Anda di halaman 1dari 3

Nama

NIM

: Nada Alya Firdaus


: 1406484

Matakuliah

: Kurikulum dan Pembelajaran SMP

==============================================
================================

Pendekatan Konsruktivisme dalam Pembelajaran Kimia


Menurut teori konsruktivisme konsep-konsep yang dibina pada struktur
kognitif seseorang akan berkembang dan berubah apabila mendapat
pengetahuan dan pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978)
menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur
kognitifnya
dengan
menghubungkan
pengetahuan
baru
dengan
pengetahuan yang tersedia ada pada dirinya dan proses ini dikenali sebagai
accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah
sering dengan adanya pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali
sebagai penalaran atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsepkonsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, yaitu
berdasarkan pengetahuan yang ada pada dirinya.
Pendekatan
konstruktivisme
sangat
penting
dalam
proses
pembelajaran karena belajar diajarkan membina konsep sendiri dengan
menghubungkan dan mengaitkan materi atau permasalahan yang dipelajari
dengan pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik. Dalam proses
ini peserta didik dapat meningkatkan pemahaman mereka mengenai suatu
permasalahan. Kelebihan dari pendekatan ini adalah peserta didik
berkesempatan membimbing pengetahuannya secara aktif melalui proses
yang saling mempengaruhi antara pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang baru. Pembelajaran yang sebelumnya dikaikan dengan
pembelajaran yang baru. Pengkaita inilah yang dikembangkan oleh peserta
didik.
Keterhubungan pendekatan kontrukstivisme dengan materi Perubahan
wujud, perubahan kimia, sifat fisika dan sifat kimia adalah keempat hal atau
pembelajaran tersebut merupakan pengetahuan yang saling berkaitan
sehingga apabila salah satu dari materi tersebut telah dipahami akn
bekaitan dengan pengetahuan baru tentang materi yang lainnya.
Adapun pedekatan pembelajaran konstruktivisme yang tepat dengan
materi perubaha wujud, perubahan kimia, sifat kimia dan sifat fisika adalah

setiap metode pembelajaran yang membantu peserta didik melakukan


kegiatan dan akhinya dapat mengkontruksi pengetahuan yang mereka
pahami dengan baik, dapat dikatakan sebagai metode yang aktif dan
membangun. Adaun metode yang tepat menurut saya untuk pendekatan
konstrktivisme yaitu dengan menggunakan metode Mind Mapping dan
metode eksperimental. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah metode
pembelajaran yang dikembangkan oleh Tony Buzana, kepala Brain
Foundation. Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan
kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai catatan yang dibuat
membuat suatu pola gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama
ditengah sementara subtopic dan perincian menjadi cabang-cabangnya.
Langkah-langkah pembeajaran konstruktivisme dalam materi ini dapat
dilakukan dengan:
1. Sebelum guru mengajar (Tahap Persiapan)
- Mempersiapkan bahan atau materi yang aka diajarkan.
- Mempersiapkan alat-alat peraga mind mapping, atau
praktikum yang akan dilakukan, serta mempersiapkan video
interaktif sebagai tambahan media pembelajaran.
- Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan dan arahan untuk
merangsang agar peserta didik berkeinginan tinggi untuk aktif
dikelas dan mau belajar.
- Memahami dan mempelajari karakter peserta didik, mengerti
akan kelebihan dan kelemahannya.
- Mempelajari pengetahuan awal peserta didik.
2. Selama Proses Pembelajaran (Tahap Pelaksanaan)
- Mengajak dan memberi dorongan peserta didik aktif dalam
pembelajaran
- Siswa dibiarkan untuk bertanya. Misalkan dengan kalimat
seperti ini mengapa yah al itu bias terjadi?ada yang tahu
kenapa?
- Menggunakan metode ilmiah dalam proses percobaan atau
praktikum sedehana yang dibuat menarik sehingga siswa
merasa tertarik dan menemukan sendiri pengetahuan mereka
seperti
metode
eksperimental
dilanjutkan
dengan
penggunaan metode mind map agar siswa mampu
mengemukakan, menyusun arti baik dari arti sudut pandang
merka sendiri, maupun dari interaksi atau diskusi dengan
orang lain.
- Tidak mencerca peserta didik yang berpendapat salah.
- Menerima jawaban alternative dari peserta didik.

Kesalahan pendapat siswa diiringin kembali agar ke konsep


yang benar dengan perlahan agar peserta didik dapat
menerima dan memahami.
- Siswa diberi waktu untuk berfikir dan merumuskan sendiri
gagasan meraka.
- Evaluasi secara kontinu dengan segala prosesnya.
3. Sesudah Proses Pembelajaran (Tahap Evaluasi)\
- Guru memberikan tugas berupa pembuatan mind mapping
sederhana kepada peserta didik.
- Tes yang membuat siswa berfikir bukan tes yang
mengedepankan hafalan.
- Memberikan tugas tambahan untuk pendalaman materi.

Anda mungkin juga menyukai