Anda di halaman 1dari 13

BANJIR AKIBAT SALURAN DRAINASE YANG BURUK

DI DESA PADANG SAMBIAN KELOD

Pendahuluan
Latar belakang
Dewasa ini, dengan banyaknya bangunan dan gedung-gedung bertingkat. Serta banyaknya
unsur manusia yang mempergunakan fasilitas tersebut, tentu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
mengalirkan air dari hulu menuju hilir.
Sistem tersebut sangat vital, karena tanpa adanya sistem tersebutakan terjadi genangan air
yang tentu merugikan bagi manusia itu sendiri. Sistem drainase mutlak perlu untuk menunjang
kenyamanan dan kegunaan fungsi dari bangunan itu sendiri.
Namun, pada saat hujan terdapat banyak genangan air di Desa Padang Sambian Kelod, Kota
Denpasar dan barang tentu air tersebut tidak dapat mengalir dengan semestinya yang
menyebabkan terjadinya banjir di kawasan tersebut. Ternyata sumber dari permasalahan tersebut
ada pada sistem drainase yang tidak efektif.
Oleh sebab itu, kami menuangkan ide pada makalah ini, agar solusi terbaik bagi
penanggulangan masalah drainase tersebut dapat terwujud dan terlaksana sebagaimana mestinya.

Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan drainase?
2. Mengapa sistem drainase di Desa Padang Sambian Kelod

kurang efektif

sehingga terjadi banjir?


3. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan drainase di Desa Padang
Sambian Kelod yang sering mengalami banjir?
Tujuan

1. Mengetahui pengertian drainase


2. Mengetahui penyebab masalah drainase yaitu banjir di Desa Padang Sambian Kelod
3. Mengetahui cara penanggulangan masalah drainase yaitu banjir Desa Padang Sambian
Kelod
Pembahasan

Definisi drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Suripin (2004), drainase mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan
sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan salinitas.
Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang
dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih,
dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air
(sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu
juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk
memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir (Suripin, 2004).
Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain (Suripin, 2004) :
1. Mengeringkan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
4. Apabila air dapat mengalir dengan lancar maka drainase juga berfungsi memperkecil
resiko kesehatan lingkungan , bebas dari malaria (nyamuk) dan penyakit lainnya.
5. Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
6. Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek,
genangan air/banjir
Jenis Drainase
a. Menurut Sejarah Terbentuknya
1. Drainase Alamiah ( Natural Drainase )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan
penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan

lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang
lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.
2. Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong gorong,
pipa pipa dan sebagainya.
b. Menurut Letak Bangunan
1. Menurut Letak Bangunan
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open
chanel flow.
2. Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui
media dibawah permukaan tanah (pipa pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu.
Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola,
lapangan terbang, taman dan lain-lain.
c. Menurut Fungsi
1. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik,
air limbah industri dan lain lain.
2. Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan
baik secara bercampur maupun bergantian.

d.

Menurut Konstruksi
1. Saluran Terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air
non hujan yang tidak membahayakan kesehatan/mengganggu lingkungan.
2. Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak

e.

di kota/permukiman.
Menurut Asalnya
Menurut asalnya drainase dibedakan menjadi saluran alam (natural) dan saluran
buatan (artificial).

f. Menurut Letak Saluran


1. Drainase Permukaan
a. Drainase Memanjang
b. Drainase Melintang
2. Drainase Bawah Permukaan
Drainase bawah permukaan mempunyai fungsi utama yaitu untuk menampung dan
membuang air yang masuk ke dalam strukur jalan, sehingga tidak sampai menimbulkan
kerusakan pada jalan.
g. Jenis Lainnya
1. Land dan smoothing
Land grading (mengatur tahap kemiringan lahan) dan Land smoothing (Penghalusan
permukaan lahan) diperlukan pada areal lahan untuk menjamin kemiringan yang
berkelanjutan secara sistematis yang dibutuhkan untuk penerapan saluran drainase
permukaan.
Untuk efektifitas yang tinggi, pekerjaan land grading harus dilakukan secara teliti.
ketidakseragaman dalam pengolahan lahan dan areal yang memiliki cekungan
merupakan tempat aliran permukaan (runoff) berkumpul, harus dihilangkan dengan
bantuan peralatan pengukuran tanah.

Pada tanah cekungan, air yang tak berguna dialirkan secara sistematis melalui:
a. Saluran/parit (terbuka) yang disebut sebagai saluran acak yang dangkal (shallow
random field drains).
b. Dari shallow random field ditch air di alirkan lateral outlet ditch.
c. Selanjutnya diteruskan kesaluran pembuangan utama (Main Outlet ditch)
Outlet ditch: umumnya saluran pembuangan lateral dibuat 15 30 cm lebih
dalam dari saluran pembuangan acak dangkal.
Overfall : jatuh air dari saluran pembuangan lateral ke saluran pembuangan
utama dibuat pada tingkat yang tidak menimbulkan erosi, bila tidak
memungkinkan harus dibuat pintu air, drop spillway atau pipa.
2. Drainase acak (Random Field Drains)
Di bawah ini merupakan gambar yang menunjukan pengelolaan untuk mengatasi
masalah cekungan dan lubang lubang tempat berkumpulnya air. Lokasi dan arah dari
saluran drainase disesuaikan dengan kondisi tofografi lahan. Kemiringan lahan biasanya
diusahakan sedatar mungkin, hal ini untuk memudahkan peralatan traktor pengolah
tanah dapat beroperasi tanpa merusak saluran yang telah dibuat. Erosi yang terjadi pada

kondisi lahan seperti diatas, biasanya tidak menjadi masalah karena kemiringan yang
relatif datar. Tanah bekas penggalian saluran, disebarkan pada bagian cekungan atau
lubang lubang tanah, untuk mengurangi kedalaman saluran drainase.
3. Drainase Paralel (Parallel Field Drains)
Drainase ini digunakan pada tanah yang relative datar dengan kemiringan kurang
dari 1% - 2%, system saluran drainase parallel bisa digunakan. System drainase ini
dikenal sebagai system bedengan. Saluran drainase dibuat secara parallel, kadang kala
jarak antara saluran tidak sama. Hal ini tergantung dari panjang dari barisan saluran
drainase untuk jenis tanah pada lahan tersebut, jarak dan jumlah dari tanah yang harus
dipindahkan dalam pembuatan barisan saluran drainase, dan panjang maksimum
kemiringan lahan terhadap saluran (200 meter). Keuntungan dari system saluran
drainase parallel, pada lahan terdapat cukup banyak saluran drainase. Tanaman dilahan
dalam alur, tegak lurus terhadap saluran drainase paralel. Jumlah populasi tanaman pada
lahan akan berkurang dikarenakan adanya saluran paralel. Sehingga bila dibandingkan
dengan land grading dan smoothing, hasil produksi akan lebih sedikit. Penambahan
jarak antara saluran paralel, akan menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena
jarak yang lebar menimbulkan kerugian pada sistem bedding, karena jarak yang lebar
membutuhkan saluran drainase yang lebih besar dan dalam. Bila lebar bedding 400 m,
maka aliran akan dibagi dua agar lebar bedding tidak lebih dari 200 m. Pada bedding
yang lebar, harus dibarengi dengan land grading dan smoothing. Pada tanah gambut,
saluran drainase paralel dengan side slope yang curam digunakan adalah 1 meter. Pada
daerah ini biasa dilengkapi dengan bangunan pengambilan dan pompa, bangunan pintu
air berfungsi untuk mengalirkan air drainase pada musim hujan.
4. Drainase Mole
Drainase mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa saluran bulat yang
konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa harus menggali tanah,
cukup dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut mol yang
dipasang pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil pada kedalaman dangkal. Pada

bagian belakang alat mole biasanya disertakan alat expander yang gunanya untuk
memperbesar dan memperkuat bentuk lubang.
Tidak semua daerah terdapat usaha-usaha pertanian atau perkebunan memerlukan
irigasi. Irigasi biasanya diperlukan pada daerah-daerah pertanian dimana terdapat satu
atau kombinasi dari keadaan-keadaan berikut :
a. Curah hujan total tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan air.
b. Meskipun hujan cukup, tetapi tidak terdistribusi secara baik sepanjang tahun.
c. Terdapat keperluan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian
yang dapat dicapai melalui irigasi secara layak dilaksanakan baik ditinjau dari
segi teknis, ekonomis maupun sosial.

Pola Jaringan Drainase


a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai.
Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.

Gambar 2. Pola Jaringan Drainase Siku


b.

Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota,
saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

Gambar 3 Pola Jaringan Drainase Pararel

c. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran
cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.
Gambar 4. Pola Jaringan Drainase Grid Iron

d.

Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

Gambar 5. Pola Jaringan Drainase Alamiah

e.

Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
Gambar 6. Pola Jaringan Drainase Radial

Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase di dalam wilayah kota di bagi atas 2 bagian yaitu: drainase
major dan drainase minor. Konfigurasi system drainase secara umum dapat ilihat gambar
berikut ini:
a.

Sistem Drainase Mayor (utama)


System drainase mayor adalah system saluran/badan air yang menampun dan

mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). System drainase
mayor ini disebut juga sebagai system saluran pembuangan utama. System ini merupakan
penghubung antara drainase dan pengendalian banjir. Debit rencananya dipakai untuk system
drainase ini periode ulang lebih antara 5 sampai 10 tahun. Sedangkan untuk pengendalian
banjir di Indonesia mengingat keterbatasan dana untu sungai sungai besar dipakai periode
ulang antara 25 sampai 50 tahun. System mayor biasanya meliputi saluran drainase primer
dan sekunder.
b.

Sistem Drainase Mikro


System drainase mikro adalah system saluran dan bangunan pelengkap drainase yang

menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar di
dalam wilayah kota. Secara keseluruhan yang termasuk dalam system drainase mikro adalah
saluran di sepanjang sisi jalan saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong
gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya
tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa kala ulang 2 dan 5
tahun tergantun pada tata guna tanah yang ada. System drainase untuk lingkungan
pemukiman lebih cenderung sebagai system drainase mikro. System mikro biasanya meliputi
saluran drainase tersier dan kuarter.
Konfigurasi sistem drainase perkotaan (grigg, 1996 dengan modifikasi)

Perencanaan Sistem Drainase


Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :
a.

Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.

b.

Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.

c.

Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.

d.

Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.

e.

Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya

f.

Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.

Pengklasifikasian Saluran Drainase


Macam saluran untuk pembuangan air dapat dapat dibedakan menjadi :
a.
1.

Saluran Air Tertutup


Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah
yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar
di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana

2.

drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang
meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.

b.

Saluran Air Terbuka


Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran
air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk
dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut
asalnya, saluran dibedakan menjadi :
1. Saluran Alam, meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai
saluran terbuka alamiah.
2. Saluran Buatan ,seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lainlain.
Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :
a. Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat
di tanah, dapat dilapisi pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu
aspal.
b. Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu,
biasanya disangga/terletak di atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air
berdasarkan perbedaan tinggi tekan.
c. Got miring (chute) : selokan yang curam.
d. Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam
jangka pendek.
e. Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air
melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya.
f.
Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup yang cukup
panjang, dipakai untuk mengalirkan air menembus bukit/gundukkan tanah.

Konsep Penanganan Sistem Drainase


a.

Konsep pemecahan masalah drainase jangka pendek


1) Memperbaiki fungsi pelayanan drainase pusat kota yang ada dengan pembangunan
saluran baru, rehabilitasi saluran, pemeliharaan saluran.
2) Menghindari penggunaan saluran drainase yang ditengarai dapat merusak fungsi
saluran, seperti penggunaan saluran drainase sebagai tempat pembuangan sampah dan
pendirian bangunan di atasnya.
3) Melakukan normalisasi atau meningkatkan kapasitas saluran yang ada di sistem
drainase lokal.
4) Untuk daerah genangan yang tidak memungkinkan untuk didrain, direncanakan
sebagai kolam penampungan dengan pola defensi (menampung air sementara), misalnya
dengan membuat kolam penampungan.
5) Untuk daerah yang mempunyai topografi lebih tinggi dibuat kolam dengan pola retensi
(meresapkan), seperti pembuatan sumur resapan.
6) Melakukan normalisasi atau meningkatkan kapasitas saluran yang ada di sistem
drainase utama dan pengendalian banjir.
7) Untuk daerah pantai yang sering terjadi back water akibat air pasang dari laut, dibuat
sistem drainase dengan sistem polder yang berfungsi untuk menampung air sementara
ketika muka air laut lebih tinggi dari muka air yang ada di saluran drainase (muka air
laut pasang), dan selanjutnya memompa air yang ada pada polder untuk dibuang ke
saluran yang ada di hilirnya untuk menuju ke laut. Pada bangunan polder ini dilengkapi
pintu air, sehingga ketika muka air laut lebih rendah dari muka air di saluran drainase
maka pintu air dibuka dengan tujuan untuk mengalirkan air drainase secara grafitasi
ke laut.

b.

Konsep pemecahan masalah drainase jangka menengah


1) Penyusunan atau merevisi master plan drainase kota.
2) Penyusunan PERDA Drainase kota.

c. Konsep pemecahan masalah drainase jangka panjang


1) Pengaturan dan penataan sungai sebagai sistem drainase utama.
2) Pelestarian daerah aliran sungai, sehingga mempunyai kualitas lingkungan yang lebih
bagus.
3) Perlunya perencanaan dan pembangunan waduk, salah satunya yaitu waduk benda
yang berfungsi sebagai pengendali banjir pada musim hujan dan untuk menjaga
ketersediaan sumber air pada musim kemarau.
Pentingnya Drainase di Kawasan Perkotaan
Saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat
penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada.
Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air. Genangan air

menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan sumber
penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan, dan kesehatan masyarakat.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang
dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih,
dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air
(sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga
berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki
daerah becek, genangan air dan banjir.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada
dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Drainase perkotaan didefinisikan sebagai ilmu
drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan
kondisi lingkungan social budaya yang ada di kawasan kota.
Penyebab masalah drainase yaitu banjir di Desa Padang Sambian Kelod
Sistem jaringan drainase di suatu kawasan sudah semestinya dirancang untuk
menampung debit aliran yang normal, terutama pada saat musim hujan. Artinya kapasitas saluran
drainase sudah diperhitungkan untuk dapat menampung debit air yang terjadi sehingga kawasan
yang dimaksud tidak mengalami genangan atau banjir. Bila kapasitas sistem saluran drainase
menurun dikarenakan oleh berbagai sebab maka debit yang normal sekalipun tidak akan bisa
ditampung oleh sistem yang ada. Jadi, dengan kata lain jika sistem drainase tidak berjalan secara
efektif maka akan menyebabkan terjadinya banjir.
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan
oleh meningkatnya volume air di sungai atau danau sehingga air keluar dari bendungan atau
batas alaminya. Banjir umumnya terjadi karena saluran air yang ada tidak mampu menampung
limpahan air, pada daerah yang relatif datar dan dekat daerah aliran sungai (DAS). Gelombang
banjir berjalan kearah hilir sistem sungai yang berinteraksi dengan kenaikan muka air dimuara
akibat badai. Bencana alam,seperti banjir kalau ditelusuri disebabkan oleh dua
kelompok faktor yakni faktor yang tidak dapat dikendalikan manusia dan faktor
yang dapat dikendalikan manusia. Curah hujan kecepatan angin, dan geologi
merupakan contoh faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia.

Pada musim hujan di daerah Desa Padang Sambian Kelod sering terjadi banjir yang diakibatkan
oleh banyak sampah yang menumpuk pada saluran drainase di sana. Tidak hanya itu saluran
drinase di sana ukurannya terlalu kecil dan dangkal untuk mengalirkan air ke sungai Mati.

Anda mungkin juga menyukai