Manajemen Kesehatan Gigi Pada Kehamilan
Manajemen Kesehatan Gigi Pada Kehamilan
BAB I
PENDAHULUAN
demikian menurut Heather Jaret, dar i University of North Carolina di Chapel Hill,
Amerika Serikat dalam presentasinya di Asosiasi Internasional untuk penelitian
gigi. Sementara Dr. Steven Offenbacher, Direktur Center of Oral and Systemic
Diseases di Universitas yang sama menjelaskan bahwa r isiko tersebut sama
kuatnya dengan risiko akibat merokok atau pemakaian alkohol. Para ahli mencari
hubungan antara penyakit di gusi dengan bayi berat lahir rendah, dengan melihat
kejadian selama 5-6 tahun belakangan. Penelitian dilakukan dengan memeriksa
kesehatan gigi dan mulut pada 850 wanita hamil, dengan usia dua puluh tahunan,
sebelum usia kehamilan 26 minggu. Setelah itu diperiksa kembali dalam waktu 48
jam setelah persalinan. Penelitian ini juga memperhitungkan kontrol dan berbagai
risiko, seperti umur, status merokoknya serta persalinan dini yang pernah dialami
sebelumnya. Penelitian itu menemukan bahwa peningkatan risiko dari bayi berat
lahir rendah dan hambatan pertumbuhan janin terlihat kurang jika gangguan di
gigi dan gusi memang ringan. Risiko i tu menjadi signifikan jika penyakit giginya
lebih berat. (IDAI, 2007)
Maka dari itu perawatan gigi pada ibu hamil sangatlah penting . (Wrzosek
T and Einarson A. 2009) Dalam Journal of Periodontology edisi Februari 2006,
membuktikan manfaat perawatan kesehatan mulut dan gigi pada ibu hamil, yakni
menurunkan risiko terserang pre-eklampsia (keracunan kehamilan) sebesar 5 -8%,
kemudian hasil riset Academy of General Dentistry menunjukan bahwa ibu hamil
menderita gangguan kesehatan mulut dan gigi (periodental desease) berisiko 3-5
kali lebih besar untuk melahirkan bayi prematur (kurang bulan). Sementara ibu
hamil yang menderita infeksi gusi, memiliki kemungkinan 6 kali lebih tinggi
untuk melahirkan bayi prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Journal of Periodontology edisi Januari 2006 menyebutkan bahwa, terapi
penyembuhan gangguan kesehatan mulut dan gigi yang diderita para ibu hamil,
dapat menurunkan angka kelahiran bayi prematur dan bayi lahir dengan berat
badan rendah sebesar 68% . (Anonim, 2009) Perlunya pemberian pengajaran dan
pelatihan kepada ibu yang akan hamil untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
(Lydon-Rochelle M.T. et al, 2004)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
Kehamilan dianggap sebagai penghalang untuk perawatan gigi. Namun,
sebenarnya prosedur preventif, kedaruratan, dan periksa rutin gigi semua cocok
dalam berbagai tahapan kehamilan tetapi dengan beberapa modifikasi
perawatan dan perencanaan awal. (Hasan T. 2009)
1. Tahapan dalam Kehamilan (Hasan T, 2009)
a. Trimester 1 (1-12 minggu)
Pembentukan dan diferensiasi.organ fetal
Kebanyakan rentan terhadap efek samping dari teratogen.
Hindari semua perawatan elektif tetapi tetap memberikan perawatan
yang diperlukan
Mekanisme:
- Posisi telentang setelah bulan kelima
- Uterus menekan vena kava inferior
- Peningkatan volume darah pada ekstremitas bawah
- Penurunan aliran darah balik ke jantung
- Penurunan perfusi pada uterus
- Fetal hipoksia
Gejala:
- Berkeringat
- Mual
- Kelemahan
- Merasa sesak
- Penurunan tekanan darah secara signifikan
- Bradikardi
- Kemungkinan kehilangan kesadaran
Pencegahan:
- Tinggikan pinggul kanan 10 -12 cm
- Berat tubuh condong ke pembuluh darah yang besar
- Gulingkan pasien ke sisi kirinya
- Tempatkan bantal kecil di bawah pinggul kanan -kiri secara
bergtantian
- Kepala berada di atas kaki.
b. Gastrointestinal Track
Selama kehamilan kebutuhan nutrisi ibu seperti vitamin dan
mineral meningkat. Nafsu makan ibu meningkat sehingga intake
makanan juga meningkat. Beberapa wanita hamil mengalami
penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan muntah. Gejala
tersebut mungkin berhubungan dengan peningkatan hormon human
Chorionic Gonadotrophin (hCG). (Susanto, 2009)
Rongga Mulut
Salivasi meningkat akibat gangguan menelan yang berhubungan
dengan mual yang terjadi terutama pada awal kehamilan.
Pengeroposan gigi selama kehamilan bukan terjadi akibat kurangnya
kalsium dalam gigi namun pengeroposan gigi mungkin terjadi akibat
e. Sistem Pulmoner
Perubahan Anatomi dan Fisiologi
Kehamilan menyebabkan perubahan anatomi dan fisiologi yang
berpengaruh terhadap respirasi. Pada awal kehamilan, dilatasi kapiler
terjadi pada saluran respi rasi ; pembesaran pada nasofaring, laring,
trakhea dan bronkus. Hal tersebut menyebbkan perubahan suara dan
pernapasan melalui hidung mengalami gangguan. Seperti halnya terus
yang membesar, diafragma mengalami elevasi sekitar 4 cm dan tulang
rusuk terangkat dan meluas menyebabkan pertambahan diameter
toraks bagian bawah sekitar 2 cm, dan lingkar dada meningkat sekitar
6 cm. Elevasi diafragma tidak menghalangi pergerakannya. Tonus otot
abdomen mengalami penurunan yang menyebabkan respirasi
abdomen lebih sering dibanding respirasi diafragma. (Susanto, 2009)
Volume dan Kapasitas Paru
Perubahan terjadi pada volume dan kapasitas paru selama
kehamilan. Dead volume (ruang mati) meningkat. Tidal volume
meningkat secara bertahap (35 -50%) seiring dengan usia kehamilan .
Kapasitas paru total menurun 4 -5% dengan adanya elevasi diafragma.
Kapasitas residu fungsional, volume residu, dan volume cadangan
respirasi semua mengalami penurunan sekitar 20%. Volume tidal yang
lebih besar dan volume residu yang menurun menyebabkan
peningkatan ventilasi alveolar sebesar 65% selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat 5-10%. Perubahan fungsi respirasi
antara lain : Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada
tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15 -20% diatas
kebutuhan wanita non hamil. Hiperventilasi yang terjadi pada ibu
hamil menyababkan penurunan CO2 alveolar. Penurunan CO2 ini
menurunkan tekanan CO2 darah; namun tekanan oksigen alveolar
dipertahankan pada batas normal. Hiperventilasi maternal melindungi
fetus dari paparan CO2 yang terlalu tinggi. (Susanto, 2009)
f. Sistem persarafan
Fungsi system saraf pusat dan otak sangat kompleks dan mencakup
semua aktifitas mulai dari reflex dasar sampai perubahan kemampuan
kognitif dan emosional. Kinerjanya sangat dberpengaruh dan
dipengaruhi hormone. Perubahan yang terjadi menyangkut
ketidaknyamanan tulang dan otot, gangguan tidur, perubahan sensa si,
pengalaman terhadap nyeri.
Hormon kehamilan mempengaruhi system saraf pusat, namun efek
yang ditimbulkan tidak terlalu dimengerti . Banyak wanita hamil
mengeluhkan bahwa kemampuan kognitif mereka menurun selama
kehamilan dengan kesulitan berkonsentrasi kelemahan menyimpan
memori. Holdcroft meyakini bahwa penyusutan otak wanita selama
hamil dan kembali normal setelah persalinan diseba bkan oleh
perubahan dalam sel individu bukan karena penurunan jumlah selnya.
Pola tidur berubah selama kehamilan dan periode postpartum.
Wanita hamil yang umur kehamilannya sudah mencapai 25 minggu
mengalami lebih banyak tidur dalam. Selama trimester perta ma waktu
tidur bertambah namun sering terjadi bangun di malam hari karena
adanya kelainan atau gangguan seperti nocturia, dyspnoe, heartburn,
nasal congestion, muscle aches dan kecemasan.
Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan
gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah. Persepsi bau dan rasa
erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya
perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai.
Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing da n
perasaan tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan
yang rasanya pahit selama kehamilan.
Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya :
1. Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang -kunang disebabkan
oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi
1. Penyebab primer
Iritasi lokal seperti plak merupakan penye bab primer gingivitis masa
kehamilan sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi
perubahan hormonal yang menyertai kehamilan dapat memperberat
reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut
adalah kalkulus/plak yang telah mengalami pengapuran, sisa -sisa
makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang baik. Saat
kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut yang bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual,
muntah, perasaan takut ketika meng gosok gigi karena timbul
perdarahan gusi atau ibu terlalu lelah dengan kehamilannya sehingga
ibu malas menggosok gigi. Keadaan ini dengan sendirinya akan
menambah penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan.
2. Penyebab sekunder
Kehamilan merupakan keadan fisiologis yang menyebabkan
perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon
estrogen dan progesteron. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen
dan progesteron pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi
pada jaringan, di antaranya pelebaran pe mbuluh darah yang
mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi
lebih merah, bengkak dan mudah mengalami perdarahan.
Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama
kehamilan, perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang t erjadi.
Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh
dengan jaringan gusi wanita yang tidak hamil, di antaranya;
a. Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan berwarna
merah terang sampai kebiruan, kadang -kadang berwarna merah tua.
b. Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela -
sela gigi dan pinggiran gusi terlihat membulat.
kedua dan keadaan ibu mempunyai risiko kecil untuk muncul kembali.
(Pirie M, et al, 2007). Umur, sosial ekonomi, kesehatan mulut, dan
paritas dari wanita merupakan faktor risiko menuju kronisitas pada
penyakit periodontal. (Wandera M. et al, 2009). Penelitian terbaru
membuktikan ada hubungan antara penyakit periodontal dengan
diabetes gestational. (Xiong Xu, et al, 2009)
2. Host respon dan flora mulut
Meskipun proses kerusakan yang menyertai penyakit
periodontogen (misalnya kerusakan tulang dan jaringan periondotogen)
berhubungan dengan bakteri pada plak, kenyataannya terutama akibat
respon host pada infeksi mikroba.
Koloni bakteri yang berada pada sublingual menyusup ke jaringan
ikat yang menyokong gigi dan berusaha menghindari respon imun dari
host. Namun karena pada kehamilan respon imun menurun yaitu
penurunan jumlah neutrofi, penurunan kemotaksis dan fagositosis, dan
juga penekanan pada respon antibodi dan cell -imediated imunity. Sehingga
kerusakan pada periodontal sering terjadi.
Mengingat bahwa reseptor estrogen dan progesteron ditemukan
dalam jaringan periodontal, progresif peningkatan kadar hormon pada
kehamilan ini juga mempengaruhi respon dari jaringan. Matriks
ekstraselular, pembuluh darah dan fibroblas gingiva semua terpengaruh.
Meskipun estrogen, yang mungkin terlibat dalam regulasi selular
proliferasi, diferensiasi dan keratinisa si tampaknya merangsang sintesis
matriks, bersama dengan progesteron juga meningkatkan produksi
terlokalisasi mediator peradangan, terutama prostaglandin E2 (PGE 2),
yang potensial menginduksi aktivitas osteoclastic. Progesteron juga
mempengaruhi homeostasis jaringan dengan mengurangi pro liferasi
fibroblast, mengubah pola produksi kolagen dan mengurangi tingkat
plasminogen aktivator inhibitor tipe 2 (PAI-2) yang merupakan
penghambat penting proteolisis. jaringan.
mulut. Hasil dari deskuamasi sel meningkatkan sediaan nutrisi bagi bakteri
dan merupakan lingkungan yang cocok untuk tumbuhnya bakteri yang
merupakan faktor predisposisi terjadinya caries. (Pirie M, et al, 2007)
5. Candidiasis
Biasanya asimtomatik etapi kadang -kadang juga terasa seperti
terbakar. Perawatan dengan anti jamur topikal atau sistemik. (Hasan T,
2009)
6. Stomatitis
Belum ada bukti bahwa wanita hamil lebih sering terkena daripada yang
tidak hamil. (Hasan T, 2009)
- Menurut penelitian dengan perawatan seperti plak kon trol, scaling, dan
berkumur dengan chlorhexidine 0,12%, menjaga kebersihan mulut, serta
mengurangi timbulnya plak setiap 2 sampai 3 minggu hingga melahirkan
secara signifikan mengurangi tingkat kelahiran prematur.
- Perawatan gigi secara benar tidak menimbul kan bahaya lahir prematur.
(Lopez R, 2009; Newham J.P. et al, 2009 )
2. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
- Sebuah penelitian yang dilansir Annals of Periodontology di tahun 1998
mengungkap perempuan hamil dengan penyakit gusi yang kronis
mempunyai risiko tujuh ka li lebih besar memiliki bayi lahir prematur.
Riset lain menemukan sebanyak 77 persen ibu yang melahirkan bayi
prematur menderita penyakit radang gusi. (Abidin Boy, 2009)
- Mekanisme hampir sama dengan yang lahir prematur. Bakteri yang masuk
melalui gusi akan menyebar dan sampai di pembuluh darah ibu yang
menuju ke janin. Akibatnya pembuluh darah menjadi sempit sehingga
asupan nutrisi pada fetal tergannggu. Bisa sampai nekrosis dan timbul
keguguran. (Abidin Boy, 2009)
- Penelitian membuktikan bahwa penyakit peri odontal merupakan faktor
risiko BBLR. (Shenoy R.P, 2009)
- Perawatan gigi secara benar tidak menimbulkan bahaya berat bayi lahir
rendah (Newham J.P. et al, 2009)
3. Preeklamsia
- Mekanisme terjadinya belum jelas
- Beberapa pendapat tentang mekanismenya sebagai beri kut: Infeksi
periodontalmenyebabkan inflamasi dan kerusakan vaskuler. Hal ini kan
memicu terjadinya kerusakan sel dalam plasenta sehingga timbullah
preeklamsia. (Hasan T, 2009)
- Perawatan gigi secara benar tidak menimbulkan bahaya preeklamsia
(Newham J.P. et al, 2009)
Cabut Gigi
1. Analgesik Umum
- Paracetamol (B)
- Ibuprofen (B/D*)
- Oxycodon (B/D*)
- Hydrocodone dan kodein (C / D *)
- Hindari pada trimester tiga kehamilan.
- Paracetamol adalah analgesik pilihan untuk semua tahapan kehamilan.
Digunakan untuk mengobati rasa sakit ringan hingga sedang dan demam.
Penggunaan jangka pendek diyakini aman. Hindari penggunaan jangka
panjang.
- Aspirin bersifat nontertogenik namun dapat menyebabkan p erdarahan pada
ibu dan janin. Dosis besar dan kronis pada trimester akhir bisa
menyebabkan penutupan duktus arterisus lebih awal, hipertensi janin,
anamia, dan BBLR.
- Ibuprofen dihindari pada trimester tiga karena kemungkinan timbul efek
yang merugikan pada sirkulasi.
- Penggunaan kodein jangka pendek dirasa aman. Hindari penggunaannya
jika timbul depresi pernafasan.
- Analgesik untuk Trimester I dan II: Kategori B (Paracetamol, Ibuprofen,
Naproxen), Kategori C (paracetamol dengan kodein atau hidrocodone,
paracetamol dengan oxycodone)
- Analgesik yang harus dihindari pada trimester III: penyebab masalah
persalinan, Aspirin (C/3D), Ibuprofen (B/3D), Naproxen (B/3D),
Penyebab depresi pernapasan pada bayi, Kodein (C/3D), Hydrocodone
(C/3D), oxicodone (C/3D)
2. Sedatif
- Nitrous oksida tidak boleh digunakan pada trimester I (jika digunakan
pada trimester II dan III jangan dibawah 50% konsentrasi oksigen)
3. Antibiotik
- Untuk mengobati abses dan selulitis mulut; penisilin (B), Amoxicillin (B),
Sefaleksin (B), Eritromisin basa (B ) bisa menyebabkan cholestatis hepatis,
Klindamisin (B)
- Penisilin V dan amoxicillin adalah pilihan obat untuk infeksi ringan
hingga sedang.
- Antibiotik digunakan selama kehamilan (penisilin V, amoxicillin, eritrosin
bentuk dasar, sefaleksin, cephalosporin, Klindamisin, Metronidazol.
- Antibiotik yang dihindari selama kehamilan (doxycycline, tetrasiklin,
eritromisin bentuk estolate, vankomisin.
- Tetrasiklin menimbulkan masalah yaitu akan terakumulasi pada tulang,
menghambat pertumbuhan tulang , dan perubahan warna gigi.
- Antimikroba lain; Nistatin (B), Chlorhexidine bilas (B). Penggunaan
dengan hati-hati; Clotrimoxazole (C), Ketokonazol (C), Flukonazole (C).
Jangan gunakan; Doxycucline (D)
4. Anestesi Lokal
- Kategori B: Lidokain (Xylocaine), Etidocain, Prilocain.
- Kategori C: Procain, Bupivicain, Mepivicain.
- Lidokain+vasokonstriktor paling umum digunakan.
- Prilocain menyebabkan methemoglobinemia.
5. Ulcer Healing Drugs
- Simetidin (B), Famotidin (B), Ranitidine (B), Omeprazole (B),
Esomeprazole (B), Lansoprazole (B), Pantopraz ole (lebih baik dihindari)
- Mesoprostol, hindari selama kehamilan karena bisa menstimulasi uterus
sehingga bisa abortus dan juga bersifat teratogenik.
- Antasid (B), Kalsium Karbonat (C), simethicone (C),
6. Usaha Pencegahan
- Fluoride, Xylitol, chlorhexidine
(Hasan T, 2009; Moore P.A, 1998)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada kehamilan terjadi perubahan anatomis dan fisiologis yang akan
berdampak pula terhadap kesehatan gigi dan mulut pada ibu. Penyakit yang
sering diderita berupa pregnancy ginggivitis, pregnancy epulis, gigi goyah,
candidiasis, dan erosi gigi. Dalam perawatan gigi terutama ibu yang sedang
hamil perlu mendapat perhatian demi kesehatan ibu dan janin. Berbagai
penelitian membuktikan bahwa perawatan gigi pada ibu hamil apabila
dilakukan dengan prosedur yang benar akan memberikan manfaat yang besar
dibandingkan jika tidak dirawat terutama terhadap pertumbuhan janin.
B. SARAN
1. Sebelum memutuskan untuk hamil, sebaiknya masukkan pemeriksaan gigi
dalam daftar persiapan prakeham ilan
2. Tingkatkan perawatan harian, seperti mengosok gigi setiap selesai makan
dan sebelum tidur. Serta jaga asupan makanan dengan baik .
3. Prosedur gigi usahakan pada waktu paling aman bagi ibu dan janin yaitu
pada kehamilan trimester II
DAFTAR PUSTAKA
Bryan S, et al. 2008. Examining the safety of dental treatment in pregnant women.
Journal of the American Dental Association. 139:685-695
Fadavi et al. 2009. Survey of Oral Health Knowledge and Behavior of Pregnant Minority
Adolescents. Pediatric Dentistry. Vol 31(5): 405-408
Hujoel, et al. 2004. Mercury Exposure from Dental Filling Placement during
Pregnancy and Low Birth Weight Risk . American Journal of Epidemiologi . Vol
161:8
Kumar and Samelson. 2009. Oral health care during pregnancy recommendations
for oral health professionals. N Y State Dent J. Vol 75(6):29-33
Lopez R. 2009. Periodontal treatment during pregnancy did not reduce the
occurrence of poor pregnancy outcomes. Evidence-Based Dentistry. Vol 10:105
Lydon-Rochelle M.T. et al. 2004. Dental Care Use and Self -Reported Dental
Problems in Relation to Pregnancy. American Journal of Public Health. Vol 94:5
Moore P.A. 1998. Selecting Drugs for The Pregnant Dental Patient. Journal of the
American Dental Association . Vol 129
Shenoy R.P. 2009. Periodontal disease as a risk factor in pre-term low birth
weight – an assesment of gynecologiist’ knowledge: apilot study. Indian Journal
Dental research. Vol 20(1)
Suharso Edi. 2009. Sakit Gigi Pada Ibu Hamil Bisa Menyebabkan Keguguran .
http://www.pdgi-
online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=73&Itemid=1 . 16
Januari 2010 14.30