Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI
Lansia (Lanjut usia) adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian
dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap

individu.
Lansia menurut UU No.4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai usia 55
tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk kperluan sehari-hari dan

menerima nafkah dari orang lan.


Lansia menurut UU No.12 tahun 1998 adalah seseorang yang telah mencapai usia

diatas 60 tahun.
Lansia adalah individu yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap

serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.


Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi

normalnya.
Proses menua adalah proses alami bukanlah suatu penyakit, tapi proses menurunnya
daya tahan tubuh untuk menerima rangsangan dari dalam dan luar tubuh.
Jadi lansia atau lanjut usia adalah individu yang karena usia lanjut sehingga terjadi
perubahan secara biologis, fisik, psikologis dan spiritual.

2. BATASAN LANJUT USIA


A. Menurut DEPKES RI lansia meliputi :
a. Kelompok lansia dini (45 54 tahun) sebagai masa VIRILITAS
b. Kelompok lansia (55 64 tahun) sebagai masa PRESENIUM
c. Kelompok lansia resiko tinggi (> 65 tahun) sebagi masa SENIUM
B. Menurut WHO lansia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age) : kelompok usia 45 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : kelompok usia 60 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) : kelompok usia 75 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : kelompok usia > 90 tahun
Usia digolongkan atas 3 yaitu :
a. Usia biologis
Usia yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam
keadaan hidup.
b. Usia psikologis
Menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
pada situasi yang dihadapinya.
c. Usia sosial

Usia yang menunjuk pada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat
kepada seseorang sehubungan dengan usianya.
3. TIPE-TIPE LANJUT USIA
a. Tipe Arif Bijaksana
Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, ramah,
rendah hati, menjadi panutan.
b. Tipe Mandiri
Yaitu lansia yang mampu mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang
baru, selektif terhadap pekerjaan, mempunyai kegiatan.
c. Tipe Tidak Puas
Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang menyebabkan
hilangnya kecantikan, daya tarik jasmani, hilangnya kekuasaan, jabatan, teman.
d. Tipe Pasrah
Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis
gelap terbitlah terang.
e. Tipe Bingung
Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, pasif, acuh tak
acuh.
4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUAAN
a. Herediter
b. Nutrisi
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stress
5. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA
A. PERUBAHAN FISIK
a. Sel
Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra
seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel
otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel.
b. Sistem Persyarafan
Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak
menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan
berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran, mengecilnya syaraf
penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap
dingin rendah, kurang sensitive terhadap sentuhan.
c. Sistem Penglihatan.

Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya
membedakan warna menurun.
d. Sistem Pendengaran.
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada
yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
diatas umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi menyebabkan
otosklerosis.
e. Sistem Cardiovaskuler.
Katup jantung menebal dan menjadi kaku,Kemampuan jantung menurun 1%
setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas dan elastisitas
pembuluh darah: kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
perubahan posisidari tidur ke duduk (duduk ke berdiri)bisa menyebabkan tekanan
darah menurun menjadi 65mmHg dan tekanan darah meninggi akibat
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistole normal 170 mmHg,
diastole normal 95 mmHg.
f. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi beberapa factor yang
mempengaruhinya yang sering ditemukan antara lain: Temperatur tubuh
menurun, keterbatasan reflek menggigildan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
g. Sistem Respirasi.
Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih
berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman nafas turun.
Kemampuan batuk menurun (menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun
menjadi 75 mmHg, CO2 arteri tidak berganti.
h. Sistem Gastrointestinal.
Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran
esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan
menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi absorbsi
menurun.
i. Sistem Genitourinaria.
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200
mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput
lendir mongering, elastisitas jaringan menurun dan disertai penurunan frekuensi
seksual intercrouse berefek pada seks sekunder.
j. Sistem Endokrin.

Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan
sekresi hormone kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan testoteron.
k. Sistem Kulit.
Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi dan
kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan
vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang
jumlah dan fungsinya, perubahan pada bentuk sel epidermis.
l. System Muskuloskeletal.
Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang,
persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis,
atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan
tremor.

B. PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Perubahan fisik, khusunya organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)
e. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
f. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
keluarga
g. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan
perubahan konsep diri
C. PERUBAHAN SPIRITUAL
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow, 1970).
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam berfikir
dan bertindak dalam sehari-hari
D. PERUBAHAN PSIKOSOSIAL
a. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jika
lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat,
gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.
b. Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan
dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebut
dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.
c. Depresi

Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti dengan
keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode depresi. Depresi
juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan menurunnya kemampuan
adaptasi.
d. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,
gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif, gangguangangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan
dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala
penghentian mendadak dari suatu obat.
e. Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga), lansia
sering

merasa

tetangganya

mencuri

barang-barangnya

atau

berniat

membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau menarik


diri dari kegiatan sosial.
f. Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-main
dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan tidak teratur.
Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.
6. PERMASALAHAN PADA LANSIA
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia,
antara lain :
A. Permasalahan umum
a. Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut
usia.
e. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia.
B. Permasalahan khusus :
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,
mental maupun sosial.
b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d. Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.

e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat


individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.
7. MASALAH KESEHATAN PADA LANSIA
A. Penyakit sistem paru dan kardiovaskuler.
a. Paru-paru
Fungsi paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas
jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatan kontraksi otot
pernafasan sehingga menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering diderita pada
lanjut usia diantaranya pneumonia, kematian cukup tinggi sampai 40 % yang
terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun. Tuberkulosis pada lansia
diperkirakan masih cukup tinggi.
b. Jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler).
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit menurun. Yang
paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin
berkurangnya aktivitas dan juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel
otot jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung. Pada
lansia, tekanan darah meningkat secara bertahap. Elastisitas jantung pada orang
berusia 70 tahun menurun sekitar 50 % dibanding orang berusia 20 tahun.
Tekanan darah pada wanita tua mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua
mencapai 160/100 mmHg masih dianggap normal.
Masalah lain pada lansia adalah hipertensi yang sering ditemukan dan menjadi
faktor utama penyebab stroke dan penyakit jantung koroner. Penyakit jantung
koroner terjadi akibat adanya arterisklerosis pada pembuluh darah serta faktor
pencetus dikarenakan merokok, kadar kolesterol tinggi, berat badan berlebih serta
kurang olahraga.
B. Penyakit sistem pencernaan
Penyakit yang sering terjadi pada saluran pencernaan lansia antara lain gastritis dan
ulkus peptikum, dengan gejala yang biasanya tidak spesifik, penurunan berat badan,
mual-mual, perut terasa tidak enak.
Namun keluhan seperti kembung, perut terasa tidak enak seringkali akibat
ketidakmampuan

mencerna

makanan

karena

menurunnya

fungsi

pencernaan. Sembelit/konstipasi kurang nafsu makan juga sering dijumpai.


C. Penyakit sistem urogenital.

kelenjar

Pada pria berusia lebih dari 50 tahun bisa terjadi pembesaran kelenjar prostat
(hipertrofi prostat), yang mengakibatkan gangguan buang air kecil, sedang pria lanjut
usia banyak dijumpai kanker pada kelenjar prostat.
Pada wanita bisa dijumpai peradangan kandung kemih sampai peradangan ginjal
akibat gangguan buang air kecil. Keadaan ini disebabkan berkurangnya tonus
kandung kemih dan adanya tumor yang menyumbat saluran kemih.
D. Penyakit gangguan endokrin (metabolik).
Dalam sistem endokrin , ada hormon yang diproduksi dalam jumlah besar di saat
stress dan berperan penting dalam reaksi mengatasi stress.
Oleh karena itu, dengan mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang
mampu menghadapi stress. Menurunnya hormon tiroid juga menyebabkan lansia
tampak lesu dan kurang bergairah. Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya
seperti adanya menopause pada wanita, sedang pada pria terjadi penurunan sekresi
kelenjar testis. Penyakit metabolik yang banyak dijumpai ialah diabetas melitus dan
osteoporosis.
E. Penyakit pada persendian tulang.
Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan
sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lansia. Lansia sering mengeluhkan
linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah
persendian pada jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi lutut dan panggul. Gangguan
metabolisme asam urat dalam tubuh (gout) menyebabkan nyeri yang sifatnya akut.
Terjadinya osteoporosis menjadi menyebab tulang-tulang lanjut usia mudah patah.
Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh, akibat kekuatan otot
berkurang, koordinasi anggota badan menurun, mendadak pusing, penglihatan yang
kurang baik, dan bisa karena cahaya kurang terang dan lantai yang licin.
F. Penyakit yang disebabkan proses keganasan.
Penyebab pasti belum diketahui, hanya nampak makin tua seseorang makin mudah
dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker banyak dijumpai pada rahim,
payudara dan saluran pencernaan, yang biasanya dimulai pada usia 50 tahun.
Kanker pada pria banyak dijumpai pada paru-paru, kelenjar prostat.
G. Penyakit penyakit lain
Penyakit saraf yang terpenting adalah akibat kerusakan pembuluh darah otak yang
dapat mengakibatkan perdarahan otak atau menimbulkan kepikunan (senilis).
8. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

A. Fisik atau biologis


a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat

b. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran atau penglihatan


c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat dalam merawat diri
d. Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian penurunan fungsi tubuh
tidak adekuat

e. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif, peristaltik
lemah

f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri


g. Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas atau adanya sekret
pada jalan napas
h. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi, atropis serabut otot
B. Psikologis - psikososial

a.
b.
c.
d.
e.

Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu


Isolasi sosial berhujbungan dengan perasaan curiga
Depresi berhubungan dengan isolasi sosial
Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak
Koping yang tidak adekuat berhubungan ndengan ketidakmampuan

menghilangkan perasaan secara tepat


f. Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas, merasa dekat
dengan kematian

C. Spiritual
a. Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan
b. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan
kematian
c. Perasaan tidak tenang berhubungan dengtan ketidakmampuan ibadah secara tepat

Anda mungkin juga menyukai