PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Memahami prinsip analisa dengan menggunakan UV Mampu mengoperasikan alat UV-VIS.
Mampu mempersiapkan sampel dengan cermat.
Menganalisa sampel Fe2+ dalam larutan sampel.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada antar
aksi atom/ion/ molekul dengan cahaya/sinar elektron magnetik. Penetuan kadar
zat berdasarkan spektrum zat tersebut. Sudah lama ahli kimia menggunakan warna
untuk mengidentifikasi zat kimia. Spektrofotometri dapat di bayangkan sebagai
suatu perpanjangan dari cahaya visual mengenai penyerapan cahaya oleh spesies
kimia untuk pengukuran kuantitatif.
Dalam penggunaan dewasa ini, istilah spektrofotometri yaitu pengukuran
jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatau sistem kimia sebagai fungsi darai
panjang gelombang radiasi, juga pengukuran penyerapan yang menyendiri pada
suatu panjang gelombang tertentu.
1.2.2 Spektrum Elektromagnetik
Sebagai eksperimen dalam laboratorium fisika paling baik di tafsirkan
dengan menggunakan gagasan bahwa cahaya digambarkan dalam bentuk
gelombang transfersal. Dengan pengukuran yang tepat, gelombang-gelombang ini
dapat didirikan menurut panjang gelombang, kecepatan dan besaran-besaran lain
yang dapat digunakan untuk memberikan gerakan gelombang apa saja.
Gambar berikut menyatakan bahwa panjang gelombang mengacu ke jarak
antar dua gunung (atau lembah/yang berdamping dari gelombang itu). Kebalikan
Keterangan :
= panjang gelombang (nm),
V= bilangan gelombang (cm-1),
v = frekuensi (Hz) dan
c = kecepatan cahaya (nm/s)
Kecepatan cahaya kira-kira adalah 3.1010 cm/detik. Satuan ini digunakan
untuk panjang gelombang, bergantung pada daerah spektrum. Untuk radiasi
ultraviolet dan tampak digunakan satuan angstrom dan nanometer dengan meluas,
sedangkan mikrometer merupakan satuan yang lazim untuk daerah inframerah.
Satu mikrometer = 10-6 cm dan satu nanometer (nm) = 10-9 m atau 10-7 cm, satu
Angstrom () = 10-10 m atau 10-8 cm jadi 1nm = 10 .
Spektra elekttonik senyawa dalam fase uap kadang-kadang menunjukkan
struktur halus dalam mana sumbangan vibrasi dapat teramati, namun dalam fasefase mampet. Tingkat energi molekul demikian terganggu oleh tetangga-tetangga
dekatnya, sehingga seringkali hanya tampak pita lebar. Semua molekul dapat
menyerap baik sekutu maupun menyendiri yang dapat dieksitasikan ketingkat
energi yang lebih tinggi.
1.2.3 Kegunaan UV-Visible Spektrofotometer
UV-Visible
spektrofotometer
dapat
digunakan
untuk
menentukan
kandungan zat organik maupun anorganik dalam suatu larutan. Absorbansi energi
radiasi pada daerah spektrum UV dan Visible tergantung terutama pada jumlah
dan susunan elektron pada molekul-molekul atau ion-ion penyerap. Pada senyawa
anorganik penyerapan terjadi bilamana ada energi level yang kosong tertutup oleh
energi level yang penuh. Biasanya terbetuk dengan koordinasi kovalen dengan
atom lain. Absortsi pada molekul-molekul organik tergantung pada sebaran
elektron-elektron pada molekul. Senyawa organik jenuh tidak menunjukkan
adanya absortsi untuk daerah visible dan UV. Senyawa dengan ikatan ganda
menyerap panjang gelombang yang lebih panjang. Sistem terkonjugasi sempurna
dalam sebuah senyawa disebut chromophore dari senyawa itu. Berikut adalah
contoh senyawa organik dengan chranophorenya, serta panjang gelombang
reaksimum yang dapat diserap dan diperkirakan nilai molar absorbtivitynya:
Senyawa
Acetylene
Chromophore
C=O
Pelarut
Uap
Xmax, min
173
Log C
3,8
Acetone
C=O
Hexane
188
2,9
Butadiene
C=CC=C
Hexane
217
4,3
Crotonal dehyde
C=CC=O
etanol
217
4,2
Cahaya yang diserap hanya bagian kecil dari x sinar putih, mengingat
digunakannya filter (alat penyaring x cahaya)
Keuntungan adanya filter:
intensitasnya
warna
tertentu
dengan
warna
perbandingan.
Gambar
Keterangan:
1. Sumber sinar
Harus stabil
2. Lensa kalimator
3. Diagfragma variabel
4. Monokromator
5. Sel/kuvet
6. Detektor
7. Mikroameter
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
UV-Visible DR/2400 spektrofotometer
Pipet volume 5 ml, 10 ml dan 25 ml
Gelas kimia 100 ml
Labu ukur 50 ml
Kuvet
Buret
Klem dan statif
Bulp
Botol semprot
Bahan yang digunakan
Sampel I (Air UKM)
Sampel II (Air Danau)
Larutan induk Fe2+ 50 ppm
Ortopenantrolin
Buffer asetat
hidroksilamin
Aquadest
Pembuatan Larutan Standar Fe2+ (0,1 ppm; 0,3 ppm; 0,5 ppm; 0,7 ppm;
dan 0,9 ppm) dari larutan induk Fe2+ 50 ppm
Mengambil masing-masing 0,1 ml, 0,3 ml, 0,5 ml, 0,7 ml dan 0,9
ukur 50 ml
Mengambil 5 ml larutan buffer aseta, reagen O-phenantroline, dan
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Data pengamatan
Tabel 1. Absorbansi Pada Larutan Standar
Larutan
Standar
Konsentrasi (ppm)
0,1
0,3
0,5
0,7
0,9
Absorbansi (A)
0,023
0,079
0,126
0,234
0,352
Absorbansi (A)
0,042
0,149
Volume
25 ml
25 ml
Konsentrasi Sampel
(ppm)
25 ml
25 ml
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari Percobaan, maka dapat disimpulkan :
1. Persamaan garis yang diperoleh pada kurva kalibrasi yaitu Y =
0,406x 0,040
2. Semakin besar konsentrasi maka semakin besar juga absorbansi
dan semakin konsentrasi maka kecil absorbansi juga semakin kecil
DAFTAR PUSTAKA
Perhitungan
Y = 0,406- 0,040
Absorbansi : - Larutan Sampel I (Air UKM)
- Larutan Sampel II (Air Danau)
= 0,042
= 0,042
0.2
0.1
0
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Konsentrasi (ppm)
Larutan
Standar
Konsentrasi (ppm)
0,1
0,3
0,5
0,7
0,9
Larutan
Sampel I (Air UKM)
Sampel II (Air Danau)
Absorbansi (A)
0,023
0,079
0,126
0,234
0,352
Absorbansi (A)
0,042
0,149
Volume
25 ml
25 ml
0.8
0.9