Anda di halaman 1dari 22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. SANITASI PASAR
1. Pengertian Pasar
Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar adalah tempat
terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan
oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.
Pasar merupakan suatu tempat tertentu, bertemunya antara penjual
dengan

pembeli

termasuk

fasilitasnya

dimana

penjual

dapat

memperagakan barang dagangannya dengan membayar restribusi. Dan


pasar itu sendiri mempunyai fungsi, diantaranya :
a. Pasar sangat diperlukan oleh masyarakat
b. Tempat berbelanja bagi masyarakat dan pedagang pengecer ataupun
pedagang kecil
c. Tempat mencari informasi bagi para pedagang pengecer
d. Tempat distribusi bagi pengelola atau pengusaha industri kecil
e. Tempat untuk mendapatkan barang bagi para pedagang industri kecil
Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang
yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk
belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung
dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan seharihari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran,
telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain
itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar
seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak
dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai
pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah

pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di


Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan
menghadapi serangan dari pasar modern.
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun
pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung
melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang
(barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang
dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging;
sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat
bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar
swalayan (supermarket), dan minimarket.
2. Sanitasi Pasar
Sebagai upaya meningkatkan kualitas sanitasi pasar tradisional,
Departemen Kesehatan sejak tahun 2008 telah mengeluarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dengan pembeli,
dimana penjual dapat memperagakan barang dagangannya dan membayar
restribusi. Pasar merupakan salah satu tempat umum yang sering
dikunjungi

oleh

masyarakat,

sehingga

memungkinkan

terjadinya

penularan penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung melalui


perantaraan vektor seperti lalat .
Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui kegiatan
pengawasan

dan

pemeriksaan

terhadap

pengaruh-pengaruh

yang

ditimbulkan oleh pasar yang erat hubunganya dengan timbul atau


merebaknya suatu penyakit. Sedangkan pengertian Pasar

sehat ,

merupakan tempat dimana semua pihak-pihak terkait bekerjasama


untuk menyediakan pangan yang aman, bergizi dan lingkungan yang
memenuhi persyaratan kesehatan.

Adapun beberapa persyaratan kesehatan pasar mengacu pada


Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

519/MENKES/SK/VI/2008 antara lain sebagai berikut :


Tempat penjualan bahan pangan basah
a. Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata
dengan kemiringan yg cukup shg tidak menimbulkan genangan air
dan tersedia lubang pembuangan air, setiap sisi memiliki sekat
pembatas dan mudah dibersihkan dg tinggi minimal 60 cm dari lantai
dan terbuat dari bhn tahan karat dan bukan dari kayu
b. Penyajian karkas daging harus digantung
c. Alas pemotong (telenan) tidak terbuat dari bahan kayu, tidak
mengandung bahan beracun, kedap air dan mudah dibersihkan
d. Pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan tidak
berkarat
e. Tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti : ikan dan daging
menggunakan rantai dingin (cold chain) atau bersuhu rendah (4-10 C)
f. Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan peralatan
g. Tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg
mengalir
h. Saluran pembuangan limbah tertutup, dg kemiringan sesuai ketentuan
yg berlaku sehingga memudahkan aliran limbah serta tidak melewati
area penjualan
i. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat

j. Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat


perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk

Tempat penjualan bahan pangan kering


a. Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yg rata dan
mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai
b. Meja tempat penjualan terbuat dari bahan yg tahan karat dan bukan
dari kayu
c. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
d. Tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg
mengalir
e. Tempat penjualan bebas binatang penular penyakit (vektor) dan
tempat perindukannya (tempat berkembang biak) seperti : lalat, kecoa,
tikus, nyamuk
Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji
a. Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yg rata dan
mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan
terbuat bahan yg tahan karat dan bukan dari kayu
b. Tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg
mengalir
c. Tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yg kuat, aman, tidak mudah
berkarat dan mudah dibersihkan

d. Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus tertutup


dengan kemiringan yg cukup
e. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
f. Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk
g. Pisau yg digunakan untuk memotong bahan makanan basah/matang
tidak boleh digunakan untuk makanan kering/mentah
Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Pasar pada cheklist ini
adalah

Kep.

Menkes

288/Menkes/SK/III/2003

tentang

Pedoman

Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum. Sedangkan checklist dengan


dasar hukum Kepmenkes 519/Menkes/SK/VI/2008 kami posting pada
kesempatan terdahulu.
Adapun yang harus diperhatikan dalam sanitasi pasar, diantaranya
a. Letak
1) Seharusnya ditempatkan pada daerah luas dan terbuka.
Alas alasannya :
a) Memberikan tempat cukup luas untuk orang-orang yang pergi ke
pasar dan berjualan
b) Memberikan tempat untuk kendaraan-kendaraan dan lain-lain
alat pengangkutan untuk membongkar, memuat barang-barang
atau bahan-ban dan juga untuk tempat parkir
c) Memberikan cukup luas untuk dibuat jalan-jalan atau gang-gang
untuk berjalan dan membersihkan pasar bagian dalam.
2) Sebaiknya di tengah-tengah dimana masyarakat bertempat tinggal
Alasan-alsan :
Tidak terlalu jauh bagi rakyat setempat untuk berbelanja.
3) Jangan terlalu dekan pada perumahan atau tempat tinggal rakyat,
karena umumnya banyak timbul gangguan-gangguan seperti baubauan yang tidak enak, lalat, dll

4) Jangan terlalu dekat pada :


Tempat timbunan sampah
Tempat genangan air kotor
Tempat pabrik-pabrik besar yang mengeluarkan asap-asap kotor, dll
Di tempat-tempat yang terlalu ramai atau lalu lintas ramai
Kuburan
5) Sebaiknya terletak di tempat yang agak tinggi dan kering. Di
musim hujan tidak tergenang air
b. Gedung
1) Umum
a) Gedung-gedung dalam pasar harus disusun dengan sedemikian
sehingga memudahkan bagi si pembeli untuk masuk dan keluar
dalam pasar/ bagi pasar yang beratab yang disebut los.
b) Gedung-gedung ini dapat dibagi dalam petak-petak dan setiap
petak dapat disewakan kepada penjual. Setiap penjuan paling
sedikit diperkenankan 120 m2 atau peraturan pasar kota Peraja.
c) Petak-petak ini dapat digolongkan lagi dalam kelompokkelompok

petak

sesuai

dengan

barang-barang

yang

diperdagangkan. Hal ini perlu agar pasar tampak teratur untuk


memudahkan para pembeli untuk mencarinya.
d) Konstruksi-konstruksi gedung dalam pasar, yang disebut los
pasar harus sedemikian agar jangan sampai terdapat banyak
tiang-tiang yang mana menyulitkan :
- Cara membersihkan pasar
- Bagi si penjual karena tiang-tiang tersebut mengurangi luas
-

untuk berdagang
Bagi para pengunjung untuk jalan, atau untuk mendapatkan

pemandangan yang luas terhadap seluruh pengguna


e) Konstruksi harus diperhatikan agar tidak terdapat sudut sudut
yang mengakibatkan susahnya cara pembersihan
f) Pembagian dalam petak-petak dapat dibuat :

Petak-petak tertutup yang merupakan toko-toko kecil (kios)


digunakan selain menjual juga untuk memperdagangkan

barang-barang yang dijualnya (bersifat menetap)


Petak-petak terbuka dalam ini digunakan untuk menjual
bahan-bahan makanan seperti : beras, sayur mayur, buah-

buahan, dll. (bersifat sementara)


g) Petak-petak ini terletak di atas satu bagian yang ditinggikan dari
tempat berjalan para pengunjung pasar
h) Permukaan los-los ini harus sedikit dimiringkan keluar untuk
mencegah terdapatnya genangan air.
i) Sekeliling los tersebut harus dibuatkan saluran pembuangan air
yang bersambung dengan saluran induk yang masuk dalam
riool-riool atau dalam pembuangan (septictank)
j) Lantai dari los-los ini harus dibuat dari bahan-bahan yang tahan
lama, kuat. Tidak mudah rusak dan mudah dibersihkan
2) Khusus
Konstruksi yang khusus harus diperhatikan ialah :
a) Ruangan bagian penjualan daging dan ikan dan lain-lain, bahan
makanan yang basah.
- Ruangan ini harus di buat di tempat yang khusus disuatu
-

tempat dalam pasar-pasar tertentu


Seluruh ruangan-ruangan yang harus di tutup rapat dengan

kawat kasa (fly proof)


Seluruh pintu ruangan harus dapat menutup sendiri (self

Closing)
Dalam rangan harus dibuatkan meja-meja yang permanent
(menetap) yang dibuat umumnya dari beton. Permukaan meja
ini harus dilapisi dengan bahan-bahan yang lici dan kuat dan

mudah dibersihkan. Umumnya dilapisi dengan tegel putih


-

atau seng tahan karat.


Sepanjang meja-meja harus dipasang kran air yang

diperlukan untuk membersihkan dan lain-lain kebutuhan.


Kerena ruangan ini pada umunya senantiasa dalam keadaan
basah maka saluran pengeringan harus di usahakan

sedemikian agar menurut syarat-syarat kesehatan


Disediakan tempat penyi,panan daging : peti-peti atau
kerangjang-keranjang es. Bila mungkin frigidair (dalam pasar

yang mewah)
b) Restoran atau warung-warung makan dalam pasar :
Restoran-restoran atau warung-warung makan dalam pasar
diperkenankan, tetapi dengan syarat-syarat memenuhi syarat
kesehatan, yang ditetapkan dalam Peraturan-peraturan setempat.
Yang penting ialah ditujukan terhadap food sanitation yang
dipelajari dalam food sanitation. syarat-syarat restoran yang
telah ditetapkan di syaratkan juga untuk restoran-restoran yang
ada di pasar.
3) Lain- lain macam bangunan
a) Oleh pemakai tempat perjualan dan peragaam di pasar tidak
boleh diberikan bangunan apapun, kecuali izin dari Dewan
Pemerindah Daerah (DPD)
b) Pemakai di izinkan melindungi barang dagangannya demhan
payung asal menempatkannya menurut petunjuk kepala pasar
dan sifatnya sementara yang mana harus disingkirkan lagi
segera setelah berjualannya berakhir.

c) Pegawai

yang

bertugas

mengawasi

peraturan

tersebut

mempunyai wewenang untuk menuntut supaya bangunan


apapun oleh pemakai didirikan bertentangan dengan ketentukan
yang telah dittetapkan dengan segera diambil tindakan.
d) Bila tuntunan segera tersebut oleh yang berkepentingan tidak di
indahkan maka atas biaya pemakai yang bersangkutan tersebut
bangunan yang didirikan dibongkar setelah dibuatkan verbal.

c. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas yang penting harus mendapatkan perhatian dari
pasar ialah :
1) Persediaan air
Air bagi pasar adalah penting sekali :
a) Dipakai untuk membersihkan lantai dan lain-lain, untuk bagianbagian bangunan.
b) Dipakai untuk membersihkan bahan-bahan makanan : sayursayuran, alat yang digunakan mencuci daging dan lain-lain
c) Dipakai dalam kakus-kakus dan urinoir
Pembuatan sumur bor untuk pasar-pasr adalah dianggap
sebaik-baiknya, kalau mungkin dilengkapi dengan menara air,
dimana air tersebut dapat dipimpa ke atas. Kapasitas menara air
tegantung dari lebih kurang jumlah orang yang dilayaninya. Dari
menara air dapat dipasang pipa-pipa ke berbagai tempat yang
membutuhkannya dan teristimewa ke kakus-kakus/ urinoir, ke
tempat-tempat penjualan daging dan sayuran dan lain-lain. Air

tersebut adalah penting sekali dan harus memenuhi syarat-syarat


physis, kimia dan bakteriologis.

2) Kakus-kakus/ urinoir
Kakus-kakus pasar adalah dibuat model kakus umum. Kakus
bagi pria harus dipisahkan dengan kakus wanita. Type kakus yang
baik adalah type angsa trine (leher angsa) dengan syarat bahwa
cukup dengan persediaan air untuk menggelontor. Jawatan
kesehatan setempat dapat bertindak flexsible, sementara hanya bila
pasar itu sudah ada dan belum mempunyai fasilitas yang dimaksud.
Dalam hal ini memberikan pembukaan pasar baru, maka syaratsyarat kesehatan seluruhnya harus disyaratkan dan dipatuhi agar
tidak mengalami kesulitan di kemudian hari.
Urinoir :
Yang disebut dengan urinoir ialah tempat khusus untuk
kencing kaum pria. Urinoir adalah penting sekali di tempat-tempat
seperti pasar ini mengingat sebenarnya lebih banyak jumlah orangorang yang kencing daripada buang air besar. Selain daripada itu
adalah urinoir ini menguntungkan sekali karena :
a) Dapat mengurangi jumlah kakus
b) Biaya urinoir adalah lebih murah daropada kakus
c) Dapat menampung keperluan banyak orang di pasar ( tidak
terlalu menunggu orang yang buang air besar) yang biasanya
makan waktu lama sekali. Urinoir harus terpisahkan dari kakus.
Spesifikasi :

Jumlah kakus dan urinoir diperbandingkan dengan jumlah


pengunjung pasar belumlah lagi ada peraturan yang tetap adalah
ideal sekali bila :
a) Setiap 40 wanita disediakan 1 kakus
b) Setiap 60 pria disediakan 1 urinoir
3) Pembuangan sampah
Sampah dipasar merupakan masalah yang besar sekali dimanamana. Lebih-lebih di Indonesia karena sebagian besar dari sampah
pasar terdiri dari sampah basah. Sehingga selama pengumpulan,
maka tumpukan-tumpukan ini merupakan sarang lalat, tikus, dan
lain-lain. Serangga yang tak terhingga harus diusahakan tempattempat yang baik sekali. Type pembuangan sampah dapat
bermacam-macam:
a) Membuat lubang dalam tanah dan pada waktu-waktu tertentu
dibakar.
Kesulitan yang tibul :
- Pekarangan pasar harus cukup luas
- Umumnya sampah masih basah karena mendapat tambahan
sampah yang masih baru dan dalam keadaan basah, sehingga
tidak mudah dibakar.
Bahaya lalat besar sekali karena umumnya lubang-lubang

sampah itu terbuka


- Waktu hujan susah merawatnya
b) Type pengumpulan sampah (bak sampah)
Type ini sebenarnya adalah baik sekali
diselenggarakan

dengan

baik

tentang

asal

pengumpulan

dapat
dan

pengambilannya..
Keuntungan :
- Bak atau tempat sampah yang sudah dibangun dapat dipakai
-

secara permanent terus menerus.


Tidak memerlukan tempat yang luas

Bahaya lalat berkurang karena umumnya tertutup


Kelihatan agak bersih karena tidak mudah dikorek-korek

oleh hewan apapun (anjing, ayam, kucing, dll)


Waktu hujan tidak berpengaruh apa-apa
Sampah-sampah yang di angkut dapat dipakai untuk lainlain hal yang bermanfaat (sanitasi landfill)

Kesulitan :
- Memerlukan alat-alat (kendaraan) untuk mengangkut
- Harus dapat dikosongkan tepat pada waktunya, sebab bila
tidak akan penuh dan tak dapat menampung sampah yang
-

baru., akibatnya berceceran (berhamburan).


Penyelenggaraan ongkos pengeluaran agak mahal
Membutuhkan tenaga yang banyak jumlahnya
Type ini adalah efisien bila digunakan bagi pasar-pasar kota

yaitu

pasar

besar,

dimana

dapat

menjamin

ongkos

eksploitasinya. Hal ini juga tepat karena pasar kota umumnya


tidak begitu mempunyai cukup luas pekarangan.
c) Type pembakaran sampah (Insenerator)
Bagi Indonesian type ini belum dapat dianjurkan karena
kesulitan-kesulitan sebagai berikut :
- Biaya eksploitasinya besar sekali (menggunakan bahan
-

bakar)
Bangunan pembakaran yang dibuat harus besar untuk
menampung dan dapat membakar jumlah sampah sehari-

harinya
Harus dikerjakan oleh seorang yang telah berpengalaman
Membutuhkan pemeliharaan yang teliti dan jumlah tenaga
yang lebih banyak untuk membersihkan dan mengambil
abunya.

Dalam hal tidak diperhatikan cara pemeliharaan incenerator

ini, abu yang terjadi mengganggu sekali.


Keuntungan :
- Praktis
- Tidak tergantung dari cara pengangkutannya
- Bahaya lalat sama sekali tidak ada, karena setiap hari sampah
pasar segera dibakar
- Tidak tergantung dari jenis atau macam sampah
- Tidak perlu menunggu sampai sampah kering
Dalam memilih cara-cara pembuangan sampah pasar maka
harus dipertimbangkan dalam hal :
- Effisien
- Besar kecilnya pasar
- Jenis pasar (pasar bahan-bahan pakaian tidak banyak
-

sampahnya, dll)
Jumlah sampah sehari-hari (untuk menentukan kapasitas

pembuangan)
Jenis sampah yang diterima
Jenis waktu pasar(pasar harian atau jenis pasar yang

seminggu sekali)
- Tenaga yang disediakan
4) Pembuangan air kotor
Dalam rangka pembuatan pembuangan air kotor ialah : yang
penting harus dapat perhatian adalah :
a) Yang terpenting pembuangan air kotor ini adalah kakus dan
urinoir
b) Pembuangan air bekas cuci dan tempat penjualan daging
Untuk keperluan diatas diperlukan pembuatan septictank dan lebih
baiknya dapat dihubungkan dengan riool Kota Praja, karena lebih
praktis dan tidak banyak ongkos. Bagi pasar desa dapat dibuatkan
kakus angsa trine di atas lubang pembuangan, yang mana
pembuangan urinoir secara sederhana bagi pasar desa dapat dibuat

lubang persegi panjang 1 m dan ukuran dalamnya disesuaikan


dengan jumlah urinoir yang akan dibuat. Pembuangan air kotor
seperti bekas cucian sayur-sayuran, buah-buahan, bekas mencuci
lantai los pasar dapat dibuang ke dalan riool (bila ada), jika tidak
ada bisa di buang ke sungai dengan syarat :
a) Sungai tersebut tidak dipergunakan untuk mandi atau keperluan
sehari-hari
b) Sungai-sungai tersebut cukup banyak mengandung air untuk
menghanyutkan atau dibuat soaka gepit atau driwel (sumur
peresapan) yang memenuhi syarat kesehatan
d. Tempat Penjualan Dan Peraturan-Peraturan
Dari sudut pandang syarat-syarat hukumnya menurut peraturan
pemerintah sebagai berikut (dikutip dari peraturan Daerah Kotamadya
Jakarta Raya tentang pasar-pasar kotamadya dari peraturan-peraturan
untuk berdagang di pasar, antara lain :
1) Pasar adalah segenap kelompok pelataran yang sebagian beratap
dan sebagian lagi terbuka tanpa atap, dimana pedagang-pedagang
berkumpul

memperdagangkan

dan

menjual

barang-barang

dagangannya.
2) Pelataran pasar beratap sebagian dari pasar yang ada los-los dan
bangunannya

didirikan

oleh

pemerintah

(Kotamadya)

dan

digunakan untuk memperdagangkan barang dagangan atau untuk


melakukan suatu kerja nafkah atau perusahaan.
3) Pelataran pasar terbuka sebagian pasar dan tak ada los-los dan
bangunannya yang didirikan oleh kotamadya (Pemerintah) dan di
pakai

untuk

memperdagangkan

barang

melakukan kerja nafkah atau perusahaan.

dagangannya

atau

4) Tempat penjualan atau peragaan ialah ruangan di pasar yang tidak


dapat ditutup dan dikunci yang digunakan untuk memperagakan
dagangan atau melakukan kerja nafkah atau perusahaan.
5) Toko = ruangan yang bisa ditutup dan di kunci, yang digunakan
untuk memperagakan dagangannya atau melakukan kerja nafkah
atau perusahaan.
6) Penjaja = pedagang yang sibolehkan melakukan kerja nafkah
disuatu pasar tanpa menggunakan tempat tertentu.
7) Pemakai = orang yang menempati tempat tertentu di pasar untuk
berjualan dan memperagakan atau untuk melakukan kerja nafkah
atau perusahaan.
8) Pelataran tempat mengadakan pasar-pasar yang ditunjuk oleh
Dewan
9) Tiap-tiap ruangan beratap dibagi-bagi menjadi beberapa petak,
pada jalan masuk tiap petak itu dipasang papan yang dinyatakan
dengan jelas.
10) Untuk mmakai tempat berjualan dan peragaan, demikian juga
untuk memperoleh hak melalukan kerja nafkah sebagai penjaga
disebuah

pasar,

dipungut

retribusi.

Pemungutan

retribusi

tergantung dari luasnya setiap m2 (pelataran) pasar terbuka,


beratap, jenis toko dll.
11) Kepada seorang pegawai tempat berjualan dan peragaan biasanya
tidak diberikan ruangan yang lebih luas dari 12 m2 di pelataran
pasar beratap atau 16 m2 di pelataran pasar terbuka, dengan
ketentuan :
a) Maksimum panjangnya tempat berjualan dan peragaan yang
boleh diberikan ditetapkan oleh Kepala Bagian pasar
b) Orang yang datang terdahulu mempunyai hak untuk memilih
tempat berjualan dan peragaan yang akan di tempati.
c) Bila timbul perselisihan keputusan terakhir diberikan kepada
kepala bagian pasar

12) Oleh pemakai tempat berjualan dan peragaan di pasar tidak


boleh didirikan bangunan dan peragaan apapun, kecuali ada izin
dari Dewan Pemerintah Daerah
13) Pemakai di izinkan menaungi barang dagangannya dengan
payung atas petunjuk Kepala Bagian Pasar dan harus
disingkirkan lagi segera setelah berjualan berakhir.
14) Dilarang :
a) Memperagakan barang-barang untuk dijual atau melakukan
suatu kerja nafkah atau perusahaan tanpa memiliki
pembayaran seperti yang dimaksudkan pada pasal 6,
sebagai bukti bahwa retribusi yang harus dibayar telah
dilunasi.
b) Menempati atau memakai suatu tempat lain yang lebih luas
daripada tempat yang telah ditunjuk untuk pemakai
disebuah pasar
c) Meninggalkan barang-barang

dagangan

dan

(barang

inventaris) pedagang di pasar setelah pasar tutup tanpa izin


Kepala Bagian Pasar.
d) Menempatkan kendaraan dan alat angkut atau binatang
beban di pasar tanpa ijin Kepala Bagian Pasar
e) Tinggal di pasar sejak pasar ditutup sampai waktu dibuka
lagi bukan untuk menjaga-jaga barang dagangan yang
ditinggalkan tanpa ijin Kepala bagian pasar
f) Pengemis yang mempunyai luka-luka yang mengijinkan
berada di pasar
g) Mengotori pelataran, los, bangunan-bangunan atau barangbarang inventaris pasar.

B. SANITASI TEMPAT-TEMPAT IBADAH


Tempat-tempat ibadah merupakan salah satu sarana tempat-tempat umum
yang dipergunakan untuk berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan
kegiatan ibadah. Masalah kesehatan lingkungannya merupakan suatu masalah
yang perlu di perhatikan dan ditingkatkan. Dalam hal ini pengelola/pengurus
tempat-tempat ibadah tersebut perlu dan sangat perlu untuk diberikan
pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan tempattempat umum (tempat ibadah) guna mendukung upaya peningkatan kesehatan
lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan
tempat

umum,

termasuk

pengendalian

pencemaran

lingkungan.

Dengan peran serta dari pengurus tempat-tempat ibadah diharapkan :


1. Berubahnya atau terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan
lingkungan yang terdapat dilingkungan tempat ibadah yang dapat
memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan
2. Meningkatnya mutu kesehatan lingkungan tempat-tempat ibadah.
3. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor lain
dalam pelestarian dan peningkatan penyehatan lingkungan tempat-tempat
ibadah.
4. Terlaksananya pendidikan kesehatan tentang peningkatan kesehatan
lingkungan .
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sanitasi tempat-tempat
ibadah.
PERSYARATAN

KESEHATAN

(MESJID/MUSHOLA)
1. Letak / lokasi
- Sesuai dengan rencana tata kota
- Tidak berada pada arah angin
(debu,asap,bau dan cemaran lainx)

TEMPAT

dari

sumber

IBADAH

pencemaran

Tidak berada pada jarak < 100 meter dari sumber pencemaran debu,

asap, bau & cemaran lainnya


2. Bangunan
- Kuat, kokoh dan permanen
- Rapat serangga dan tikus
3. Lantai
- Kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin dan mudah
4.
5.
6.
7.

dibersihkan.
Dinding
- Dinding bersih, berwarna terang, kedap air dan mudah dibersihkan.
Atap
- Menutup bangunan,kuat, bersih, cukup landai dan tidak bocor
Penerangan/Pencahayaan
- Pencahayaan terang, tersebar merata dan tidak menyilau ( min. 10 fc)
Ventilasi
- Minimal 10% dari luas bangunan, sejuk dan nyaman (tdk pengap dan

tdk panas)
8. Pintu
- Rapat serangga dan tikus, menutup dengan baik dan membuka ke arah
luar. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan.
9. Langit langit
- Tinggi minimal 2,4 m dr lantai
- Kuat, tdk terdapat lubang2
- Berwarna terang dan mudah dibersihkan
10. Pagar
- Kuat, aman dan dapat mencegah binatang pengganggu masuk
11. Halaman
- Bersih, tdk berdebu dan becek, tdk terdapat genangan air, terdapat
tempat sampah yang cukup. Dan terdapat tempat parkir yang cukup
12. Jaringan instalasi
- Aman (bebas cross conection)
- Terlindung
13. Saluran air limbah
- Tertutup
- Mengalir dengan lancar
FASILITAS SANITASI
1. Air Bersih
- Jumlah mencukupi / selalu tersedia setiap saat
- Tidak berbau, tidak berasa & tidak berwarna
- Angka kuman tidak melebihi NAB
- Kadar bahan kimia tidak melebihi NAB
2. Pembuangan Air Kotor

- Terdapat penampungan air limbah yang rapat serangga


- Air limbah mengalir dengan lancar
- Saluran kedap air
- Saluran tertutup
3. Toilet/ WC
- Bersih
- Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan utama
- Tersedia air yang cukup
- Tersedia sabun & alat pengering
- Toilet pria & wanita terpisah
- Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak
- Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau
(water seal)
- Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar
4. Peturasan
- Bersih
- Dilengkapi dengan kran pembersih
- Jumlahnya mencukupi
5. Tempat Sampah
- Tempat sampah kuat, kedap air, tahankarat, dan dilengkapi dengan
penutup
- Jumlah tempat sampah mencukupi
- Sampah diangkut setiap 24 jam ke TPA
- Kapasitas tempat sampah terangkat oleh 1 orang
6. Tempat Wudhu
- Bersih
- Terpisah dari toilet, peturasan, & ruang mesjid
- Air wudhu keluar melalui kran kran khusus & jumlahnya mencukupi
- Kolam air wudhu tertutup (rapat serangga)
- Tidak terdapat jentik nyamuk pada kolam air wudhu
- Limbah air wudhu mengalir lancar
- Tempat wudhu pria dan wanita sebaiknya terpisah
7. Tempat Sembahyang
- Bersih, tidak berbau yang tidak enak
- Bebas kutu busuk & serangga lainnya
- Sepanjang bagian depan tiap sap dipasang kain putih yang bersih
dengan lebar 30 cm sebagai tempat sujud
8. Tempat sandal dan sepatu
- Tersedia tempat sandal & sepatu yang khusus
- Bersih dan kuat
1. Masjid
Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum,
pada waktu waktu tertentu berkumpul untuk melakukan ibadah

keagamaan Islam. Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Masjid


adalah

Kep.

Menkes

288/Menkes/SK/III/2003

tentang

Pedoman

Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.


Komponen penilaian meliputi :
e. Letak
f. Kontruksi
g. Persyaratan, seperti :
1) Alat sembahyang
2) Lantai
3) Ventilasi
4) Pencahayaan
5) Tempat sandal dan sepatu
6) Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus
2. Gereja
Geraja adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana umum
pada waktu waktu tertentu dapat melakukan ibadah keagamaan Kristen.
Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Gereja adalah Kep. Menkes
288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum.
Sedangkan komponen inspeksi sanitasi meliputi :
a. Letak
b. Kontruksi
c. Persyaratan
d. Bagian dalam

http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/02/inspeksi-sanitasi-bandara-pasar.html
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-definisi-pasar-dan-faktor-produksiilmu-ekonomi-manajemen.html
http://arrumbum.blogspot.com/2013/08/makalah-sanitasi-lingkungan-pasar.html

http://ardhikhairil.blogspot.com/2011/12/sanitasi-tempat-ibadah.html

Anda mungkin juga menyukai