Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga Laporan

1.
2.

3.
4.
5.

ini dapat terselaikan. Serta shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhamad SAW.
Laporan ini Penulis susun sebagai tugas akhir dalam Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Adapun
tujuan dari penyusunan Laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan dalam
menyelesaikan mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro di Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan,
Sertaagar kita semua khususnya para pembaca dapat mengetahui lebih dalam mengenai Hubungan Antara
Tenaga Kerja dan Pengangguran di Sumatera utara.
Dalam menyelesaikan Laporan ini, Penulis menerima banyak bantuan , bimbingan, dan dukungan serta
doa dari semua pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Kedua Orang Tua yang tiada henti hentinya memberikan motivasi dan dukungan secara moril maupun materil
kepada saya selaku penulis
Ibu Noni selaku Dosen Pengampuh mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro Fakultas Ekonomi jurusan
Manajemen UNIMED yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyelesaian Laporan Laporan
ini sesuai yang di harapkan
Yang saya sayangi, Annisa Zahara yang selalu memberi perhatian dan pengertian buat Penulis dalam
menyelesaikan Laporan ini.
Mahasiswa/i Manajemen A09 yang telah memberikan support, kritik dan saran.
dan juga para Pembaca Laporan ini.
Dengan semua dukungan itu, Laporan ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah ungkapan yang pantas untuk menggambarkan Laporan ini,
Penulis menyadari Laporan ini masih jauh dari sempurna maka dengan ini Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak terutama Dosen Pengampuh dan Pembaca sebagai bahan
pertimbangan di Laporan berikutnya.
Semoga Laporan ini dapat berperan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia.
Sekian.

Medan, 6 Juni 2010


Penulis

M. Aditya P.F.
709 21 0043

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................
Daftar Tabel .....................................................................................................

ii
iv
v

BAB I
PENDAHULUAN

BAB II

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1


1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................... 3
1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 3
LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup .................................................. 4
2.2 Pengertian Angkatan kerja .......................................................... 8
2.3
Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja ................................................................................................... 11
2.4 Pengertian Pengangguran ........................................................... 12

2.5 Bentuk Pengangguran .................................................................


2.6 Jenis Pengangguran .....................................................................
2.7 Sebab-sebab terjadinya pengangguran ........................................
2.8 Dampak Pengangguran bagi Perekonomian ...............................
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Angka Pengangguran
3.2 Jumlah Penduduk Setengah Penganggur ....................................
3.3 Lapangan Pekerjaan Utama ........................................................
3.4 Status Pekerjaan Utama ..............................................................
3.5 Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran di Kabupaten/Kota

BAB I

13
14
16
17
19
22
23
24
25

KESIMPULAN DAN

SARAN
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 28
4.2 Saran ........................................................................................... 29
Daftar Pustaka................................................................................................... 31

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penduduk Usia 15 Tahun keatas menurut Kegiatan Utama di Propinsi Sumatera Utara, 2006 2010
20
Tabel 2. Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis Kelamin Laki-Laki menurut Kegiatan Utama di Propinsi
Sumatera Utara, 2006 2010 ............................................................................. 21
Tabel 3. Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis Kelamin Perempuan menurut Kegiatan Utama di Propinsi
Sumatera Utara, 2006 - 2010............................................................................... 21
Tabel 4. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja dibawah Jam Kerja Normal di Propinsi Sumatera Utara,
2006 - 2010 ................................................................................................. 22
Tabel 5. Penduduk Provinsi Sumatera Utara Usia 15 Tahun keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan
Utama 2010 ................................................................................................. 23
Tabel 6. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Propinsi
Sumatera Utara, 2006 2010 ............................................................................................. 24
Tabel 7. Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja menurut Status Pekerjaan Utama di Propinsi Sumatera
Utara, 2006 2010 ............................................................................................. 25
Tabel 8. Penduduk 15 Tahun keatas yang Berkerja dan Distribusi Pekerja Menurut Kabupaten/Kodya di
Sumatera Utara, Keadaan Agustus 2009 ............................................................................ 26
Tabel 9. Jumlah Penganggur dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Kabupaten/Kodya di Sumatera
Utara, Keadaan Agustus 2009 ............................................................................ 27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Permasalahan Tenaga Kerja di Propinsi Sumatera Utara harus mendapatkan perhatian yang
menyeluruh dan terpadu, karena salah satu esensi yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah
penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang akan masuk ke
pasar kerja. Pertumbuhan angkatan kerja selalu lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan kesempatan
kerja. Hal ini disebabkan antara lain karena pertumbuhan penduduk yang cenderung melebihi pertumbuhan
capital, disamping itu kegiatan ekonomi mempunyai tingkat diversitikasi yang rendah dan diikuti pula dengan
keterampilan tenaga kerja yang belum memadahi sehinga permasalahan ketenaga kerjaan semakin kompleks.
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat
menyebabkan masalah pengangguran di Sumatera Utara menjadi semakin serius. Masalah ini di pandang lebih
serius lagi bagi mereka yang berusia 15-24 tahun yang kebanyakan mempunyai pendidikan yang lumayan.
Karena mereka merasa pendidikan yang sudah mereka dapatkan ternyata belum dapat menjamin mereka dapat
bekerja.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih
kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga
kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang
disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor,
dan lain-lain.
Kolapsnya perekonomian Indonesia sejak krisis pada pertengahan 1997 membuat kondisi
ketenagakerjaan Sumatera Utara ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah
mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika

pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu
persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya
3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata
2,5 juta pertahun.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi masih lebih rendah
daripada kenyataan riil yang ada di lapangan. Bisa saja dalam kenyataannya angka pengangguran
di Indonesia masih lebih tinggi dari data dan angka resmi itu.
Berdasar latar belakang masalah diatas, dalam Tugas ini penulis mengambil judul Analisis Hubungan
Antara Tenaga Kerja dan Pengangguran di Sumatera utara.

1.2. Perumusan Masalah


Sumber daya manusia merupakan unsur penting dalam menggerakkan pembangunan. Oleh sebab itu
dibutuhkan tenaga-tenaga yang terampil dan berkualitas untuk mewujudkan pembangunan.
Penulis juga mencoba mencari perbandingan antara jumlah penduduk usia kerja, tingkat partipasi
angkatan kerja, kualitas tenaga kerja jika ditinjau dari kelompok umur, jenis kelamin, dan daerah tempat tinggal.
Sehubung dengan uraian yang disinggung pada latar belakang pemilihan judul, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut yakni bagaimana keadaan ketenagakerjaan di Propinsi Sumatera Utara. Selain itu juga ingin
diketahui bagaimana perkembangan angkatan kerjanya dari waktu ke waktu apakah mengalami peningkatan,
atau malah terjadi penurunan.

1.3. Maksud dan Tujuan


Adapun tujuan penelitian mengenai kondisi perkembangan tenaga kerja ini, adalah :
a. Untuk menggambarkan besarnya tingkat partisipasi Angkatan Kerja yang terjadi di Propinsi Sumatera Utara
b. Untuk menghitung persentase angkatan kerja menurut umur, jenis kelamin, dan daerah tempat tinggal.
c. Bagi penulis, yaitu sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang didapat penulis selama duduk dibangku
perkuliahan.
Tapi tujuan utamanya yaitu untuk memenuhi persyaratan pendidikan yang diwajibkan kepada
mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Non-Dik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dalam
menyelesaikan perkuliahan di Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro.

1.4. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dan Pengambilan Data dilaksanakan Pada Tanggal 31 Mei 2010 dari Pukul 11.00 s/d 15.00
WIB bertempat di kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara Jln. Asrama No. 179, Medan
Pengambilan data kembali di BPS SUMUT untuk melengkapi data yang sudah dikumpulkan dilakukan
pada Tanggal 3 Mei 2010.
Selanjutnya untuk melengkapi tugas juga diadakan pencarian Lewat Internet yang berlokasi di Website
BPS Sumut http://sumut.bps.go.id/ dan BPS Indonesia http://www.bps.go.id/, dan beberapa website lain yang
menyediakan Materi tentang Hubungan Antara Tenaga Kerja dan Pengangguran di Sumatera utara.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup
1. Penduduk

Orang-orang yang biasanya tinggal pada suatu tempat lebih dari 6 (enam)
bulan, atau kurang dari 6 bulan, tetapi berminat untuk tinggal lebih dari 6
bulan.

2. Tenaga Kerja

Penduduk yang telah mencapai usia kerja, dalam hal ini usia 15 tahun ke atas
atau mereka yang mempunyai potensi untuk memproduksikan barang atau
jasa bila ada permintaan terhadap mereka dan jika mereka mau berpartisipasi
dalam kegiatan tersebut.

3. Bukan Tenaga Kerja

Penduduk yang belum mencapai usia kerja atau penduduk yang berumur
kurang dari 15 tahun

4. Angkatan Kerja

Penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai pekerjaan, baik yang


sedang bekerja dan sementara tidak bekerja, termasuk yang sedang mencari
kerja/pekerjaan dan sebagainya.

5. Bukan Angkatan Kerja

Penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang tidak/sedang bekerja dan tidak
berupaya untuk mendapatkan pekerjaan seperti : sekolah, mengurus
rumahtangga, pensiunan dan sebagainya.

6. Pekerja

Mereka yang melakukan kegiatan pekerjaan dengan maksud memperoleh


penghasilan paling sedikit 1 jam dalam seminggu secara terus menerus tanpa
terputus

7. Setengah Penganggur

Penduduk usia kerja yang sedang bekerja akan tetapi jumlah jam kerjanya
kurang dari 35 jam dalm seminggu

8. Penganggur

Penduduk usia kerja (angkatan kerja) yang tidak ada kegiatan (sekolah,
mengurus rumahtangga, dsb) dan tidak sedang berupaya untuk mendapatkan
pekerjaan

9. Mencari Pekerjaan

Kegiatan dari mereka yang sedang berupaya untuk mendapatkan pekerjaan.


Mereka yang sedang mencari pekerjaan, terdiri dari :
a. Belum pernah bekerja, tetapi berupaya untuk mendapatkan pekerjaan
b. Mereka yang sedang bekerja, tetapi karena suatu hal masih berupaya
untuk mendapatkan pekerjaan
c. Sudah pernah bekerja, tetapi karena suatu hal masih berupaya untuk
mendapatkan pekerjaan

10. Lapangan Usaha

Kegiatan pekerjaan dari usaha/perusahaan, badan/lembaga instansi tempat


seseorang melakukan kegiatan sesuai dengan Klasifikasi Lapangan Usaha
Indonesia (KLUI), meliputi :
a. Pertanian (termasuk perikanan, kehutanan, Perkebunan);
b. Pertambangan dan penggalian
c. Industri (termasuk jasa industri)
d. Listrik, gas dan air
e. Bangunan (termasuk instalantir dan tukang gali sumur)
f. Perdagangan (termasuk usaha jual beli, katering, rumah makan, hotel,
motel, losmen dan penginapan lainnya)
g. Angkutan, pergudangan dan telekomunikasi (termasuk jasa angkutan,
pengepakan, pengiriman dan biro perjalanan)
h. Keuangan (Bank, asuransi, usaha persewaan bangunan/tanah, jasa
perusahaan dan lembaga keuangan lainnya seperti :Pasar modal,
penggadaian, penukaran uang asing dan sebagainya:

i. Jasa kemasyarakatan Sosial dan Perorangan , seperti Lembaga Legislatif,


Lembaga Tinggi Negara dan Pemerintah, Pertahanan Keamanan, Jasa
Pendidikan, Kebersihan, hiburan, Kebudayaan, Pembantu rumahtangga dan
sebagainya
Lainnya : Kegiatan/lapangan usaha atau perorangan, badan/lembaga yang
tidak tercakup dalam salah satu sektor di atas atau yang belum jelas
batasannya seperti tukang beling, pemulung, renternir dll.
11. Status Pekerjaan

Jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan. Status dapat dibedakan


sebagai berikut :
a. Berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain atas resiko sendiri
b. Berusaha dengan dibantu orang lain (pekerja tidak dibayar/buruh tidak
tetap)
c. Berusaha dengan buruh/pekerja tetap
d. Buruh/karyawan yaitu mereka yang bekerja pada orang lain atau instansi,
baik instansi pemerintah maupun swasta dengan menerima upah/gaji, baik
berupa uang atau barang (buruh tani walaupun mempunyai majikan tertentu
tetap digolongkan sebagai buruh)
e. Sebagai pekerja keluarga, yaitu anggota rumahtangga/ keluarga yang
membantu usaha untuk memperoleh penghasilan/keuntungan tanpa
mendapat upah/gaji.

12. Kegiatan

Yang biasa dilakukan, mencakup bekerja, sekolah, mengurus rumahtangga,


mencari pekerjaan dan sebaginya.

13. SUSENAS

(Survei Sosial Ekonomi Nasional) salah satu kegiatan proyek rutin yang
dilaksanakan oleh BPS untuk mendapatkan informasi/data ketenagakerjaan
dan data lainnya secara langsung dari masyarakat (primer) yang dilaksanakan
pada bulan Pebruari setiap tahun.

14. SAKERNAS

(Survei Angkatan Kerja Nasional) salah satu kegiatan proyek rutin yang
dilaksanakan oleh BPS untuk mendapatkan informasi/data ketenagakerjaan
dan data lainnya secara langsung dari masyarakat (primer) yang dilaksanakan
pada bulan Agustus setiap tahun

15. TPAK

(Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) Perbandingan penduduk usia kerja


(tenaga kerja)terhadap jumlah penduduk angkatan kerja (bekerja + mencari
pekerjaan)

16. Jenis Pekerjaan

macam pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang melaksanakan pekerjaan


tersebut atau yang ditugaskan kepadanya.

17. Sensus

Kegiatan pendataan terhadap seluruh elemen tertentu sesuai dengan tema


dari sensus tersebut.

18. Transmigrasi

Perpindahan penduduk dari suatu daerah yang memiliki tingkat kepadatan


tinggi ke suatu daerah dimana tingkat kepadatannya masih rendah, dengan
maksud penyebaran penduduk serta meningkatkan perekonomian di suatu
daerah.

2.2. Pengertian Angkatan kerja


Secara demografis besarnya angkatan kerja tergantung pada tingkat partisipasi angkatan kerja (Labor
Force Participation rate) yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang akan menjadi angkatan kerja. Dan
pengertian dari angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, dalam kegiatan
produktif yaitu untuk memproduksi barang dan jasa. Dan didalam konsep Labor Force Consept angkatan kerja

mempunyai referensi waktu yang pasti misalnya satu minggu, dan sebagainya. Dan menurut konsep ini berfokus
kepada mereka yang bekerja. Jadi mereka yang bukan pekerja (yaitu : pengangguran/mencari pekerjaan),
dianggap sebagai kelompok residual.
Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja, tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif.
Kelompok angkatan kerja yang digolongkan kedalam bekerja adalah setiap orang yang didalam
seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keuntungan, lama bekerja paling sedikit dua hari. Dan setiap orang yang didalam
seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka
adalah pekerja tetap (pegawai-pegawai yang tidak masuk kerja karena cuti, sakit dan sebagainya), petani-petani
yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena mereka menunggu panen, orang-orang yang
bekerja didalam bidang keahlian seperti dokter, tukang pangkas dan sebagainya.
Kelompok angkatan kerja yang digolongkan mencari pekerjaan adalah penduduk 15 tahun keatas yang
sedang berusaha mencari pekerjaan (mereka yang belum pernah bekerja, mereka yang sudah bekerja tapi
akhirnnya mereka berhenti bekerja karena hal tertentu). Kegiatan untuk mencari pekerjaan tidak terbatas
didalam jangka waktu seminggu yang lalu saja tetapi bisa dilakukan dalam beberapa waktu yang lalu. Jadi
kedalam kategori mencari pekerjaan juga dimaksukkan, misalnya mereka yang sedang memasukkan lamaran
pekerjaan atau pesan pada saudara mereka dan mereka sedang menunggu jawaban.
Beberapa ukuran dasar dalam angkatan kerja yaitu :
a. tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate)
tingkat partisipasi angkatan kerja, menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur. Dan
dapat juga merupakan tingkat partisipasi total dari seluruh penduduk dalam usia kerja (tingkat aktivitas umum).
b. Tingkat aktivitas umum (general activity rate)
Tingkat aktivitas umum adalah tingkat aktivitas (activity rate) untuk seluruh penduduk dalam usia kerja.
UntukIndonesia adalah labor force dibagi seluruh penduduk berumur 10 tahun keatas. Perkataan activity rate
biasanya dipakai oleh terbitan PBB, sedang yang lebih lazim adalah participation rate
c. Tingkat aktivitas menurut umur dan jenis kelamin (age sex specific activity rate)
Tingkat aktivitas menurut umur dan jenis kelamin ini yang paling banyak dipakai dalam menyelesaikan tugas ini.
Ini merupakan suatu basic rates yang dipelajari dan diproyeksikan dalam analisa economically active population
Ini bisa dilakukan untuk berbagai karakteristik dari angkatan kerja seperti : 1. Tingkat pendidikan 2. Status
perkawinan 3. Tingkat pendapatan di rumah tangga Perbandingan internasional bisa juga dilakukan dengan
mengadakan plotting dari kurva age sex specific activity rate ini.
d. Tingkat activitas menurut jenis kelamin :(Sex specivic activity rate)
Tingkat aktivitas (tingkat partisipasi) ini disajikan terpisah antara laki-laki dan wanita. Dilihat dari polanya,
biasanya tingkat aktivitas untuk laki-laki lebih tinggi dibanding wanita.
e. Tingkat aktivitas kasar (Crude activity rate)
Tingkat aktivitas kasar adalah jumlah economically active population dibagi jumlah seluruh penduduk dan
dinyatakan dalam persentase. Crude activity rate ini sangat dipengaruhi oleh komposisi umur dari penduduk. Ini
digunakan untuk perbandingan dimana penganalisa ingin menunjukkan jumlah relative orang dalam angkatan
kerja tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Ini juga berguna dalam perbandingan dimana
ingin ditunjukkan pengaruh berbagai tingkat kenaikan alamiah dan migrasi terhadap aktivitas ekonomi.
f. Tingkat pengangguran (Unemployment rate)
Adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari
pekerjaan. Pengertian pengangguran disini adalah aktif mencari pekerjaan. Dan pengertian dari penduduk yang
sedang mencari pekerjaan (menganggur) adalah orang yang tidak bekerja dan sekarang ini sedang aktif mencari
pekerjaan menurut referensi waktu tertentu. Ini termasuk dalam kelompok menganggur ini adalah orang yang
pernah bekerja atau sekarang sedang dibebastugaskan, tetapi sedang menganggur atau mencari pekerjaan.
g. Tingkat bekerja penuh (Fully employed)

h. Tingkat bekerja tidak penuh (Underemployed)


i. Rasio beban ketergantungan (dependency ratio)
Rasio ini diartikan untuk mendapat gambaran mengenai beberapa persen penduduk yang dianggap mempunyai
aktivitas komsumtif harus ditanggung oleh penduduk usia 15-64 tahun, yang dianggap sebagai penduduk yang
secara potensial disebut produktif

2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


Pengukuran tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan kerja dapat memberikan gambaran yang jelas
sampai seberapa jauh sebenarnya penduduk yang termasuk usia kerja (sepuluh tahun keatas) benar-benar aktif
di dalam bekerja dan tidak aktif bekerjaadalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja, misalnya didalam
mengurus rumah tangga. Jadi TPAK adalah perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia kerja.
Semakin besar jumlah penduduk usia kerja. Semakin besar jumlah penduduk usia kerja akan menyebabkan
semakin besarnya angkatan kerja.
Banyak yang mempengaruhi tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan kerja yaitu diantaranya
adalah : faktor umur, faktor pendidikan yang sudah ditamatkan, status dalam perkawinan, kesempatan kerja bagi
wanita.
Semua laki-laki telah mencapai usia kerja dalam kegiatan ekonomi karena pada umumnya yang
mencari nafkah adalah laki-laki. Menurut Durand(1675), perbedaan TPAK laki-laki antara daerah terdapat pada
pertama kali masuk angkatan kerja (umur muda) dan umur keluar dari angkatan kerja (umur tua).
Fungsi dari wanita pada umumnya adalah mengurus rumah tangga dan menjadi istri sekaligus ibu
dalam keluarga, berbeda jauh dengan laki-laki. Oleh karena itu partisipati wanita dalam angkatan kerja sangat
dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Akibatnya TPAK wanita baik secara keseluruhan maupun
berdasarkan umur.

2.4. Pengertian Pengangguran.


Pada keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerjasama dengan besarnya angkatan
kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada kenyataannya keadaan tersebut sulit
untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan
kerja akan mendapatkan pekerjaan, maka timbullah penggangguran.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu
rumah tangga, siswa sekolah, SMP, SMA, Mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena
sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Definisi pengangguran menurut para ahli :


Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang
aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka.
Dumairy, pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak
bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan.

2.5. Bentuk Pengangguran


Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini
terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang
karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.
Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu
unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi
jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak

sesuaiContoh: Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yang ada.
Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Akibatnya para
pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk
sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh
bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu
proyek berikutnya.
Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis pengangguran ini akan nampak sebagai berikut:

2.6. Jenis Pengangguran


Bila ditinjau dari sebab-sebabnya, pengangguran dapat digolongkan menjadi 7, yaitu:
1. Pengangguran Friksional (Transisional).
Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke
pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.
Contoh:
- Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara menganggur.
- Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik

2. Pengangguran Struktural
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan
di bidang keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka
tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3. Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural
Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam
kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan
usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau
pemecatan.

4. Pengangguran Musiman (Seasonal)


Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Contoh: pada musim panen, para petani bekerja
dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
5. Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alatalat teknologi yang semakin modern. Contoh, sebelum
ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan
padi maka mereka tidak bekerja lagi.
6. Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak, mengakibatkan
pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
7. Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara
keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.

2.7
1.

2.
3.

4.
5.

2.8

. Sebab-sebab terjadinya pengangguran


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia.
Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu
tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang
tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi
kesempatan kerja yang tersedia.
Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang

. Dampak Pengangguran bagi Perekonomian

Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh
pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang
dijelaskan di bawah ini:
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya.
Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat
akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi
karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan

menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli

2.

1.
2.
3.

masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang.
Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian
industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan
terpacu.
Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Angka
Pengangguran
Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara pada satu tahun terakhir diwarnai dengan perubahan
indikator yang cukup signifikan ke arah yang lebih baik. Pada Februari 2010, jumlah angkatan kerja mencapai
6.402.891 orang, dan angka ini naik sebanyak 80.477 orang disbanding keadaan Februari 2009 sebanyak
6.322.414 orang. Peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan jumlah angkatan kerja perempuan. Selama satu tahun, yakni dari periode Februari 2009 sampai
dengan Februari 2010 jumlah angkatan kerja laki-laki bertambah sebanyak 57.666 orang, sedangkan angkatan
kerja perempuan bertambah sebanyak 22.811 orang.
Penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 89.295 orang dibandingkan keadaan setahun yang lalu,
yakni saat Februari 2009. Selama satu tahun tersebut, peningkatan jumlah penduduk yang bekerja didominasi
oleh laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki yang bekerja naik sebanyak 70.847 orang, sedangkan peningkatan
penduduk perempuan yang bekerja sebanyak 18.448 orang. Tingginya peningkatan penduduk laki-laki dibanding
perempuan lebih disebabkan kebiasaan umum bahwa biasanya tanggung jawab laki-laki lebih besar terhadap
perekonomian rumah tangga. Peningkatan jumlah tenaga kerja laki-laki juga ditandai dengan turunnya angka
tingkat pengangguran laki-laki dari 6,74 persen pada Februari 2009 menjadi 6,29 persen padaFebruari 2010.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Sumatera Utara pada Februari 2010 sebesar 69,38 persen,
atau menurun sebesar 0,60 persen dibandingkan TPAK pada Februari 2009 sebesar 69,98 persen. TPAK
penduduk perempuan pada Februari 2010 sebesar 56.59 persen, atau sedikit menurun dibandingkan dengan
keadaan Februari 2009 sebesar 57,26 persen, sedangkan TPAK penduduk laki-laki pada Februari 2010 sebesar
82,53 persen, atau mengalami penurunan sebesar 0,53 persen dibandingkan keadaan Februari 2009 sebesar
83,06 persen.
Sejalan dengan penurunan TPAK tersebut, jumlah penganggur turun sebesar 8.818 orang. Pada
Februari 2009, jumlah penganggur terbuka sebesar 521.643 orang, dan pada Februari 2010 turun menjadi
512.825 orang. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari 8,25 persen pada Februari
2009 menjadi 8,01 persen pada Februari 2010.
Tingkat penggangguran terbuka (TPT) penduduk perempuan pada Februari 2010 sebesar 10.46 persen
dan TPT penduduk laki-laki sebesar 6,29 persen. Pada Februari 2009, TPT penduduk laki-laki sebesar 6,74
persen, dan TPT penduduk perempuan sebesar 10,38 persen. Jumlah penganggur pada Februari 2009 sebagian
besar (sekitar 56,50 persen) berada di daerah perkotaan, dan sisanya 43,50 persen di daerah perdesaan.
Sedangkan pada Februari 2010, sebesar 61,04 persen jumlah penganggur berada di perkotaan, dan 38,96
persen berada diperdesaan.

Tabel 1.
Penduduk Usia 15 Tahun keatas menurut Kegiatan Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 2010

1
2

KEGIATAN
UTAMA

Satuan

(1)

(2)

Penduduk
15 keatas
Angkatan
Kerja

2006

2007

2008

2009

2010

Februari

Februari

Februari

Februari

Februari

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Orang

8.151.027

8.287.473

8.749.804

9.034.908

9.228.149

Orang

5.718.145

5.647.710

5.930.892

6.322.414

6.402.891

- Bekerja

Orang

4.870.566

5.047.615

5.364.414

5.800.771

5.890.066

Penganggur

Orang

847.566

600.095

566.478

521.643

512.825

Bukan
Angkatan
Kerja
Tingkat
Partisipasi
Angkatan
Kerja
Tingkat
Penganggura
n Terbuka

Orang

2.432.882

2.639.763

2.863.912

2.712.494

2.825.258

70.15

68.15

67.44

69.68

69.38

14.82

10.63

9.55

8.25

8.01

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.

Tabel 2
Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis Kelamin Laki-Laki menurut Kegiatan Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
KEGIATAN
UTAMA

Satuan

(1)

(2)

Pend
uduk
15
keat
as
Ang
kata
n
Kerj
a
Bek
erja
Peng
angg
ur
Buk
an
Ang
kata
n
Kerj
a
Ting
kat
Parti
sipas
i
Ang
kata
n
Kerj
a
Ting
kat
Peng
angg
uran

2006

2007

2008

2009

2010

Februari

Februari

Februari

Februari

Februari

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Orang

4.013.989

4.097.859

4.319.505

4.454.125

4.552.557

Orang

3.313.772

3.425.907

3.545.480

3.699.514

3.757.180

Orang

2.996.365

3.156.677

3.279.905

3.450.118

3.520.965

Orang

317.407

269.230

265.575

249.396

236.215

Orang

700.217

671.952

774.025

754.611

793.377

82,56

83,60

82,08

83,06

82,53

9,58

7,86

7,49

6,74

6,29

Terb
uka

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.

Tabel 3
Penduduk Usia 15 Tahun keatas Berjenis Kelamin Perempuan menurut Kegiatan Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
KEGIATAN
UTAMA

Satuan

(1)

(2)

Pend
uduk
15
keat
as
Ang
kata
n
Kerj
a
Bek
erja
Peng
angg
ur
Buk
an
Ang
kata
n
Kerj
a
Ting
kat
Parti
sipas
i
Ang
kata
n
Kerj
a
Ting
kat
Peng
angg
uran
Terb
uka

2006

2007

2008

2009

2010

Februari

Februari

Februari

Februari

Februari

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Orang

4.137.038

4.189.614

4.475.299

4.580.783

4.675.592

Orang

2.404.373

2.221.803

2.385.412

2.622.900

2.645.711

Orang

1.874.201

1.890.938

2.084.509

2.350.653

2.369.101

Orang

530.172

330.865

300.093

272.247

276.610

Orang

1.732.665

1.567.811

2.089.887

1.957.883

2.029.881

58,12

53,03

53,30

57,60

56,59

22,05

14,89

12,61

10,38

10,46

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.

3.2. Jumlah Penduduk Setengah Penganggur


Penduduk Sumatera Utara usia 15 tahun keatas yang bekerja dibawah jam kerja normal, yakni kurang
dari 35 jam seminggu, atau setengah penganggur pada Februari 2010 sebanyak 1.842.206 orang. Dari jumlah
tersebut, sekitar 43,72 persen atau 805.379 orang diantaranya merupakan setengah penganggur terpaksa, yakni
mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal, dan masih mencari pekerjaan, atau masih bersedia menerima
pekerjaan.
Sedangkan jumlah setengah penganggur sukarela, yakni mereka yang bekerja di bawah jam kerja
normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain sebanyak 1.036.827 orang,
atau 56,28 persen dari jumlah penduduk setengah penganggur.

Tabel 4
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja dibawah Jam Kerja Normal
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
KEGIATAN UTAMA

Satuan

(1)

(2)

2006

2007

2008

2009

2010

Februari

Februari

Februari

Februari

Februari

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Bekerja

Orang

4.870.566

5.047.615

5.364.414

5.800.771

6.402.891

Jumlah Setengah Penganggur

Orang

1.422.642

1.430.398

1.479.543

1.652.001

1.842.206

- Setengah Penganggur Terpaksa

Orang

670.402

631.178

703.377

713.330

805.379

- Setengah Penganggur Sukarela

Orang

752.240

799.220

776.166

938.671

1.036.827

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008, Februari 2009,
Februari 2010.
Jumlah penduduk setengah penganggur pada Februari 2010 mengalami penambahan sebanyak
190.205 orang dibanding Februari 2009. Penduduk setengah penganggur terpaksa pada Februari 2010
sebanyak 805.379 orang, meningkat sebesar 92.049 orang disbanding Februari 2009 sebanyak 713.330 orang.
Penduduk setengah penganggur sukarela pada Februari 2010 sebanyak 1.036.827 orang, meningkat sebesar
98.156 orang dibanding Februari 2009 sebanyak 938.671 orang.

3.3. Lapangan Pekerjaan Utama


Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara masih bertumpu pada Sektor Pertanian. Sebagian
besar penduduk di daerah perdesaan bekerja di sektor ini. Pada Februari 2010, sekitar 72,77 persen penduduk
di daerah perdesaan bekerja di Sektor Pertanian, dan selebihnya (27,23 persen) bekerja di Sektor Non
Pertanian. Sebaliknya, penduduk daerah perkotaan pada umumnya bekerja di Sektor Perdagangan sebesar
34,79 persen, Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 20,73 persen, Sektor Industri sebesar 14,02 persen, dan
Sektor Pertanian sebesar 12,07, dan sisanya 18,38 persen bekerja di Sektor Lainnya.

Tabel 5

Struktur penyerapan tenaga kerja di Sumatera Utara tidak menunjukkan perubahan yang berarti, dan
Sektor Pertanian, yang meliputi sub sektor Pertanian Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan, Kehutanan,
Perburuan, dan Perikanan masih menjadi tumpuan untuk menampung jumlah angkatan kerja yang ada. Pada
Februari 2010, Sektor Pertanian menyerap 47,52 persen dari jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang
bekerja. Sektor-sektor lainnya yang relatif besar menyerap tenaga kerja adalah Sektor Perdagangan, Rumah
Makan dan Jasa Akomodasi sebesar 20,64 persen, dan Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perseorangan
sebesar 11,89 persen.

Tabel 6
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja menurut Lapangan Pekerjaan
Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010

LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

Satua
n

(1)

(2)

2006

2007

2008

2009

2010

Februa
ri

Februa
ri

Februa
ri

Februa
ri

Februar
i

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Pertanian

51,3

49,7

49,4

48,36

47,52

Industri

9,2

9,2

7,6

8,89

9,00

Konstruksi

3,3

3,4

4,0

3,93

3,94

Perdagangan

16,9

18,8

21,0

21,21

20,64

Angkutan dan Pergudangan

6,4

5,8

5,4

5,21

5,27

Keuangan dan Jasa


Perusahaan

1,2

1,1

1,1

1,00

1,26

Jasa Kemasyarakatan

11,1

11,2

10,8

10,96

11,89

Lainnya *)

0,6

0,9

0,7

0,42

0,48

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.
*) Lapangan Pekerjaan Utama/Sektor Lainnya terdiri dari :
Sektor Pertambangan serta Listrik, Gas dan Air.

3.4. Status Pekerjaan Utama


Pada Februari 2010, komposisi status pekerjaan utama penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja di
Sumatera Utara yang paling besar sebagai buruh/karyawan yaitu 28,73 persen, berusaha sendiri sebesar 19,07
persen, penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebesar
18,96 persen, dan berusaha dibantu buruh tetap sebesar 2,23 persen. Penduduk yang bekerja dengan status
pekerja bebas di pertanian dan pekerja bebas di non pertanian pada Februari 2010, masing-masing sebesar
5,50 persen dan 3,87 persen. Pada Februari 2010, penduduk yang bekerja dengan status pekerja keluarga/tak
dibayar sebesar 21,64 persen.

Tabel 7
Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Berkerja menurut Status Pekerjaan Utama
di Propinsi Sumatera Utara, 2006 - 2010
2006

2007

2008

2009

2010

(2)

Februar
i
(3)

Februar
i
(4)

Februar
i
(5)

Februar
i
(6)

Februar
i
(7)

STATUS PEKERJAAN UTAMA

Satuan

(1)
1

Berusaha Sendiri

18,7

20,4

18,8

18,51

19,07

Berusaha dibantu Buruh Tdk Tetap

19,6

17,7

20,3

19,66

18,96

Berusaha dibantu Buruh Tetap

2,3

2,6

3,1

2,77

2,23

Buruh/Karyawan

30,4

31,8

27,9

27,31

28,73

Pekerja Bebas di Pertanian

4,6

5,5

6,6

5,51

5,50

Pekerja Bebas di Non Pertanian

2,6

3,4

3,9

4,50

3,87

Pekerja Keluarga/Tdk Dibayar

21,8

18,6

19,3

21,75

21,64

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Jumlah

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2006, Februari 2007, Februari 2008,
Februari 2009, Februari 2010.

3.5. Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran di Kabupaten/Kota


Dari 5.765.643 orang penduduk yang bekerja di Provinsi Sumatera Utara pada Agustus 2009, sekitar
14,30 persen (824.250 orang) bekerja di Kota Medan. Daerah tingkat dua lainnya yang cukup banyak menyerap
tenaga kerja adalah Kabupaten Deli Serdang (14,24 persen), Langkat (7,53 persen), Labuhan Batu (7,28 persen)
dan Simalungun (6,46 persen) sedangkan sisanya tersebar di kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara
(Tabel 8).

Walaupun Kota Medan paling banyak menyerap penduduk yang bekerja di Sumatera Utara, tetapi disisi
lain tingkat pengangguran terbuka di kota ini juga termasuk yang sangat tinggi dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar 14,27 persen. Kota Sibolga merupakan daerah
dengan tingkat pengangguran paling tinggi yaitu mencapai 17,14 persen.
Daerah lain yang mempunyai tingkat pengangguran paling tinggi adalah Kota Pematang Siantar (12,30
persen), Kota Binjai (11,84 persen), Kota Tebing Tinggi (11,47 persen), Kota Tanjung Balai (11,17 persen),
Kabupaten Deli Serdang (10,87 persen) dan Kota Padangsidimpuan sebesar 10,52 persen (Tabel 9).

Tabel 8

Tabel 9

BAB

IV
PENUTUP
4.1

. Kesimpulan

Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara pada tahun terakhir 2007 -2010 diwarnai dengan perubahan
indikator yang cukup signifikan ke arah yang lebih baik, yaitu semakin berkurangnya pengangguran walaupun
Angkatan Kerja di Sumatera utara Naik.
Hubungannya Semakin Tinggi/Naik Angkatan Kerja Menyebabkan jumlah penduduk yang bekerja bertambah dan
berakibat menurunnya Tingkat Pengangguran Sumatera Utara. Ini dapat dilihat dari Persentase TPAK dari Tahun
2007 - 2010 yang semakin menurun.
Sedangkan Hal yang berbeda terjadi pada Tahun 2006 dimana Rendahnya Angkatan Kerja menyebabkan jumlah
Pendudukyang bekerja berkurang dan berakibat Menaikknya Tingkat Pengagguran. Ini dapat dilihat dari
Persentase TPAK 2006 yang Tinggi.
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu satu tahun bertambah sebanyak 80.477
orang. Pada Februari 2009, jumlah angkatan kerja di daerah ini sebanyak 6.322.414 orang, dan pada Februari
2010 naik menjadi 6.402.891 orang.
Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Sumatera Utara pada Februari 2010 sebanyak 5.890.066 orang, dan
pada Februari 2009 sebanyak 5.800.771 orang. Dengan demikian, selama kurun waktu satu tahun, jumlah
penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 89.295 orang.
Jumlah pengangguran berkurang sebanyak 8.818 orang dalam kurun waktu satu tahun. Pada Februari 2009,
jumlah penganggur di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 521.643 orang, dan pada Februari 2010 turun menjadi
512.825 orang.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Sumatera Utara turun dari 8,25 persen pada Februari 2009
menjadi 8,01 persen pada Februari 2010.
Jumlah penduduk yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) atau setengah
penganggur pada Februari 2010 sebanyak 1.842.206 orang

4.2

. Saran

Ketidakharmonisan kebijakan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan masih
sangat dirasakan menghambat kegiatan usaha, untuk Mengurangi Tingkat pengangguran, semua potensi dan
sumber daya harus dikerahkan dan disatukan, serta semua persoalan diurai. Semua ini untuk mencapai sasaran
2014, target pertumbuhan ekonomi 7 persen, pengangguran turun 5-6 persen, dan kemiskinan turun 8-10
persen.
Dengan penataan lebih baik, diharapkan setiap provinsi tumbuh dan perdagangan dalam negeri antarpulau
makin bergairah. Tripple track strategy tetap berlaku. Apa gunanya pertumbuhan ekonomi kalau yang
tumbuh yang itu-itu saja. Kita harus propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengentasan kemiskinan.
Perlu adanya reformasi pendidikan nasional agar bisa mengembangkan kewirausahaan dan inovasi. Bukan
hanya mencari Kerja saja, tetapi mencoba membuka Lapangan Pekerjaan yang pada akhirnya dapat
mengurangi Tingkat Pengangguran
Ada tiga kunci sukses membangun bangsa, yaitu semangat pantang menyerah harus dimiliki, persatuan dan
kebersamaan, serta jati diri. Boleh memuji bangsa lain, tetapi jangan menghina bangsa sendiri,
Selain itu, perlu stabilitas politik, kerukunan sosial, manajemen, kepemimpinan, dan kemitraan. Pemerintah
dan dunia usaha tidak bisa berjalan sendiri, tetapi mesti bersinergi.

DAFTAR PUSTAKA
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2010, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.31/05/12/Th. XIII, 10 Mei 2010
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2009, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.01/01/12/Th. XIII, 4 Januari 2010
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2009, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.32/05/12/Th. XII, 15 Mei 2009
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2008, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera
Utara No.33/05/12/Th. XI, 15 Mei 2008
KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2007, Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara
No. 17/05/12/Th. X, 15 Mei 2007
KONDISI KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA 2006, Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara Vol.09 /
No.11 / 23 Agustus 2006
SUMATERA UTARA DALAM ANGKA 2009, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Medan 2009
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai