Kelas X Semester 1
Oleh:
Elsa Sulastri
Al Humaerah
Andi Huzaima zahwa nursyahbani
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
: SMAN 1 Mallengkeri
Mata pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ Satu
Alokasi Waktu:
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
memberi salam kepada siswa, menanyai kabar siswa dan mulai mengabsen.
Guru mengajak siswa memanjakan puji dan syukur kepada Tuhan atas
hayati
Guru menjelaskan lebih lanjut mengenai keanekaragaman hayati termasuk
menit
Selama di luar kelas, guru mengamati dan memfasilitasi siswa apabila ada
hasil observasinya dengan estimasi waktu 5-7 menit untuk semua kelompok
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
Guru meberikan pertanyaan kepada siswa tentang mengerti atau tidaknya
sebelumnya.
Guru melakukan review sederhana materi sebelumnya
Guru memerintahkan siswa untuk kembali bergabung dengan kelompok
sebelumnya dan menggunakan metode pembelajaran two stay dan two stray
namun kondisi kelompok yang berjumlah 5 orang sehingga 2 tetap dan tiga
teman lainnya jalan ke kelompok yang lain
b. Kegiatan Inti (65 menit)
Guru memberikan arahan mengenai inti pembelajaran hari itu (ancaman
kelompoknya
tentang
bagaimana
upaya
pelestarian
kelompok lain.
Setalah berdiskusi, guru memerintahkan siswa untuk mengkomunikasikan
atau mempresentasikan upaya-upaya yang di usulkan oleh anggota
kelompoknya.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Guru mempersilahkan siswa untuk menyimpulkan ancaman-ancaman
ataupun tugas.
Setelah tidak ada pertanyaan, guru mengakhir pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
G. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik penilaian
a. Teknik tes
1) Tes tertulis
Tes bentuk uraian
2) Tes lisan
b. Teknik non tes
1) Observasi
2. Instrumen penilaian
a. Penilaian afektif
Nilai rata-rata
lingkungan Peduii
Terbuka
Cermat
Teliti
jawab Bertanggung
1.
2.
3.
4.
5.
Jujur
No
.
Dst..
b. Penilaian kognitif
Soal Essai
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman Hayati?
Rubrik Penilaian
Nilai
Deskripsi
Keanekaragaman
hayati
merupakan
pernyataan mengenai berbagai macam variasi
atau bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat
yang terdapat pada berbagai tingkatan
makhluk hidup.
Menuliskan jawaban hanya sebagian yang
benar
Menuliskan jawaban yang salah
Tidak menjawab
1
0
Nilai
Deskripsi
2
1
0
3. Manfaat apa saja yang bisa didapat oleh manusia dari keanekaragaman hayati di
Indonesia?
Nilai
4
2
1
0
Deskripsi
Beberapa keanekaragaman hayati dapat
dimanfaatkan sebagai bahan sandang,
pangan, papan, dan obat-obatan.
Beberapa keanekaragaman hayati dapat
dimanfaatkan sebagai bahan sandang,
pangan.
Menulis jawaban yang salah
Tidak menjawab
Kelompok
Kelas
Nama/ Nis
: 1.
2.
3.
4.
5.
Kompetensi Dasar 3.2: Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
Indikator
Langkah Kerja:
1.
2.
3.
4.
No
Keterangan
Pertanyaan:
Lampiran
Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Di lingkungan manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk
hidup lain selain Anda. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan
lingkungan tempat hidupnya.
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik
meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk
hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik
meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik.
Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan
kandungan mineral.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh
karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen
abiotik pun bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan
hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan
lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian
hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat
ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan
berbagai bentuk ekosistem.
Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun
pasir
Perbedaan
letak
geografis
menyebabkan
perbedaan
iklim.
Perbedaan
iklim
menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan
lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan
fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh
hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di
daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah
ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora
(tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman
jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang
berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi
bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda
merupakan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman
hayati
berkembang
dari
keanekaragaman
tingkat
gen,
terhadap
komponen-komponen
ekosistem
tersebut
dapat
menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap
ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula.
Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan
secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi
keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi,
bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman
tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana tsunami.
Sumber:
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?
ver=12&idmateri=102&lvl1=2&lvl2=3&lvl3=0&kl=10
Keanekaragaman hayati yang terdapat di suatu wilayah bermacam-macam.
Keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk kelestarian hidup organisme dan
berlangsungnya daur materi (aliran energi). Walaupun begitu, tetap kuantitas dan kualitas
keanearagaman hayati di suatu wilayah dapat menurun atau bahkan dapat menghilang.
Keanekaragaman hayati dapat kita jaga kelestariannya serta dapat disembuhkan
kembali. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi organisme hidup yang
mempunyai tiga pembagian tingkat, yaitu gen, spesies dan ekosistem. Menurut UU No.5
Tahun 1994, keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman yang ada di antara makhluk
hidup yang ada di semua wilayah yaitu daratan, lautan dan perairan atau akuatik, serta
komplek-komplek
ekologi
yang
termasuk
dari
keanekaragamannya,
meliputi
Dilihat dari pengertiannya maka keanekaragaman hayati dapat dibagi menjadi tiga macam
yaitu keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis atau spesies serta keanekaragaman
ekosistem.
A. Keanekaragaman Gen
Adalah perbedaan atau variasi gen yang terdapat dalam suatu spesies makhluk hidup.
Contoh, buah durian yang memiliki kulit tebal, kulit tipis, dagingnya tebal, berdanging buah
tipis, biji besar atau biji kecil. Demikian pula dengan buah pisang yang mempunyai ukuran,
warna, bentuk dan tekstur serta rasa daging buah yang tidak sama dengan yang pisang
lainnya. Pisang mempunya beberapa variasi yaitu pisang raja uli, pisang raja molo, pisang
raja jambe, pisang raja sereh.
Keanekaragaman sifat genetik pada suatu makhluk hidup dikendalikan oleh gen-gen
yang ada didalam kromosom yang dimilikinya. Kromosom tersebut didapatkan dari kedua
induknya melalui pewarisan sifat. Namun, gen juga dapat dipengaruhi dengan kondisi
lingkungan tempat hidupnya. Contohnya bibit yang diambil dari batang induk mangga yang
memiliki sifat genetik berbuah dengan besar,dan bila ditanam pada area yang berbeda maka
ada kemungkinan tidak menghasilkan buah mangga berukuran besar seperti sifat genetik
induknya.
Keanekaragaman gen juga dapat ditingkatkan melalui hibridisasi atau perkawinan
silang antara spesies satu dengan spesies yang berbeda sifat atau melalui proses domestikasi
(budidaya tumbuhan liar atau hewan). Contohnya adalah proses hibrid dari tanaman anggrek
akan mendapatkan warna yang beragam, hibridisasi sapi fries Holland dengan sapi bali, dan
hibridisasi berbagai jenis tanaman atau hewan tertentu dengan spesies liar untuk
mendapatkan jenis yang tahan terhadap penyakit. Dengan cara hibridisasi ini maka kita dapat
memperoleh sifat genetik yang baru dari suatu organisme-organisme pada suatu spesies.
B. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis adalah adanya perbedaan yang bisa ditemukan pada kelompok
atau komunitas pada berbagai spesies yang hidup di suatu habitat makhluk. Contoh, di
halaman kita terdapat pohon mangga, jeruk, rambutan, kelapa, bunga melati, bunga mawar,
jahe, kunyit, burung, lebah, semut, kupu-kupu, dan cacing. Keanekaragaman jenis yang lebih
tinggi umumnya dapat ditemukan di suatu tempat yang jauh dari kehidupan manusia, semisal
di hutan. Di hutan terdapat jenis hewan dan tumbuhan yang lebih banyak dibandingkan
dengan di kebun atau di sawah.
Adapun beberapa jenis organisme yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama
seperti tumbuhan kelompok palem yaitu pinang, aren, sawit dan kelapa yang memiliki daun
seperti pita. Namun, tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan spesies yang berbeda, kelapa
memiliki nama spesies Cocos Nucifera, pinang bernama Areca catechu.
C. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem bisa terbentuk disebabkan adanya berbagai kelompok spesies yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, setelah itu saling mempengaruhi antar spesies
dengan spesies dan spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidup, semisal suhu, air, udara,
tanah, cahaya matahari, kelembapan dan mineral. Ekosistem berbeda dengan lainnya sesuai
dengan spesies pembentuknya.
Terdapat beberapa ekosistem yaitu ekosistem hutan, ekosistem rawa, ekosistem
terumbu karang, ekosistem laut dalam, ekosistem padang lamu, ekosistem mangrove,
ekosistem dana, eosistem pantai pasir dll. Kemudian adapun ekosistem buatan manusia yaitu
agro ekosistem seperti sawah, kebun, dan ladang. Hanya saja agroekosistem memiliki tingkat
keanekaragaman spesies yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem alamiah, tetapi
mempunyai tingkat keanekaragaman genetik yang lebih tinggi.
Keberadaan keanekaragaman hayati ini tidak akan selalu tetap keadaannya, baik jumlah
serta jenisnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti perburuan, kerusakan
ekosistem, serta pemanfaatan yang berlebihan. Pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk
berbagai keperluan secara berlebihan ini ditandai dengan semakin langkanya beberapa jenis
flora dan fauna.
Hal ini disebabkan rusaknya habitat dan ekosistem yang ditempati flora dan fauna
tersebut. Ketidakseimbangan tersebut apabila dibiarkan, dapat mengancam keanekaragaman
hayati. Oleh karenanya, kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan kekayaan
hayati di Indonesia ini harus dicegah. Pemerintah pun tidak tinggal diam, hal ini dapat dilihat
dari undang-undang yang dikeluarkan pemerintah mengenai konservasi (pengawetan) sumber
daya hayati yaitu Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang pengolahan lingkungan hidup.
Dari undang-undang tersebut pengolahan lingkungan hidup diharapkan dapat bermanfaat
serta berkelanjutan. Berikut ini upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
keanekaragaman hayati di Indonesia antara lain sebagai berikut:
i Perlindungan alam
Alam merupakan tempat manusia hidup sekaligus tempat untuk memperoleh
bahan kebutuhannya. Dari alam, manusia mendapatkan makanan dan energi. Kebutuhan
manusia yang diperoleh dari lingkungannya bukan hanya sesaat, melainkan selama
spesies itu ada sehingga kebutuhan itu tetap ada, bahkan makin meningkat. Untuk dapat
menyediakan kebutuhan hidup secara berkesinambungan itu, manusia harus selalu
berusaha menjaga kelestarian keanekaragaman hayati. Perlindungan dan pelestarian
keanekaragaman hayati di Indonesia telah dilaksanakan semenjak pemerintahan Hindia
Belanda, tepatnya tahun 1912, yang berpusat di Bogor.
Setelah merdeka, perlindungan alam dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan
dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Perlindungan alam dapat dikelompokkan
menjadi perlindungan alam umum dan perlindungan alam khusus. a. Perlindungan alam
umum Perlindungan alam secara umum berarti melindungi semua komponen alam
secara keseluruhan yang meliputi kesatuan flora, fauna, dan tanahnya.
Perlindungan alam secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut: Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam yang tidak
memperbolehkan campur tangan manusia dalam usaha perlindungannya.
Indonesia Tindakan yang dapat dilakukan untuk pengawetan hutan diantaranya sebagai
berikut:
Tidak melakukan penebangan pohon di hutan secara semena-mena, tetapi dilakukan
dengan sistem tebang pilih Mengusahakan agar penebangan pohon diimbangi dengan
penanaman kembali Mengadakan peremajaan hutan dan reboisasi, yaitu menanami
kembali bekas hutan yang telah rusak Mencegah kebakaran. Kerusakan hutan yang
paling besar terjadi karena kebakaran. Jika terjadi kebakaran hutan, harus diusahakan
pemadaman secepat mungkin
iii Perlindungan margasatwa
Menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, harus diusahakan
agar tidak ada satu atau lebih komponen ekosistem yang mengalami kepunahan. Oleh
sebab itu, usaha pelestarian keanekaragaman hayati harus dilakukan secara terpadu,
artinya dalam suatu pelestarian itu, seluruh komponen ekosistem harus dilestarikan
secara keseluruhan.
Sikap manusia sangat berpengaruh terhadap perlindungan satwasatwa langka
yang mulai terancam kepunahan ini. Manusia harus sadar bahwa makhluk hidup apa pun
jika telah punah, keberadaannya di alam tidak dimungkinkan lagi. Upaya untuk
melestarikan hewan-hewan langka adalah sebagai berikut.
Membuat undang-undang perburuan dengan aturan-aturannya yang meliputi
batas-batas daerah perburuan, masa berburu, jumlah hewan yang boleh diburu, jenis
hewan, umur, jenis kelamin hewan, dan yang paling penting adalah hasil buruan tidak
untuk diperjualbelikan Membiakkan hewan-hewan langka yang hampir punah, misalnya
dengan mengisolasi hewan-hewan tertentu, memelihara, dan membiakkannya kemudian
dilepaskan kembali ke asalnya. Memindahkan hewan langka yang hampir punah ke
tempat lain yang habitatnya lebih sesuai dan lebih aman Mengambil telur hewan-hewan
tertentu pada saat tertentu untuk kemudian menetaskannya, membiakkannya, dan
mengembalikannya ke habitat semula.
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Makhluk hidup dapat dijumpai di berbagai lingkungan. Pada lingkungan terdapat
faktor abiotik yang mempengaruhinya, seperti topografi, geologi, dan iklim.
Penyebaran makhluk hidup pada kondisi lingkungan abiotik yang berbeda memberi
kemungkinan adanya keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang hidup di
darat berbeda dengan yang hidup di perairan. Perbedaan itu misalnya pada warna,
bentuk dan ukuran. Perbedaan tersebutlah yang menimbulkan keanekaragaman.
Selain faktor lingkungan, keanekaragaman dapat disebabkan oleg faktor gen.
1. Berbagai tingkat keanekaragaman hayati
a. Keanekaragaman gen
penunjuk jenis (spesies) ditulis dengan huruf kecil semua. Contoh: Zea mays, Zea :
genus, mays : spesies. Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus
diberi garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun bila dicetak harus
memakai huruf miring. Contoh: Zea mays bila diketik, Zea mays bila diketik.
Bila nama penunjuk jenis lebih dari dua kata, kedua kata terakhir tersebut harus
dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi
Hibiscus rosa-sinensis.
Bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang
menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan
menambahkan hisuf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang
ditemukan Merkus, maka nama tanaman itu Pinus merkusii. Dapat juga apabila ada
spesies yang ditemukan Linnaeus maka di belakang bisa di beri tanda (L.)
I. Di samping cara pemberian nama spesies, ada pula cara penulisan nama kelas,
bangsa,
dan
famili,
yaitu
sebagai
berikut:
Nama kelas adalah nama genus + nae. Contoh: Equisetum + nae menjadi Kelas
Equisetinae
Nama Ordo adalah nama genus + ales. Contoh: Zingiber + ales menjadi Ordo
Zingiberales
Nama Famili adalah nama genus + aceae. Contoh: Canna + aceae menjadi Famili
Cannaceae