Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ALUMINIUM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya bisa
didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Whler. Dibandingkan dengan elektrolisis, proses
ini sangat tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh melebihi harga emas. Karena dulu
dianggap sebagai logam berharga, Napoleon IIIPaul L.T Heroult dari Perancis (1808-1873)
pernah melayani tamunya yang pertama dengan piring aluminium dan tamunya yang kedua
dengan piring emas dan perak. Pada tahun 1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat
(1863-1914) dan Paul L.T. Hroult dari Perancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis
yang sampai sekarang membuat produksi aluminium ekonomis.

1.2 tujuan
-

untuk memahami tentang Aluminium.

untuk mengetahui proses pembuatan aluminium dan densitas nya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aluminium
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13.
Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium adalah logam yang berwaarna putih perak
dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3.
Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang
berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat
dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung,
antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan
masak, kaleng, keramik , dan kembang api.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat
dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel
bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan pesawat
terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb.
Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.
Gambar Struktur Mikro Aluminium
2.2 Sifat-sifat yang Dimiliki Aluminium
Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara lain :
-

Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti
panci, wajan dan lain-lain.

Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat, dan
rokok.

Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang listrik.

Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti Duralium (campuran
Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.

Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.

Gambar-gambar Aluminium

2.3 Klasifikasi Aluminium


1. Aluminium Murni

Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam keadaan biasa,
hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang luas
sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.
2. Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon, magnesium,
tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan
meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi
konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya kerapuhan akibat
terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam.

Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada konsentrasi
logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga aluminium siap
digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.
3. Paduan Aluminium-Silikon

Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan kekuatan
tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium paduan yang dihasilkan
pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%, tingkat kerapuhan logam
akan meningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal granula silika.
4. Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan yang
cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan aluminium paduan
dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan terjadi pada suhu di atas
60 oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan dapat bekerja dengan baik pada
temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan logam akan mengalami

failure pada temperatur tersebut.


5. Paduan Aluminium-Tembaga

Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun rapuh.
Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki konsentrasi tembaga di
atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam yang menjadikan logam rapuh.

6. Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan
tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam paduan dengan kekuatan
tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh.
Selain itu, penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan aluminium.

7. Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena
merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki kekuatan
tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng dapat memiliki kekuatan
tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap 50 mm bahan. Bandingkan
dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa
namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm bahan.
8. Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan
peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap penambahan 1%
lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan peningkatan modulus elastisitas
sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium
yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya keselamatan kerja.
9. Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada paduan,
baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang panas. Paduan ini
semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih murah dan lebih mudah

diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan Al-Sc pernah
digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara
0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).
10. Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu kecelakaan.
Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan menggunakan cetakan besi yang
tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya
kekuatan tensil secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah
yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi
kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini
terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
Kelemahan aluminium paduan adalah pada ketahanannya terhadap lelah (fatigue).
Aluminium paduan tidak memiliki batas lelah yang dapat diperkirakan seperti baja, yang berarti
failure akibat fatigue dapat muncul dengan tiba-tiba bahkan pada beban siklik yang kecil.
Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit memperkirakan
secara visual kapan aluminium akan mulai melebur, karena aluminium tidak menunjukkan tanda
visual seperti baja yang bercahaya kemerahan sebelum melebur.
11. Aluminium paduan cor
Aluminium dapat dicor di cetakan pasir/tanah liat, cetakan besi, atau cetakan baja dengan
diberi tekanan. Logam cor dapat lebih cepat mengeras jika dicor dengan cetakan logam, sehingga
akan menghasilkan efek yang sama seperti efek quenching, yaitu memperkeras logam.
Pengecoran dengan besi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan
intrusi besi ke dalam paduan, menyebabkan paduan memiliki komposisi yang tidak diinginkan.

Proses pengecoran, selain harus terbebas dari pengotor pencetaknya, juga harus terbebas dari uap
air. Aluminium, dalam temperatur tinggi, dapat bereaksi dengan uap air membentuk aluminium
hidroksida dan gas hidrogen. Aluminium cair, sepeti logam cair pada umumnya, dapat
melarutkan gas tersebut, dan ketika logam mulai mendingin dan menjadi padat, gelembunggelembung hidrogen akan terbentuk di dalam logam, menyebabkan logam menjadi berpori-pori
dan menyebabkan logam semakin rapuh.
Untuk mencegah keberadaan gas hidrogen dalam logam, pengecoran sebaiknya dilakukan
dalam keadaan kering dan tidak lembab serta logam tidak dilelehkan pada temperatur jauh di atas
titik lelehnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tanur listrik, namun hal ini akan
meningkatkan biaya produksi.
Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga, silikon, dan
magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam pengecoran dan
memudahkan pengerjaan permesinan. Al-Si memmberikan kemudahan dalam pengecoran,
kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan pemuaian yang rendah. Sifat pemuaian
merupakan sifat yang penting dalam logam cor dan ekstrusi, yang pada umumnya merupakan
bagian dari mesin. Al-Mg juga memberikan kekuatan, dan lebih baik dibandingkan Al-Si karena
memiliki ketahanan yang lebih tinggi hingga logam mengalami deformasi plastis (elongasi).
Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat mengurangi kemudahan dalam pengecoran.

2.4 Pengolahan Alumininum


Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M. Hall di
Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan bauksit meliputi 2
tahap :

1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.


2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis
Pemurnian bauksit melalui cara :
a. Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk NaCl(OH)4.
b. Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan mengalirkan gas
CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
c. Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak berair. Bijih
bijih Aluminium yang utama antara lain:
- bauksit
- mika
- tanah liat

Peleburan Alumina
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi berlapis
grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedang anode (+) adalah grafit. Campuran
Al2O3 dengan kriolit dan AlF3 dipanaskan hingga mencair dan pada suhu 950 C kemudian
dielektrolisis . Al yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu
dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapat aluminium batangan (ingot).
Anode grafit terus menerus dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti
dari waktu ke waktu. Untuk mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 anode grafit. 2Al2O3 +3C
4Al + 3CO2
Beberapa nijih Al yang utama :
1. Bauksit (Al2O3. 2H2O)
2. Mika (K-Mg-Al-Slilkat)
3. Tanah liat (Al2Si2O7.2H2O)
Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain :
-

sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika

sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)

sebagai hidrat misal bauksit

sebagai florida misal kriolit.

Gambar Pengolahan Aluminium

Gambar Proses Pembuatan Aluminium

2.5 Penggunaan Aluminium

Beberapa penggunaan aluminium antara lain:


1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.
2. untuk membuat badan pesawat terbang.
3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.
6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida,
digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.
Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:
1. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
2. Alumina (Al2O3)
Alumin dibedakan atas alfa0allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina diperoleh dari
pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina digunakan untuk pembuatan
aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri gelas. Alfa-allumina
diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C. Alfa-allumina terdapat sebagai
korundum di alam yang digunakan untuk amplas atau grinda. Batu mulia, seperti rubi, safir,
ametis, dan topaz merupakan alfa-allumina yang mengandung senyawa unsur logam transisi
yang memberi warna pada batu tersebut. Warna-warna rubi antara lain:
- Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)
- Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan titan(IV)
- Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan titan (IV)
- Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III)

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya bisa
didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Whler Aluminium adalah logam yang
berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm 3.
Aluminium merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling
berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered

aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap
tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah tentang ilmu logam ini, penulis menginginkan kritik dan
saran dari sdra(i) pembaca, apabila dalam penulisan makalah ini, terdapat kesalahankesalahan yang dapat mengurangi nilai dari pembuatan makalah ini.
Atas kritik dan saran yang disampaikan pembaca, penulis mengucapakan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai