Anda di halaman 1dari 31

KURIKULUM SMA TUNAS

GADING
JAKARTA

YAYASAN PENDIDIKAN TUNAS GADING


JL.Gading Putih Raya Blok P2 No.23 Kelapa Gading Permai
Jakarta Utara 14240 Tlp.(021)452 0726
JAKARTA

2012
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah dan diketahui


Dinas Pendidikan Provinsi, dengan ini Kurikulum SMA Tunas Gading Tahun
Pelajaran
2012 / 2013 ditetapkan/disahkan untuk diberlakukan.

..,
. 2012

Oleh
Komite SMA Tunas Gading

Kepala SMA Tunas Gading

Dra.Leoni Agustina,PhD

Simson S Sipayung,ST

Mengetahui/menyetujui
a.n. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
Plt. Kepala Bidang Pendidikan SMP/SMA

DRS. H. HAPPY GUSTIN, SH., MM


NIP 196008101989031005

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolonganNya kami dapat menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Tunas Gading
Jakarta, sesuai dengan Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya
mengenai pasal-pasal yang berkaitan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Kurikulum SMA Tunas Gading Jakarta disusun oleh Tim Pengembangan Kurikulum SMA
Tunas Gading Jakarta dengan masukkan/pertimbangan dari Komite Sekolah dan bimbingan dari
Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta. Penyusunan Kurikulum SMA Tunas Gading Jakarta mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikeluarkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Kurikulum SMA Tunas Gading Jakarta dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dan memperhatikan kondisi serta potensi lingkungan di Wilayah Jakarta Utara. Dengan
menjadikan Kurikululm SMA Tunas Gading Jakarta sebagai pedoman bagi semua warga sekolah,
kami berharap dapat memberikan layanan terbaik kepada peserta didik untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, berpengetahuan luas, sehat, terampil, kreatif, mandiri, bertanggung jawab,
bermanfaat bagi lingkungan dan mampu berkompetensi secara global.
Kepada semua pihak yang telah membantu pengembangan kurikulum SMA Tunas Gading
Jakarta ini kami sampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 16 Juli 2012


Kepala SMA Tunas Gading

Simson S Sipayung,ST

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Lembar Pengesahan .

ii

Susunan Personil Tim Kurikulum SMA Tunas Gading Jakarta

iii

Daftar isi
BAB I

: PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

BAB II

Latar Belakang 1
Visi SMA Tunas Gading Jakarta .. 4
Misi SMA Tunas Gading Jakarta .. 4
Tujuan Pendidikan SMA Tunas Gading Jakarta 4

: STRUKTUR DAN MUATAN KURIKUL SATUAN PENDIDIKAN SMA


TUNAS GADING

BAB III

iii

A. Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan 5


B. Program Muatan Lokal ... 12
C. Kegiatan Pengembangan Diri .. 16
D. Pengaturan Beban Belajar 19
E. Ketuntasan Belajar .. 20
F. Kenaikan kelas .. 25
G. Penjurusan 26
H. Kelulusan 26
I. Pendidikan Kecakapan Hidup . 27
: KALENDER PENDIDIKAN SMA TUNAS GADING JAKARTA
A. Penyusunan Kalender Pendidikan ...... 28
B. Waktu Belajar .. 28
C. Kegiatan tengah Semester ... 28
D. Libur Sekolah 28

LAMPIRAN
SILABUS
LAPORAN HASIL ANALISIS KONTEKS
CONTOH HASIL PENENTUAN KKM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh masing-masing satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian
program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik tersebut, yakni stan dar isi (SI) dan standar
kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulumdisamping panduan yang telah disusun oleh Badan


Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
SMA Tunas Gading terletak di Jln.Gading Putih Raya P2/23 Kelapa Gading
berdiri sejak Tahun 2005 dan mulai tahun 2009 mendapat Akreditasi B.Pada Tahun
Ajaran

2012/2013 jumlah siswa sebanyak 64 siswa.Jumlah Guru sebanyak 20

orang.Laboratorium IPA masih satu ruangan dipakai bersama, Idealnya Laboratorium


IPA ada tiga ruangan.
SMA Tunas Gading terletak di lokasi yang strategis di Kawasan Elit Kelapa
Gading Sumarecon.Gedung Sekolah dan lapangan Milik sendiri dan Jumlah Guru
memadai.Animo siswa masuk SMA Tunas Gading cukup baik .Pada Tahun Ajaran
2012/2013 SMA Tunas Gading menerima 22 siswa baru.SMA Tunas gading
merupakan sekolah umum dan siswa berasal dari keluarga ekonomi menengah ke
atas
Meskipun secara nasional KTSP diberlakukan efektif tahun ajaran 2009/2010,
namun Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan untuk
memberlakukan kurikulum ini sejak tahun ajaran 2006/2007.Untuk itu SMA Tunas
Gading memandang perlu untuk segera mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dengan mengacu pada hal-hal yang telah disebutkan diatas.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini selanjutnya dijadikan
pedoman bagi SMA Tunas Gading untuk melaksanakan seluruh program pendidikan
yang sesuai dengan karakter, potensi, kebutuhan, minat, bakat serta kemampuan
peserta didik.
Secara umum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Tunas Gading
mencakup dasar hukum, tujuan satuan pendidikan, visi dan misi sekolah, tujuan
sekolah, SKL satuan pendidikan, kelompok mata pelajaran, SKL mata pelajaran,
struktur kurikulum, muatan lokal, dan global, criteria ketuntasan minimal, criteria
kenaikan kelas dan penjurusan, criteria kelulusan, dan kalender pendidikan.
B. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistempendidikan nasional.
Pasal 38 ayat 2 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dengan komite sekolah/madrasah dibawah Agama kabupaten/Kota


untuk pendidikan dasar provinsi untuk pendidikan menengah.
Pasal 51 ayat 1 menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
standar

pelayanan

minimal

dengan

prinsip

manajemen

berbasisi

sekolah/madrasah.
b) Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Pasal 17 ayat 2 menyatakan bahwa sekolah dan komite sekolah atau madrasah
dan komite madrasah mengembangkan kurikulum dan bertanggung jawab
dibidang pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum
dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas kabupaten/kota yang
bertanggung jawab dibidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan
departemen yang menangani urusan pemerintah dibidang agama untuk MI,
MTS, MA dan MAK.
Pasal 49 ayat 1 menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan dan akuntabilitas.
c) Peraturan Mendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
d) Peraturan Mendiknas Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
e) Peraturan Mendiknas Nomor 24 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Standar Isi Dan Standar Kompetensi Lulusan
f) Permendiknas No 6 tahun 2007 tentang penyempurnaan Permendiknas No 24
Tahun 2006
g) Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pembangunan Nasional
h) Peraturan Presiden No.5 tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
i) Renstra Mendiknas Tahun 2010 - 2012 tentang Pendidikan dan Karakter
Bangsa
j) Panduan Penyusunan KTSP dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)
k) Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 21 tahun 2002 tentang Tata Kerja
Dinas Pendidikan Menegah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta

l) Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provisi DKI
Jakarta Nomor 58/SE/2006 tentang Tindak Lanjut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006.
m) Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI
Jakarta Nomor 206a/2004 tahun 2004 tentang penetapan Sekolah Plus Standar
Nasional/Internasional, SMA Standar Nasional, SMA Plus Standar Nasional,
SMA Plus ting tingkat Provinsi, SMA Plus tingkat Kotamadya dan SMA
pendamping Plus Kotamadya di Provinsi Dki Jakarta tahun pelajaran
2004/2005.
C. Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, watak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri,
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Untuk mencapai tujuan pendidikan menegah tersebut SMA Tunas Gading
telah merumuskan VISI dan MISI untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan
kurikulum tingkat satuan pendidikan di SMA Tunas Gading.
B. Visi Satuan Pendidikan
Berakarkan persatuan dan kesatuan Indonesia, berhati nurani, berakhlak,
berkembang seiring tuntutan zaman, cerdas mandiri, penuh percaya diri.
C. Misi Satuan pendidikan
1. Terciptanya siswa yang berahati nurani dan beraklah
2. Terciptanya siswa yang cerdas
3. Terciptanya siswa yang mandiri dan percaya diri
D. Tujuan Sekolah
a) Peserta didik mampu menunjukkan sebagai pelajar yang berhati nurani dan
beraklah
b) Peserta didik memiliki keterampilan sebagai bekal hidup bermasyarakat.
c) Prestasi akademik peseta didik meningkat baik secara kualitas maupun
kuantitas melalui hasil ujian akhir pembelajaran.

d) Kuantitas lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi meningkat.

BAB II
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Struktur Kurikulum SMA Tunas Gading


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal
6 ayat ( 1 ) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum , kejuruan dan
khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada table sebagai berikut :
No.

Kelompok

Pelajaran
Agama dan
Mulia

Mata Cakupan
Akhlak Kelompok

mata

pelajaran

agama

dan

akhlak

mulia

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang


Maha Esa serta berakhlak mulia . Akhlak mulia mencakup
etika , budi pekerti , atau moral sebagai perwujudan dari
2

pendidikan agama.
Kewarganegaraan dan a. Kelompok pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
Kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan


peserta didik akan status , hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara , serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
b. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan ,
jiwa dan patriotism bela Negara, penghargaan terhadap hak
hak asasi manusia, kemajemukan bangsa , pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender , demokrasi ,
tanggung jawab social , ketaatan pada hokum , ketaatan
membayar pajak , dan sikap serta perilaku anti korupsi ,

kolusi dan nepotisme.


Ilmu pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
Teknologi

pada SMA dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut


ilmu pengetahuan dan teknologi serta kritis, kreatif, dan

Estetika

mandiri
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas , kemampuan mengekspresikan dan
kemampuan

mengapresiasi

keindahan

dan

harmoni.Kemampuan mengapresiasi dan mengekpresikan


keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati
dan

mensyukuri

hidup

maupun

dalam

kehidupan

kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan


5

yang harmonis.
Jasmani, Olah Raga, a. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
dan Kesehatan

dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta


membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama dan
hidup sehat.
b. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang

bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari


perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV / AIDS ,
demam berdarah, muntaber , dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.

Dalam pelaksanaan kurikulum di SMA Tunas Gading menggunakan prinsip prinsip sebagai
berikut :
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi , perkembangan dan kondisi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh
kesempatan

untuk

mengekspresikan

dirinya

secara

bebas

dinamis

dan

menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan ke lima pilar pelajar , yaitu :
a) Belajar untuk beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Belajar untuk memahami dan menghayati
c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan , dan /atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan , dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke Tuhanan , keindividuan ,
kesosialan dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai , akrab , terbuka, dan hangat , dengan prinsip tut
wuri handayani , ing madia mangun karsa , ing ngarsa sung tulada ( di belakang
memberikan daya dan kekuatan , di tengah membangun semangat dan prakarsa , di
depan memberikan contoh dan teladan )
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia , sumber belajar dan teknologi yang memadai , dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar , dengan prinsip alam takambang jadi guru
( semua yang terjadi , tergelar dan berkembang di masyarakat dan di lingkungan serta
lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar , contoh dan teladan ).

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam , social dan budaya


serta kekayaan daerah untuk keberhasialan pendidikan dengan muatan seluruh bahan
kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran , muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan , keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang
pendidikan.

Struktur Kurikulum SMA Tunas Gading meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII.
Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas kelas dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan
program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik , dan kelas XI dan XII merupakan
program penjurusan yang terdiri atas ( 1 ) Program Ilmu Pengetahuan Alam dan ( 2 ) Program
Ilmu Pengetahuan Sosial.
1. Kurikulum Kelas X
a.
Kurikulum kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran ,muatanlokal , dan
pengembangan diri.
Muatan lokalmerupakan

kegiatan

kurikuler

untuk

mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan cirri khas dan potensi daerah , termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri dapat juga dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan social , belajar ,
dan pengembangan karir peserta didik.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Namun SMA Tunas GAding menambahkan jam
pelajaran pada mata pelajaran eksakta dan mata pelajaran yang diujinasionalkan.
c. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
d. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran ( dua semester ) adalah 34 38
minggu.

Komponen

STRUKTUR KURIKULUM KELAS X


Alokasi Waktu
Semester 1
Semester 2

Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Fisika
7. Biologi
8. Kimia
9. Sejarah
10. Geografi
11. Ekonomi
12. Sosiologi
13. Seni Budaya
14. Pendidikan Jasmani, Olah Raga,dan Kesehatan
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi
16. Bahasa Mandarin
B. Jurnalistik
C. Pengembangan Diri
Jumlah
2* Ekuivalen 2 jam pembelajaran

2
2
4
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2*
38

2
2
4
4
4
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2*
38

2. Kurikulum Kelas XI dan XII


a. Kurikulum kelas XI dan XII program IPA dan IPS terdiri atas 13 mata pelajaran ,
muatan lokal dan pengembangan diri

STRUKTUR KURIKULUM KELAS XI DAN XII IPA


Komponen
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Semester 1
Semester 2 Semester 1 Semester 2
Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4. Bahasa Inggris
4
4
4
4

5. Matematika
6. Fisika
7. Kimia
8. Biologi
9. Sejarah
10. Seni Budaya
11. Pendidikan Jasmani,

4
4
4
4
1
2
Olah 2

4
4
4
4
1
2
2

5
5
5
5
1
2
2

5
5
5
5
1
2
2

Raga,dan Kesehatan
12. Teknologi
Informasi

dan 2

2
2
2*
39

2
2
2*
40

2
2
2*
40

Komunikasi
13. Bahasa Mandarin
D. Jurnalistik
E. Pengembangan Diri
Jumlah
2* Ekuivalen 2 jam pembelajaran

2
2
2*
39

STRUKTUR KURIKULUM KELAS XI DAN XII IPS


Komponen
Alokasi Waktu
Kelas XI
Kelas XII
Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2
Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4. Bahasa Inggris
4
4
4
4
5. Matematika
4
4
5
5
6. Sejarah
3
3
3
3
7. Geografi
3
3
3
3
8. Ekonomi
4
4
4
4
9. Sosiologi
3
3
3
3
10. Seni Budaya
2
2
2
2
11. Pendidikan Jasmani, Olah 2
2
2
2
Raga,dan Kesehatan
12. Teknologi Informasi

dan 2

Komunikasi
13. Bahasa Mandarin
F. Jurnalistik
G. Pengembangan Diri
Jumlah
2* Ekuivalen 2 jam pembelajaran

2
1
2*
39

2
1
2*
39

2
1
2*
40

2
1
2*
40

B. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan cri khas sekolah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam
mata pelajaran yang ada.

Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada
Standar Isi dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Muatan lokal merupakan mata
pelajaran , sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dasar untuk
jenis muatan lokal yang diselenggarakan . Meskipun setiap semester dapat diberikan
jenis muatan lokal yang berbeda , namun SMA Tunas Gading hanya menyelenggarakan
satu jenis muatan lokal yang sama untuk dua semester dalam satu tahun. Hal ini
dikarenakan dengan pertimbangan tenaga pendidik dan sarana prasarana yang ada.
Pengembangan mata pelajaran muatan lokal dilakukan oleh sekolah dan komite dengan
memperhatikan hal hal sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan sekolah
2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
4. Mengidentifikasi mata pelajaran muatan lokal
5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan
mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BNSP.
Berdasarkan hasil analisis serta identifikasi keadaan dan kebutuhan sekolah , SMA
Tunas Gading telah menetapkan mata pelajaran Jurnalistik sebagai mata pelajaran
muatan lokal di SMA Tunas Gading.Seiring dengan berkembangnya kebutuhan
masyarakat , maka mata pelajaran muatan lokal dapat berubah sesuai dengan situasi
dan kondisi serta kebutuhan masyarakat tersebut.
Pengembangan silabus untuk mata pelajaran muatan lokal dapat berubah sesuai
dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat tersebut.
Pengembangan Silabus untuk mata pelajaran muatan lokal secara umum mencakup :
1. Mengembangkan indicator
2. Mengidentifikasi materi pembelajaran
3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
4. Pengalokasian waktu
5. Pengembangan penilaian
6. Menentukan sumber belajar
Standar kompetensi dan kompetensi dasar serta pengembangan silabus dari mata
pelajaran muatan lokal SMA Tunas Gading .
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
MUATAN LOKAL JURNALISTIK
KELA

SEMESTE

S
X

R
I

STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami teks berita

KOMPETENSI DASAR
1.1

Menanggapi teks berita

yang dibacakan secara


langsung/tidak langsung

secara langsung
1.2

Menganalisis teks berita


mengenai

kekurangan

dan kelebihannya
1.3

Menyampaikan kembali
isi teks berita dengan

2. Mengungkapkan
pikiran

dan

ide,

2.1

gagasan

dalam sebuah teks berita

bahasanya sendiri
Membuat judul teks
berita

2.2

Menulis berita

2.3

Membacakan

berita

yang telah dituliskan


2.4

Menanggapi teks berita


yang

3. Memahami teks iklan

3.1

yang dibacakan secara


langsung/tidak langsung

dibacakan

oleh

teman
Menanggapi teks iklan
secara langsung

3.2

Menganalisis teks iklan


tentang kelebihan dan
kekurangannya

3.3

Menyampaikan kembali
teks

iklan

dengan

bahasanya sendiri
3.4

Membuat

teks

berdasarkan
4. Mengungkapkan
gagasan,

dan

ide,

4.1

pikiran

sendiri
Membuat

karya
bermacam-

macam

kedalam poster/slogan

iklan

tema

poster/slogan
4.2

Membuat poster/ slogan

4.3

Menyampaikan
poster/slogan
langsung

4.4

Menanggapi

secara

XI

poster/slogan
1.1 Membuat judul artikel

1. Mengungkapkan
informasi

berbentuk

1.2 Membuat

teks artikel

artikel

berdasarkan tema yang


dipilih
1.3 Menyampaikan
tulisan

hasil

artikel

secara

langsung
1.4 Menanggapi teks artikel
yang
2. Menyampaikan gagasan
informasi

telah

dibacakan

teman
1. Menanggapi

liputan

berbentuk

reportase

reportase

yang

di

tampilkan secara langsung


2. Membuat tema reportasi
3. Membuat

reportase

berdasarkan tema yang


dipilih
4. Menampilkan

hasil

reportase yang dibuat


5. Menanggapi
II

3. Mengungkapkan
gagasan,

dan

ide,

yang dibuat oleh teman


3.1 Memahami bagian-bagian

pikiran

dalam sebuah majalah

reportase

dalam majalah
3.2 Membuat sub-sud judul

kecil

dalam majalah
3.3 Melengkapi isi majalah

XII

1. Menyampaikan

hasil

3.4 Membuat majalah


1.1
Membuat

wawancara

dalam

pertanyaan

ke

teks berita

daftar
untuk

wawancara narasumber
1.2

Mewawancari
narasumber

1.3

Melaporkan

hasil

wawancara

dari

narasumber
1.4

Menampilkan
rekaman

hasil
wawancara

narasumber
1.5

Menanggapi
wawancara

hasil
narasumber

yang dibuat oleh teman

Pelaksanaan Program Muatan Lokal Jurnalistik dengan model pembelajaran yang bertumpu
pada pengembangan kemampuan berpikir , sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam mata
pelajaran ini adalah siswa dapat mengembangkan gagasan dan ide melalui kemampuan
berbahasa secara verbal.Hasil karya siswa dapat meningkatkan pemanfaatan karya seperti
Majalah dinding
Mini Majalah
Liputan Sederhana
C. Pengembangan Diri
Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, struktur kurikulum yang dikembangkan
mencakup tiga komponen yaitu, ( 1 ) Mata Pelajaran, ( 2 ) Muatan Lokal dan ( 3 )
Pengembangan Diri.
Secara konseptual , dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri, sebagai
Berikut:
pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru.pengembangan diri bertujuan mamberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan tau dibimbing oleh konselor ,guru,atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dalam kehidupansosial,belajar,dan pengembangan karir peserta didik.
Dari rumusan diatas dapat diketahui bahwa pengembangan diri berbeda dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran untuk
kelompok mata pelajaran ,dilakukan dengan lebih mengutamakan kegiatan tatap muka di
kelas (meskipun dimungkinkan juga untuk belajar di luar kalas), sedangkan kegiatan

pengambangan diri seyogyanya lebih banyak dilakukan diluar jam regular melalui
berbagai kegiatan.
kegiatan pengembangan diri di SMA tunas gading diberikan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang bersifat temporer maupun kegiatan melalui layanan bimbingan dan
konseling.pengembangan diri dalam bentuk Ekstrakurikukler di SMA Tunas Gading
dilaksanakan setiap hari jumat mulai pukul 13.00 wib 15.00 wib
Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler di SMA Tunas Gading
antara lain :
NO
1

EKSKUL
Paduan Suara

PEMBIMBING
HB.Sinambela,S.P

TEMPAT
Ruang kelas X

2
3
4
5
6

Teater
Gambar
Futsal
Komputer
Musik

d
Linda,M.Pd
Chandra,A.md
Akbar,S.Pd
Andros
Priyatna,S.Pd

Ruang kelas XII IPA


Ruang KElas XI IPS
Lapangan
Lab Komputer
Ruang Musik

D.Pengaturan Beban Belajar

SMA Tunas gading Jakarta melaksanakan pembelajaran menggunakan sistem paket yang
berarti bahwa semua pihak peserta didik wajib mengikuti seluruh program pembelajaran
dan beban yang sudah ditetapkan untuk tiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku di SMA Tunas Gading Jakarta.
Beban belajar di rumuskan dalam bentuk satuan untuk yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka
penugasan terstruktur dan kegiatan madiri tidak terstruktur.Semua ini dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi kelulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan guru. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pendalaman

materi pembelajaran yang dirancang oleh guru untuk mancapai standar kompetensi dan
waktu penyelesaian tugasnya ditentukan oleh guiru.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik yang dirancang oleh guru untuk mancapai standar kompetensi dan waktu
penyelesaiannya diatur oleh peserta didik.
Beban belajaran tatap muka setiap jam adalah 45 menit, waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan tidak terstruktur maksimal 60 % dari jumlah waktu kegiatan tatap
muka dari mata pelajaran yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut :
1.

Jumlah pembelajaran di kelas X adalah 39 jam pembelajaran

2.

Jumlah jam pembelajaran di kelas XI IPA dan XI IPS adalah sebanyak 39


jam pembelajaran/minggu
3. Jumlah jam pembelajaran di kelas XII IPA dan XII IPS adalah
sebanyak40 jam pembelajaran/minggu

D. Ketuntasan Belajar
Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi dasar dan kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggara
pembelajaran.SMA Tunas Gading Jakarta menetapkan ketuntasan belajar minimal yang
berbeda-beda untuk setiap mata pelajaran dan setiap tingkat kelas.Para peserta didik yang
telah mencapai ketuntasan diberi layanan pengayaan dan bagi peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan diberi layanan remedial.

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


1)

Acuan dasar Kriteria Ketuntasan Minimal


1.1.

Kriteria Ketuntasan minmal (KKM) adalah tingkat atau standar kompetensi


yang harus dicapai oleh para peserta didik per mata pelajaran.

1.2.

Penetapan KKM dilakukan oleh forum guru yang berada di dalam lingkungan
sekolah atau MGMP Sekolah. Penetapan KKM dilakukan melaui analisa
ketuntasan belajar minmal pada setiap Kompetensi Dasar (KD).

1.3.

Penetapan KKM pada setiap Kompetensi Dasar (KD)


analisa Indicator Pencapaian

dilakukan melalui

(IP) pada Kompetensi Dasar (KD) yang

terkait.
1.4.

Indikator Pencapaian (IP) merupakan acuan pembuatan soal ujian, karena itu
soal ujian harus mampu mencerminkan pencapaian IP dan tidak perlu ada
pembobotan hasil ujian harian, mingguan, bulanan, bulanan maupun semester.

1.5.

Nilai atau angka ketuntasan belajar miminal adalah 100. Nilai ketuntasan
belajar siswa

( Pengetahuan dan Pemahaman Konsep dan Praktek )

dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 100.


1.6.

Sekolah dapat menetapkan Kriteria Ketuntasan Minmal (KKM) dibawah


nilai ketuntasan belajar minmal (100), namun sekolah harus merencanakan
target dalam waktu tertentu mencapai nilai ketuntasan belajar maksimal.

1.7.

Nilai Kriteria Ketuntasan (KKM) ditetapkan pada wal tahun pelajaran untuk
setiap mata pelajaran mulai kelas X, XI, XII dan dilakukan evaluasi pada
setiaap semester.

\
2)

Rambu-rambu Menetapkan Kriteria ketuntasan Minmal


Dalam menetapkan Kriteria Ketuntsan Minmal (KKM) harus diperhatikan ramburambu sebagai berikut :
2.1.

Tingkat Kompleksitas ( Kesulitan dan Kerumitan ) setiap Indikator (IP) atau


Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai siswa. Tingkat Kompleksistas
tinggi bila dalam pelaksanaannya menuntut Sumber Daya manusia (SDM)
yang memahami kompetensi yang harus dicapai siswa, kreatif dan inovatif

dalam melaksanakan pembelajaran, memerlukan waktu yang cukup lama,


penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi, sarana dan prasarana sesuai
tuntutan kompetensi yang harus dicapai.
2.2.

Tingkat kemampuan (Intake) rata-rata siswa :


Kriteria Ketuntasan Minmal (KKM) kelas X didasarkan pada hasil seleksi
PSB ( Nilai ujian Nsional ). Dan Kriteria Ketuntasaan Minimal Kelas XI
dan XII didasarkan pada tingkat pencapaian criteria Minmal (KKM) pada
semester atau kelas sebelumnya.

2.3. Kemampuan Sumber Daya Pendukung :


Mel;iputi tenaga, sarana pendidikan, Bantuan Operasional Pendidikan (BOP),
menajemen sekolah, kepedulian stakeholders sekolah

3)

Interval Analisis
3.1.

Tingkat Kompleksitas

Kompleksitas
Sangat mudah

Mudah
Sedang
Sulit
Sangat sulit

Prosentasi
81 100 %
61 80 %
41 60 %
21 40 %
0 - 20 %

3.2.

Daya Pendukung

Daya Pendukung
Sarana Prasarana

0 100 %

Perpustakaan

0 100 %

Laboratorium

0 100 %

Kompleksitas guru

0 100 %

Rata-rata

0 100 %

3.3.

Intake

Intake
NUN / Nilai Raport

4)

Prosentasi

Prosentasi
0 100 %

Pemanfaatan Kriteria Ketuntasan Minmal


4.1.

Kriteria Ketuntasan Minmal (KKM) setiap Kompetensi

Dasar (KD) merupakan rata-rata setiap indicator,


dimana indicator berfungsi sebagai kriteria ketuntasan
belajar.

4.2.

Siswa dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar bila telah mencapai


ketuntasan belajar untuk setiap indicator pada Kompetensi Dasar

(KD)

dimaksud.
4.3.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap Standar Kompetensi

(SK)

merupakan rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap Kompetensi


Dasar (KD) yang terkait.
4.4.

Kriteria Ketuntasan Minmal

(KKM) mata pelajaran Kriteria Ketuntasan

Minimal Standar Kompetensi (SK) pada semester yang berlangsung.


4.5.

Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan dalam laporan Hasil


Belajar Siswa (LHBS) atau raport.

4.6. Nilai Kriteria Ketuntasan Minmal (KKM) harus diinformasikan kepada seluruh
warga sekolah dan orang tua siswa.

5)

Analisa Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal


Kegiatan ini dimaksud untuk melakukan analisa rata-rata pencapaian siswa kelas X,
XI, XII terhadap Kriteria Ketuntasan Minmal (KKM) setiap mata pelajaran yang
telah ditetapkan Melalui analisis ini diharapkan akan memperoleh data antara lain
tentang :
5.1.

Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dicapai oleh 75 100 % dari jumlah siswa
pada kelas X, XI, XII.

5.2.

Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dicapai oleh 50 74 % dari jumlah siswa
pada kelas X, XI, XII.

5.3.

Kompetensi Dasar (KD) yang telah dicapai oleh 49 % dari jumlah siswa
pada kelas X, XI, XII.

Dengan memperhatikan surat edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor .. serta dengan melihat kemampuan para siswa SMA Tunas

Gading , sekolah telah menentukan criteria ketuntasan minimal untuk masing-masing mata
pelajaran sesuai dengan table di bawah ini :
Kriteria Ketuntasan Minimal
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

MATA PELAJARAN
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika
Fisika
Biologi
Kimia
Sejarah
Geografi
Ekonomi
Sosiologi
Seni Budaya
Pendidikan Jasmani, Olah raga dan
Kesehatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Muatan Lokal

X
80
80
75
75
70
70
70
70
75
70
70
70
80

PROSENTASI KETUNTASAN
XII
XII
XI IPA XI IPS
IPA
IPS
80
80
80
80
80
80
80
80
75
75
75
75
75
75
75
75
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
75
75
75
75
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
80
80
80
80

80

80

80

80

80

75
75

75
75

75
75

75
75

75
75

Sekolah menargetkan terjadi peningkatan kriteria ketuntasan minimal untuk setiap tahun.Oleh
karena itu seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk kerja keras.

F. Kriteria Kenaikan Kelas


Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas diatur oleh sekolah dengan mengacu kepada ketentuan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Sekolah menetapkan kriteria kenaikan kelas sebagai berikut :
a. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau pada
akhir semester 2

b. Kenaikan kelas dengan memperhatikan rerata nilai dari semester 1 dan 2


c. Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XI , apabila yang bersangkutan
memiliki :
1) Mata pelajaran yang tidak mencapai criteria ketuntasan minimal
( KKM ) , maksimal 3 mata pelajaran.
2) Kehadiran minimal 90 %
3) Berbudi pekerti baik
d. Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XII apabila yang bersangkutan
memiliki :
1) Mata pelajaran yang tidak mencapai criteria ketuntasan minimal
( KKM ) , maksimal 3 mata pelajaran.
2) Untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam , semua mata pelajaran yang
menjadi cirri khas jurusan ilmu pengetahuan alam ( matematika, fisika,
kimia , dan biologi ) telah mencapai ketuntasan belajar minimal.
3) Untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) , semua mata pelajaran
yang menjadi cirri khas ilmu pengetahuan social ( ekonomi , geografi ,
sejarah , dan sosiologi ), telah mencapai ketuntasan belajar minimal.
4) Kehadiran minimal 90 %
5) Berbudi pekerti baik.
Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada akhir semester semester 2 di kelas X , SMA Tunas Gading
hanya membuka dua jurusan ; Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) dan Ilmu Pengetahuan
Sosial ( IPS ) . Kriteria penjurusan diatur sebagai berikut :
1) Peserta didik dinyatakan memenuhi syarat ke jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
apabila yang bersangkutan telah menuntaskan mata pelajaran yang menjadi
cirri khas jurusan IPA ( Matematika , Fisika , Kimia , Biologi )
2) Peserta didik dinyatakan memenuhi syarat ke jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
apabila yang bersangkutan telah menuntaskan mata pelajaran yang menjadi
cirri khas jurusan IPS ( ekonomi , Geografi , Sejarah dan Sosiologi )
3) Yang bersangkutan berminat pada slah satu jurusan yang ada.
4) Bilamana jumlah peserta didik yang memilih jurusan tertentu melebihi atau
kurang dari kuota yang tersedia , akan dibicaran dalam rapat kecil yang
beranggotakan guru pembimbing , wali kelas dan guru mata pelajaran
G. Kriteria Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 Pasal 72 Ayat ( 1 ) ,
peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan menegah atas setelah memenuhi
criteria sebagai berikut :

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang dibuktikan dengan rapor


kelas X , XI , dan XII.
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia , kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian , kelompok mata pelajaran estetika dan
kelompok mata pelajara jasmani , olah raga dan kesehatan.
3) Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
teknologi serta lulus ujian nasional sebagaimana yang tercantum dalam SOP
yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

H. Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup

SMATunas Gading Jakarta diperoleh dari setiap kegiatan

pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang
mencakp sebagai berikut :
Kecakapan kesadaran diri
Kecakapan sosial
Kecakapan akademik
Kecakapan vokasional
Kecakapan berpikir
Kecakapan hidup ini yang dikembangkan secara integritas dalam setiap kegiatan
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri serta
kegiatan ektrakurikuler.

Berdasarkan kebutuhan potensi sekolah dan tuntutan masyarakat lokal, nasional maupun
global, SMA Tunas Gading menerapkan pengetahuan keterampilan teknologi informatika
dan Seni Musik menjadi unggulan akademik sekolah.
Keunggulan akademik sekolah ini diharapkan dapat membentuk peserta didik SMA
Tunas Gading menjadi manusia yang dapat menggunakan pengetahuan keterampilan,

teknologi informatika komunikasi Dan Seni Musik untuk masyarakat nasional maupun
masyarakat global.

BAB III
KALENDER PENDIDIKAN

A. Penyusunan Kalender Pendidikan Sekolah

Kalender pendidikan disusun oleh sekolah dengan mengacu pada kalender


pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta maupun
kalender pendidikan yang disusun oleh Yayasan Pendidikan Tunas Gading.
B. Waktu Belajar
Waktu belajar di SMA Tunas Gading menggunakan system semester. Dalam
satu tahun ajaran terdapat dua semester. Semester pertama dimulai bulan Juli dan
berakhir bulan Desember, semester dua dimulai bulan Januari dan berakhir bulan Juni.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 6 ( enam ) hari dalam satu minggu
, dengan jadwal waktu pembelajaran sebagai berikut :
HARI
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat

WAKTU BELAJAR
06.30 14.40
06.30 14.10
06.30 14.10
06.30 14.10
06.30 11.35
11.35 13.00 Kerohanian
13.00 15.00 Ekskul

C. Kegiatan Tengah Semester


Kegiatan tengah semester dilakukan setelah selesai Ujian Tengah Semester

UTS ). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan serta menampilkan bakat


dan kemampuan siswa secara non akademis. Bentuk kegiatan tengah semester adalah
olah raga dan pentas seni. Waktu kegiatan selama dua hari.
D. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari libur yang ditetapkan oleh sekolah dengan
mengacu pada kalender pendidikan , Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan
Menteri Agama serta Peraturan Pemerintah Pusat / Daerah.
Sekolah menetapkan libur awal puasa , libur semester satu dan libur semester dua ( libur
akhir tahun ). Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah antara lain :
Tahun Baru Masehi
Idul Adha
Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Hijriyah
Hari Raya Nyepi
Maulid Nabi Muhammad SAW
Wafat Isa Almasih
Hari Raya Waisak
Kenaikan Isa Almasih
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Idul Fitri dan Cuti Bersama

Hari Raya Natal

Anda mungkin juga menyukai