Anda di halaman 1dari 10

REVITALISASI PASAR KOSAMBI

MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR
DOSEN PENGAMPU : DRS. R. IRAWAN SURASETJA, M.T.

Disusun oleh:
ILMAN AFIF 1605476

PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi di Provinsi Jawa Barat. Dilansir dari prfmnews.com
pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2017 mencapai angka 8%. Hal ini
sekaligus membuat Kota Bandung sebagai kota dengan pertumbuhan ekonomi
tertinggi se-Jawa Barat. Besarnya tingkat pertumbuhan ini tentunya tidak lepas dari
peran pasar yang merupakan salah satu unsur utama dalam pertumbuhan ekonomi.

Salah satu pasar wilayah yang paling dikenal di Bandung ialah Pasar
Kosambi. Pasar yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 221-223, Kebon Pisang, Kota
Bandung ini memiliki tinggi 5 lantai yang masing-masing berfungsi sebagai zona
perdagangan tersendiri. Namun faktanya hanya dua dari lima lantai yang masih
digunakan untuk berdagang yaitu lantai 1 dan lantai 2. Hal ini dikarenakan
penggunaan lantai 1 dan lantai dua gedung ini sudah mencakup rata-rata kebutuhan
barang yang harus diperdagangkan dalam sebuah pasar. Selain itu, zona
perdagangan di kawasan perdagangan kosambi memiliki penyebaran yang cukup
meluas karena pasar utama yaitu pasar kosambi memiliki area parkir yang sempit
sehingga sulit untuk menampung banyak orang didalamnya.

Pasar tradisional pada umumnya memiliki kesan negatif dimata orang-orang,


antara lain kumuh, kotor, dan berbau tidak sedap. Maka dari itu diperlukan adanya
revitalisasi pasar yang bertujuan tidak hanya agar pasar terlihat lebih indah, namun
juga agar pengguna didalmnya baik pembeli ataupun pernjual dapat memiliki
kualitas hidup yang lebih baik.

2. Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Metode Perancangan Arsitektur


2. Mengukur kelayakan Pasar Kosambi
3. Merancang revitalisasi pasar kosambi.
4. Memberikan rekomendasi dan masukkan.

3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi eksisting Pasar Kosambi?


2. Apa saja standar kelayakan yang diperlukan dalam merancang pasar?
BAB II

KAJIAN TEORI
1. Tinjauan Pustaka

Pasar merupakan tempat yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan,


mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa yang cenderung
memberikan kepuasan pada pembeli (W.Y. Stanton). Pasar juga bisa berarti suatu
tempat fisik dimana pembeli dan penjual berkumpul untuk mepertukarkan barang
dan jasa (Kotler, 2002). Dari dua penegertian tadi, bisa dibilang pasar memiliki dua
unsur paling penting yaitu penjual dan pembeli. Ini berarti dalam perancangan suatu
pasar haruslah mengacu kepada kualitas hidup yang akan dialami oleh penjual dan
pembeli, mulai dari kesan, kenyamanan, perasaan dan segala bentuk respon
pengguna terhadap pasar itu sendiri.

1.1 Standar Pasar


Dalam penentuan standar kelayakan pasar tradisional, mentri dalam negri dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 20 tahun 2012
menjabarkan tentang fasilitas bangunan dan tata letak pasar yang terangkum
pada bab 3 pasal 8 seperti berikut:
1) Bangunan toko/kios/los dibuat dengan standar ruang tertentu,
2) Petak dan blok dengan akses jalan ke segala arah,
3) Pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup,
4) Pentaan toko/kios/los berdasarkan jenis barang dagangan; dan,
5) Bentuk pasar tradisional selaras dengan karakteristik budaya daerah.

Selain itu dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor


49/MDAG/PER/12/2010 tahun 2010 tentang kios/los pasar

1.) Letak kios/los mengikuti arah mata angin


2.) Peletakan kios sebagai pembatas jalan umum ataupun area pasar dapat
dibuat dua muka.
3.) Peletakan kios yang berbatasan dengan kavling hak milik orang lain dibuat
satu muka.

Mentri Kesehatan Republik Indonesia dalam Keputusan Mentri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pasar Sehat;

A. Lokasi
 Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat (RUTR)
 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran sungai,
aliran lahar, rawan longsor, banjir dsb
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan
penerbangan termasuk sempadan jalan
 Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau
bekas lokasi pertambangan
 Mempunyai batas wilayah yg jelas, antara pasar dan lingkungannya

B. Bangunan

Secara Umum : Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan syarat pada Penataan
Ruang dagang, antara lain :
 pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan
klasifikasinya seperti : basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan
unggas
 pembagian zoning diberi indentitas yg jelas
 tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat khusus
 setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yg lebarnya minimal 1,5
meter
 setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama pemilik dan mudah
dilihat
 jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan bangunan pasar
utama minimal 10 m atau dibatasi tembok pembatas dengan ketinggian
minimal 1,5 m
 khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun (B3) dan bahan
berbahaya lainnya ditempatkan terpisah dan tidak berdampingan dengan
zona makanan dan bahan pangan

1. Ruang Kantor Pengelola:


 Ruang kantor memiliki venilasi minimal 20 % dari luas lantai
 Tingkat pencahayaan ruangan minimal 200 lux
 Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit2 dari lantai
sesuai ketentuan yang berlaku
 Tersedia toilet terpisah bagi laki2 dan perempuan
 Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang
mengalir

2. Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan


a. Tempat penjualan bahan pangan basah
 mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata
dengan kemiringan yg cukup shg tidak menimbulkan genangan air dan
tersedia lubang pembuangan air, setiap sisi memiliki sekat pembatas
dan mudah dibersihkan dg tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat
dari bhn tahan karat dan bukan dari kayu
 penyajian karkas daging harus digantung
 alas pemotong (telenan) tidak terbuat dari bahan kayu, tidak
mengandung bahan beracun, kedap air dan mudah dibersihkan
 pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan tidak berkarat
 tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti : ikan dan daging
menggunakan rantai dingin (cold chain) atau bersuhu rendah (4-10º C)
 tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan peralatan
 tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
 saluran pembuangan limbah tertutup, dg kemiringan sesuai ketentuan
yg berlaku sehingga memudahkan aliran limbah serta tidak melewati
area penjualan
 tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
 tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk

b. Tempat penjualan bahan pangan kering


- mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yg rata dan
mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai
- meja tempat penjualan terbuat dari bahan yg tahan karat dan bukan dari
kayu
- tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
- tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
- tempat penjualan bebas binatang penular penyakit (vektor) dan tempat
perindukannya (tempat berkembang biak) seperti : lalat, kecoa, tikus,
nyamuk
c. Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji
- tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yg rata dan
mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan
terbuat bahan yg tahan karat dan bukan dari kayu
- tersedia tempat cuci tangan yg dilengkapi dg sabun dan air yg mengalir
- tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yg kuat, aman, tidak mudah
berkarat dan mudah dibersihkan
- saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus tertutup
dengan kemiringan yg cukup
- tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
- tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat
perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk
- pisau yg digunakan untuk memotong bahan makanan basah/matang
tidak boleh digunakan untuk makanan kering/mentah

3. Area Parkir
 Adanya pemisah yg jelas pada batas wilayah pasar
 Adanya parkir yg terpisah berdasarkan jenis alat angkut, seperti : mobil,
motor, sepeda, andong/delman dan becak
 Tersedia area parkir khususu untuk pengangkut hewan hidup dan hewan
mati
 Tersedia area bongkar muat khusus yg terpisah dari tempat parkir
pengunjung
 Tidak ada genangan air
 Tersedia tempat sampah yg terpisah antara sampah kering dan basah
dalam jumlah yg cukup, minimal setiap radius 10 m
 Ada tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas, yg berbeda antara
jalur masuk dan keluar
 Adanya tanaman penghijauan
 Adanya area resapan air di pelataran parkir
4. Konstruksi
a. Konstruksi Atap
1. atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya binatang penular penyakit
2. kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit2
3. ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku
4. atap yg mempunyai ketinggian 10 m atau lebih harus dilengkapi
dengan penangkal petir
b. Dinding
1. permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna terang
2. permukaan dinding yg selalu terkena percikan air harus terbuat dari
bahan yg kuat dan kedap air
3. pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua dindinglainnya
harus berbentuk lengkung (conus)
c. Lantai
1. lantai terbuat dari bahan yg kedap air, permukaan rata, tidak licin,
tidak retak dan mudah dibersihkan
2. lantai yg selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat cuci dan
sejenisnya harus mempunyai kemiringan ke arah saluran dan
pembuangan air sesuai ketentuan yg berlaku sehingga tidak terjadi
genangan air
d. Tangga
1. Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
2. Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga
3. Terbuat dari bahan yg kuat dan tidak licin
4. Memiliki pencahayaan minimal 100 lux

5. Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas lantai dan saling
berhadapan (cross ventilation)

6. Pencahayaan
 Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan
pekerjaan pengelolaan bahan makanan secara efektif dan kegiatan
pembersihan makanan.
 Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan
dengan jelas minimal 100 lux
7. Pintu
Khusus untuk pintu los penjualan daging, ikan dan bahan makanan yang
berbau tajam agar menggunakan pintu yg dapat membuka dan menutup
sendiri (self closed) atau tirai plastik untuk menghalangi binatang penular
penyakit (vektor) seperti lalat atau serangga lain masuk
C. Sanitasi

Air Bersih
 Tersedia air bersih dengan jumlah yg cukup setiap hari secara
berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang
 Kualitas air bersih yg tersedia memenuhi persyaratan
 Tersedia tendon air yang menjaminn kesinambungan ketersediaan air dan
dilengkapi dengan kran yg tidak bocor
 Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m
 Kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali

Kamar Mandi dan Toilet


- Harus tersedia toilet laki2 dan perempuan yg terpisah dilengkapi dengan
tanda/simbol yg jelas dengan proporsi sbb : Setiap penambahan 40-100
orang harus ditambah satu kamar mandi dan satu toilet
- Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam jumlah yg
cukup dan bebas jentik
- Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan bak air
- Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yg cukup yg dilengkapi dengan
sabun dan air yg mengalir
- Air limbah dibuang ke septic tank (multi chamber), riol atau lubang
peresapan yg tidak mencemari air tanah dg jarak 10 m dari sumber air
bersih
- Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dg kemiringan
sesuai ketentuan yg berlaku sehingga tidak terjadi genangan
- Letak toilet terpisah minimal 10 meter dengan tempat penjualan makanan
dan bahan pangan
- Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai dan pencahayaan 100 lux
- Tersedia tempat sampah yg cukup
Pengelolaan Sampah
 Setiap kios/los/lorong terseia tempat sampah basah dan kering
 Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan
mudah dibersihkan
 Tersedia alat angkut sampah yg kuat, mudah dibersihkan dan mudah
dipindahkan
 Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air, kuat,
kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas
pengangkut sampah
 TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular penyakit
 Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 m
dari bangunan pasar
 Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam
Drainase
 Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yg terbuat dari logam
sehingga mudah dibersihkan
 Limbah cair yg berasal dari setiap kios disalurkan ke instalasi pengolahan
air limbah (IPAL), sebelum akhirnya dibuang ke saluran pembuangan
umum

 Kualitas limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana diatur
dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003
tentang kualitas air limbah
 Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dg ketentuan yg berlaku
sehingga mencegah genangan air
 Tidak ada bangunan los/kios diatas saluran drainase
 Dilakukan pengujian koalitas air limbah cair secara berkala setiap 6 bulan
sekali
Tempat cuci tangan
 Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yg mudah dijangkau
 Fasilitas cuci tangan dilengakpi dengan sabun dan air yg mengalir dan
limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yg tertutup

Binatang penular penyakit (vektor)


 Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat,
kecoa dan tikus
 Pada area pasar angka kepadatan tikus harus nol
 Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik pengukuran
sesuai dengan area pasar
 Angka kepadatan lalat di tempat sampah dan drainase maksimal 30 per gril
net
 Container Index (CI) jentik nyamuk aedes aegypty tidak melebihi 5 %

Kualitas Makanan dan Bahan Pangan


 Tidak basi
 Tidak mengandung bahan berbahaya seperti pengawet borax, formalin,
pewarna textil yg berbahaya sesuai dengan peraturan yg berlaku
 Tidak mengandung residu pestisida diatas ambang batas
 Kualitas makanan siap saji sesuai dengan Kepmenkes nomor 942 tahu
2003 tentang makanan jajanan
 Makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalm suhu rendah (4-10ºC),
tidak kadaluwarsa dan berlabel jelas
 Ikan, daging dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4ºC; sayur, buah
dan minuman disimpan dalam suhu 10 ºC; telur, susu dan olahannya
disimpan dalam suhu 5-7 ºC
 Penyimanan bahan makanan harus ada jarak dg lantai, dinding dan langit-
langit : jarak dg lantai 15 cm, dg dinding 5 cm, dg langit2 60 cm
 Kebersihan peralatan makanan ditentukan angka total kuman nol maksimal
100 kuman per cm3 permukaan dan kuman esdhericiacoli adalah nol

Desinfeksi Pasar
1. Desinfeksi pasar harus dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam sebulan
2. Bahan desinfektan yg digunakan tidak mencemari lingkungan
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Analisis Eksisting

Pasar Kosambi memiliki banyak kesamaan masalah dengan pasar tradisional


lain pada umumnya. Kotoran dan sampah tampak berserakan dimana-mana.Selain
itu pada lantai dasar dimana bahan pangan basah dan semi basah dijual masih
kurang mendapat pencahayaan alami. Hal ini dikarenakan posisi lantai dasar yang
dibuat underground. Tidak hanya itu, Pasar ini juga memiliki tempat parkir yang
sedikit sehingga menyulitkan pengunjung yang ingin parkir di pasar. kemudian udara
yang mengalir kedalam pasar masih kurang efektif karena kurang jelasnya grid pada
pola zonasi. Tercatat ada beberapa modifikasi pintu masuk keluar yang dilakukan
oleh pedagang itu sendiri dengan alasan agar memperluas lapak berdagang tanpa
memikirkan dampak ke aliran udara secara menyeluruh.

Pasar Kosambi memiliki dua pintu masuk di dua muka bangunan yaitu depan
dan belakang. Sedangkan sisi kanan gedung merupakan pintu masuk sebagai
akses mobil-mobil dan truk pembawa barang. Hal ini membuat seluruh barang yang
masuk dan keluar dari pasar bisa mengalir secara menyeluruh.

3.2 Zonasi

Dalam merancang pasar, menentukan zonasi diberlakukan untuk membagi


pasar ke dalam segmen-segmen tertentu berdasarkan jenis barang yang dijual.
Dalam hal ini ada tiga jenis bahan dagangan yang diklasifikasi sesuai sifat fisik dan
bentuknya, yaitu barang dagangan basah, dagangan semi basah, dan dagangan
kering. Barang dagangan basah antara lain ikan, ayam, daging dsb. Dagangan semi
basah merupakan bahan pangan yang mencakup sayuran, buah-buahan dan bahan
pangan lain. sedangkan dagangan kering merupakan dagangan yang biasanya
berbentuk non-pangan, seperti pakaian, alat tulis, alat sekolah, perabotan rumah,
toko perhiasan dan lain sebagainya
3.2.1 Zonasi Vertikal

Zona bahan dagang kering

Zona bahan dagang Basah

Basement

Pasar akan didesain tiga lantai dengan lantai dasar sebagai lantai tempat berdagang
bahan pangan basah dan semi basah. Hal ini dilakukan karena pasar bahan basah
merupakan area yang paling aktif karena menjual bahan makanan pokok sehari-hari,
sehingga ramai dikunjungi. Selain itu hal ini juga dimaksudkan agar perawatan dan
maintenance bisa lebih efektif mengingat area ini adalah area yang kotor.

Pada lantai kedua akan dijadikan tempat untuk menjual barang-barang non
pangan, antara lain pakaian, alat tulis, peralatan sekolah, perabotan rumah, toko
perhiasan, toko plastik, dan aksesoris. Sedangkan lantai basement akan dijadikan
tempat administrasi, parkir, musholla, gardu listrik, kantor dinas, dan toilet.

3.3 Sirkulasi

Akses masuk dan keluar bangunan menggunakan maksimal pada dua muka
bangunan. Dalam hal ini bagian depan dan belakang bangunan. Sedangkan konsep
sirkulasi tidak akan jauh berbeda dengan yang awal.

Konsep sirkulasi

Anda mungkin juga menyukai