Crs
Crs
Pengertian
Cervical Root Syndrome adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau
penekanan akar saraf servikal oleh penonjolan discus invertebralis, gejalanya
adalah nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan atas atau lengan bawah,
parasthesia, dan kelemahan atau spasme otot.1
Salah satu contoh penyakitnya adalah Syndrome radikulopati. Radikulopati
berarti terdapat proses patologik pada radiks posterior dan anterior. Gangguan
itu dapat setempat atau menyeluruh.1
B.
Etiologi
Nyeri yang timbul pada vertebra servikalis dirasakan didaerah leher dan
belakang kepala sekalipun rasa nyeri ini bisa di proyeksikan ke daerah bahu,
lengan atas, lengan bawah atau tangan. Rasa nyeri di picu/diperberat dengan
gerakan/posisi leher tertentu dan akan disertai nyeri tekan serta keterbatasan
gerakan leher.3,4
a.
Sistem tulang3,4
1.
Arcus
Arcus adalah bangunan yang merupakan lempengan dan simetris antara kanan
dan kiri, terletak pada posterior corpus. Pangkal dari corpus ini disebut radiks
arcus vertebralis. Di sebelah posterior dari lengkung ini bertemu linea mediana
posterior dan selanjutnya membentuk tonjolan seperti duri yang disebut
prosessus spinosus. Tonjolan meruncing pada batas dataran radiks dan arus ke
lateral disebut prosessus tranversus.
2.
Foramen vertebralis
Vertebrae cervicalis
b.
Sistem otot3,4
Sesuai dengan kondisi CRS ini maka dalam bab ini penulis akan membahas otototot yang berhubungan dengan gerakan leher dan bahu yang meliputi flexor
cervicalis otot-otot penggerak utamanya adalah m. sternoleidomastoideus, m.
sclaneus medius dan anterior posterior, dimana otot-otot ini diinervasi oleh C18, eksensor cervicalis otot penggerak utamanya adalah m. splennius cervicis, m.
semi spinalis, m. longisimus cervicalis, m. ilioastalis cervicis (diinervasi C3-T6),
lateral flexi otot penggerak utamanya adalah m. sternoleidomastoideus, m.
sclaneus anterior, medius dan posterior (diinervasi C2-3),rotasi, penggerak
c.
Sistem persarafan3,4
Nerves Musculocutaneus
Nerves axillaris berasal dari fasciculer post plexus brachialis dan terdiri dari
serabut-serabut yang berasal dari segmen C5 dan C6, kemudian serabut berjalan
ke dorsal.
3.
C.
Patofisiologi
D.
Nyeri radikuler serviks ditandai dengan nyeri leher menjalar ke sisi posterior
lengan bawah, bahu dan kadang-kadang bisa mencapai ke tangan.
Memancarkan nyeri mengikuti distribusi dermatom dari saraf yang terkena,
tetapi juga mempengaruhi jaringan diinervasi oleh saraf ini, seperti otot, sendi,
ligamen dan kulit. Nyeri yang berasal dari akar serviks keempat (C4) terlokalisir
di leher dan daerah supraskapular. Nyeri dari akar serviks kelima (C5) menjalar
ke lengan bawah, sedangkan nyeri dari akar keenam dan ketujuh (C6 dan C7)
meluas ke leher, lengan bahu, dan tangan.3,5,7
E.
Diagnosa
a.
Anamnesa
Anamnesa adalah hal-hal yang menjadi sejarah kasus pasien, juga berguna
untuk menentukan diagnosa, karena misalnya dengan pendekatan psikiatri
terhadap depresinya yang kadang merupakan factor dasar nyeri bahu ini.3,8
Gejala-gejala yang mungkin nampak pada inspeksi dan palpasi, misalnya :8,9
1.
2.
Rasa nyeri dan tebal dirambatkan ke ibu jari dan sisi radial tangan
3.
4.
5.
Dijumpai nyeri menjalar (referred pain) di bahu yang samar, dimana nyeri
bahu hanya dirasa bertahan di daerah deltoideus bagian lateral dan
infrascapula atas.
b.
Tes Khusus
c.
Pemeriksaan Penunjang
1.
CT scan menyediakan informasi yang baik pada struktur tulang, tetapi ada
keterbatasan berkaitan dengan jaringan lunak. MRI adalah pemeriksaan pilihan,
menunjukkan perubahan morfologi yang terjadi di diskus intervertebralis, saraf
tulang belakang, akar saraf dan jaringan lunak sekitarnya. Diagnosis tidak boleh
hanya didasarkan pada temuan radiologis, karena sejumlah penelitian telah
menunjukkan bahwa sekitar 30% dari pasien dengan temuan MRI tidak
menunjukkan gejala. Ketika klinis dan radiologis temuan cocok, maka akan lebih
mudah untuk membuat diagnosa yang tepat.1,2,12,13
2.
Tes elektrofisiologi
a.
Pengobatan
Pengobatan Konservatif
Obat penghilang nyeri atau relaksan otot dapat diberikan pada fase akut. Obatobatan ini biasanya diberikan selama 7-10 hari. Jenis obat-obatan yang banyak
digunakan biasanya dari golongan salisilat atau NSAID. Bila keadaan nyeri
dirasakan begitu berat, kadang-kadang diperlukan juga analgetik golongan
narkotik seperti codein, meperidin, bahkan bisa juga diberikan morfin. Ansiolitik
dapat diberikan pada mereka yang mengalami ketegangan mental. Pada kondisi
tertentu seperti nyeri yang diakibatkan oleh tarikan, tindakan latihan ringan yang
diberikan lebih awal dapat mempercepat proses perbaikan.5,16
Kepala sebaiknya diletakan pada bantal servikal sedemikian rupa yaitu sedikit
dalam posisi flexi sehingga pasien merasa nyaman dan tidak mengakibatkan
gerakan kearah lateral. Istirahat diperlukan pada fase akut nyeri,terutama pada
spondilosis servikalis atau kelompok nyeri non spesifik.5,8,16
Obat-obatan yang banyak digunakan adalah:
b.
1.
Bila penyakit ini dalam bentuk yang akut atau subakut, injeksi kortikosteroid
diindikasikan.Teknik yang digunakan, adalah pendekatan translaminar posterior,
sedangkan injeksi epidural transforaminal dihindari karena risiko tinggi
komplikasi yang parah, yang bertentangan dengan tulang belakang lumbar
mana pendekatan transforaminal disukai. Di seluruh dunia penelitian sistematis
mengarah pada kesimpulan bahwa injeksi kortikosteroid serviks epidural secara
signifikan efektif dalam pengobatan nyeri radikuler akut dan subakut serviks dan
selalu harus diterapkan sebelum keputusan operasi.1,8,16,17
2.
Bila penyakit ini dalam bentuk-yang kronis yang biasanya terjadi setelah operasi
tulang belakang atau mengikuti fase akut dan subakut radikulitis dari herniasi
yang telah undertreated dengan terapi konservatif-neuroplasty (adhesiolysis)
dengan kateter Racz diindikasikan. Masyarakat Amerika Dokter Nyeri
Intervensional (ASIPP) diterbitkan pedoman berbasis bukti untuk teknik invasif
dalam pengelolaan nyeri tulang belakang kronis. Menurut pedoman ini, ada bukti
kuat yang menunjukkan kemanjuran neuroplasty dengan kortikosteroid dalam
kontrol pendek dan jangka panjang dari nyeri pada refraktori radiculopathy dan
nyeri tulang belakang neuropatik.2,16,17
3.
Ini adalah terapi neuromodulatory, yang digunakan dalam kasus semua metode
yang kurang invasif lain gagal. Kemanjurannya dalam mengobati nyeri
neuropatik yang kronis adalah signifikan.8,16,19
c.
Fisioterapi
Tujuan utama penatalaksanaan adalah reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan atau
resolusi defisit neurologis dan mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla
spinalis lebih lanjut.2,5,8,20
1.
Traksi
Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang
atau pada pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya kompresi
radiks saraf. Traksi dapat dilakukan secara terus-menerus atau
intermiten.8,21,22
2.
Cervical Collar
Thermoterapi
Latihan
Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa
dimulai pada akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher kearah anterior, latihan
mengangkat bahu atau penguatan otot banyak membantu proses penyembuhan
nyeri. Hindari gerakan ekstensi maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat
diakibatkan oleh spasme otot dapat ditanggulangi dengan melakukan
pijatan.8,20-22
Modalitas fisioterapi yang digunakan dalam penanganan CRS ini adalah SWD,
ultra sonic, dan terapi latihan.
1.
Ultra Sonic
Gelombang ultra sonic adalah gelombang yang tidak dapat didengar oleh
manusia. Merupakan gelombang longitudinal yang gerakan partikelnya dari arah
ke dan dari dan perambatannya memerlukan media penghantar. Media
pengahantar harus elastis agar partikel bisa merubah bentuk dan kembali ke
bentuk semula untuk memungkinkan gerakan ke dan dari. Dari sini dijumpai
daerah padat atau compression dan daerah renggang atau refraction.
Dalam penggunakan modalitas ultra sonic beberapa ahli membuktikan bahwa
ultra sonic efektif untuk mengurangi nyeri, karena ultra sonic dapat
meningkatkan ambang rangsang, mekanisme dari efek termal panas. Selain itu
pembebasan histamin, efek fibrasi dari ulta sonic terhadap gerbang nyeri dan
dari suatu percobaan ditemukan bahwa pemakaian ultra sound dengan pulsa
rendah.2,22
Efek yang pertama kali didapat oleh tubuh adalah efek mekanik. Gelombang
ultra sonic menimbulkan adanya peregangan dan perapatan didalam jaringan
dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi dari ultra sonic. Efek mekanik ini
juga disebut dengan micro massage. Pengaruhnya terhadap jaringan yaitu
meningkatkan permeabilitas terhadap jaringan dan meningkatkan metabolisme.
Micro massage adalah merupakan efek terapeutik yang penting karena semua
efek yang timbul oleh terapi Ultra Sonic diakibatkan oleh micro massage ini.
-
Efek termal
Panas yang dihasilkan tergantung dari nilai bentuk gelombang yang dipakai,
intensitas dan lama pengobatan. Yang paling besar yang menerima panas adalah
jaringan antar kulit dan otot. Efek termal akan memberikan pengaruh pada
jaringan yaitu bertambahnya aktivitas sel, vasodilatasi yang mengakibatkan
penambahan oksigen dan sari makanan dan memperlancar proses metabolisme.
-
Efek biologi
Efek biologi merupakan respon fisiologi yang dihasilkan dari pengaruh mekanik
dan termal. Pengaruh biologi ultra sonic terhadap jaringan antara lain:
Relaksasi otot
Rileksasi otot akan mudah dicapai bila jaringan dalam keadaan hangat dan rasa
sakit tidak ada. Pengaruh termal dan mekanik dari ultra sonic dapat
mempercepat proses pengangkutan sel P (zat asam laktat) sehingga dapat
memberikan efek rileksasi pada otot.
Energi ultra sonic mampu menambah permeabilitas jaringan otot dan pengaruh
mekaniknya dapat memperlunak jaringan pengikat.
Mengurangi nyeri
Mempercepat penyembuhan
Terapi latihan2,5,8,20-22
Dengan metode PNF
Terapi Latihan merupakan salah satu pengobatan dalam fisioterapi yang dalam
pelaksanaanya menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara aktif
maupun pasif. Atau pula dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
mempercepat proses penyembuhan dari suatu cidera yang telah merubah cara
hidupnya yang normal. Hilangnya suatu fungsi atau adanya hambatan dalam
melakanakan suatu fungsi dapat menghambat kemampuan dirinya untuk hidup
secara independentyaitu dalam melaksanakan aktifitas kerja.
Tujuan dari Terapi latihan adalah (1) Memajukan aktifitas penderita, (2)
Memperbaiki otot yang tidak efisien dan memperoleh kembali jarak gerak sendi
yang normal tanpa memperlambat usaha mencapai gerakan yang berfungsi dan
efisien, (3) Memajukan kemampuan penderita yang telah ada untuk dapat
melakukan gerakan-gerakan yang berfungsi serta bertujuan, sehingga dapat
beraktifitas normal.
Jenis terapi latihan yang digunakan untuk kondisi CRS adalah Terapi latihan
dengan menggunakan metode Propioceptif Neuromusular Fasilitation (PNF)
berusaha memberikan rangsangan sedemikian sehingga diharapkan timbul
reaksi-reaksi yang sesuai dengan perangsangan yang akhirnya gerakan-gerakan
yang diinginkan tercapai. Tujuan PNF adalah untuk meningkatkan kekuatan otot.
Berdasarkan prinsip PNF dari teori pergerakan yang menyatakan bahwa PNF
dapat memperbaiki kekuatan dan kondisi system neuro musuloseletal. Tehnik ini
bermanfaat untuk assisted otot-otot yang lemah sekaligus strengthening otototot yang lebih kuat tanpa melupakan prinsip-prinsip dasar PNF dan teknik PNF.
Adapun prinsip-prinsip dasar yang berhubungan dengan kasus CRS ini antara
lain:22
-
Manual contact
Manual contact dimaksudkan agar pasien mengerti arah gerakan yang diminta
oleh terapis dan sebaiknya dilakukan dengan kedua tangan sehingga mudah
untuk memberikan tahanan ataupun assisted.
-
Traksi adalah tarikan yang membuat saling menjauhnya segmen yang satu
terhadap segmen yang lain atau usaha mengulur segmen pada suatu
ekstrimitas.
Aproximasi adalah saling menekanya atau memberikan tekanan pada suatu
segmern atau ekstrimitas. Aproximasi bertujuan untuk stabilisasi sendi.
-
Pola gerak
Pola gerak pada ekstrimitas atas adalah flksi-abduksi-eksoroasi, fleksi-adduksieksorotasi, ektsensi, abduksi-eksorotasi, ekstensi-abduksi-endorotasi, ekstensiadduksi-endorotasi. Teknik yang digunakan pada kasus ini adalah repeated
contration. Repeated contration adalah suatu teknik isotonic untuk kelompok
agonis, yang dilakukan pada bagianbagian tertentu, dari lintasan gerakan
dengan jalan memberikan restrech yang disusun dengan kontraksi isotonic.
Dan tujuan dari teknik ini antara lain memperbaiki kekuatan otot dan daya
tahan, memperbaiki lingkup gerak sendi secara aktif, menurunkan ketegangan
atau penguluran antagonis, serta penguatan (strengtening).
berkurang, serta diperoleh relaksasi otot-otot leher. Dalam percobaan traksi yang
diberikan pada susunan vertebrae cervicalis. oleh Olachis dan Strohm disebutkan
bahwa dalam keadaan lordosis servical normal. Traksi diberikan dengan tarikan
diperoleh regangan jarak antara prosessus spinosus pada vertebrae yang
berbatasan sebesar 1-1,5 mm.20-22
Problematika fisioterapi:
Impairment, yaitu berupa nyeri, penurunan kekuatan otot bahu dan leher, serta
penurunan lingkup gerak sendi bahu dan leher.
Functional limitation, berupa gangguan saat menengok dan menunduk, nyeri
saat bangun tidur dan tidur miring, nyeri saat mengangkat lengannya.
Disability, yaitu tidak ada gangguan dalam bersosialisasi dengan masyarakat.
d.
Operasi
G.
Diagnosis banding
Banyak kondisi yang dapat menimbulkan nyeri pada leher dan bahu serta rasa
tak nyaman pada ekstremitas. Semua itu harus dibedakan dari mana asalnya
dan bagaimana mekanisme terjadinya. Diagnosis banding untuk CRS ini
adalah:2,5,8,28
1.
Adalah suatu gejala yang muncul bila ada penekanan nervus medianus oleh
ligamen transversum sehingga timbul kesemutan, nyeri menjalar ke tangan.
2.
a.
Muncul bila ada penekanan bundle neuromuscular diantara bagian antero lateral
atas dan otot pectoralis minor terjadi bila hiperabduksi humerus mengulur otot
pectoralis minor.
3.
Claviculocostal syndrome
H.
Komplikasi
Komplikasi dari Cervical Root Syndrome adalah atrofi otot-otot leher dan adanya
kelemahan otot-otot leher dan bahu, dan ketidakmampuan tangan untuk
melakukan aktifitas.1,3,5,8