Anda di halaman 1dari 31

Pengaruh Rokok pada

Penyakit Paru Obstruktif


Kronik
Celine Citra Surya
102013044
E7

Skenario

Seorang laki laki 57 tahun datang dengan keluhan sesak


nafas yang memberat dan terus menerus sejak 5 jam yang
lalu. Sejak 3 hari yang lalu pasien mengalami batuk
berdahak warna putih tanpa disertai demam. Keluhan
seperti ini sebenarnya sudah beberapa kali timbul, sejak 3
tahun terakhir pasien sudah merasa nafas terasa berat
terutama jika beraktifitas berat dan terutama bila dirinya
sedang demam dan batuk. Pasien memiliki riwayat
merokok sejak usia 30 tahun sebanyak 1-2 bungkus/hari.

Rumusan Masalah

Laki-laki 57 tahun sesak nafas yang memberat dan terus-menerus sejak 5 jam
yang lalu

Mind Map

PPOK

Hipotesis

Laki-laki tersebut menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Anamnesis

Identitas : Nama, usia, alamat, dan pekerjaan.

RPS:
Sesak nafas sejak kapan? Hilang timbul atau terus menerus?
Paling sering sesak napas muncul pagi hari, siang hari atau
malam hari? Bagaimana sesaknya seperti tertikam atau
teretekan? Apakah sesak napas ini setelah melakukan suatu
aktivitas? Dapat berjalan sejauh apa saat sesak napas? Apakah
ada nyeri dada? Apakah pada musim-musim tertentu?
Batuk sejak kapan? Terus menerus/ tidak? Bagaimana
karaterisktiknya? Berdahak atau berdarah? Berapa banyak?
Warna dan seperti apa? Konsumsi makanan atau minuman apa
sebelum ini? Ada mengi?
Apakah ada gejala lain seperti demam, penurunan nafsu
makan, penurunan berat badan , mual, muntah, dan nyeri otot.

RPD: Apakah sebelumnya sudah pernah menderita seperti


ini? Pernah ada riwayat infeksi paru? Batuk berulang tidak
kunjung sembuh? Sesak nafas?

RPK: Apakah di keluarga ada yang mempunyai riwayat


seperti ini? Riwayat asma? Emfisema? Bronkiektaksis?

RS0s: Apakah di lingkungan sekitar (kerja/ tetangga) ada


yang menderita seperti ini? Apakah di lingkungan sekitar
suka bergotong-royong membersihkan? Lingkungan tempat
tinggal padat penduduk/ jarang? Berapa orang yang
menempati sebuah rumah? Riwayat merokok? Sejak kapan?
Berapa banyak sehari?

Riwayat Pengobatan
Sudah mengonsumsi obat? Apa nama obatnya? Sudah sejak
kapan? Apakah ada perbaikan?

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Mata : konjungtiva anemis? Sklera ikterik?
Pembesaran KGB?
Thorax: Bentuk? Warna? Lesi? Jenis
Pernapasan? Simeteris saat statis dan
dinamis?
Extremitas: sianosis? Oedem?

Perkusi
Perkusi secara acak dan secara terstruktur
melalui linea

Kesadaran : Compos Mentis


Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
TTV: TD: 110/70 mmHg, N:100x/menit, RR: 30x/menit,
dan suhu 36C

Palpasi
Palpasi secara acak dan secara terstruktur
melalui linea
Menguji taktil fremitus

Auskultasi
Mendengarkan suara nafas dasar ( tracheal,
bronkial, bronkovesikular, vesicular)
Apa ada suara napas tambahan?
Bunyi jantung? Ada kelainan?
Bising Usus?

Mata

: konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), mulut sianosis (-)

Leher

Thorak :

: Tidak teraba pembesaran KGB, tiroid tidak teraba membesar


Paru-paru

Inspeksi simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi


intercostalis (+),palpasi taktil fremitus simetris,perkusi sonor
pada kedua lapang paru, auskultasi suara normal vesikuler,
wheezing (+), ronki basah minimal (+).
Jantung
Bunyi jantung I-II murni regular, mur-mur (-), gallop (-)
Abdomen
Perut datar, nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal

Ekstermitas : sianosis ringan jari-jari tangan,clubbing finger (-), akral hangat,


perfusi < 3 detik, oedema (-).

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Faal Paru : spirometri


Bila PEF < 100 L/menit atau PEF < 1L
mengindikasikan eksaserbasi yang parah

Radiologi : foto polos thorak

Laboratorium darah rutin

Analisa gas darah


PaO2 < 8, 0 kPa (60 mmHg) dan atau SaO2 < 90%
dengan
atau atau tanpa PaCO2 > 6, 7 kPa (50
mmHg), saat bernapas dalam udara ruangan,
mengindikasikan adanya gagal napas.
PaO2 < 6,7 kPa (50 mmHg), PaCO2 > 9, 3 kPa (70
mmHg) dan pH < 7, 30 memberi kesan episode
yang mengancam jiwa dan perlu dilakukan
monitor ketat serta penanganan intensif.

Laboratorium Darah Rutin


Parameter

Unit

Hasil

Normal

Hb

g/dl

16 gr/dl

11.0-16.5 gr/dl

Hematokrit

35.0-50.0 %

Trombosit

ul

300000

150000-390000
/l

Leukosit

ul

6500

4000-10000 /l

Diagnosis Kerja

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Bronkitis khronik
Produksi mucus yang
berlebihan di saluran napas
bawah dan menyebabkan batuk
kronis. Kondisi ini terjadi selama
setidaknya 3 bulan berturut-turut
dalam setahun untuk 2 tahun
berturut turut.
Emfisema
Pelebaran ruang udara yang
abnormal dan permanen disertai
destruksi dari dindingnya, distal
dari bronkiolus terminalis.

- Penderita PPOK Khas FEV1 & FVC, Residual Vol


- FEV1/FVC < 70% + FEV1 < 80% pasca diberi bronkodilator
pembatasan aliran udara yg tidak sepenuhnya reversibel.
- FEV1 parameter umum u/ menilai berat PPOK

Stage I : Ringan
Pemberian bronkodilator hasil rasio FEV1/FVC < 70% & nilai
FEV1 diperkirakan 80% dari nilai prediksi.
Stage II : Sedang
Rasio FEV1/FVC < 70% dgn perkiraan nilai FEV1 diantara 5080% dari nilai prediksi.
Stage III : Berat
Rasio FEV1/FVC < 70% & FEV1 diantara 30-50% dari nilai
prediksi
Stage IV : Sangat Berat
Rasio FEV1/FVC < 70%, nilai FEV1 diperkirakan < 30% ataupun
< 50% dgn kegagalan respirasi kronik.

Diagnosis Banding

Asma Bronkiale radang kronis sal napas hambatan aliran udara &
airway hyperresponsiveness episode berulang wheezing, sesak
nafas, dada terasa sesak & batuk

Asma

PPOK

Timbul pada usia muda

++

Sakit mendadak

++

Riwayat merokok

+/-

+++

Riwayat atopi

++

Sesak dan mengi berulang

+++

Batuk kronik berdahak

++

Hipereaktiviti bronkus

+++

Reversibiliti obstruksi

++

Variabiliti harian

++

Eosinofili sputum

Neutrofil sputum

Makrofag sputum

Bronkiektasis
Dilatasi permanen abnormal cabang2 bronkus scr patologis & kronik ireversibel
ec. Kongenital, pneumonitis berulang, aspirasi benda asing, obst lumen
bronkial, & infeksi paru.

Batuk menahun dengan


sputum yang banyak
terutama pada pagi hari
Setelah tiduran dan
berbaring, batuk dengan
sputum menyertai batuk
pilek selama 1-2 minggu
atau tidak ada gejala
sama sekali (ringan)
Kadang-kadang sesak
nafas dan sianosis

Demam,

Tidak ada nafsu makan

Penurunan berat badan,

Anemia, nyeri pleura,


dan lemah badan

Sputum sering
mengandung bercak
darah

Batuk darah

Aspergilosis

Jamur Aspergilus, merupakan jamur


saprofit di alam bebas.

Cara penularan: Inhalasi konidia.

Konidia masuk dikeluarkan oleh


pergerakan silia epitel toraks/
dihancurkan
imun tubuh. Jamur dapat
menembus jaringan bila ada
gangguan imun/ sistemik.

Predileksi utama : Paru, selain itu:


kulit, kuku, dan otak

Berefek pada manusia : A. fumigatus,


A. niger, A. flavus, A. clavatus, dan A.
nidulans

Aspergiloma
Khas: fungus ball:
massa jamur bulat dan
solid dalam suatu
kavitas
Pemeriksaan serologi
bukti kuat

Aspergilosis Invasif
Ditemukan jamur dalam
biopsy juga deteksi sputum,
bilasan bronkus dan
serologi
Pengobatan: amfoterisin-B
IV 1,0-1,5 mg/kgBB/hari
obat pilihan

Allergic Broncho Pulmonary Aspergillosis (ABPA)


7 kriteria diagnostic (bila terpenuhi 6 kriteria diagnosis
ABPA):
asma bronkial, eosinophilia, reaksi kulit tipe 1 terhadap
antigen Aspergilus, precipitating antibody terhadap
antigen Aspergilus, peningkatan IgE, infiltrate transien,
dan bronkiektasis sakular sentral
Pengobatan: kortikosteroid 10mg/hari tapering off
Itrakonazole + kortikosteroid

Etiologi
Faktor Lingkungan :

Merokok

Asap tembakau

Polisi udara di tempat kerja atau di dalam


kota

Faktor Host :

Genetik

Hipereaktifitas Bronkus

Epidemiologi

Peringkat ke-4 setelah penyakit jantung, kanker, dan penyakit


serebrovaskuler

Di Amerika kasus kunjungan pasien PPOK di instalasi gawat darurat


mencapai angka 1,5 juta, 726.000 memerlukan perawatan di rumah
sakit dan 119.000 meninggal selama tahun 2000.

Depkes RI menyatakan Indonesia menduduki peringkat ke-6

Faktor resiko: rokok, polusi udara, dan faktor genetic.

Patofisiologi

Karena tingginya konsentrasi radikal bebas asap rokok


terjadi oxidative stress pada paru juga mengakibatkan
pelepasan sitokin menimbulkan inflamasi paru.

Perubahan saluran nafas tampak pada saluran nafas yang


besar dan kecil oleh karena perubahan konsituen normal
saluran nafas sebagai respon inflamasi yang persisten.

Proses inflamasi melibatkan netrofil, makrofag dan limfosit


akan melepaskan mediator-mediator inflamasi dan akan
berinteraksi dengan struktur sel pada saluran nafas parenkim.

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Sesak napas

Batuk kronis

Wheezing

Batuk darah

Anoreksia

Berat badan
menurun

Blue bloater

Pink puffer

Barrel chest

Manifestasi Klinis
Muncul pada usia 50-60an (Dewasa Lanjut)
Fase Awal

Fase Lanjut

Fase Akhir

Batuk kronik
sputum mucoid
(putih) pagi hari

Batuk kronik
sputum mucoid

Batuk kronik sputum


mucoid

Nafas memendek
memberat pd
aktivitas >>

Dyspneu
wheezing
memberat pd
aktivitas >>

Tanpa demam
Tanpa demam
PF : Umumnya N,
kadang ekspirasi
memanjang

PF: hiperinflasi,
wheezing, eksp >>,
ronki, barrell chest

Penggunaan full use


otot2 pernafasan, purse
lips, sianosis, distensi
vena2 bagian leher (gagal
jantung kanan) cor
pulmonale udem
tungkai kanan
Barrell Chest
Tanpa demam

Komplikasi

Hipoxemia

penurunan nilai PaO2 kurang dari 55 mmHg,


dengan nilai saturasi Oksigen <85%. Tahap
cyanosis

Peningkatan nilai PaCO2(hiperkapnia). Gejala:


nyeri kepala, fatique

lanjut

Asidosis Respiratory

Infeksi Respiratory
edema

Gagal Jantung

Disritmia cardiac

Status asmatikus

peningkatan produksi mukus, peningkatan


rangsangan otot polos bronchial dan
mukosa.

Penatalaksanaan
Medika Mentosa

Non Medika Mentosa

Bronkodilator

STOP

Terapi

Kebutuhan

oksigen

Antibiotik

jangka pendek

mengurangi sputum
purulent
Antimikroba
Kortikosteroid

ROKOK !!!

cairan yg cukup
encerkan sputum

Gizi

Diet tinggi protein,


makan porsi kecil & sering

Lingkungan

sehat

Prognosis

Tergantung pada beratnya obstruksi, adanya kor pulmonale,


ada kegagalan jantung kongestif, dan tergantung derajat
gangguan analisa gas darah.

Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang bergantung


pada umur dan gejala klinis pada waktu berobat

Preventif

Paling UTAMA!!!

Jauhi lingkungan berpolusi

Pengaturan ventilasi yang baik

Ringkasan
PPOK adalah kelompok penyakit paru dengan terutama terjadi
obstruksi menahun. Faktor predisposisi terutama pada perokok
dan gejala umum yang tampak adalah sesak napas dan batuk
persisten.
Pengobatannya
terutama
bertujuan
untuk
mengurangi progresivitas penyakit dan menghindari komplikasi
yang berat seperti cor pulmonale. Prognosis kurang baik dan
diperberat oleh tingkat keparahan penyakit, eksaserbasi yang
sering, dan kebiasaan merokok yang belum dihentikan.

KESIMPULAN

Laki2, 57th Gejala klinis, riwayat rokok, faktor resiko


memenuhi kriteria untuk D/ PPOK

Anda mungkin juga menyukai