Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PE N DAH U LUAN
Hampir terdapat umat Islam di seluruh Negara di kawasan Asia Tenggara. Di Thailand,
Negri yang mayoritasnya beragama Budha, terdapat kurang lebih 6,5 juta umat Islam, atau 10%
dari seluruh populasi penduduk Thailand yang berjumlah 65 juta orang. Penduduk muslim
Thailand sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand, seperti di propinsi Pha Nga,
Songkhla, Narathiwat dan sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari Daulah
Islamiyyah Pattani. Dengan jumlah umat yang menjadi minoritas ini, walau menjadi agama kedua terbesar setelah Bhuda.
Thailand (biasa juga di sebut Muangthai Risabdah), merupakan salah satu negara tenggara
yang terletak di sebelah Utara Malaysia. Negara ini di kenal di barat selama bertahun-tahun
sebagai siam, tetapi sejak tahun 1939/1940-an negeri itu di sebut thailand (negeri yang
merdeka). Nama itu di benarkan karena thailand memeang merupakan satu-satunya Negeri Asia
Tenggara yang tidak pernah di jajah oleh kekuasaan barat atau negara lain1.
Negara yang di lukiskan di peta sebagai bunga yang mekar diatas sebuah tangkai yang
letaknya sangat strategis ini berbatasan dengan birma di sebelah utara dan barat, laos di sebelah
utara dan timur, Kampuchea di sebelah tenggara dan malaysia di sebelah paling selatan. Yang
menjadikan thailand sebeagai kegiatan internasional, kegiatan itu berpusat di daratan sentral
aluvial seperti ; Perdagangan, industri dan pertanian yang ada pada daearah sebelah utara.
Pada abad XVI patani muncul sebagai perdagangan penting, karena letaknya yang strategis
dapat dilalui lintas perdagangan Timur Barat, menyebabkan kerajaan ini cepat berkembang dan
menjaadi kerajaan penting di selatan siam dan utara semenanjung malaka. Tidak ketinggalan
peadagang muslim datang ke patani untuk berdagang sekaligus menyebarkan ajaran Islam.
Seorang ulama dari pasai bernama Syeikh Said yang mendapat gelarSultan Ismail Syah
Zilullah Fil Alam, yang telah menyembuhkan seorang Raja Pya Tu. Kemudian raja pun
memeluk islam. Sehingga pengaruhnya sampai kewilayah semenanjung seperti Kedah, Perlis
dan Kelantan.
Pada tahun 1603 Kerajaan Ayuthia melakukan penyerangan terhadap patani namun gagal,
karena kuatnya pertahanan pasukan Patani. Kemenangan Siam atas Patani, ketika masa Raja
Rama I Phra Culalok pada 1783.

Pusat dakwah Islam terbesar di Bangkok teletak di Islamic Center Ramkamhaeng. Hampir
semua aktifitas keIslaman mulai dari pengajian, layanan pernikahan, serta makanan halal dapat
si temukan. Islam di Thailand merupakan agama yang minoritas, sehingga dalam tatanan sosial
muslim Thailand selalu mendapatkan julukan yang kurang enak untuk di dengar yaitu, khaek
yang berarti orang luar, pendatang dan tamu.
Secara garis besar masyarakat muslim Thailand dapat dibedakan menjadi dua; pertam,
muslim Thailand imigran yang berada di Bangkok dan Chiang Mai (Thailand utara dan tengah).
Kedua, muslim penduduk asli berada di patani (Thailand selatan). Di chiang mai terdapat pusat
pendidikan islam yaitu: nong bar, pah heoy, dan daisaket, yang mengajarkan ilmu aqidah, ahlak,
ibdah dan lai-lain2.
Mayoritas muslim Thailand beraliran suni dengan mazhab syafii, meskipun tedapat
mazhab hanafi dan syiah. Sekitar pada abad XX muslim di Bangkok mengalami pemurnian
keagamaan, karena kentalnya pengaruh budha yang berbau sinkretisme. Gerakan pemurniaan
keagamaan itu dipelopori oleh seorang pembaharu asal minangkabau yang belajar di mekkah
bernama Ahmad Wahab Al-Minangkabawi.

BAB II
PE M B AH AS AN

A;

Letak Geografis
Thailand di peta dilukiskan sebagai bunga yang mekar diatas sebuah tangkai dan tangkai

itu adalah baagian Thailand pada semenanjung Malaya. Negeri Asia Tenggara yang terletak
strategis ini berbatas dengan birma disebelah utara dan barat, laos di sebelah utara dan timur,
Kampuchea di sebelah tenggara dan Malaysia di sebelah paling selatan. Kawasan pendek sungai
salwen memisahkan Thailand dari Myanmar, sedangkan Sungai Mekong bertindak sebagai garis
pemisah antara Thailand bagian timur dan Laos. Negeri itu mempunyai empat wilayah geografis
utama. Daerah sebelah utara, tempat berasal beberapa sungai penting, dirajah oleh pegunungan
yang ditumbuhi pohon jati dan lembah subur. Titik tertinggi negeri itu, puncak inthanon (2.576
m), terletak diwilayah ini. Kawasan yang berpenduduk padat adalah daratan sentral aluvial,
tempat terpusat kegiatan perdagangan, industri, dan pertanian negeri itu. Sekelompok besar
terusan dan proyek irigasi, yang mendapat air dari jajaran sungai Chao Praya (Menam),
menegairi dataran lahan rendah. Wilayah geografis kedua adalah kawasan penanaman beras
utama dan pusat ekonomi bangsa itu. Thailand Timur laut, wilayah ketiga terdiri atas plato
kering dan berpasir, yang pada umumnya tidak dapat menahan cukup air untuk irigasi. Daerah
selatan yang berhutan lebat, yaitu bagian semenanjung Malaya yang panjangnya 750 km, penuh
dengan karet dan mineral Thailand3.
Sungai utama negeri itu, termasuk Chao Praya dan anak sungainya mengalir masuk ke
Teluk Siam. Sungai-sungai disebelah timur laut, yaitu Mundan Chi, mengalir masuk ke sungai
Mekong.
Iklim Thailand tropis dan subtropis kebanyakan ditentukan oleh musim. Musim kemarau
timur laut mengantar cuaca lebih sejuk dari China selama musim dingin (November-Februari),
sedangkan musim basah selatan membawa curah hujan dari Samudra Hindia selama musim
penghujan (mei-oktober). Negeri itu mempunyai musim panas yang keras selama bulan
Februari-Mei. Memang terjadi variasi cuaca pada masing-masing wilayah, di sebelah utara pada
umumnya lebih sejuk dari pada wilayah selebihnya. Namun, pada pokoknya, cuaca disana panas
dan lembab secara keseluruhan negeri itu mempunyai curah hujan 150 cm setahun. Curah hujan
yang terlebat terjadi di sebelah selatan dan tenggara.
3

Thailand dibagi menjadi 73 wilayah administratif yang di dalamnya terdapat lebih dari
49.000 kota dan desa yang paling penting adalah kedua kota Bangkok (Krung Thep) dan
Thonburi, yang hanya dipisahkan oleh sungai Chao Praya. Kedua kota kuno itu, bersama
komunitas lain di dekatnya metropolis Bangkok, yaitu kota terbaik Thailand. Kota utama lain
adalah Hat Yai, dekat Bandar Songkhla di semenanjung sebelah selatan, dan Nakhon Ratchasia,
pusat kawasan bagi daerah timur laut. Bangkok merupakan bandar terpenting di muangthai.

B;

Sejarah Masuknya Islam Di Thailand


Ada beberapa teori tentang masuknya Islam di Thailand. Diantaranya ada yang

mengatakan Islam masuk ke Thailand pada abad ke-10 melalui para pedagang dari Arab, Dan
ada pula yang mengatakan Islam masuk ke Thailand melalui Kerajaan Samudra Pasai di Aceh.
Jika kita melihat peta Thailand, kita akan mendapatkan daerah-daerah yang berpenduduk
muslim berada persis di sebelah Negara-negara melayu, khususnya Malaysia. Hal ini sangat
berkaitan erat dengan sejarah masuknya Islam di Thailand, jika dikatakan masuk. Karena
kenyataanya dalam sejarah, Islam bukan masuk Thailand, tetapi lebih dulu ada sebelum
Kerajaan Thailand Thai Kingdom berdiri pada abad ke-94.
Menurut pemakalah, Islam berada di daerah yang sekarang menjadi bagian Thailand
Selatan sejak awal mula penyebaran Islam dari jazirah Arab. Hal ini bisa kita lihat dari fakta
sejarah, seperti lukisan kuno yang menggambarkan bangsa Arab di Ayuthaya, sebuah daerah di
Thailand. Dan juga keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah Islamiyah Pattani
menjadi bukti bahwa Islam sudah ada lebih dulu sebelum Kerajaan Thai.
Dan lebih dari itu, penyebaran Islam di kawasan Asia Tenggara merupakan suatu kesatuan
dakwah Islam dari Arab, masa khilafah Umar Bin Khatab (teori arab). Entah daerah mana yang
lebih dahulu didatangi oleh utusan dakwah dari Arab. Akan tetapi secara historis, Islam sudah
menyebar di beberapa kawasan Asia Tenggara sejak lama, di Malakka, Aceh (Nusantara), serta
Malayan Peninsula termasuk daerah melayu yang berada di daerah Siam (Thailand).
Agama-agama Di Thailand
Seperti yang kita ketahui, Budha adalah agama terbesar di Thailand, karena resmi menjadi
agama kerajaan. Kehidupan Bhuda telah mewarnai hampir seluruh sisi kehidupan di Thailand,
dalam pemerintahan (kerajaan), sistem dan kurikulum pendidikan, hukum, dan lain sebagainya.
Namun, Selain agama Bhuda, di Thailand juga terdapat agama-agama lain. Di antaranya adalah
Islam, Kristen, Confucius, Hindu, dan Sikh.
4

Islam, sedikitnya sudah dibahas di atas. Tapi akan pemakalah tambahkan mengenai sikap
masyarakat non-muslim (pemerintah) terhadap agama Islam. Dalam sebuah website Thailand
untuk promosi wisata, keberagaman agama diangkat menjadi komoditi untuk dijual kepada
masyarakat dunia. Nampaknya isu pluralisme juga berkembang di Thailand. Hal ini bisa kita
lihat dari cara pandang beberapa kalangan tentang keberagaman agama di Thailand.
Pemerintah, dalam hal ini kerajaan, memberi kesempatan bagi warga muslim untuk beribadah
dan menganut kepercayaan masing-masing. Bahkan, Raja Thailand juga menghadiri perayaan
acara dan hari-hari penting dalam Islam. Kabar baiknya, pemerintah membantu penerjemahan Al
Quran ke dalam bahasa Thai, juga membolehkan warga muslim mendirikan masjid dan sekolah
muslim. Kurang lebih tercatat terdapat 2000 masjid (100 masjid berada di Bangkok) dan 200
sekolah muslim di Thailand. Umat islam di Thailand bebas mengadakan pendidikan dan acaraacara keagamaan.
Kristen, agama ini dikenalkan pertama kali ke Thailand oleh misionaris dari Eropa pada
abad ke-16 dan ke-17. Kristen Katolik pertama datang ke Thailand disusul oleh Kristen
Protestan, bahkan beberapa sekte juga berkembang di sana, seperti Advent. Umat Kristen
Thailand pada umumnya adalah imigran dari Cina. Sedangkan warga pribumi siam hanya
sedikit yang berpindah agama dari Budha ke Kristen. Justru yang terjadi adalah seorang siam
beragama Kristen tapi tetap menyembah Sang Budha.
Kongfusius, agak sama dengan Kristen. Agama ini dianut oleh imigran dari Cina. Karena
agama ini bersifat ajaran-ajaran filsafat hidup dan etika Cina kuno. Maka, pemeluknya pun
kadang beragama Kristen, berajaran kongfusius, dan yang keturunan pribumi tetap menyembah
Sang Budha.
Hindu, hampir 20.000 orang India menetap di Thailand. Jumlah mereka terbagi menjadi
dua, Hindu dan Sikh. Umat Hindu berpusat di Bangkok. Mereka beribadah di pure-pure. Mereka
juga menjalankan pendidikan sendiri, akan tetapi sistem pendidikannya didasarkan pada sistem
pendidikan nasional Thailand.
Sikh, agama Sikh juga berpusat di Bangkok. Terbagi menjadi dua kelompok dan beribadah
di pure yang berbeda juga. Secara bersama, mereka mendirikan sekolah-sekolah gratis untuk
anak-anak miskin.
Secara garis besar, Kerajaan menjamin sepenuhnya keberagaman agama di Negri Gajah
Putih ini. Dengan catatan dalam satu kesatuan nasionalisme Siam. Jadi, yang keluar dari
nasionalisme atau dianggap keluar maka akan berurusan dengan kerajaan. Seperti yang terjadi
pada warga muslim, ada yang diserang militer, bahkan dibunuh5.
5

C;

Islam dan Kerajaan Patani


Membicarakan Islam diThailand, tidak mungkin tanpa sebelumnya membicarakan

kerajaan Patani,

karena

keberadaan Islam

diawali

atau

bermula

sejak

munculnya

kerajaan Patani. Kerajaan melayu Patani mula-mula berpusat di kota Mahligai dan diperintah
oleh Phya Tu Kerab Mahayana. Kedudukan kota Mahligai yang terlalu jauh kepedalaman dan
sukar untuk di datangi oleh pedagang-pedagang telah menyebabkan Phay Tu Antara, anak Phay
Tu Kerab Mahayana, memindahkan pusat kerajaannya ke sebuah kota pelabuhan bernama Patani
yang terletak di kampung Grisek.
Kedudukan Kerajaan Patani terletak di daerah yang sangat strategis, yang dilalui lintas
perdagangan timur-barat, menyebabkan kerajaan Patani cepat berkembang dan menjadi kerajaan
penting di selatan Siam dan utara Semenanjung Malaka. Pedagang-pedagang muslim telah
mendatangi Patani untuk berdagang dan berdakwah. Kehadiran Islam di Patani dimulai dengan
kedatangan Syekh Said Mubaligh dari Pasai, yang ketika itu berhasil menyembuhkan Raja
Patani bernama Phya Tu Antara yang sedang sakit parah. Phya Tu Antara (1486-1630 M)
beragama Budha dan masuk Islam berganti nama menjadi Sultan Ismail Syah. Sejak itu
agama Islam mempengaruhi budaya dan kehidupan keagamaan rakyat Patani.
Menurut Hikayat Patani, kedatangan para ulama seperti Syekh dan muridnya Abdul AlMumin dari minangkabawi, dan Syeh Faqih Safi Al-Din dari pasai pada paruh kedua abad ke16. Mereka semua sangat berperan penting dalam kehidupan beragama di kesultanan patani. Safi
Al-Din, misalnya mendorong raja untuk mendirikan sebuah mesjid istana dan akhirnya ia
diangkat menjadi penasehat Sultan Muzaffar Syah dalam bidang keagamaan. Kemudian pada
pertengahan abad ke-17, sejumlah ulama datang ke Patani, seperti Sayyid Abdullah dari
Yerusalam ViaTrengganu, Haji Aabdul Ar-Rahman dari jawa, dan Faqih Abdul Al-Manan.
Seorang Minang Kabau dari Kedah, dan Syeh Abdul Al-Qodir dari Pasai. Mereka melakukan
usaha-usaha dalam menyebarkan Islam lebih jauh dikalangan masyarakat Patani6.
Pada abad XVI (1584-1624) Patani telah muncul sebagai pusat perdagangan penting di
rantau ini. Ijerman seorang pedagang Belanda, menyatakan bahwaPatani adalah pintu masuk
kewilayah China Selatan. Pengaruh Patani meluas sampai ke wilayah semenanjung, seperti
Kedah, Perlis, Kelantan, dan Terengganu sekarang.
Siam menyerang kerajaan Patani namun serangan itu dapat digagalkan. Karena adanya
bantuan dari Pahang dan wilayah melayu lainnya. Pada 1783 Siam pada masa Raja Rama I Phra
6

Culalok (Phraya Chakri) menyerang Patani. peperangan ini, Sultan Muhammad, penguasa Patani
beserta ribuan rakyatnya telah syahid dan yang lainnya ditawan, meriam sri patani, dan harta
kerajaan dirampas dan dibawa kebangkok.
Kemudian, Tengku Lamidin, Raja Bendang Badari dilantik oleh Siam sebagai Raja Patani
yang baru. Akan tetapi, pada 1791, Tengku Lamidin dibantu oleh Raja Anam yang beragama
Islam, Okhpaya Cho So dan Syehk Abdul Kamal berbalik melawan Siam. Namun, ternyata
Datuk Pengkalan setelah di lantik menjadi Raja Patani juga memberontak melawan Siam pada
1808, meskipun berakhir dengan kegagalan.
Pada 1878 M, Siam mulai mensiamisasikan Patani sehingga Tengku Lamidindin berontak.
Untuk menghindari pemberontakan tersebut, kerajaan Siam membagi dan memecah belah
wilayah patani menjadi tujuh buah negeri (Hua Muang) dan melantik tujuh buah penguasa
negeri (Chao Muang). Dengan kebijakan ini, berakhirlah Kerajaan Patani Raya dan sejak itu
hanya menjadi salah satu dari tujuh negeri, sebagai berikut :

Patani : Tuang Sulung


Teluba
: Nik Dir
Nongchik
: Tuan Nick
Jalor
: Tuan Yalor
Jambu
: Nai Pain
Rangaean
: Nik Dah
Reman
: Tuan Mansyru.
Pada 1821, Siam menyerang Kedah dan memaksa Sultan Abdullah melarikan diri ke pulau

Penang. Sejak itu kedah berada di bawah pengaruh Siam. Kekuasaan Siam ke atas negeri-negeri
melayu ini telah diakui pemerintah kolonial Inggris, sebagaimana isi Perjanjian Burney tahun
1826. Pengaruh Siam keatas Kelantan bermula sejak perseteruan antara Sultan Muhammad II
dengan Tuan Besar Tun Ahmad, raja kampung laut. Kedua belah pihak meminta Raja Siam,
Rama III (1824-1851), untuk menengahi mereka. Penyelesaiannya adalah sultan Muhammad II
dikukuhkan menjadi Raja Kelantan (1838), sementara Tuan Besar Tun Ahmad diangkat sebagai
Raja Patani (1842), gelar Sultan Muhammad. Namun keduanya tetap tunduk kepada Kerajaan
Siam.
Sepanjang pemerinatahan sultan muhamad (1842-1856), dan dua orang penggantinya,
Tengku Puteh (1856-1881, dan Tengku Besar (1881-1890), negeri patati berada dalam keadaan
aman dan kerajaan siam bahkan memberikan otonomi untuk mengurus pemerintahan patani.
Akan tetapi pada masa pemerintahan Chulalongkorn, raja siam mulai memberlakukan
kebijaksanaan sistem Thesaphiban, yang menghilangkan dan kedaulatan raja-raja melayu-islam.

Hal itu menyulut konflik dan memunculkan pemberontakan Tengku Abdul Kadir Kamarudin
pada 1902.
Dalam masa pemerintahan Perdana Mentri Chulalongkorn, dan Mentri Dalam Negeri
Putra Damrong, memerintah wilayah dengan menggunakan sistem Thesaphiban digunakan
secara seragam di seluruh wilayah dan akibatnya melenyapkan otonomi dengan keragaman dan
keunikan daerah masing-masing, termasuk patani. Dibawah pemerintahannya dengan kebijakan
thesaphiban, wilayah dibagi menjadi unit yang disebut Monthon.Tiap-tiap Monthon di perintah
oleh seorang kepala daerah yang disebut khaluang thesaphiban, yang bertanggung jawab kepada
mentri dalam negeri. Seluruh khaluang thesaphiban adalah pegawai kerajaan yang digaji dengan
gaji pemerintah pusat yang juga seragam. Konsekuensi dari uniformitas system pentadbiran
adalah ekonomi, keunikan, dan spesifikasi daerah dihapuskan, dan penguasa daerah yang berasal
dari pemimpin tradisional juga dilenyapkan7.
Pengaturan pemerintah diatur dalam akta pemerintahan daerah (Phararatchabanyat
Pakhrong Thongthi), yang ditetapkan pada bulan mei 1897, dan kemudian dilengkapi dengan
peraturan mengenai pemerintahan daerah (Kho Bangkhap Pokhrong Huamung) pada bulan
februari 1899. Peraturan tersebut melecuti beberapa keistimewaan raja-raja negeri sebelumnya,
seperti status social sebagai penguasa daerah dengan gelar kebangsawanan, hak hak
mengangkat pegawai-pegawai kerajaan negeri dan memungut cukai atau pajak negeri. Selain itu,
raja-raja negeri ini selanjutnya hanya dibenarkan menerima gaji seperti pegawai lainnya.
Kemudian, peraturan itu dilengkapi lagi dengan peraturan pemerintah tujuh wilayah bagi
tahun 120 tanggal 16 desember 1901, yang membagi kekuasaan menjadi tiga:
1;
2;
3;

Kekuasaan Seremonial (Phya Muang) yang dipegang raja-raja patani.


Kekuasaan Eksekutif Palat Muang, yang dipegang oleh Pesuruhjaya Tinggi.
Pegawai Undang-Undang, Yokraba.
Raja patani, khususnya Tengku Abdul Kadir , menolak sistem terbaru tersebut. Pada 12

februari 1902, Tengku Abdul Karim ditangkap dan dipenjarakan karena penolakannya, dengan
penangkapannya maka berakhirlah kekuasaan raja-raja patani yang dimulai dari tengku Besar
Tuan Ahmad (1842) sampai Tengku Abdul Kadir (1902). Turut ditangkap bersamanya adalah
Tengku Samsudin (Raja Rangae) dan Tengku Abdul Muthalib (Raja Teluban). Pada 5 maret
1904, tengku abdul kadir dibebaskan dari penjara, dengan syarat tidak akan mencampuri
masalah politik dan akan taat pada kerajaan siam. Pada 1905, beliau pergi ke Kelantan dan
menghabiskan sisa hidupnya.
7

Komunitas muslim Thailand yang berjumlah dua juta jiwa mengalami dilema yang
kompleks. Diperburuk oleh kaeadaan kelompok muslim yang terpusat di provinsi bagian selatan
yang menginginkan kemerdekaan dan keikutsertaan mereka dalam Negara tidak mendapat
tempat, akhirnya mereka menjadi bangsa yang diburu dan ditaklukkan.
Sebagai wujud ketidakpuasan masyarakat melayu patani atas perlakuan kerajaan siam,
terjadi beberapa kali pemberontakan, antara lain pemberontakan kecil yang terjadi pada 1910,
1911. Sementara pemberontakan besar meletus pada 1923 dibelukar semarak (rakak), sebagai
akibat pemaksaan akta pelajaran 1921, yang memaksa anak-anak melayu patani memasuki
pendidikan kebangsaan siam yang menggunakan bahasa pengantar bahasa siam.
Pada masa pemerintahan Pibul Songgram, dilancarkan program rathaniyom suatu program
yang didasarkan pada ultra-nasionalisme siam. Program ini tujuannya adalah membentuk
Negara Siam sejati, berdasarkan satu agama, bangsa, bahasa, dan kebudayaan siam. Seluruh
program dituangkan dalam tujuh dekrit. Pada masa ini jugalah ditukar istilah siam menjadi
Thailand. Bagi masyarakat melayu patani, program rathaniyom 1939 adalah malapetaka besar,
karena tidak lagi dibenarkan menggunakan nama melayu, berpakaian melayu, bercakap dan
menulis dalam bahasa melayu, bahkan mempelajari agama islam. Puncaknya pada 1944,
jawatan kadhi dihapuskan dan masalah berkaitan dengan perkawinan dan harta pusaka diuruskan
berdasarkan undang-undang sipil, bukan syariat.
Langkah pertama adalah integrai administrative yang dirancang untuk memasukkan yang
dirancang untuk memasukkan daerah-daerah muslim ke dalam yang sistem politik nasional
yang berpusat di Bangkok. Mengingat orang-orang muslim itu tidak berpengalaman dengan
sistem ini, dianggap perlu menempatkan mereka dibawah penjabat pemerintah Kristen dan
budhis muangthai.
Orang-orang muslim di selatan diharuskan memakai pakaian bukan melayu dan
mengadopsi nama-nama thai bila mereka ingin memasuki sekolah-sekolah pemerintah atau
mencari pekerjaan dalam dinas pemerintahan. Bahasa melayu dilarang diajarkan di sekolahsekolah negeri atau digunakan dalam percakapan dengan para pejabat pemerintah. Pembatasan
penerapan hokum islam dalam perkawinan dan warisan dihapuskan.

D;

Hubungan Islam Dengan Pemerintah, Khususnya Bidang Pendidikan


Nampaknya, sejauh pembahasan ini, kita mendapatkan beberapa informasi baru tentang

Islam di Thailand. Salah satunya ialah sikap pemerintah terhadap warga muslim yang berada di
Thailand. Namun, itu belum cukup untuk memahami bagaimana hubungan Islam dan

Pemerintah. Bahkan kita pantas bertanya, adakah peran Islam dalam Pemerintahan (kerajaan)
Thailand.
Dalam majalah Hidayatullah edisi Juli 2009, terdapat sebuah laporan yang bertajuk
Thailand Rayu Warga Muslim Agar Tidak Pisahkan Diri. Laporan itu menyebutkan bahwa
Thailand berencana akan menambah hak otonomi dan mempertimbangkan untuk memperluas
penerapan hukum syariah di propinsi-propinsi Muslim yang berbatasan dengan Malaysia,
demikian dikatakan oleh Abhisit.
Dari pernyataan Abishit, kita bisa memahami bahwa Pemerintah sedang berusaha
merangkul warga muslim yang berada di beberapa propinsi agar tidak bercerai dengan kerajaan
Thailand. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Abishit terhadap masyarakat muslim Thailand.
Dia menyatakan bahwa pemerintahnya membuktikan kepada rakyat di wilayah itu
bahwa tidak akan ada lagi ketidak adilan. Lanjutnya, Kita harus melakukan pendekatan ini
dan harus bersabar. Kita tidak dapat mengubah persepsi yang sudah terbentuk atau kepercayaan
yang hilang di masa tujuh atau delapan tahun ini hanya dalam waktu beberapa bulan saja.
Ternyata Pemerintah memahami betul bahwa upaya pemerintah untuk menciptakan perdamaian
dengan kekuatan militer tidak terlalu membuahkan hasil. Bahkan memperparah keadaan dan
melahirkan gerakan perlawanan yang lainnya. Maka, untuk menciptakan perdamaian di Thailand
selatan, pemerintah membuat terobosan baru, yakni dengan jalur pendidikan8.
Dalam majalah Gatra bertanggal 2 September 2007, terdapat sebuah laporan yang
menyebutkan upaya pemerintah dalam mendamaikan konfilk yang terjadi di Thailand Selatan.
Dalam laporan disebutkan bahwa Perdana Menteri Surayud Chulanont, mengumumkan bahwa
pemerintahnya akan memasukan pelajaran Agama Islam dalam sistem pendidikan di negara
yang berpenduduk mayoritas Budha itu. Saya telah menugaskan Departemen Luar Negeri
untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia serta mempelajari jenis silabus pendidikan apa
yang perlu diperbaiki untuk pendidikan dasar di negara kita, kata Chulanont, dalam pernyataan,
seperti dikutip kantor berita Thailand.
Chulanont mengatakan pelajaran Agama Islam boleh diajarkan di sekolah-sekolah mulai
dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi di provinsi-provinsi di bagian selatan untuk jangka
panjang.
Chulanont kembali mengulangi himbauannya untuk menciptakan perdamaian di provinsiprovinsi bergejolak itu. Perdana menteri yang mendapat dukungan militer itu mengatakan
pemerintahnya akan berusaha sebaik mungkin untuk menciptakan pengertian yang lebih baik
8.

antara warga muslim dan Budha untuk membantu mengurangi apa yang ia sebut sebagai
perpecahan.
Junta militer pimpinan kepala staf angkatan darat Sonthi Boonyaratglin yang beragama
Islam telah membawa harapan perdamaian bagi penduduk di wilayah selatan yang telah lama
mengeluhkan kebijakan kaku perdana menteri terguling Thaksin Shinawatra.
Setelah mengalamai konflik yang berkepanjangan, akhirnya Islam di Thailand menemui
titik kemajuan. Pastinya hal ini atas perjuangan panjang masyarakat muslim Thailand. Yang
akhirnya pemerintah memperbolehkan warga muslim Thailand untuk menyelenggarakan
pendidikan Islam. Kesempatan ini tidak dilewatkan oleh umat Islam untuk mengembangkan
pendidikan Islam. Tercatat 200 lembaga pendidikan Islam dan 2000 masjid berdiri di Thailand.
Bahkan beberapa dari 200 lembaga pendidikan itu menggunakan sistem pesantren yang sama
persis di Indonesia. Itu artinya sistem pendidikan yang dipakai sama seperti di negri
berpenduduk Islam lainya, seperti Indonesia dan Malaysia.
Sistem pendidikan Islam di Thailand ternyata tidak dilakukan di sekolah-sekolah dan
pesantren saja. Proses pendidikan Islam di Thailand sudah mengalami perkembangan dan
kemajuan. Hal itu bisa kita lihat dari kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh beberapa lembaga
Islam. Seperti pengajian bapak-bapak dan ibi-ibu, TPA/TKA dan kajian mingguan mahasiswa
adalah beberapa kegiatan rutin yang diadakan mingguan. Masyarakat dan Pelajar Muslim
Indonesia juga mengadakan silaturrahim bulanan dalam forum pengajian Ngajikhun. Acara ini
dilaksanakan di berbagai wilayah di Thailand.
Tidak hanya itu saja. Program pengembangan pendidikan Islam di Thailand sudah
mencapai level yang lebih dari sekedar nasional dan regional. Umat muslim Thailand
bekerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan Negara lain, baik yang nasional maupun
internasional untuk mengadakan seminar internasional pendidikan Islam. Mereka mengirimkan
kader-kadernya ke berbagai universitas dunia, seperti Al Azhar Mesir, Madinah. Dan juga
beberapa universitas tanah air, seperti UII, UIN, dan lainnya. Termasuk juga mengirimkan putraputra Thailand ke berbagai pesantren di Indonesia, termasuk Gontor.

E;

Masuk dan Perkembangan Kontemporer Islam di Thailand


Selama bertahun-tahun Thailand dikenal di barat sebagi Siam, tetapi sejak tahun 1939

(kecuali selama masa pendek tahun 1940-an), negeri itu disebut Thailand-negeri orang
merdeka. Nama itu dibenarkan karena Thailand memang merupakan satu-satunya negeri asia
tenggara yang tidak pernah di jajah oleh bangsa lain.

Islam masuk ke Thailand pada abad ke-18 (1785). Proses masuknya islam di Thailand
dimulai sejak kerajaan siam mengakui sisi kerajaan patani (lebih dikenal oleh penduduk muslim
thai sebagai patani darusalam).
Perkembangan islam di Thailand semakin pesat saat beberapa pekerja muslim dari
Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka membantu
kerjaan Thailand membangun beberapa kanal dan sistem perairan di Krung Theyp Mahanakhon
(Propinsi Bangkok). Pusat dakwah islam terbesar di Islamic center Ramkamhaeng. Hampir
semua aktifitas keislaman, mulai dari pengajian, layanan penikahan sampai dengan pasar
makanan bisa ditemukan disini. Islamic Center Ramkamhaeng berjarak sekitar 2 KM dari kantor
Kedutaan Besar Republic Indonesia dijalan Petchburi. Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, pemerintah kerajaan Thailand memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya bagi
kaum muslim thai untuk melaksanakan ibadah dan berdakwah9.
Namun demikian, tidak semua lokasi di Thailand menjadi tempat yang aman untuk kaum
muslim. Daerah Thailand selatan masih menjadi daerah yang mencekam karena hampir setiap
hari operasi militer digelar di kampung penduduk dengan alasan mencari dalang peledakan bom
diwilayah selatan.
Dalam tatanan social, muslim Thailand mendapatkan julukan yang kurang enak untuk
didengar, yaitu khaek (orang luar, pendatang, tamu). Istilah ini juga digunakan untuk menyebut
tamu-tamu asing atau imigran kulit berwarna.
Meskipun pada mulanya khaek merupakan nama untuk makro-etnis bagi orang selain thai
tapi lama-kelamaan khaek tersebut dipakai pemerintah untuk mendeskripsikan kaum melayumuslim diselatan Thailand. Istilah thai pada 1940-an akan tetapi istilah ini menimbulkan
kontradiksi karena istilah thai merupakan dibuat sinonim dari kata budha sedangkan
islam identik dengan kaum muslim melayu? maka dari itu kaum muslim melayu lebih suka di
panggil malay-islam, dari problem rasial tersebut timbullah pengelompokan kaum muslim di
Thailand terjadi dua golongan:

Assimilated Group: Atau golongan yang terasimilasi atau berbaur dengan kaum mayoritas
yaitu agama masyarakat thai-budha pada segala bidang tatanan kehidupan hanya saja tidak
sampai pada masalah keagamaan.
Unassimilated Group: Atau golongan yang tidak berbaur namun menyendiri di Thailand
bagian selatan. Yang masih menunjukan kultur melayu-islam pada nama, bahasa dan adat.
Golongan ini bertempat tinggal didaerah yala, narathiwat dan pattani. Kecuali daerah satun
yang sudah terasimilasi dengan kelompok mayoritas Thai.

Yang dilakukan oleh kerajaan Thailand telah melahirkan masalah utama mengenai
minoritas muslim di pencaplokan Thailand. Orang-orang muslim patani yang di bawa ke
Bangkok oleh tentara Thailand sebagai tawanan perang pada awal perang pertama dan kedua.
Dan orang-orang inilah kemudian menjadi bagian utama masyarakat islam di Thailand tengah
dan sebagan dari mereka tetap memelihara budaya dan bahasa mereka. Keterpaksaan
masyarakat melayu muslim di Thailand selatan dirasakan selama puluhan tahun, sejak integrasi
melayu Thailand menjadi bagian dari kerajaan Thailand penggunaan bahasa thai wajib di
gunakan di kantor kerajaan, pemerintah, sekolah, radio, media cetak, media elektronik, dan
kehidupan sehari-hari. Terintegrasi dengan Thailand, bersaing dengan mayoritas masyarakat
etnis thai buddies adalah pilihan saat ini. Strategis yang perlu di bangun adalah memajukan
pendidikan, mendukung pembangunan nasional,dan menjaga stabilitas lokal. Hal yang teakhir
masih menjadi kendala bagi penciptaan perdamaian di wilayah selatan. Berbagai teror,
pembunuhan dan pengeboman sering terjadi dalam tiga tahun terakhir, dengan jumlah
meninggal setidaknya 2000 orang, sejak januari 2004. Anehnya, belum ditemukan kelompok
yang bertanggung jawab dalam kerusuhan ini. Ketika terjadi penyerangan atau pembunuhan
yang melibatkan tentara, polisi dan masyarakat budha, yang dituduh adalah muslim. Pencitraan
negatif yang diciptakan oleh pemerintah menyebutnya dengan bandit muslim.
Makanan halal di Thailand dapat dilihat dengan tiga macam label yakni, label resmi
Halal, stiker bertuliskan Allah dan Muhammad, serta stiker bertuliskan bacaan basmallah.
Karena makanan halal masih sediki, sehingga majelis ulama Thailand memverifikasi kehalalan
produk dalam negeri. Selain masalah makanan, lokasi tempat ibadah di pusat-pusat
pembelanjaan pun agak sulit ditemukan. Beberapa lokasi pembelanjaan umum, seperti siam
paragon, pratunan center dan center word menyediakan mushola untuk umat muslim.

E. Kondisi Umat Islam Thailand Masa Kini


Secara garis besar masyarakat muslim Thailand, dibedakan menjadi dua:Pertama,
masyarakat musim imigran (pendatang), yang berlokasi di kota bangko dan chiang mai(Thailand
utara dan tengah). Kedua, masyarakat muslim penduduk asli, yang berada di patani (Thailand
selatan).
Masyarakat muslim imigran, yang tinggal di daerah perkotaan, kebanyakan berasal dari asia
selatan (india dan pakistan), indoenesia, huihui (china), dan Persia. Secara sosiologis mereka
telah membaur (berintegrasi) dengan baik dengan masyarakat local (non-muslim).

Dari aspek pendidikan agama, setiap kimunitas memiliki lembaga pendidikan yang
biasanya dikaitkan dengan mesjid, yang memeberikan pendidikan agama terutama bagi anakanak muslim. Di chiang mai terdapat pusat pendididkan islam yakni, nong ban, pah heoy, an doi
saket. Yang mengajarkan ilmu akidah, ibadah, seni baca al-quran, hukum islam, dan ahlak.
Sejak 1970-an telah didirikan sebuh madrasah menengah lanjutan (chitpakdee) di kawasaa
san pah-koy. Madrasah ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga terampil dalam bidang
keislaman, sehingga dapat diajarkan ke tingkat lebih rendah atau dapat melanjutkan ke jenjang
lebih tinggi. Berkat hubungan yang semakin erata antara umat muslim di berbagai negara
seperti, asia selatan, asia tenggara dan bahkan timur tengah. Sehingga banyak pelajar muslim
yang dikirim ke luar negeri serta banyak kunjungan dan bantuan dari Negara-negara muslim.
Menurut pengamat seperti Andrew Forbes, Raymond Scupin, dan Preeda Prapertchop
kehidupan perekonomian masyarakat islam di bangkok setara dengan masyarakat non-islam.
Mereka umumnya memiliki keterampilan khusus, seperti keturunan Cam dan Melayu biasanya
menekuni bidang pertanian dan kerajinan, warga keturunan Indonesia merupakan pakar
pertamanan dan perdagangan. kelompok keturunan Iran dan Asia Selatan menggeluti bidang
perdagangan kayu dan tekstil.
Mayoritas Muslim beraliran Sunni dengan Mazhab Syafii, walaupun terdapat Mazhab
Hanafi dan Syiah. Oleh karena kentalnya pengaruh Agama Budha dalam kehidupan masyarakat
luas, tidak mengherankan jika tradisi lama, seperti menggunakan azimat, tolak bala, dan
kepercayaan pada hal-hal yang magic, juga terdapat di kalangan masyarakat muslim di Thailand.
Sehingga awal abad XX dibangkok khususnya sering terjadi Pembaharuan atau Pemurnian
Keagamaan (tajdid). Gerakan pemurnian keagamaan (tajdid) di pelopori oleh seorang musafi
asal minangkabau bernama Ahamad Minangkabawi lulusan dari mekah. Selesainya belajar islam
di Mekah, ia tidak kembali ke Mingkabaw melainkan melakukan pembaruan di Bangkok yang
banyak melakukan praktik-praktik berbau Sinkretisme.
Gerakan pembaruan dan pemurnian Ahmad Wahab, nampaknya dipengaruhi oleh gerakan
Wahabiah di Arab Saudi yang di mulai dengan mendirikan lembaga pendidikan di Tanon Kok
(Bangkok Utara) yang mendapat dukungan dari berbagai pihak umat islam.
Sama dengan gerakan Wahabiah di Timur Tengah dan juga gerakan Paderi di Minangkabau,
Ahmad Wahab melakukan dakwahnya dengan sedikit kekerasan, untuk menghancurkan hal-hal
yang tidak sesuai denga ketentuan agama. Dalam gerakannya, Ahmad Wahab menggunakan
pendekatan rasional, argumentasi, logika dan dalil-dalil al-quran dan sunnah, penggunaan
ijtihad, dan menghindari taqlid. Untuk memperkuat gerakannya, dia mendirikan organisasi
Anshari Sunah (Penolong Kaum Penegak Sunah Rasul). Kebanyakan pengikutnya adalah

pedagang, pegawai, dan aktifis-aktifis muda islam serta pelarian poliitk Indonesia. Namun,
karena pengaruh Budha yang begitu kuat, konservatisme dan tradisionalisme agama dikalangan
muslim lokal begitu kental, akhirnya gerakan ini mendapat tantangan dari islam tradisional.
Akibatnya, masyarakat islam thai mengalami polarisasi pemikiran, yakni Kaum Muda/Baru
(Khana Mai), dan Kaum Tua/Lama (Khana Kau).
Kelompok khana mai (pembaharu) di Bangkok semakin kuat dibawah kepemimpinan
Chaem Promyong, yang juga dikenal dengan panggilan Syamsudin Mustafa, alumni al-Azhar
dan tokoh yang memiliki akses keberbagai tokoh nasional. Ide-ide dan konsep Chaem Promyong
dan Khana Mai banyak yang diserap kedalam kebijakan pemerintah dalam soal keagamaan.
Ketika Pridi Phanomyong (Luang Pradit Manutham,1900-1983) menjadi perdana menteri,
segera setelah perang dunia II, Chaem diangkat sebagai Ketua Majelis Agama Islam dan
Penasehat Pridi dalam urusan agama islam (Chularajamontri) pada 1946. Namun, pada 1947
terjadi kudeta oleh Phibul Songram, yang mengakhiri dominasi Khana Mai dan Chaem pribadi
pada struktur agama islam di Thai sampai saat ini. Oleh karena situasi tidak lagi memihak
kepadanya, Chaem akhirnya hijrah ke singapura.
Pada 1964, Persatuan Pemuda Muslim Thailand dibentuk di bangkok, yang membawahi
seluruh wilayah dan kaum muda islam Thailand. Pola perjuangannya lebih mirip dengan AIMB
di Malaysia, yakni menggunakan dunia pendidikan sebagai medan dan wahana perjuangannya,
dan bergerak secara modern, serta memiliki akes ke organisasi pemuda dan mahasiswa muslim
Indonesia.
Sementara itu, pemerintah merasa lebih mudah berhubungan dengan Khana Kau (kelompok
konserfatif). Mereka lebih lentur, komperatif, tidak menuntut perubahan, dan siap berkolaborasi
dalam berbagai aspek serta seperti apa adanya (status quo). Keputusan dan kebijakan yang
diambil pemerintah bersama mitranya dibangkok mempunyai pengaruh dan dampak secara
nasional, sampai ke patani yang memiliki kondisi yang spesifik dan berbeda.

BAB III
K E S I M PU LAN
Perjalanan masyarakat muslim Thailand dalam berdakwah boleh kita acungi jempol.
Hidup dalam Negara yang mayoritas non-muslim sejatinya bukan hal yang mudah, penuh
dengan cobaan, dicurigai, diintimidasi, diserang, bahkan dibunuh. Perjuangan yang mereka
lakukan di bumi Thailand merupakan satu dari rentetan sejarah penyebaran Islam, dari zaman
Rosulullah sampai akhir zaman nanti.

Setelah perjuangan bertahun-tahun, akhirnya muslim Thailand menemui momentum yang


menggembirakan, mencapai titik kemajuan dalam berdakwah, meskipun baru bisa kita bilang
berhasil bertahan, mempertahankan agama Islam.
Namun, kemajuan yang didapat juga sangat luar biasa, yakni mendapat kepercayaan dari
kerajaan yang notabene adalah umat Bhuda, untuk menyelenggarakan pendidikan Islam, bahkan
belakangan kurikulum pendidikan Islam akan dimasukkan di sekolah-sekolah negri (mungkin
sekarang sudah). Kemajuan ini tentunya bukan hal sepele dan mudah, tentunya bisa kita
bayangkan perjuangan umat Islam di sana, dalam menghadapai masyarakat Bhuda dan
Pemerintahnya. Jika kita bandingkan dengan Negri kita Indonesia yang mayoritas muslim.
Pendidikan Islam di lembaga pendidikan non-muslim masih diperdebatkan, padahal ada siswasiswi muslim di lembaga pendidikan non-muslim, dan mereka mengikuti materi pendidikan
agama yang tidak mereka anut.
Kemajuan dakwah Islam di Thailand lewat jalur pendidikan pastinya masih panjang, dan
ini baru permulaan. Mereka pun tahu akan hal ini, maka mereka mengembangkannya,
mengawalnya, dan menjaga perkembangan tersebut dari hal-hal yang bisa menghancurkan, dari
dalam maupun luar, dari isu-isu pluralisme, terorisme, radikalisme, dan lain sebagainya yang
selalu memojokkan Islam.
Usaha-usaha dalam mengembangkannya antara lain meningkatkan kualitas pendidikan
Islam di Thailand dengan mengirim kader-kader ke berbagai Negara Islam, mengadakan
seminar-seminar pendidikan Islam, mengadakan kerjasama dalam bidang pendidikan Islam, dan
lain sebagainya, Serta yang paling penting tetap membina hubungan yang baik dengan Kerajaan.

DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Lain-lain. Bandung: Mizan,
1994.
Munir, Amin Samsul. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2009.
Saifulllah. Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010.
Thohir, Ajid. Study Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Alwi, Al-Habib. Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh. Jakarta: Lentera Basritama,
2001.
Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII dan XVIII. Jakarta: Kencana, 2005.

Anda mungkin juga menyukai