Anda di halaman 1dari 31

TRAUMA KIMIA PADA MATA

Pembimbing :
dr. Supiyanti Sp.M
Penyusun :
Annisa Juwita (030.07.027)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI
2013

HISTOLOGI MATA
Sklera
Berwarna putih, mengandung serabut kolagen,
fibroblas, zat-zat utama
Kornea
Transparan, tidak berwarna, mengandung 5 lapisan:
1. Epitel
2. Membran Bowman
3. Lamina propria
4. Membran Descemet
5. Endotel

HISTOLOGI MATA

1.
2.

3.
4.

Koroid
Dibagi menjadi 4 lapisan:
Suprakoroid
Mengandung
lamella(merupakan membran tipis)
Pembuluh darah (stratum vasculosa)
Lapisan luar: pembuluh darah besar
Lapisan dalam: pembuluh darah sedang
Lamina koriokapiler
Mendistribusikan nutrisi untuk bagian terluar retina
Lamina vitrea, lamina elastika/basalis/membran Bruch
Merupakan membran non-selular, ada 2 lapisan:
Lamella elastika eksterna (sangat tipis)
Lamella kutikula interna (lebih tebal)

HISTOLOGI MATA

Badan Siliaris
Dibagi atas 2 zona:
1. Orbikulus Silliaris (Pars Plana)
2. Korona Silliaris (Pars Plicata)

Iris yang membagi 2 bilik (anterior dan


posterior)
Bilik anterior : didepan iris
Bilik posterior : dobelakang iris.
Badan vitreous : bahan berbentuk agar-agar
transparan yang dibatasi oleh : lensa,
membran bagian dalam retina. membran
posterior zonula.

HISTOLOGI MATA

Lensa
Lensa merupakan suatu organ transparan, dengan
bentuk bikonveks.

Lensa memiliki 3 komponen struktur:


1. Kapsul lensa
: berisi serat-serat lensa yang
terbentuk oleh sel-sel epitel, sepitel selapis kuboid
hanya ada pada permukaan lensa.
2. Korteks
: Terdiri dari korteks anterior
(depan nukelus) dan korteks posterior (belakang
nukleus).
3. Nukleus
: Terletak pada bagian sentral.

HISTOLOGI MATA

Retina
Memiliki 10 lapisan, kecuali pada fovea
centralis, diskus optikus.
10 lapisan tersebut, yaitu:
1. Epitel pigmen
2. Lapisan batang dan kerucut
3. Membran limitan luar
4. Lapisan nukleus luar/lapisan granular
5. Lapisan fleksiformis luar/lapisan molekular
6. Lapisan nukleus dalam/lapisan granular
7. Lapisan fleksiformis dalam/lapisan molekular
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serabut saraf
10. Membran limitan dalam

TRAUMA KIMIA PADA MATA dan


PENATALAKSANAANYA

DEFINISI

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang


menimbulkan perlukaan mata.
Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata.
Bentuk-bentuk : trauma tumpul, trauma tembus bola mata,
trauma kimia, dan trauma radiasi.

Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai


bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat
asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata
tersebut.

EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat, trauma pada mata


merupakan 3-4% dari seluruh kecelakaan
kerja.
Sebagian besar (84%) merupakan trauma
kimia.
Rasio frekuensi bervariasi trauma
asam:basa antara 1:1 sampai 1:4
Secara international, 80% dari trauma
kimiawi dikarenakan oleh pajanan pada
dan atau karena pekerjaan.
Empedu ikan telah terbukti menyebabkan
14% dari trauma kimiawi pada mata di
Norwegia

TRAUMA ASAM

Trauma asam merupakan salah satu jenis


trauma kimia mata dan termasuk
kegawatdaruratan mata yang disebabkan
zat kimia bersifat asam dengan pH < 7.

Etiologi
Trauma kimiawi biasanya disebabkan akibat bahan-bahan yang
tersemprot atau terpercik pada wajah.
Bahan kimia asam
Asam sulfat, sulfurous acid, asam hidroklorida, asam nitrat, asam asetat,
asam kromat, dan
asam hidroflorida.
Ledakan
Baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar asam sulfat, mungkin
merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimiawi pada mata.
Asam
Hidroflorida dapat ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat,
pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat. Industri
(pembersih dinding, glass etching (pengukiran pada kaca dengan cairan
kimia), electropolishing, dan penyamakan kulit., fermentasi pada
pengolahan bir).
Cairan atau gas.

Patofisiologi
Bahan kimia asam

Asam cenderung berikatan dengan protein

Menyebabkan koagulasi protein plasma

Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang membatasi penetrasi dan


kerusakan lebih lanjut

Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja.

Koagulasi Protein

Konjungtiva hiperemis dan pupil dilatasi

Penatalaksanaan

Irigasi jaringan yang terkena secepat-cepatnya, selama


mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan
yang mengakibatkan trauma.
Irigasi dapat dilakukan dengan garam fisiologi atau air
bersih lainnya paling sedikit 15-30 menit.
Anestesi topikal (blefarospasme berat)
Penetralisir natrium bikarbonat 3%.
Antibiotik bila perlu
Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali,
sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu.

TRAUMA BASA

Trauma akibat bahan kimia basa akan


memberikan akibat yang sangat gawat
pada mata.
Alkali akan menembus dengan cepat
kornea, bilik mata depan, dan sampai
pada jaringan retina.

Etiologi

Semen
Soda kuat
Amonia
NaOH
CaOH
Cairan pembersih dalam rumah tangga

Patofisiologi
Bahan kimia alkali

Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak membran
sel penetrasi lebih lanjut

Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea

Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati

Edema terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma, cenderung


disertai masuknya pemb.darah (Neovaskularisasi)

Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak kolagen kornea)

Terjadi gangguan penyembuhan epitel

Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam

Cooked fish eye

Klasifikasi
Klasifikasi Huges
1. Ringan :

Prognosis baik
Terdapat erosi epitel kornea
Pada kornea terdapat kekeruhan yang
ringan
Tidak ada iskemia dan nekrosis kornea
ataupun konjungtiva

2. Sedang :

Prognosis baik
Kekeruhan kornea sehingga sulit melihat
iris & pupil secara jelas
Terdapat iskemia & nekrosis ringan kornea
dan konjungtiva

3. Sangat berat :

Prognosis buruk
Kekeruhan kornea pupil tidak dapat dilihat
Konjungtiva dan sclera pucat

Klasifikasi Thoft

Derajat 1
: hiperemi
konjungtiva disertai dengan
keratitis pungtata.
Derajat 2
: hiperemi
konjungtiva disertai dengan
hilang epitel kornea.
Derajat 3
: hiperemi
disertai dengan nekrosis
konjungtiva dan lepasnya
epitel kornea.
Derajat 4
: konjungtiva
perilimal nekrosis sebanyak
50%.

Penatalaksanaan
1. Irigasi dengan garam fisiologik selama mngkn (2000 ml selama 30
menit)
2. Pemeriksaan kertas lakmus.
3. Bila penyebab CaOH diberi EDTA
4. Antibiotik mencegah infeksi.
5. Siklopegi
6. Anti glaukoma mencegah glaukoma sekunder.
7. Steroid (7 hari pertama) anti inflmasi.
8. Kolagenase inhibitor (sistein, 1 minggu) menghilangi efek kolagenase.
9. Vitamin C membentuk jaringan kolagen.
10. Bebat (perban) pada mata, lensa kontak lembek dan tetes air mata buatan.
11. Operasi keratoplasti bila kekeruhan kornea sangat mengganggu
penglihatan.

Komplikasi
1. Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva palpebra dan
kornea.
2. Kornea keruh, edema, neovaskuler
3. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul
sebagai akibat cedera pada mata yang dapat merupakan
trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah
beberapa hari ataupun beberapa tahun.
Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun
gejala sisa dari trauma mata.
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan
katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea,
konjungtiva, dan iris.
4. Phtisis bulbi, bola mata mengecil.

DIAGNOSIS

ANAMNESA
Tersiram cairan atau tersemprot gas.
Penurunan visus? Onset?
Nyeri, lakrimasi, pandangankabur?

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan setelah irigasi atau bisa juga diberikan obat anestesi.
Kekeruhan kornea, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi,
peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang serta
perforasi kornea, tanda komplikasi ?

PEMERIKSAAN PENUNJANG
PH bola mata secara berkala.
Tonometri

PENATALAKSANAAN UMUM TRAUMA


KIMIA PADA MATA

1.
2.
3.
4.

4 tujuan utama dalam mengatasi trauma


pada mata :
Memperbaiki penglihatan.
Mencegah terjadinya infeksi.
Mempertahankan arsitektur mata.
Mencegah sekuele jangka panjang.

PENATALAKSANAAN UMUM TRAUMA


KIMIA PADA MATA

1. Irigasi (30 menit) & periksa PH dengan kertas lakmus.


2. Diberi pembilas : idealnya dengan larutan steril dengan
osmolaritas tinggi seperti larutan amphoter (Diphoterine) atau
larutan buffer (BSS atau Ringer Laktat) . Larutan garam
isotonis
3. Irigasi sampai 30 menit atau PH normal. Bila bahan
mengandung CaOH berikan EDTA.
4. Pemeriksaan oftalmologi menyeluruh.
5. Cederanya ringan, pasien dapat dipulangkan dengan diberikan
antibiotik tetes mata, analgesic oral, dan perban mata
6. Luka sedang diberi siklopegi.
7. Steroid topikal untuk mencegah infiltrasi sel radang.
8. Vitamin C oral

PROGNOSIS

Derajat iskemia konjungtiva dan


pembuluh darah daerah limbus adalah
indikator tingkat keparahan cedera dan
prognosis penyembuhannya.
Makin besar iskemia dari konjungtiva dan
pembuluh darah limbus, luka yang terjadi
akan makin parah.
Trauma basa prognosisnya biasanya
lebih buruk dari trauma asam.

SARAN
1. Menghindari perkelahian
2. Memakai alat pelindung saat bekerja
3. Setiap pekerja yang berhubungan
dengan bahan kimia, mengerti bahan
apa yang ada di tempat kerjanya.
4. Pada pekerja las, memakai kaca mata
5. Awasi anak yang sedang bermain.

TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai