Segala puji dan syukur senantiasa Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga Laporan
1.
2.
3.
4.
5.
ini dapat terselaikan. Serta shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhamad SAW.
Laporan ini Penulis susun sebagai tugas akhir dalam Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Adapun
tujuan dari penyusunan Laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam
menyelesaikan mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro di Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan,
Sertaagar kita semua khususnya para pembaca dapat mengetahui lebih dalam mengenai Hubungan Antara
Tenaga Kerja dan Pengangguran di Sumatera utara.
Dalam menyelesaikan Laporan ini, Penulis menerima banyak bantuan , bimbingan, dan dukungan serta
doa dari semua pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Kedua Orang Tua yang tiada henti hentinya memberikan motivasi dan dukungan secara moril maupun materil
kepada saya selaku penulis
Ibu Noni selaku Dosen Pengampuh mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro Fakultas Ekonomi jurusan
Manajemen UNIMED yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyelesaian Laporan Laporan
ini sesuai yang di harapkan
Yang saya sayangi, Annisa Zahara yang selalu memberi perhatian dan pengertian buat Penulis dalam
menyelesaikan Laporan ini.
Mahasiswa/i Manajemen A09 yang telah memberikan support, kritik dan saran.
dan juga para Pembaca Laporan ini.
Dengan semua dukungan itu, Laporan ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah ungkapan yang pantas untuk menggambarkan Laporan ini,
Penulis menyadari Laporan ini masih jauh dari sempurna maka dengan ini Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak terutama Dosen Pengampuh dan Pembaca sebagai bahan
pertimbangan di Laporan berikutnya.
Semoga Laporan ini dapat berperan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia.
Sekian.
M. Aditya P.F.
709 21 0043
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................
Daftar Tabel .....................................................................................................
ii
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
BAB I
13
14
16
17
19
22
23
24
25
KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 28
4.2 Saran ........................................................................................... 29
Daftar Pustaka................................................................................................... 31
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penduduk Usia 15 Tahun keatas menurut Kegiatan Utama di Propinsi Sumatera Utara, 2006 2010
20
Tabel 2. Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis Kelamin Laki-Laki menurut Kegiatan Utama di Propinsi
Sumatera Utara, 2006 2010 ............................................................................. 21
Tabel 3. Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis Kelamin Perempuan menurut Kegiatan Utama di Propinsi
Sumatera Utara, 2006 - 2010............................................................................... 21
Tabel 4. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja dibawah Jam Kerja Normal di Propinsi Sumatera Utara,
2006 - 2010 ................................................................................................. 22
Tabel 5. Penduduk Provinsi Sumatera Utara Usia 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
Utama 2010 ................................................................................................. 23
Tabel 6. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Propinsi
Sumatera Utara, 2006 2010 ............................................................................................. 24
Tabel 7. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja menurut Status Pekerjaan Utama di Propinsi Sumatera
Utara, 2006 2010 ............................................................................................. 25
Tabel 8. Penduduk 15 Tahun keatas yang Berkerja dan Distribusi Pekerja Menurut Kabupaten/Kodya di
Sumatera Utara, Keadaan Agustus 2009 ............................................................................ 26
Tabel 9. Jumlah Penganggur dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Kabupaten/Kodya di Sumatera
Utara, Keadaan Agustus 2009 ............................................................................ 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Permasalahan Tenaga Kerja di Propinsi Sumatera Utara harus mendapatkan perhatian yang
menyeluruh dan terpadu, karena salah satu esensi yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah
penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang akan masuk ke
pasar kerja. Pertumbuhan angkatan kerja selalu lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan
kerja. Hal ini disebabkan antara lain karena pertumbuhan penduduk yang cenderung melebihi pertumbuhan
capital, disamping itu kegiatan ekonomi mempunyai tingkat diversitikasi yang rendah dan diikuti pula dengan
keterampilan tenaga kerja yang belum memadahi sehinga permasalahan ketenaga kerjaan semakin kompleks.
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat
menyebabkan masalah pengangguran di Sumatera Utara menjadi semakin serius. Masalah ini di pandang lebih
serius lagi bagi mereka yang berusia 15-24 tahun yang kebanyakan mempunyai pendidikan yang lumayan.
Karena mereka merasa pendidikan yang sudah mereka dapatkan ternyata belum dapat menjamin mereka dapat
bekerja.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih
kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga
kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang
disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor,
dan lain-lain.
Kolapsnya perekonomian Indonesia sejak krisis pada pertengahan 1997 membuat kondisi
ketenagakerjaan Sumatera Utara ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah
mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika
pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu
persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya
3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata
2,5 juta pertahun.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi masih lebih rendah
daripada kenyataan riil yang ada di lapangan. Bisa saja dalam kenyataannya angka pengangguran
di Indonesia masih lebih tinggi dari data dan angka resmi itu.
Berdasar latar belakang masalah diatas, dalam Tugas ini penulis mengambil judul Analisis Hubungan
Antara Tenaga Kerja dan Pengangguran di Sumatera utara.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup
1. Penduduk
Orang-orang yang biasanya tinggal pada suatu tempat lebih dari 6 (enam)
bulan, atau kurang dari 6 bulan, tetapi berminat untuk tinggal lebih dari 6
bulan.
2. Tenaga Kerja
Penduduk yang telah mencapai usia kerja, dalam hal ini usia 15 tahun ke atas
atau mereka yang mempunyai potensi untuk memproduksikan barang atau
jasa bila ada permintaan terhadap mereka dan jika mereka mau berpartisipasi
dalam kegiatan tersebut.
Penduduk yang belum mencapai usia kerja atau penduduk yang berumur
kurang dari 15 tahun
4. Angkatan Kerja
Penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang tidak/sedang bekerja dan tidak
berupaya untuk mendapatkan pekerjaan seperti : sekolah, mengurus
rumahtangga, pensiunan dan sebagainya.
6. Pekerja
7. Setengah Penganggur
Penduduk usia kerja yang sedang bekerja akan tetapi jumlah jam kerjanya
kurang dari 35 jam dalm seminggu
8. Penganggur
Penduduk usia kerja (angkatan kerja) yang tidak ada kegiatan (sekolah,
mengurus rumahtangga, dsb) dan tidak sedang berupaya untuk mendapatkan
pekerjaan
9. Mencari Pekerjaan
12. Kegiatan
13. SUSENAS
(Survei Sosial Ekonomi Nasional) salah satu kegiatan proyek rutin yang
dilaksanakan oleh BPS untuk mendapatkan informasi/data ketenagakerjaan
dan data lainnya secara langsung dari masyarakat (primer) yang dilaksanakan
pada bulan Pebruari setiap tahun.
14. SAKERNAS
(Survei Angkatan Kerja Nasional) salah satu kegiatan proyek rutin yang
dilaksanakan oleh BPS untuk mendapatkan informasi/data ketenagakerjaan
dan data lainnya secara langsung dari masyarakat (primer) yang dilaksanakan
pada bulan Agustus setiap tahun
15. TPAK
17. Sensus
18. Transmigrasi
mempunyai referensi waktu yang pasti misalnya satu minggu, dan sebagainya. Dan menurut konsep ini berfokus
kepada mereka yang bekerja. Jadi mereka yang bukan pekerja (yaitu : pengangguran/mencari pekerjaan),
dianggap sebagai kelompok residual.
Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif.
Kelompok angkatan kerja yang digolongkan kedalam bekerja adalah setiap orang yang didalam
seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keuntungan, lama bekerja paling sedikit dua hari. Dan setiap orang yang didalam
seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka
adalah pekerja tetap (pegawai-pegawai yang tidak masuk kerja karena cuti, sakit dan sebagainya), petani-petani
yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena mereka menunggu panen, orang-orang yang
bekerja didalam bidang keahlian seperti dokter, tukang pangkas dan sebagainya.
Kelompok angkatan kerja yang digolongkan mencari pekerjaan adalah penduduk 15 tahun keatas yang
sedang berusaha mencari pekerjaan (mereka yang belum pernah bekerja, mereka yang sudah bekerja tapi
akhirnnya mereka berhenti bekerja karena hal tertentu). Kegiatan untuk mencari pekerjaan tidak terbatas
didalam jangka waktu seminggu yang lalu saja tetapi bisa dilakukan dalam beberapa waktu yang lalu. Jadi
kedalam kategori mencari pekerjaan juga dimaksukkan, misalnya mereka yang sedang memasukkan lamaran
pekerjaan atau pesan pada saudara mereka dan mereka sedang menunggu jawaban.
Beberapa ukuran dasar dalam angkatan kerja yaitu :
a. tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate)
tingkat partisipasi angkatan kerja, menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur. Dan
dapat juga merupakan tingkat partisipasi total dari seluruh penduduk dalam usia kerja (tingkat aktivitas umum).
b. Tingkat aktivitas umum (general activity rate)
Tingkat aktivitas umum adalah tingkat aktivitas (activity rate) untuk seluruh penduduk dalam usia kerja.
UntukIndonesia adalah labor force dibagi seluruh penduduk berumur 10 tahun keatas. Perkataan activity rate
biasanya dipakai oleh terbitan PBB, sedang yang lebih lazim adalah participation rate
c. Tingkat aktivitas menurut umur dan jenis kelamin (age sex specific activity rate)
Tingkat aktivitas menurut umur dan jenis kelamin ini yang paling banyak dipakai dalam menyelesaikan tugas ini.
Ini merupakan suatu basic rates yang dipelajari dan diproyeksikan dalam analisa economically active population
Ini bisa dilakukan untuk berbagai karakteristik dari angkatan kerja seperti : 1. Tingkat pendidikan 2. Status
perkawinan 3. Tingkat pendapatan di rumah tangga Perbandingan internasional bisa juga dilakukan dengan
mengadakan plotting dari kurva age sex specific activity rate ini.
d. Tingkat activitas menurut jenis kelamin :(Sex specivic activity rate)
Tingkat aktivitas (tingkat partisipasi) ini disajikan terpisah antara laki-laki dan wanita. Dilihat dari polanya,
biasanya tingkat aktivitas untuk laki-laki lebih tinggi dibanding wanita.
e. Tingkat aktivitas kasar (Crude activity rate)
Tingkat aktivitas kasar adalah jumlah economically active population dibagi jumlah seluruh penduduk dan
dinyatakan dalam persentase. Crude activity rate ini sangat dipengaruhi oleh komposisi umur dari penduduk. Ini
digunakan untuk perbandingan dimana penganalisa ingin menunjukkan jumlah relative orang dalam angkatan
kerja tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Ini juga berguna dalam perbandingan dimana
ingin ditunjukkan pengaruh berbagai tingkat kenaikan alamiah dan migrasi terhadap aktivitas ekonomi.
f. Tingkat pengangguran (Unemployment rate)
Adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari
pekerjaan. Pengertian pengangguran disini adalah aktif mencari pekerjaan. Dan pengertian dari penduduk yang
sedang mencari pekerjaan (menganggur) adalah orang yang tidak bekerja dan sekarang ini sedang aktif mencari
pekerjaan menurut referensi waktu tertentu. Ini termasuk dalam kelompok menganggur ini adalah orang yang
pernah bekerja atau sekarang sedang dibebastugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan.
g. Tingkat bekerja penuh (Fully employed)
sesuaiContoh: Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yang ada.
Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Akibatnya para
pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk
sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh
bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu
proyek berikutnya.
Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis pengangguran ini akan nampak sebagai berikut:
2. Pengangguran Struktural
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan
di bidang keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka
tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3. Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural
Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam
kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan
usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau
pemecatan.
2.7
1.
2.
3.
4.
5.
2.8
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh
pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya.
Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat
akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi
karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan
menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli
2.
1.
2.
3.
masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang.
Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian
industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan
terpacu.
Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Angka
Pengangguran
Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara pada satu tahun terakhir diwarnai dengan perubahan
indikator yang cukup signifikan ke arah yang lebih baik. Pada Februari 2010, jumlah angkatan kerja mencapai
6.402.891 orang, dan angka ini naik sebanyak 80.477 orang disbanding keadaan Februari 2009 sebanyak
6.322.414 orang. Peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan jumlah angkatan kerja perempuan. Selama satu tahun, yakni dari periode Februari 2009 sampai
dengan Februari 2010 jumlah angkatan kerja laki-laki bertambah sebanyak 57.666 orang, sedangkan angkatan
kerja perempuan bertambah sebanyak 22.811 orang.
Penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 89.295 orang dibandingkan keadaan setahun yang lalu,
yakni saat Februari 2009. Selama satu tahun tersebut, peningkatan jumlah penduduk yang bekerja didominasi
oleh laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki yang bekerja naik sebanyak 70.847 orang, sedangkan peningkatan
penduduk perempuan yang bekerja sebanyak 18.448 orang. Tingginya peningkatan penduduk laki-laki dibanding
perempuan lebih disebabkan kebiasaan umum bahwa biasanya tanggung jawab laki-laki lebih besar terhadap
perekonomian rumah tangga. Peningkatan jumlah tenaga kerja laki-laki juga ditandai dengan turunnya angka
tingkat pengangguran laki-laki dari 6,74 persen pada Februari 2009 menjadi 6,29 persen padaFebruari 2010.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Sumatera Utara pada Februari 2010 sebesar 69,38 persen,
atau menurun sebesar 0,60 persen dibandingkan TPAK pada Februari 2009 sebesar 69,98 persen. TPAK
penduduk perempuan pada Februari 2010 sebesar 56.59 persen, atau sedikit menurun dibandingkan dengan
keadaan Februari 2009 sebesar 57,26 persen, sedangkan TPAK penduduk laki-laki pada Februari 2010 sebesar
82,53 persen, atau mengalami penurunan sebesar 0,53 persen dibandingkan keadaan Februari 2009 sebesar
83,06 persen.
Sejalan dengan penurunan TPAK tersebut, jumlah penganggur turun sebesar 8.818 orang. Pada
Februari 2009, jumlah penganggur terbuka sebesar 521.643 orang, dan pada Februari 2010 turun menjadi
512.825 orang. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari 8,25 persen pada Februari
2009 menjadi 8,01 persen pada Februari 2010.
Tingkat penggangguran terbuka (TPT) penduduk perempuan pada Februari 2010 sebesar 10.46 persen
dan TPT penduduk laki-laki sebesar 6,29 persen. Pada Februari 2009, TPT penduduk laki-laki sebesar 6,74
persen, dan TPT penduduk perempuan sebesar 10,38 persen. Jumlah penganggur pada Februari 2009 sebagian
besar (sekitar 56,50 persen) berada di daerah perkotaan, dan sisanya 43,50 persen di daerah perdesaan.
Sedangkan pada Februari 2010, sebesar 61,04 persen jumlah penganggur berada di perkotaan, dan 38,96
persen berada diperdesaan.
Tabel 1.
Penduduk Usia 15 Tahun keatas menurut Kegiatan Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 2010
1
2
KEGIATAN
UTAMA
Satuan
(1)
(2)
Penduduk
15 keatas
Angkatan
Kerja
2006
2007
2008
2009
2010
Februari
Februari
Februari
Februari
Februari
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Orang
8.151.027
8.287.473
8.749.804
9.034.908
9.228.149
Orang
5.718.145
5.647.710
5.930.892
6.322.414
6.402.891
- Bekerja
Orang
4.870.566
5.047.615
5.364.414
5.800.771
5.890.066
Penganggur
Orang
847.566
600.095
566.478
521.643
512.825
Bukan
Angkatan
Kerja
Tingkat
Partisipasi
Angkatan
Kerja
Tingkat
Penganggura
n Terbuka
Orang
2.432.882
2.639.763
2.863.912
2.712.494
2.825.258
70.15
68.15
67.44
69.68
69.38
14.82
10.63
9.55
8.25
8.01
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
Tabel 2
Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis Kelamin Laki-Laki menurut Kegiatan Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
KEGIATAN
UTAMA
Satuan
(1)
(2)
Pend
uduk
15
keat
as
Ang
kata
n
Kerj
a
Bek
erja
Peng
angg
ur
Buk
an
Ang
kata
n
Kerj
a
Ting
kat
Parti
sipas
i
Ang
kata
n
Kerj
a
Ting
kat
Peng
angg
uran
2006
2007
2008
2009
2010
Februari
Februari
Februari
Februari
Februari
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Orang
4.013.989
4.097.859
4.319.505
4.454.125
4.552.557
Orang
3.313.772
3.425.907
3.545.480
3.699.514
3.757.180
Orang
2.996.365
3.156.677
3.279.905
3.450.118
3.520.965
Orang
317.407
269.230
265.575
249.396
236.215
Orang
700.217
671.952
774.025
754.611
793.377
82,56
83,60
82,08
83,06
82,53
9,58
7,86
7,49
6,74
6,29
Terb
uka
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
Tabel 3
Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis Kelamin Perempuan menurut Kegiatan Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
KEGIATAN
UTAMA
Satuan
(1)
(2)
Pend
uduk
15
keat
as
Ang
kata
n
Kerj
a
Bek
erja
Peng
angg
ur
Buk
an
Ang
kata
n
Kerj
a
Ting
kat
Parti
sipas
i
Ang
kata
n
Kerj
a
Ting
kat
Peng
angg
uran
Terb
uka
2006
2007
2008
2009
2010
Februari
Februari
Februari
Februari
Februari
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Orang
4.137.038
4.189.614
4.475.299
4.580.783
4.675.592
Orang
2.404.373
2.221.803
2.385.412
2.622.900
2.645.711
Orang
1.874.201
1.890.938
2.084.509
2.350.653
2.369.101
Orang
530.172
330.865
300.093
272.247
276.610
Orang
1.732.665
1.567.811
2.089.887
1.957.883
2.029.881
58,12
53,03
53,30
57,60
56,59
22,05
14,89
12,61
10,38
10,46
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
Tabel 4
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja dibawah Jam Kerja Normal
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
KEGIATAN UTAMA
Satuan
(1)
(2)
2006
2007
2008
2009
2010
Februari
Februari
Februari
Februari
Februari
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Bekerja
Orang
4.870.566
5.047.615
5.364.414
5.800.771
6.402.891
Orang
1.422.642
1.430.398
1.479.543
1.652.001
1.842.206
Orang
670.402
631.178
703.377
713.330
805.379
Orang
752.240
799.220
776.166
938.671
1.036.827
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008, Februari 2009,
Februari 2010.
Jumlah penduduk setengah penganggur pada Februari 2010 mengalami penambahan sebanyak
190.205 orang dibanding Februari 2009. Penduduk setengah penganggur terpaksa pada Februari 2010
sebanyak 805.379 orang, meningkat sebesar 92.049 orang disbanding Februari 2009 sebanyak 713.330 orang.
Penduduk setengah penganggur sukarela pada Februari 2010 sebanyak 1.036.827 orang, meningkat sebesar
98.156 orang dibanding Februari 2009 sebanyak 938.671 orang.
Tabel 5
Struktur penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara tidak menunjukkan perubahan yang berarti, dan
Sektor Pertanian, yang meliputi sub sektor Pertanian Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan, Kehutanan,
Perburuan, dan Perikanan masih menjadi tumpuan untuk menampung jumlah angkatan kerja yang ada. Pada
Februari 2010, Sektor Pertanian menyerap 47,52 persen dari jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang
bekerja. Sektor-sektor lainnya yang relatif besar menyerap tenaga kerja adalah Sektor Perdagangan, Rumah
Makan dan Jasa Akomodasi sebesar 20,64 persen, dan Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perseorangan
sebesar 11,89 persen.
Tabel 6
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja menurut Lapangan Pekerjaan
Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
Satua
n
(1)
(2)
2006
2007
2008
2009
2010
Februa
ri
Februa
ri
Februa
ri
Februa
ri
Februar
i
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pertanian
51,3
49,7
49,4
48,36
47,52
Industri
9,2
9,2
7,6
8,89
9,00
Konstruksi
3,3
3,4
4,0
3,93
3,94
Perdagangan
16,9
18,8
21,0
21,21
20,64
6,4
5,8
5,4
5,21
5,27
1,2
1,1
1,1
1,00
1,26
Jasa Kemasyarakatan
11,1
11,2
10,8
10,96
11,89
Lainnya *)
0,6
0,9
0,7
0,42
0,48
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
*) Lapangan Pekerjaan Utama/Sektor Lainnya terdiri dari :
Sektor Pertambangan serta Listrik, Gas dan Air.
Tabel 7
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja menurut Status Pekerjaan Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
2006
2007
2008
2009
2010
(2)
Februar
i
(3)
Februar
i
(4)
Februar
i
(5)
Februar
i
(6)
Februar
i
(7)
Satuan
(1)
1
Berusaha Sendiri
18,7
20,4
18,8
18,51
19,07
19,6
17,7
20,3
19,66
18,96
2,3
2,6
3,1
2,77
2,23
Buruh/Karyawan
30,4
31,8
27,9
27,31
28,73
4,6
5,5
6,6
5,51
5,50
2,6
3,4
3,9
4,50
3,87
21,8
18,6
19,3
21,75
21,64
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Jumlah
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
Walaupun Kota Medan paling banyak menyerap penduduk yang bekerja di Sumatera Utara, tetapi disisi
lain tingkat pengangguran terbuka di kota ini juga termasuk yang sangat tinggi dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar 14,27 persen. Kota Sibolga merupakan daerah
dengan tingkat pengangguran paling tinggi yaitu mencapai 17,14 persen.
Daerah lain yang mempunyai tingkat pengangguran paling tinggi adalah Kota Pematang Siantar (12,30
persen), Kota Binjai (11,84 persen), Kota Tebing Tinggi (11,47 persen), Kota Tanjung Balai (11,17 persen),
Kabupaten Deli Serdang (10,87 persen) dan Kota Padangsidimpuan sebesar 10,52 persen (Tabel 9).
Tabel 8
Tabel 9
BAB
IV
PENUTUP
4.1
. Kesimpulan
Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara pada tahun terakhir 2007 -2010 diwarnai dengan perubahan
indikator yang cukup signifikan ke arah yang lebih baik, yaitu semakin berkurangnya pengangguran walaupun
Angkatan Kerja di Sumatera utara Naik.
Hubungannya Semakin Tinggi/Naik Angkatan Kerja Menyebabkan jumlah penduduk yang bekerja bertambah dan
berakibat menurunnya Tingkat Pengangguran Sumatera Utara. Ini dapat dilihat dari Persentase TPAK dari Tahun
2007 - 2010 yang semakin menurun.
Sedangkan Hal yang berbeda terjadi pada Tahun 2006 dimana Rendahnya Angkatan Kerja menyebabkan jumlah
Pendudukyang bekerja berkurang dan berakibat Menaikknya Tingkat Pengagguran. Ini dapat dilihat dari
Persentase TPAK 2006 yang Tinggi.
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu satu tahun bertambah sebanyak 80.477
orang. Pada Februari 2009, jumlah angkatan kerja di daerah ini sebanyak 6.322.414 orang, dan pada Februari
2010 naik menjadi 6.402.891 orang.
Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Sumatera Utara pada Februari 2010 sebanyak 5.890.066 orang, dan
pada Februari 2009 sebanyak 5.800.771 orang. Dengan demikian, selama kurun waktu satu tahun, jumlah
penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 89.295 orang.
Jumlah pengangguran berkurang sebanyak 8.818 orang dalam kurun waktu satu tahun. Pada Februari 2009,
jumlah penganggur di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 521.643 orang, dan pada Februari 2010 turun menjadi
512.825 orang.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Sumatera Utara turun dari 8,25 persen pada Februari 2009
menjadi 8,01 persen pada Februari 2010.
Jumlah penduduk yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) atau setengah
penganggur pada Februari 2010 sebanyak 1.842.206 orang
4.2
. Saran
Ketidakharmonisan kebijakan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan masih
sangat dirasakan menghambat kegiatan usaha, untuk Mengurangi Tingkat pengangguran, semua potensi dan
sumber daya harus dikerahkan dan disatukan, serta semua persoalan diurai. Semua ini untuk mencapai sasaran
2014, target pertumbuhan ekonomi 7 persen, pengangguran turun 5-6 persen, dan kemiskinan turun 8-10
persen.
Dengan penataan lebih baik, diharapkan setiap provinsi tumbuh dan perdagangan dalam negeri antarpulau
makin bergairah. Tripple track strategy tetap berlaku. Apa gunanya pertumbuhan ekonomi kalau yang
tumbuh yang itu-itu saja. Kita harus propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengentasan kemiskinan.
Perlu adanya reformasi pendidikan nasional agar bisa mengembangkan kewirausahaan dan inovasi. Bukan
hanya mencari Kerja saja, tetapi mencoba membuka Lapangan Pekerjaan yang pada akhirnya dapat
mengurangi Tingkat Pengangguran
Ada tiga kunci sukses membangun bangsa, yaitu semangat pantang menyerah harus dimiliki, persatuan dan
kebersamaan, serta jati diri. Boleh memuji bangsa lain, tetapi jangan menghina bangsa sendiri,
Selain itu, perlu stabilitas politik, kerukunan sosial, manajemen, kepemimpinan, dan kemitraan. Pemerintah
dan dunia usaha tidak bisa berjalan sendiri, tetapi mesti bersinergi.
DAFTAR PUSTAKA
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2010, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.31/05/12/Th. XIII, 10 Mei 2010
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2009, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.01/01/12/Th. XIII, 4 Januari 2010
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2009, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.32/05/12/Th. XII, 15 Mei 2009
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2008, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.33/05/12/Th. XI, 15 Mei 2008
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2007, Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara
No. 17/05/12/Th. X, 15 Mei 2007
KONDISI KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA 2006, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara Vol.09 /
No.11 / 23 Agustus 2006
SUMATERA UTARA DALAM ANGKA 2009, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Medan 2009
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository 2009