termasuk

dalam

proses

pengumpulan, karena memang sarana pewadahan


sangat berkaitan erat dengan proses pengumpulan,
baik desain, kapasitas alatnya maupun pola yang
diterapkan.
2.4.2. Pengumpulan
Pola pengumpulan sampah umumnya dapat dibagi atas:
1. Pola individual langsung
Yaitu
cara

proses

penanganan

mengumpulkan sampah

persampahan

dengan

masing-masing

sumber

sampah dan diangkut langsung ke TPA, tanpa melalui


proses pemindahan. Persyaratan:
Kondisi topografi bergelombang

(rata-rata > 8%)

sehingga alat pengumpul non mesin sulit beroperasi


Kondisi

jalan

cukup

lebar

dan

operasi

tidak

mengganggu pemakai jalan lainnya.


Kondisi dan jumlah alat memungkinkan
Jumlah timbulan sampah besar (>0,5 m3/hari)

2. Pola individual tidak langsung


Yaitu proses penanganan

persampahan

dengan cara

mengumpulkan sampah masing-masing sumber sampah

2-21

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

dan diangkut ke TPA dengan sarana pengangkut melalui


proses

pemindahan.

Pola

ini

dapat

mengurangi

ketergantungan kebutuhan

alat angkut (truk), tetapi

membutuhkan

pengendalian personil dan

kemampuan

alat yang lebih kompleks. Pola ini baik untuk daerah


dengan partisipasi aktif masyarakat yang rendah. Dan
alat pengumpul

masih mampu menjangkau sumber

secara langsung. Pola ini membutuhkan

persyaratan

sebagi berikut:
Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan
Bila

menggunakan

alat

pengumpul

non

mesin

(gerobak, becak), maka dibutuhkan kondisi topografi


relatif datar (rata-rata < 8%)
Lebar

jalan

pengumpul

yang
tanpa

memungkinkan
mengganggu

dilalui

pemakai

alat
jalan

lainnya.
Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian

3. Pola komunal langsung


Yaitu proses penanganan
mengumpulkan

sampah

persampahan
dari

dengan cara

masing-masing

titik

pewadahan komunal, langsung diangkut ke TPA tanpa


melalui proses pemindahan. Pola ini merupakan alternatif
bila alat angkut terbatas, lokasi merupakan

2-22

LAPORAN PENDAHULUAN

timbulan

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

sampah-sampah

sulit

dijangkau

oleh pelayanan alat pengumpul non mesin

(gerobak),

kemampuan

peralatan

relatif

menjangkau

pengendalian

rendah,

alat

sumber-sumber

personil

dan

pengumpul

sulit

sampah.

Pola

ini

mempunyai prasyarat:
Peran serta aktif masyarakat tinggi
Wadah komunal dirancang sesuai dengan kondisi,
ditempatkan
lokasi

sesuai dengan

yang

mudah

kebutuhan

dijangkau

dan

oleh

di
alat

pengangkut (truk).

4. Pola komunal tidak langsung


Yaitu proses penanganan

persampahan

dengan cara

mengumpulkan sampah dari titik pewadahan komunal,


dibawa ke lokasi pemindahan (menggunakan gerobak),
lalu diangkut ke TPA menggunakan alat angkut truk. Pola
ini membutuhkan prasyarat :
Peran serta aktif masyarakat tinggi
Wadah
sesuai

komunal
dengan

kebutuhan
pengumpul

2-23

LAPORAN PENDAHULUAN

dan

alat

pengumpul

dirancang

kondisi, ditempatkan sesuai dengan

dilokasi

yang

mudah

dijangkau

alat

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan


Bila

menggunakan

alat

pengumpul

non

mesin

(gerobak), maka dibutuhkan kondisi topografi yang


relatif datar (rata-rata < 8%)
Lebar

jalan

yang

memungkinkan

dilalui

alat

pengumpul tanpa menganggu pemakai jalan lainnya


Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian

2.4.3. Pemindahan
Kegiatan

pemindahan

pengumpulan
alat

bukan

tak
jenis

terdapat

langsung,
truk.

(gerobak/sejenisnya)

pada

pola

yaitu pengumpulan

Sampah

harus

dari

alat

oleh

pengumpul

dipindahkan

ke

truk

pengangkut untuk dibawa ke lokasi pembuangan akhir.


Berdasarkan

kondisi dan fungsinya

pemindahan

terbagi

menjadi 2 bagian, yaitu terpusat dan tersebar.


Pola pemindahan terpusat dimaksudkan sebagai sentralisasi
proses

pemindahan

operasional,
untuk
dapat

lokasi

apabila

dan

merupakan

sulit mendapatkan

pemindahan,

tersebar,

pos

maka

tetapi

lahan

lokasi

akibatnya

pengendali
kosong

pemindahan
kurang

dapat

dikendalikan.
Selain itu, lokasi pemindahan dapat berfungsi pula sebagai

2-24

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

penyimpan

sarana

kebersihan,

seperti

gerobak

dan

peralatan lainnya, tanpa perawatan alat dan sebagainya.


Lokasi pemindahan dapat berbentuk:
1. Pelataran berdinding (transfer depo)
Ukuran

panjang

dan

lebar

dibuat

sedemikian

rupa

sehingga

memudahkan keluar masuk dan pemuatan

truk.

pemuatan

Bila

tidak

langsung

dilakukan

dari

gerobak, maka harus tersedia tempat khusus penimbunan


sampah sementara. Dinding dibuat cukup tinggi sehingga
dapat

berfungsi

sekitarnya.
pemuatan

sebagai

isolator

Memudahkan
truk

terhadap

keluar

masuk

daerah
dan

isolasi bertujuan menghilangkan kesan

kotor dari kerja pemindahan.


2. Container muat (load- haul)
Berupa container yang umumnya bervolume 8 - 10m3,
gerobak langsung menumpahkan
dalam

container

ini. Setelah

muatannya

penuh

ke

maka container

ini akan dibawa ke lokasi pembuangan akhir. Metoda ini


membutuhkan biaya modal yang cukup besar karena
dibutuhkan truk dengan tipe khusus (load-haul truck).
2.4.4. Pengangkutan
Fase pengangkutan merupakan tahapan membawa sampah
dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah

2-25

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

menuju ke TPA. Hal yang


pengangkutan

adalah

penting
penentuan

dalam
route

proses

pengangkutan,

berupa penetapan titik pengambilan, jadwal operasi dan


pola pengangkutan.
Untuk

menentukan

route

pengangkutan

sampah

tersebut dilakukan langkah- langkah sebagai berikut :


a. Penentuan titik pengambilan
b. Untuk menentukan titik pengambilan perlu adanya peta
daerah pelayanan dan peta timbunan sampah.
c. Peta derah pelayanan menunjukkan batas daerah yang
akan

dilayani

saat

ini

dan

kemungkinan

pengembangannya yang memuat data-data antara lain:


1) Luas wilayah
2) Luas daerah yang dilayani
3) Jumlah penduduk yang dilayani
4) Jumlah sampah yang harus dilayani setiap hari
d.

Peta timbulan sampah menunjukan lokasi pengumpul/


timbunan sampah yang harus dilayani oleh para petugas
kebersihan, antara lain:
1)
2)
3)
4)

Lokasi stasion pemindahan/ TPS


Lokasi container besar
Lokasi daerah pertokoan
Lokasi
bangunan
besar/
diperkirakan

timbulan

khususnya

yang

sampah lebih 1m3 misalnya

rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan kantor-kantor


besar dan lain-lain.

2-26

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

e. Pada titik pengumpul tersebut jumlah volume sampah


yang harus diangkut setiap
pelayanan

hari

dapa diketahui.

dari

setiap

daerah

Juga route angkutannya

dapat direncanakan.

2.5. PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DAN PENGOLAHAN


2.5.1. Umum
Tujuan

pembuangan

akhir

sampah

adalah

untuk

memusnahkan sampah domestik atau yang diklasifikasikan


sejenis ke suatu tempat pembuangan akhir dengan cara
sedemikian rupa
mungkin
antara

sehingga

menimbulkan
(intermediate

tidak

gangguan

treatment)

atau

seminimal

terhadap lingkungan

maupun

tanpa

diolah

terlebih dahulu.
Kegiatan operasional di pembuangan akhir pada dasarnya
merupakan:
1.
2.

Kegiatan yang merubah bentuk lahan


Kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan dan
kemerosotan sumber daya lahan, air dan udara.

2.5.2 Pembuangan Akhir


Yang
cara

dimaksud
yang

dengan

digunakan

pembuangan

akhir

adalah

untuk memusnahkan sampah padat

dari hasil kegiatan pengumpulan dan pengangkutan mapun


sampah padat hasil buangan kegiatan pengelolaan sampah

2-27

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

itu sendiri.
Ada 2 cara pembuangan akhir, yaitu:
1)

Open Dumping

2)

Landfill, yang dapat dibedakan lagi atas:


a) Sistim Controlled Landfill
b) Sistim Sanitary Landfill
Open Dumping

Dilakukan

dengan cara sampah dibuang begitu saja di

tempat pembuangan

akhir (TPA) dan dibiarkan terbuka

sampai pada suatu saat TPA penuh dan pembuangan


sampah dipindahkan ke lokasi lain atau TPA yang baru.
Untuk

efisiensi

kegiatan

pemakaian

perataan

lahan,

biasanya

dilakukan

sampah dengan menggunakan dozer

atau perataan dapat juga dilakukan dengan tenaga manusia.


Keuntungan:
a. Operasi sangat mudah
b. Biaya operasi dan perawatan murah
c. Biaya investasi TPA relatif murah Kerugian:

Timbul pencemaran udara oleh gas, debu dan bau


Cepat terjadi proses timbulnya leachate, sehingga

menimbulkan pencemaran air tanah


Sangat
mendorong
tumbuhnya
vektor

penyakit

(tikus,

lalat, nyamuk dan serangga

lain).
Mengurangi estetika lingkungan.
Landfill

2-28

LAPORAN PENDAHULUAN

sarang-sarang

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Merupakan perbaikan dari pada cara open dumping yaitu


dengan menambahkan lapisan tanah penutup di atas
sampah.
a. Sistem Controlled Landfll
Dilakukan dengan cara sampah ditimbun, diratakan dan
dipadatkan kemudian pada kurun waktu memperkecil
pengaruh yang merugikan terhadap lingkungan. Bila
lokasi pembuangan
pakai,

akhir telah mencapai

akhir usia

seluruh timbunan sampah harus ditutup dengan

lapisan tanah.
Diperlukan persediaan tanah yang cukup sebagai
lapisan tanah penutup.
Keuntungan:
1) Dampak

negatif

terhadap

estetika

lingkungan

sekitarnya dapat dikurangi


2) Kecil pengaruhnya terhadap estetika lingkungan awal
Kerugian:
1)
2)
3)

Operasi relatif lebih sulit dibanding open dumping


Biaya investasi relatif lebih besar dari pada open dumping
Biaya operasi dan perawatan relatif lebih tinggi dari pada
open dumping
b. Sistem Sanitary Landfil
Adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan
dengan cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian
ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Hal ini

2-29

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai


rencana yang telah ditetapkan.
Pekerjaan

pelapisan

sampah

dengan tanah penutup

dilakukan setiap hari pada akhir jam operasi. Diperlukan


persediaan tanah yang cukup untuk menutup timbunan
sampah. Keuntungannya
sampah

terhadap

adalah

pengaruh

timbunan

lingkungan sekitarnya relatif lebih

kecil dibanding sistem controlled landfill.


2.6. Survey Dan Analisa Kualitas Lingkungan
Survey dan Analisa kualitas lingkungan merupakan bagian
dari tahapan kegiatan Studi kelayakan lokasi Unit Pengolahan
Sampah akan dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu
Tengah.

Dimana

komponen

lingkungan

menjadi

salah

satu

pertimbangan kelayakan lokasi pembangunannya.

2.6.1 Kualitas Udara dan Kebisingan


Pengumpulan Data
Parameter kualitas udara yang akan diukur adalah : debu,
NOx,

SO2,

CO,

HC,

selain itu

dilakukan

pengukuran

intensitas kebisingan.
Secara singkat data iklim dan Kualitas Udara yang
akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Wilayah telaah : daerah studi rencana pembangunan
Unit Pengolahan Sampah (UPS)
b. Paramater: temperatur, curah hujan, jumlah hari hujan

2-30

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Tabel 2.1: Ringkasan Wilayah Telaah Kualitas Udara dan


Kebisingan

Iklim

Udara

Kebisingan

Wilayah
telaah

Daerah studi rencana


pembangunan UPS

Sepanjang rencana
UPS dengan jumlah
sampling sebanyak 8
titik

Sama dengan lokasi


pengukuran udara

Parameter

temperatur, curah hujan,


jumlah hari hujan dan data
iklim mikro

debu, NOx, SO2,


CO, HC,

Intensitas
kebisingan

Metoda

Pengumpulan data sekunder


dan pengukuran langsung
iklim mikro

Sampling dan
Pengukuran
analisa laboratorium langsung

Periode

Minimal 5 tahun terakhir

1 hari

1 hari

Analisis
Kualitas udara akan diukur di lapangan bersamaan dengan
dilakukannya pengukuran iklim mikro dengan menggunakan
alat dan metode analisis sebagaimana
Tabel
kualitas
mutu

pengukuran

udara ambien akan dibandingkan

dengan baku

udara

Bengkulu Tengah

2-31

pada

Hasil

kualitas

LAPORAN PENDAHULUAN

ambien

2.2.

disajikan

yang berlaku di Kabupaten

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Tabel 2.2: Parameter, Metode Analisis dan Peralatan Kualitas


Udara dan Kebisingan
No

Parameter

Metoda Analisis

Peralatan

1.

Debu

Gravimetri

Hi. Vol Sampler, canister

2.

NOx

Grietz Salzmann

Spektrofotometer

3.

SO2

Pararrosaniline

Spektrofotometer

4.

CO

NDIR

NDIR Anayzer

5.

Pb

Gravimetrik, Ekstraktif, Pengabuan

Hi-Vol, AAS

6.

HC

Flame Ionization

Gas Chromatograph

7.

Kebisingan

Sound Level Meter

Sumber : Lampiran Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara dan Keputusan Menteri Megara
Lingkungan Hidup Nomor: Kep-48/MENLH/XI/1996 tentang
Baku Mutu Kebisingan

Lokasi
Pemilihan lokasi pengamatan kualitas udara dan kebisingan
akan dilakukan dengan mempertimbangkan
kegiatan,

sebaran

dampak

dan

arah

spesifikasi

angin

dominan.

Pemilihan lokasi akan dilakukan sehingga dapat mewakili


berbagai tata guna lahan di

tapak

proyek

dan

sekitar

lokasi tapak proyek serta dapat mewakili kondisi kualitas


udara di tapak proyek

dan daerah

sekitarnya.

Lokasi

pengukuran kualitas udara dan kebisingan akan dilakukan


pada lokasi rencana proyek sebanyak 5 (lima) titik.
2.6.2 Kualitas Air (Air Tanah, Air Buangan dan Air
Permukaan)
Pengumpulan Data
Pemeriksaan

2-32

LAPORAN PENDAHULUAN

kualitas

air (parameter

fisik,

kimia

dan

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

bakteriologi)
primer

akan dilakukan dengan

dan data sekunder.

pengumpulan

Pengumpulan

data

data primer

diperoleh dari hasil pengujian kualitas air permukaan dan


air tanah yang ada di rencana lokasi proyek pembangunan
UPS. Pengujian akan dilakukan di laboratorium rujukan.
Untuk beberapa parameter dilakukan pemeriksaan in situ (di
lapangan), sedangkan pengumpulan
dilakukan

dengan

membandingkan

penelitian

sebelumnya

di

sekitar

data sekunder

akan

berdasarkan hasil
tapak

lokasi

yang

kemungkinan pernah dilakukan.


Analisis
Parameter kualitas air yang dianalisa meliputi sifat fisik,
kimia,

dan

dianalisis

bakteriologi.

Pemilihan

akan ditentukan

khususnya

dari

kegiatan

parameter

oleh karakteristik
pada

tahap

yang
kegiatan

konstruksi

dan

tahap operasi UPS (Unit Pengolahan Sampah).


Beberapa parameter yang cepat berubah karena waktu
diukur di lapangan (in situ), sedangkan parameter lainnya
diperiksa di laboratorium. Parameter kualitas air permukaan
yang diamati serta alat dan metoda analisisnya disajikan
pada Tabel 2.3

2-33

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Tabel 2.3: Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air


Permukaan
No

KETERANG
PARAMTER

.
1

UNIT

ALAT/METODA
AN
In-situ

Fisika
Temperatur
TSS
TDS

Mg/l
Mg/l

Pemuaian,Thermom
eter
Gravimetrik
Gravimetrik

pH-Meter

In-situ

KIMIAWI
pH
DO

Mg/l

In-situ

3
4
5
6
7
8
9

BOD5
COD
Klorida (Cl)
Fluorida (F)
Nitrat (N-No3)
Nitrit (N-No2)
Amoniak bebas

Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l

DO Meter,Modifikasi
winkler
Modifikasi winkler
Titrimetrik
AAS
AAS
metode brusin
Metode sulfanilik
Metode nessler

10

Sulfida

Mg/l

Lab Induk

11

Sulfat (SO4)

Mg/l

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Minyak / lemak
Natrium (Na)
Arsen (Na)
Nikel (Ni)
Barium (Ba)
Besi (Fe)
Mangan (Mg)
Tembaga (Cu)
Timbal (Pb)
Seng (Zn)
Krom total
Detergen

Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l

Tiritmetrik /
Spectrofotometrik
Gravimetrik/
Spectrofotometrik
Ekstraksi
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
AAS
Gravimetri,
Spectrofotometrik

2
3
1

2-34

LAPORAN PENDAHULUAN

Lab Induk
Lab Induk

Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab

Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk

Lab Induk
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab
Lab

Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk
Induk

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

24
25

inframerah
Spectrofotometri
Spectrofotometrik/
Spectrofotometer
Spectrofotometri

Fenol
Senyawa aktif
biru metilen
posfat

Mg/l
Mg/l

BAKTERIOLOGI
Total koliform

JPT/100 ml

Koliform tinja

JPT/100 ml

26

Mg/l

Lab Induk
Lab Induk
Lab Induk

Botol steril model


tabung
ganda,inkubator
Botol steril model
tabung
ganda,inkubator

Lab Induk

Lab Induk

Baku mutu yang digunakan sebagai pembanding adalah


baku mutu badan air adalah Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun

2001

tentang

Pengelolaan

Kualitas

Air

dan

Pengendalian Pencemaran Air.


Lokasi
Pemilihan
adalah
lokasi

lokasi

dilokasi
rencana

pengambilan
badan
UPS.

kualitas

air

permukaan

air sekitar kegiatan terutama di


Pengamatan

aspek

kualitas

air

dilakukan untuk mengetahui rona awal lingkungan kualitas


air permukaan dan air tanah yang akan dilakukan secara
sampling

yakni sebanyak

2 titik sampling kualitas air

permukaan dan 5 titik sampling kualitas air tanah. Selain


itu juga dilakukan sampling dan analisis terhadap kualitas
air buangan / kualitas leachate sebanyak 2 titik.

2.6.3 Survey Komposisi Sampah


Sampah mempunyai

2-35

LAPORAN PENDAHULUAN

karakteristik

yang berbeda antara

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

satu Wiayah

dengan Wiayah

tingkat

ekonomi

sosial

lainnya, tergantung dari

penduduk,

iklim

dan

lain-lain.

Karakteristik sampah dapat mencakup antara lain:

Komposisi Fisik Sampah


Komposisi fisik sampah mencakup besarnya prosentase dari
komponen pembentuk sampah yang terdiri dari organik,
kertas, kayu, logam, kaca, plastik dan lain-lain.
Tabel 2.4: Contoh Komposisi Fisik Sampah
Komposisi
Sampah Organik
Kertas
Kayu

Rata-rata (%)
79,49
7,8
4,9

Kain / Tekstil
2,7
Karet / Kulit Tiruan
0,4
Plastik
4,0
Logam
1,5
Gelas / Kaca
0,6
Lain-lain (Tanah.batu,pasir)
0,9
Total
100,00
Kadar Air
60,09
Kadar Abu
10,59
Nilai Kalor (Kcal / kg)
1.272,22
Sumber :BPPT,1981
Pada tabel 2.4. dapat dilihat bahwa prosentase sampah yang
terbesar yaitu sampah organik, sebesar 79,49 %. Sampah
organik tersebut dapat membusuk sehingga dapat diolah
untuk dijadikan kompos. Sedang sampah lainnya seperti
plastik, logam,
bentuk

semula

gelas

dapat

sehingga

diolah

kembali

menjadi

dapat digunakan kembali

dengan mutu atau kualitas yang lebih rendah (daur ulang).


Komposisi Kimia Sampah

2-36

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Informasi dan data mengenai


erat kaitannya

komposisi

dengan pemilihan

dan pemanfaatan

tanah.

Untuk

kimia sampah

alternatif

pengolahan

mengetahui kandungan

unsur kimia
yang terdapat dalam sampah dapat dilakukan analisa dan
percobaan di laboratorium.
Pada sistem Sanitary Landfill dan Open Dumping, informasi
mengenai komposisi kimia sampah dimanfaatkan untuk
mengetahui tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh
leachate

terhadap

penghumusan,
mengetahui

air

informasi

tanah.
ini

Sedang

sangat

pada

proses

berguna

untuk

besarnya kandungan unsur-unsur, seperti zat

hara yang diperlukan oleh tanaman.


Umumnya
Carbon,

komposisi

kimia sampah

terdiri

dari unsur

Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur dan Phospor

(C, H, O, N, S, P), serta lainnya yang terdapat dalam protein,


karbohidrat dan lemak.
Tabel 2.5: Contoh Komposisi Kimia Sampah

2-37

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Kepadatan Sampah
Kepadatan sampah menyatakan berat sampah persatuan
volume.

Pada

kepadatan

sistem

sampah

Sanitary

Landfill,

diperlukan

untuk

informasi
menentukan

ketebalan dari lapisan sampah yang akan dibuang pada


sistem tersebut. Sedang bila menggunakan
sistem
Unsur / Senyawa
Kadar Berat Kering (%)
Senyawa Organik
Nitrogen (N2)
Phospor (P2O5)
Kalium (K2O)
Kapur (CaO)
Carbon
Kadar air
pengolahan

maka

25 35
0,4 1,2
1,2 1,6
0,8 1,5
4 -7
12 17
10 - 60
informasi

ini

diperlukan

untuk

merencanakan dimensi unit proses.


Besarnya

kepadatan

sampah

tiap

Wiayah

berbeda

tergantung dari keadaan sosial, ekonomi serta iklim Wiayah


tersebut. Terdapat kecenderungan bila produksi sampahnya
tinggi maka densitasnya rendah. Kepadatan sampah rumah
tangga di negara yang sedang berkembang berkisar antara
100 kg/m3

sampai

600 kg/m3.

(Sandra.

Cointerau,

1982). Kepadatan sampah Wiayah Bandung (BUDS, 1979)


rata-rata sebesar 250 kg/m3 atau 0,25 ton/m3.
Tabel 2.6: Density Sampah Beberapa Negara Di Daerah Urban
Negara

2-38

LAPORAN PENDAHULUAN

Density Sampah (kg/m3)

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Indonesia
Muangtai
Pakistan
India
Singapura
Sandra J.Cointreu, 1982

250
250
500
500
175

Kadar (kandungan) Air Sampah


Besarnya kadar air sampah biasanya dinyatakan dalam %
yaitu perbandingan antara berat air dengan berat basah
sampah total atau dengan berat kering sampah tersebut.
Besarnya kadar air sampah pada tiap Wiayah

sangat

tergantung dari iklim atau musim, serta komponen sampah


itu sendiri. Pada
Jakarta

Pusat

didapatkan

penelitian

tahun

1981

karakteristik
yang dilakukan

sampah

di

oleh BPPT,

hasil bahwa kadar air sampah pada musim

kemarau sebesar 57,71% sedangkan pada musim hujan


62,67 %. Dengan demikian nilai rata-rata dari kedua angka
tersebut sebesar 60,09%.

2-39

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

BAB 3
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. ORGANISASI PELAKSANAAN


Efisiensi dan efektifitas kerja merupakan suatu persyaratan
yang harus dipenuhi dalam menangani berbagai macam pekerjaan.
Hal ini perlu diterapkan agar tidak terjadi pemborosan materi,
tenaga dan waktu agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal.
Untuk menangani pekerjaan Rencana Induk Persamapahan
dan

DED,

disusun

organisasi

pelaksanaan

pekerjaan

yaitu

organisasi yang mengenai keperluan operasional proyek yang


terdiri dari:

Direksi,
Manager Proyek,
Tim Ahli, dan
Tim pendukung lainnya.

Penyusunan struktur organisasi yang bersifat khusus ini bertujuan


agar

dapat

menjamin

mutu

kepentingan

akan

pekerjaan

diharapkan.

Tugas

dan

hasil

pekerjaan,

berjalan

tanggung

lancar

jawab

di

samping

seperti

serta

yang

wewenang

masingmasing unsur di dalam organisasi tersebut diperinci sebagai


berikut :
1. Direksi
a. Merupakan badan kontrol dan konsultasi materi.

3-1

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

b. Penanggung

jawab

utama

pekerjaan

terutama

dalam

hubungan keluar (ekstern) dengan pihak-pihak pemberi


kerja.
2. Manajer Proyek
a. Bertanggung jawab kepada direksi,
b. Bertanggung jawab atas tata laksana seluruh kegiatan
proyek,
c. Bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan
proyek,
d. Dalam melakukan fungsi dan tugasnya dibentuk oleh
bidang-bidang

lain

dalam

perusahaan,

baik

yang

berhubungan vertikal maupun horizontal.


3. Tim ahli
Tim ahli yang akan ditugaskan adalah para ahli yang mempunyai
pengalaman pada pekerjaan sejenis.
4. Tenaga pendukung
Tenaga pendukung yang ditugaskan adalah tenaga pendukung
yang dibutuhkansesuai dengan keahlian dan pekerjaan yang
dimaksud, antara lain:
a.
b.
c.
d.

Asisten ahli Perencanaan Wilayah


Sekretaris
Operator Komputer
Office Boy

3.2. URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI


Pelaksanaan
Persampahan

3-2

proyek

(RIS)

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan

Kabupaten

Rencana

Bengkulu

Tengah

Induk
dapat

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

berhasil dengan baik yaitu dengan mengerahkan beberapa tenaga


profesional di bidang ilmu yang dibutuhkan untuk tujuan pekerjaan
tersebut. Para tenaga ahli ini bekerja sama dalam satu tim kerja
dengan dibantu oleh beberapa tenaga ahli dan tenaga-tenaga
pendukung lainnya. Tim kerja tersebut berbentuk satu organisasi
kerja yang diharapkan dapat memberikan wadah kegiatan dengan
hasil yang efektif, efesien serta optimal. Tenaga kerja yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
Ahli Perencanaan Wilayah (Team Leader)
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari Ahli Pembiayaan
Perumahan (Team Leader) adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinir seluruh tenaga ahli yang dilibatkan dalam
pekerjaan.
b. Menyusun rencana pelaksanaan tugas secara keseluruhan.
c. Memantau, menilai dan melaksanakan seluruh rencana
kerja.
d. Mewakili tim konsultan/perusahaan dalam pelaksanaan
proses kegiatan.
e. Melakukan analisis
Persampahan

yang

rencana
ada

teknis

untuk

Rencana

disesuaikan

Induk
dengan

karakteristik daerah setempat .


f. Mengkaji potensi dan kendala pengembangan wilayah
berdasarkan aspek-aspek yang terkait Kawasan yang di
rencanakan yaitu KIabupaten Bengkulu Tengah
g. Melakukan analisis kedudukan wilayah studi
konstelasi nasional maupun regional (provinsi).

3-3

LAPORAN PENDAHULUAN

dalam

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

h. Melakukan analisis terhadap RTRW Kabupaten Bengkulu


Tengah

sebagai

dasar

penyusunan

RIS

untuk

meningkatkan efektivitas fungsinya dalam pengembangan


wilayah
i. Melakukan kajian hubungan Rencana Induk Persampahan
terhadap kebijakan pengadaan prasarana permukiman
wilayah secara umum.

Ahli Sipil
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari Ahli Prasarana
Wilayah adalah sebagai berikut :
a. Mewakili tim konsultan/perusahaan dalam pelaksanaan
proses kegiatan.
b. Mengamati
potensi

pengadaan

prasarana

yang

mendukung dalam pemanfaatan ruang kawasan untuk


TPA dalam RTRW dan merancanakan TPA lainnya sebagai
alternatif

atas

perkembangan

volume

sampag

di

Kabupaten Bengkulu Tengah.


c. Menganalisis ketersediaan prasarana wilayah yang dapat
dimanfaatkan

dalam

rangka

penyediaan

TPA

di

Kabupaten Bengkulu Tengah.

Ahli Sosial Budaya


Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari ahli sosial
budaya adalah sebagai berikut :

3-4

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

a. Mewakili tim konsultan/perusahaan dalam pelaksanaan


proses kegiatan.
b. Mengamati karakteristik
setempat.
c. Menganalisis

karakteristik

sosial
sosial

budaya

masyarakat

budaya

masyarakat

kawasan Kabupaten Bengkulu Tengah


d. Menganalisis pola hubungan antar kelompok masyarakat.
e. Merumuskan model-model rekayasa sosial yang dapat
diterapkan dalam upaya meningkatkan peran masyarakat
dalam proses penyusunan Rencana Induk Persampahan
f. Merumuskan program-program pengembangan sosial
budaya

masyarakat

yang

terkait

dengan

upaya

peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan, baik


yang bersifat jangka pendek, jangka menengah, maupun
jangka panjang.
Ahli Lingkungan
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari ahli lingkungan
adalah sebagai berikut:
a. Mewakili

tim

konsultan/perusahaan

proses kegiatan.
b. Mengumpulkan data

dalam

pelaksanaan

dan informasi, khususnya

potensi

lingkungan di kawasan Kabupaten Bengkulu Tengah


c. Melakukan pengamatan/observasi untuk dapat menggali
informasi yang lebih akurat akan potensi dan kendala
lingkungan yang ada.

3-5

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

d. Menganalisis kualitas lingkungan makro, termasuk kondisi


lingkungan di luar wilayah kawasan Kabupaten Bengkulu
Tengah yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.
e. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan lingkungan
hidup, baik yang sudah ada maupun potensial untuk terjadi.
f. Mengidentifikasi
faktor-faktor
penyebab
timbulnya
permasalahan lingkungan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
g. Merumuskan program-program

dan

prioritas

perbaikan

lingkungan hidup baik yang bersifat jangka pendek, jangka


menengah, maupun jangka panjang.
Ahli Geodesi
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari ahli pertanian
adalah sebagai
berikut :
a. Mewakili

tim

konsultan/perusahaan

proses kegiatan.
b. Mengumpulkan data

dan

informasi,

dalam

pelaksanaan

khususnya

potensi

pertanian kawasan Kabupaten Bengkulu Tengah.


c. Merumuskan program-program dan prioritas pengembangan
kegiatan persampahan baik yang bersifat jangka pendek,
jangka menengah, maupun jangka panjang.

3.3. PELAKSANAAN

3-6

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Penyusunan

Rencana

Induk

Persampahan

(RIS)

secara

keseluruhan melalui serangkaian tahapan sebagai berikut :


1. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan survey dalam rangka pengumpulan
data, tim konsultan terlebih dahulu melakukan persiapan
dengan menyediakan berbagai peralatan dan perlengkapan
yang diperlukan seperti perangkat keras seperti komputer,
printer/plotter, GPS, dll), perangkat lunak SPSS, GIS PCArc/Info,
perangkat lunak pengelolahan data digital ILWIS/ER-MAPPER
(digital image

Prodessing), Checklist data

baik kuantitatif

maupun kualitataif, peta dasar skala 1:50.000, gambar,kuisioner


maupun format-format isian lainnya sesuai dengan kebutuhan
data yang diinginkan (jika dianggap perlu)
2. Tahap Pelaksanaan Survey
Survey dimaksudkan untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan ini. Secara umum survey dilakukan
melalui dua cara yang dibedakan berdasarkan tipe data yang
diinginkan, yaitu :
a. Survey Data Primer (Primary data)
Data dikumpulkan dari survey langsung sesuai dengan tujuan
yaitu untuk mengetahui data sosial ekonomi dan data fisik
berupa jaringan transmisi dan distribusi air minum
survey lapangan.

3-7

LAPORAN PENDAHULUAN

melalui

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

b. Survey data sekunder (Secondry data)


Adalah pengumpulan data dari beberapa sumber yang telah
ada, seperti data dari dinas/instansi terkait, hasil survey BPS,
peta yang ada dan lain sebagainya.
3. Tahap Penyusunan Laporan Hasil Survey (LHS)
Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui survey
data primer dan data sekunder melalui Berbagai sumber,
kemudian

disusun

Laporan

Hasil

Survey

(LHS).

Hal

ini

dimaksudkan untuk melalukan cross check kelengkapan dan


akurasi data serta mempermudah dalam melakukan kompilasi
yang selanjutnya akan digunakan dalam proses analisis.
4. Tahap Analisis
Setelah dilakukan komplikasi data yang termuat dalam LHS
secara lengkap dan akurat sesuai kebutuhan, sleanjutnya
dilakukan

analisis

data

dengan

beberapa

metode

dan

interprestasi secara pengolahan data proyeksi, statistik dan


data spasial dengan memanfaatkan perangkat lunak SPSS
untuk proyeksi dan statistik sistem informasi geografis (GIS)
Arc/Info untuk peta dan tematik baik berupa jariangan jalan,
tutupan lahan dan Peta lainnya dalam rangka mendukung
Laporan Antara dan Akhir Perencanaan Penyusunan DED
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
3.4. LOKASI

3-8

LAPORAN PENDAHULUAN

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

Lokasi kegiatan Penyusunan Rencana Induk Persampahan


(RIS)

dilaksanakan

di

Kabupaten

Bengkulu

Tengah

Provinsi

Bengkulu.

3.5. JADWAL KEGIATAN


Kegiatan Rencana Induk Persampahan

120 (seratus dua

puluh) hari kalender dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:


1. Kegiatan

diawali

dengan

tahap

penyusunan tim
2. Melakukan identifikasi lokasi sungai
3. Survei lapangan
4. Analisis Data

3-9

LAPORAN PENDAHULUAN

persiapan

yaitu

berupa

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

GAMBAR 3.1. Jadwal Kegiatan


Rencana Induk Persamapahan Kabupaten Bengkulu Tengah
Bulan 1
NO

URAIAN

Persiapan

Pelaksanaan Survey
- Survey Kepustakaan/
Instansional
- Survey Lapangan

Penyusunan LHS

Analisis

Hasil Analisis, Proyeksi dan


Pemetaan

Pelaporan
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Antara
- Laporan Draft Akhir
- Diskusi / Seminar Draft
- Laporan Akhir dan Perbaikan
- Evaluasi

LAPORAN PENDAHULUAN

3-10

Bulan 2
4

Bulan 3
4

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

GAMBAR ORGANISASI KEGIATAN (TIM COUNTERPART)

PENGGUNAAN
ANGGARAN

DIREKTUR

TEAM LEADER

Dinas PU Kab.
Bid. Seluma
Tata Lingkungan Peng. Kota dan Wilayah
Bidang Tata Ruang

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Seluma


Staf dan Pendukung Kegiatam
TA.
Perencanaan

TA.
Lingkungan

TA
Sipil

TA.
Lainnya

Staf Pendukung : Adm, Ka. Juru Ukur, Juru Ukur, Juru Gambar, Operator
Komputer, OP Auto CAD, SPSS, Pesuruh, Tenaga Lokal

Gambar 3.2 : Bagan Organisasi Kegiatan (TIM COUNTERPART)

LAPORAN PENDAHULUAN

3-11

Penyusunan Rencana Induk Persampahan


Kabupaten Bengkulu Tengah

ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN


(TIM KONSULTAN PERENCANA)
Team Leader/
Ahli Perencanaan Wilayah

Ahli
Lainnya

Ahli

Ahli
Lingkungan

Surveyor

Sipil

Ahli
Perencanaan Wilayah

Adminsitrasi
Office Boy

Drafter

Operator Comp

GAMBAR 3.3 : Bagan Organisasi Pelaksana Kegiatan (TIM


KONSULTAN)

LAPORAN PENDAHULUAN

3-12

LAPORAN PENDAHULUAN

3-11

Anda mungkin juga menyukai