Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKANG

Latar Belakang
Pada saat ini pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat
diantara para pelaku usaha. Mereka semua berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di
bidangnya. Banyak alasan yang mendasari sebuah perusahaan melakukan go public, salah
satunya adalahanggapan bahwa dengan menjadikan perusahaannya sebagai salah satu
perusahaan yang Go Public akan meningkatkan citra perusahaan tersebut. Hal ini tidak
sepenuhnya salah, karena pada faktanya, perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia
sebagian besar merupakan perusahaan terbuka atau perusahaan yang telah Go Public. Namun
alasan yang paling sering melatar belakangi perusahaan melakukan go public adalah karena
perusahaan membutuhkan persediaaan modal yang cukup besar dengan biaya modal yang
minimalis. Dan hal itu dapat dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat
atau go public di pasar modal.
Dengan melakukan go public, perusahaan akan mendapatkan tambahan dana yang akan
dimanfaatkan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan yang memungkinkan
pembiayaan rencana ekspansi, pembuatan produk baru atau rencana penggabungan usaha.
Dengan tamabahan modal tersebut perusahaan mengharapkan dapat memperbaiki struktur
kekuatan perusahaan, sehingga perusahaan bisa berjalan dengan baik dan meningkatkan
kinerja perusahaannya.

PEMABAHASAN

Sejarah Perusahaan
Sejarah Astra berawal pada tahun 1957 di Jakarta. Astra memulai bisnisnya sebagai sebuah
perusahaan perdagangan umum dengan nama PT Astra International Inc. Pada tahun 1990,
dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, seiring dengan pelepasan
saham ke publik beserta pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar
denganticker ASII. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak tanggal 4
April 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriages
sebesar 50,1%.

Astra saat ini memiliki 225,580 karyawan pada 183 anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan
pengendalian bersama entitas yang menjalankan enam segmen usaha, yaitu Otomotif, Jasa
Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, dan Teknologi
Informasi. Nilai kapitalisasi pasar PT Astra International Tbk ditutup di penghujung tahun 2013
sebesar Rp 275,3 triliun.
Selama 58 tahun, Astra telah menjadi saksi pasang surut ekonomi Indonesia dan terus
berkembang dengan memanfaatkan peluang bisnis berbasis sinergi yang luas dengan pihak
eksternal maupun internal Grup Astra. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat
ini, Astra telah mampu membangun reputasi yang baik serta menjadi bagian dari keseharian
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di tanah air. Hal ini diwujudkan dengan
persembahan berupa ragam produk dan jasa terbaik yang ditawarkan serta sumbangsih nonbisnis melalui program tanggung jawab sosial yang luas di bidang pendidikan, lingkungan,
pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dan kesehatan, sebagai bagian dari
perjalanan Astra untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang turut berperan dalam
upaya berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

FILOSOFI , VISI DAN MISI

Filosofi Perusahaan (Catur Dharma)


Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara
Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan
Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama
Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik

Visi
Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan
pada

pertumbuhan

yang

berkelanjutan

dengan

pembangunan

kompetensi

melalui

pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan
efisiensi.
Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.

Misi
Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada stakeholder kami.

Jenis dan Bentuk Perusahaan


Jenis Perusahaan
Menurut jenisnya, PT. Astra International tbk merupakan Perusahaan Dagang,karena awal
pembentukannya perusahaan ini di katakan sebagai perusahaan perdagangan, selain itu PT.

Astra International tbk dapat di katakan perusahaan dagang karena perusahaan ini merupakan
agen penjualan mobil,motor,mesin kontruksi dan berbagai bisnis lainnya.

Bentuk Perusahaan
Jika di lihat dari bentuknya, PT. Astra International tbk merupakan Perseroan Terbatas (PT)
karena PT. Astra International karena perusahaan ini termasuk dalam badan hukum dan PT.
Astra International tbk juga menggunakan pedoman Good Coorporate Governance(GCG) agar
menjadi acuan bagi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan
perusahaan agar senantiasa memperhatikan perundang-undangan, anggaran dasar Perseroan.

Evaluasi keberhasilan Perusahaan

Efisiensi PT. Astra International tbk


Efisiensi merupakan kemampuan untuk memperoleh hasil dari sebuah pengeluaran, PT. Astra
International tbk mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013 di bandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pendapatan bersih Astra per September 2013 mencapai Rp 141,8 triliun, turun 1%
dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Sementara laba bersih mencapai Rp 13,5 triliun,
mengalami penurunan sebesar 8% dari Rp 14,7 triliun. Laba bersih per saham turun sebesar
8% selain itu PT. Astra International tbk juga berfokus pada enam lini bisnis :
Divisi otomotif
Laba bersih Divisi Otomotif turun sebesar 5% menjadi Rp 6,9 triliun, terdiri dari Rp 3,2 triliun
yang berasal dari Perseroan dan anak-anak perusahaan, serta Rp 3,7 triliun dari perusahaan
asosiasi dan jointly controlled entities di bidang otomotif.
Divisi Jasa Keuangan
Laba bersih Divisi Jasa Keuangan mengalami kenaikan 17% menjadi Rp 3,3 triliun. Total
pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra yang terdiri dari PT Federal International
Finance (FIF), PT Astra Sedaya Finance (yang dikenal dengan nama Astra Credit Companies

ACC) dan PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) meningkat 11% menjadi Rp 43 triliun,
termasuk pembiayaanmelalui joint bank financing without recourse.
Divisi Alat Berat dan Pertambangan
Laba bersih Divisi Alat Berat dan Pertambangan turun 23% menjadi Rp 2,1 triliun. PT United
Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan penurunan
pendapatan bersih sebesar 15%, sementara laba bersih turun 24% menjadi Rp 3,4 triliun.
Divisi Agribisnis
Laba bersih Divisi Agribisnis mengalami penurunan sebesar 45% menjadi Rp 726 miliar. PT
Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan
penurunan laba bersih menjadi Rp 911 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2012
sebesar Rp 1,7 triliun

Divisi Infrastruktur dan Logistik


Laba bersih Divisi Infrastruktur dan Logistik turun sebesar 28% menjadi Rp 339 miliar.
Divisi Teknologi dan Informasi
Laba bersih Divisi Teknologi dan Informasi sebesar Rp 101 miliar, naik 23% dibandingkan
periode yang sama tahun 2012.

Efeksitifitas PT. Astra International tbk


Efektifitas merupakan derajat keberhasilan sebuah Perusahaan sampai suatu perusahaan di
nyatakan berhasil. Efektifitas PT. Astra International tbk dapat di lihat dari beberapa
penghargaan yang diterima oleh PT. Astra International tbk, yaitu PT Astra International Tbk
meraih penghargaan dari FinanceAsia Award 2010. Astra meraih beberapa kategori, yaitu No.1
Best Managed Company, Best Corporate Governance, Best Investor Relations, No.3 untuk
Best Corporate Social Responsibility serta Most Committed to A Strong Dividend Policy,

Penerima Nominasi Emiten Saham Terbaik kapitalisasi pasar di atas Rp 10 T dan penerimaan
penghargaan lainnya.

Produktivitas PT. Astra International tbk


Peningkatan produktivitas selalu di lakukan oleh PT. Astra International tbk. Dalam peningkatan
produksitivitas PT. Astra International tbk melakukan kegiatan InnovAstra yang terdiri dari lima
kategori yaitu Suggestion System atau Sistem Saran (SS), Quality Control Circle (QCC), Quality
Control Project (QCP), Business Performance Improvement (BPI), dan Value Chain Innovation
(VCI).
Penyelenggaraan InnovAstra ini merupakan cermin konsistensi dan keyakinan seluruh insan
Astra untuk terus menerus berusaha melakukan yang terbaik demi membangun Astra dari
waktu ke waktu. Hasilnya adalah Astra bisa terus berkembang dan menjadi salah satu aset
yang sangat berpotensi di negeri ini yang pada akhirnya diharapkan mampu menjadi
perusahaan kebanggaan bangsa .

Laporan Keuangan
Info Perdagangan (22/04/2014)

Laporan Keuangan Tahunan

Harga Pembukaan

Neraca (2012)

Tertinggi

: 7.900
: 7.900

- Total Aset

Terendah

: 7.725

- Total Liabilities

Penutupan

: 7.850

- Modal Disetor

: 182.274.000.000.000
:

92.460.000.000.000
:

3.130.000.000.000

Volume

: 35.880.000

- Saldo Laba Total :

66.289.000.000.000

Nilai

: 279.616.892.500

- Total Ekuitas

89.814.000.000.000

Laba Rugi (2013)


-

Pendapatan

Usaha

Kotor

193.880.000.000.000
-

Laba

(Rugi)

35.311.000.000.000
-

Total

Laba

(Rugi)

Tahun

Berjalan

Komprehensif

Thn

22.297.000.000.000
-

Total

Laba

(Rugi)

Berjalan

23.708.000.000.000

Arus Kas (2013)


- Lap. Arus Kas dari Aktiva Operasi

: 21.250.000.000.000

- Lap. Arus Kas dari Aktiva Investasi

-8.306.000.000.000

- Lap. Arus Kas dari Aktiva Pendanaan :

-6.665.000.000.000

- Arus Kas Tahun Berjalan

ANALISIS KONDISI KEUANGAN


1)

Analisis Likuiditas

6.279.000.000.000

Dari laporan keuangan PT Astra Internasional Tbk periode 2005-2010 didapatkan hasil rasio
keuangan sebagai berikut :
Rasio Keuangan PT Astra Internasional Tbk
(100%)

Rasio Likuiditas

2005 2006 2007 2008 2009

2010

Current Ratio

0,44

0,50

1,32

1,32

1,37

1,25

Quick Ratio

0,30

0,37

1,10

1,00

1,10

0,97

Cash Ratio

0,11

0,15

0,29

0,33

0,33

0,19

Sumber : www.idx.co.id

Current ratio didapat dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Nilai rasio
lancar yang rendah akan berdampak pada resiko piutang dan persediaan. Semakin rendah
rasio lancar maka semakin buruk likuiditas perusahaan, dan semakin tinggi rasio lancar berarti
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya. Quick ratio didapat
dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan persediaan yang kemudian dibagi kewajiban
lancar. Pertumbuhan pada tahun 2005-2010 di atas 100% kecuali tahun 2005 dan 2006, rasio
lancar berada dibawah 100% karena kas perusahaan di tahun tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan 2007-2010, sehingga perusahaan meminjam kepada bank. Namun,
terjadi peningkatan rasio lancar tahun 2007 sehingga perusahaan dapat membayar hutangnya.
Jadi peningkatan rasio lancar karena peningkatan aktiva lancar sebesar 82% pada tahun 20062007. Cash ratio merupakan rasio yang membandingkan kas dengan kewajiban lancar.
Pertumbuhan cash ratio dari tahun 2005-2009 menunjukkan adanya peningkatan yang baik,
walaupun pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 14 %, dari 33% menjadi 19%.

1)

Analisis Leverage

Rasio Keuangan PT Astra Internasional Tbk


(100%)

Leverage

2005

2006 2007

2008

2009

2010

Debt Ratio

0,60

0,54

0,50

0,50

0,45

0,48

Debt to Equity Ratio

1,81

1,41

1,17

0,85

1,00

1,10

Equity Ratio

0,33

0,39

0,42

0,41

0,45

0,44

Equity Multiplier

2,99

2,59

2,36

2,44

2,23

2,29

Times Interest Earnet Ratio

15,15

6,56

12,54 23,15 26,30

30,42

Sumber : www.idx.co.id

Debt Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva.
Dapat dilihat terjadi penurunan debt ratio pada tahun 2005-2010. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan tidak banyak menggunakan hutang untuk membiayai kegiatan operasionalnya.
Total kewajiban perusahaan mengalami peningkatan 2007 ke 2008 sebesar Rp 8.651.000.000.
Namun, total asset juga mengalami peningkatan pesat pada tahun 2007-2010 sehingga
presentase debt ratio mengalami penurunan.Times interest earnet ratio membagi operating
income

(EBIT) denganinterest

expense (beban

bunga).

Pada

tahun

2008

terjadi

peningkatan Times interest earnet ratio karena beban bunga pada tahun 2008 mengalami
penurunan sebesar Rp 165.000.000. Equity ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

mendanai asset dengan modal sendiri. Semakin besar equity ratio, maka semakin kecil resiko
financialnya. Untuk perusahaan Astra International ini, equity rationya stabil. Debt to equity ratio
merupakan rasio yang membandingkan antara hutang dengan modal sendiri. Debt to equity
ratio perusahaan pada tahun 2005-2008 mengalami penurunan, dimana hal ini menunjukkan
kinerja perusahaan yang baik. Sedangkan pada dua tahun berikutnya mengalami peningkatan,
dan hal ini menunjukkan resiko financial yang dihadapi perusahaan semakin besar, namun
peningkatannya tidak terlalu signifikan. Equity multiplier merupakan rasio yang membandingkan
total asset dengan total equity. Dimana semakin tinggi equity multipliernya berarti semakin
besar tingkat resiko financialnya. Equity multiplier perusahaan astra international dari tahun
2005-2010 mengalami ketidakstabilan.

1)

Analisis Efisiensi

Rasio Keuangan PT Astra Internasional Tbk

Efisensi Perusahaan

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Inventory Turnover

9,46

10,84

11,72

8,69

10,40

9,51

33,67

31,14

42,00

35,10

38,38

Day's Sales in Inventory 28,58


Account

Receivables

Turnover

13,12

13,66

12,27

15,74

13,00

13,84

Total Asset Turnover

1,01

0,96

1,10

1,20

1,11

1,15

Fixed Asset Turnover

5,37

4,26

5,40

5,18

4,75

5,34

Sumber : www.idx.co.id

Perputaran aktiva tetap adalah resiko yang membandingkan antara penjualan dan aktiva tetap.
Rasio perputaran aktiva tetap perusahaan dari tahun 2005-2010 cenderung stabil. Rasio
perputaran total aset merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset. Jika dilihat
dari hasil perhitungan rasio perputaran total aset cenderung stabil, hanya terjadi penurunan
pada tahun 2006 yakni sebesar 0,05 kali. Perputaran piutang merupakan rasio yang membagi
antara penjualan dengan piutang. Dilihat dari perhitungan perputaran piutang, terjadi
peningkatan di tahun 2008 sebesar 3,47 kali . Ini berarti semakin besar dana yang diserap oleh
piutang, sehingga semakin baik. Inventory turnover pada tahun 2005- 2007 mengalami
peningkatan. Hal ini menunjukkan perusahaan sangat baik dalam mengatur persediaannya.
Namun, pada tahun 2008 dan 2010 mengalami penurunan. Dimana penurunan yang paling
signifikan terjadi pada tahun 2008, yang perputaran persediaannya hanya terjadi 8,69
kali/tahun. Periode perputaran persediaan selama tahun 2005-2010 rata-rata sebesar 34,81
kali.

1)

Analisis Profitabilitas

Rasio Keuangan PT Astra Internasional Tbk


(100%)

Profitabilitas Perusahaan

2005

2006 2007

2008

2009

2010

Gross Profit Margin

0,21

0,22

0,23

0,22

0,23

0,21

Operating Profit Margin

0,10

0,09

0,12

0,12

0,13

0,11

Net Profit Margin

0,09

0,07

0,09

0,09

0,10

0,11

ROA

0,09

0,06

0,10

0,11

0,11

0,13

ROE

0,27

0,17

0,24

0,28

0,25

0,29

Earning Per Share

1,348

OIROI

0,10

917
0,09

1,610 2,270
0,13

0,15

2,480
0,14

3,549
0,13

Sumber : www.idx.co.id

Dilihat dari rasio net profit margin tahun 2005-2010 mengalami penurunan di tahun 2006,
namun setelah itu mengalami peningkatan yang baik walaupun tidak terlalu besar. ROA
merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan. Rasio ini membandingkan
imbalan untuk pemegang saham dan kreditur dengan jumlah asset atau jumlah sumber daya
yang dipasok oleh para pemegang saham dan kreditur. Nilai ROA mengalami peningkatan di
tahun 2007-2010. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laba bersih yang lebih besar
dari peningkatan total asset yang sama-sama meningkat di tahun yang sama. Hal ini
menandakan bahwa perusahaan terus mengalami perbaikan kinerja dalam pengelolaan atas
asset yang dimiliki. ROE merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih dan total
ekuitas. Dilihat dari perhitungan rasio keuangan ROE mengalami peningkatan dari tahun 20072010, walaupun di tahun 2009 mengalami penurunan yang tidak terlalu besar, dan kembali
meningkat di tahun 2010. Perusahaan ini mempunyai Gros Profit Marjin yang stabil dari tahun
ke tahun, dan Operating Profit Marjin dari tahun 2005-2010 memiliki rata-rata sebesar 0,578 jadi
peningkatannya stabil.Earning per Share perusahaan ini mengalami peningkatan yang
signitikan

pada tahun 2006 sebesar 915,652, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya

peningkatannya stabil. Operating Income Return on Investment perusahan ini rata-rata stabil, di
mana hal ini menun jukan adanya perbaikan dari tahun ke tahun selama 6 tahun, ini dapat
dilihat dari Operating Profit Marjin yang stabil atau baik.

BAB IV
PENUTUP

Perusahaan PT. astra ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak tanggal 4 April 1990,
kepemilikan perusahaan bukan lg milik perseorangan tp oleh para pemegang saham ,

kepemilikan perusahaan dalam bentuk saham yg dijual resmi di bursa pasar , laporan aliran
keuangan atau laba rugi dilaporkan secara rutin dan dipublikasikan, intervensi pemerintah
terbatas, perusahaan dipimpin oleh direksi yg pilih oleh pemegang saham. Jadi dapat dikatakan
perusahaan PT. Astra Internasional Tbk dapat mempertahankan eksistensinya sebagai
perusahaan go public sejak tahun 1990 hingga kini. Berdasarkan laporan ikhitisar keuangan PT.
Astra International tbk, pendapatan bersih pada tahun 2012 Rp. 193,880 Miliar, Asset Lancar
Rp. 88,352 Miliar dan laba bersih naik sebesar 3% dibandingkan tahun 2012. Dengan cara
pengendalian manajemen yang baik utuk tetap menjaga kepercayaan public terhadap
perusahaan ini.

Anda mungkin juga menyukai