Anda di halaman 1dari 4

A Analisis data

Pada hasil pengamatan kromosom raksasa pada kelenjar ludah Drosophila


melanogaster dapat diketahui bahwa kelenjar saliva Drosophila melanogaster
berbentuk menyerupai sepasang ginjal dan berwarna transparan. Pada
pengamatan ini kami juga menemukan kromosom raksasa yang berbentuk
menyerupai benang. Terdapat bagian yang gelap (heterokromatin) dan terdapat
bagian yang berwarna terang (eukromatin). Heterokrimatin dan eukromatin
tersusun secara teratur
B Pembahasan
Menurut Gardner (1991), kromosom raksasa yang terdapat pada kelenjar
ludah Drosophila melanogaster terbentuk karena proses endomitosis dimana
strand kromosom mereplikasi terus menerus tanpa terjadi pembelahan inti. Proses
endomitosis menghasilkan bentukan kromosom yang besar dan panjang seperti
pita, atau yang biasa disebut kromosom polytene.
Kelenjar ludah Drosophila melanogaster membelah beberapa kali tetapi
masing-masing strand tidak membelah. Strand-strand tersebut tetap menempel
antara satu dengan yang lain. Dengan kata lain, kromosom raksasa ini memiliki
banyak copy gen yang tidak memisah antara satu dengan yang lain, sehingga di
dalam satu sel terdapat kopian informasi dari beberapa gen di dalam kromosom.
Namun saat terjadi endoreplikasi yang berulang-ulang pada kromosom, ada
bagian yang tidak ikut membelah dengan maksimal, yakni daerah sentromer.
Sebagai hasilnya, sentromer kromosom tergabung bersama-sama menjadi
bentukan padat yang dinamakan sentrosenter. Ciri khas dari kromosom raksasa
adalah terdapat garis-garis pita gelap dan pita terang yang tersusun teratur
berselang-seling (Corebima, 1994).
Menurut Kimball (1990), pita terang pada kromosom raksasa ini
merupakan eukromatin dengan lilitan renggang. Sedangkan pita gelap merupakan
heterokromatin dengan lilitan yang padat dan dapat mengalami kondensasi.
DNA umumnya terdapat pada pita-pita yang gelap. Bagian yang berperan aktif
dalam pembelahan adalah bagian pada pita gelap. Jumlah pita pada kromosom
raksasa dapat digolongkan menjadi 537 pita untuk kromosom X, 1032 pita pada

kromosom kedua, 1047 pita pada kromosom ketiga, dan 34 pita pada kromosom
keempat. Sehingga total pita adalah 2650 untuk satu genome. Beberapa penelitian
lain disebutkan jumlah pita 3286.
Kromosom raksasa biasanya ditemukan pada stadium larva. Hal ini dapat
dimengerti karena dengan adanya replikasi kromosom yang berulang-ulang (untuk
membentuk kromosom raksasa) ini akan menguntungkan bagi larva yang sedang
tumbuh dengan cepat dari pada jika sel tersebut tetap diploid. Pembentukan
kromosom raksasa tidak hanya terjadi pada kelenjar ludah larva prepupa
Drosophila melanogaster tetapi juga terjadi pada sel-sel perawat pada ovarium, sel
folikel yang mengelilingi oosit, sel-sel lemak, sel usus dan histoblas abdominal.
Jadi selain pada kelenjar ludah, kromosom raksasa juga ditemukan pada sel-sel
tersebut. Perbedaannya adalah pada letak penggembungan. Seperti halnya
kromosom biasa lainnya, kromosom raksasa ini juga berfungsi untuk mengatur
kegiatan metabolisme di dalam sel dan mengatur semua sistem kerja di dalam sel
tersebut (Kimball, 1990).
Pada praktikum hari ini menggunakan kelenjar ludah Drosophila
melanogaster. Digunakannya kelenjar ludah Drosophila melanogaster ini karena
lalat tersebut merupakan salah satu dari ordo diptera yang memiliki kromosom
homolog kebanyakan selalu berpasangan. Oleh karena itu kromosom-kromosom
interfase dalam sel-sel kelenjar ludah selalu berpasangan. Dalam inti sel interfase
dari embrio lalat Drosophila melanogaster, kromosom homolog tampak sebagai
benang-benang berpasangan yang memiliki kromomer (Suryo 1995: 84).
Kromosom politen pada kelenjar saliva mengalami replikasi sebanyak 10 kali,
sedangkan pada tubulus malphigi bereplikasi sebanyak 6 kali, dan pada lambung
mengalami replikasi sebanyak 9 kali (Wolfe 1993: 736-737).
Berdasarkan literatur, kromosom politen terdiri dari 4 lengan yang sama
panjang, 1 lengan pendek, kromosenter, band, interband, dan puff (Wolfe 1993:
737). Hasil yang kelompok kami dapatkan adalah kami menemukan kromosom
politen

yang

bentukannya

seperti

benang,

yang

didalamnya

terdapat

heterokromatin yang berwarna gelap dan eukromatin yang berwarna terang.


Keduanya tersusun secara berselang seling antara gelap dan terang secara teratur.

Bagian yang banyak terkondensasi pada kromosom politen memiliki


banyak salinan sekuen DNA tetapi karena berada dalam kondisi terpadatkan,
DNA tidak bisa diakses oleh sel yang bertanggung jawab untuk mengekspresikan
informasi genetik yang dikodekan dalam DNA, bagian tersebut bernama
heterokromatin. Heterokromatin berwarna gelap karena berada dalam kondisi
yang terpadatkan. Heterokromatin tidak aktif dalam melakukan transkripsi karena
tidak mengandung gen-gen yang aktif (Klug & Cummings, 1994: 321).
Eukromatin adalah bagian yang tidak terkondensasi dan terlihat berwarna terang.
Hal tersebut terjadi karena eukromatin tidak mengalami pemadatan. Eukromatin
mengandung gen-gen yang aktif dan hampir mengandung semua gen yang
ditranskripsi sehingga menjadi bagian yang aktif dalam melakukan replikasi
(Wolfe 1993: 553).
Daruj
Wolfe, S.L. 1993. Molecular and Cellular Biology. Wadsworth, Inc., California: xviii
+ 1145 hlm.

Klug, W.S. & M.R. Cummings. 1994. Concepts of Genetics. 4th ed. Prentice Hall
Inc., Engelwood Cliffs: xvi + 779 hlm.

Suryo, 1995. Sitogenetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta: xii + 531
hlm.

Gardner, E.J, dkk. 1991. Principles of Genetics. New York: John Wiley and Sons,
Inc.
Kimball, John W. 1990. BIOLOGI Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Corebima, A.D. 1994. Genetika. Malang: UM Press

Diskusi
1

Bagaimana bentuk kromosom raksasa tersebut?


Jawab: Bentukan kromosom ini linear dengan pita gelap terang saling
berselingan.

Apakah makna pita gelap terang ditinjau dari struktur dan fungsinya?
Jawab: Kromosom raksasa ini terdiri dari dua daerah yaitu daerah pita yang
gelap dan pita terang (interband) yang terletak berselang-seling secara
bergantian. Pada daerah pita yang gelap terdapat banyak DNA. Pada
daerah ini, kromatin mengalami kondensasi atau pelipatan secara
maksimal yang disebut sebagai heterokromatin yang berperan aktif
pada saat terjadi pembelahan. Heterokromatin adalah gen yang tidak
terekspresi. Sedangkan pada interband atau pita terang tidak terjadi
kondensasi. Pada pita terang ini terdapat eukromatin (gen yang tidak
diaktifkan).

Anda mungkin juga menyukai