Abstract
The District of Maluku Tenggara Barat is situated between: 07 06 13 - 08 02 08
South Latitudes and 131 03 39 - 131 45 09 East Longitudes. The Broad of
Territory in the District of Maluku Tenggara 325,725 Ha. Maluku Tenggara Barat
District was above three tectonic plates, resulting in the formation of the complex
geological conditions, therefore the region include earthquake and tsunami prone
area. About 30 percent of the tsunami in Indonesia occurred in the Maluku Sea and
Banda Sea. Based on record have occurred BMKG station, 31 tsunami events
occurred which caused a big earthquake. Looking at a fairly high frequency, it is
important to assess potential earthquake and tsunami disaster in the future. The
results of the study the potential for disaster if it is associated with population
density, infrastructure and land use will be obtained a vulnerability. Vulnerability is
needed in preparing the Regional Development.
Kata kunci: kerawanan, kerentanan, regional development
1. PENDAHULUAN
Kota
Saumlaki
merupakan
satu
pusat
pertumbuhan Kabupaten Maluku Tenggara Barat
dan memiliki aktivitas perekonomian yang intensif
di sekitar wilayah pesisir, namun mempunyai
kerentanan yang tinggi terhadap gempabumi dan
tsunami. Menurut data Badan Meterologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten
Maluku Tenggara Barat telah terjadi 21 kali
gempabumi yang dirasakan dari tahun 2000 2009 dengan magnitudo 6 7,6 Skala Richter.
Wilayah pesisir pantai Saumlaki merupakan
salah satu kota dengan tingkat acaman yang
relatif tinggi karena berhadapan dan berdekatan
dengan sumber pembangkit gempa berpotensi
tsunami, yaitu subduksi lempeng Indo-Australia
dan Eurasia yang berlokasi di sebelah Barat Laut
Saumlaki. Potensi/kerawanan bencana akan
diperparah oleh beberapa permasalahan lain yang
muncul
sehingga
memicu
peningkatan
kerentanan. Laju pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi sebagai salah satu contohnya, akan
banyak membutuhkan kawasan-kawasan hunian
baru yang pada akhirnya kawasan hunian tersebut
akan terus menyebar hingga mencapai wilayahwilayah marginal yang tidak aman.
_______________________________________________________________________________________________________________
Analisis Kerawanan Dan Kerentanan...............(Suryana Prawiradisastra)
103
Diterima 16 Juni 2011; terima dalam revisi terakhir 15 Juli 2011; layak cetak 5 Agustus 2011
________________________________________________________________________________________________________________
104
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 2, Agustus 2011 Hlm.103-109
Diterima 16 Juni 2011; terima dalam revisi terakhir 15 Juli 2011; layak cetak 5 Agustus 2011
_______________________________________________________________________________________________________________
Analisis Kerawanan Dan Kerentanan...............(Suryana Prawiradisastra)
105
Diterima 16 Juni 2011; terima dalam revisi terakhir 15 Juli 2011; layak cetak 5 Agustus 2011
Lokasi
7.55 LS 128.66 BT
7.22 LS 130.25 BT
6.00 LS 130.36 BT
6.96 LS 129.68 BT
6.39 LS 131.17 BT
6.85 LS 130.76 BT
7.03 LS 131.02 BT
7.35 LS 130.87 BT
6.85 LS - 130.76 BT
6.29 LS 130.39 BT
6.94 LS 130.29 BT
6.39 LS 130.47 BT
6.27 LS 130.37 BT
6.19 LS 129.96 BT
6.27 LS 130.27 BT
Magnitude
(sr)
Kedalaman
(km)
Wilayah KM
(Barat Laut Saumlaki)
5.1
5.2
6.9
5.4
5.3
5.2
5.6
5.6
5.2
5.3
5.3
5.5
5.1
5.9
5.1
76
163
171
124
110
69
69
30
69
134
10
110
75
10
75
299
145
243
214
176
139
109
85
139
213
161
199
216
248
216
________________________________________________________________________________________________________________
106
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 2, Agustus 2011 Hlm.103-109
Diterima 16 Juni 2011; terima dalam revisi terakhir 15 Juli 2011; layak cetak 5 Agustus 2011
Kota
Saumlaki
merupakan
satu
pusat
pertumbuhan di Kabupaten Maluku Tenggara
Barat dan memiliki aktivitas perekonomian yang
intensif terletak disekitar wilayah pesisir. Tetapi
kota Saumlaki mempunyai kerentanan yang tinggi
terhadap gempabumi dan tsunami. Wilayah pesisir
Pantai Saumlaki merupakan salah satu kota
dengan tingkat acaman yang relatif tinggi karena
berhadapan dan berdekatan dengan sumber
pembangkit gempa berpotensi tsunami, yaitu
subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Potensi bencana akan diperparah oleh
beberapa permasalahan lain yang muncul
sehingga memicu peningkatan kerentanan. Laju
pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi
(dengan pertumbuhan sekitar 1,2 %) sebagai
salah satu contohnya, akan banyak membutuhkan
kawasan-kawasan hunian baru yang pada
akhirnya kawasan hunian tersebut akan terus
menyebar hingga mencapai wilayah-wilayah
marginal yang tidak aman terhadap bencana.
Tabel 3 di bawah memperlihatkan kepadatan
penduduk di Kabupaten Maluku Tenggara Barat
menurut kecamatan. Tingkat kepadatan penduduk
di kecamatan-kecamatan yang terdapat di
kabupaten Maluku tenggara Barat masih rendah
2
yakni rata-rata 11 jiwa/km . Tingkat kepadatan
penduduk yang relatif lebih tinggi ditemukan di
kecamatan-kecamatan di Pulau Yamdena.
_______________________________________________________________________________________________________________
Analisis Kerawanan Dan Kerentanan...............(Suryana Prawiradisastra)
107
Diterima 16 Juni 2011; terima dalam revisi terakhir 15 Juli 2011; layak cetak 5 Agustus 2011
Luas
Kec.
Lakilaki
10.505
Perempuan
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
(jiwa/km2)
14
10.699
21.204
Wertamrian
4.599
4.649
9.248
Wermaktian
4.969
4.955
9.924
Selaru
Tanimbar Utara
3.629
Jumlah
2.307
5.878
5.899
11.777
6.764
6.757
13.521
Yaru
2.415
2.413
4.828
Wuarlabobar
4.097
3.857
7.954
Nirunmas
3.778
3.847
7.625
Kormomolin
2.794
2.912
5.706
17
________________________________________________________________________________________________________________
108
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13, No. 2, Agustus 2011 Hlm.103-109
Diterima 16 Juni 2011; terima dalam revisi terakhir 15 Juli 2011; layak cetak 5 Agustus 2011
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kab. Maluku Tenggara,
2007, Maluku Tenggara Dalam Angka 2007
Dinas Kelautan Dan Perikanan Pemkab. Maluku
Tenggara, 2007, Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang Dan Pulau Pulau Kecil Kab.
Maluku Tenggara, Bagian I Fakta Dan Analisa,
Laporan Akhir
Kementerian Lingkungan Hidup, 2007, Analisa
Potensi Rawan bencana Alam Di Papua dan
Maluku (Tanah longsor, Banjir, Gempabumi
dan Tsunami), Laporan Akhir.
Kertapati, E, dkk, 2001, Peta Wilayah rawan
Bencana Gempabumi Indonesia, skala 1 :
5.000.000, Puslitbang Geologi-ESDM, Bandung
_______________________________________________________________________________________________________________
Analisis Kerawanan Dan Kerentanan...............(Suryana Prawiradisastra)
109
Diterima 16 Juni 2011; terima dalam revisi terakhir 15 Juli 2011; layak cetak 5 Agustus 2011