Disusun Oleh:
Nadia Ghaisani Qumairi
110100137
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK
BEDAH KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN
2016
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, telah menyerahkan hardcopy dan
softcopy makalah ilmiah kepada dr. Irwan
Nama
Nadia Ghaisani
Full Text
Power Point
Soft Copy
Tanda Tangan
Qumairi
Yang menerima,
Telah disetujui,
Maret 2016
Maret 2016
dieksklusikan dari penelitian. Hasil SPT positif dapat memastikan diagnosis RA,
dan hasil negative sebagai non-RA.
Semua data dianalisis menggunakan SPSS versi 16. Dan fisher exact tes
digunakan untuk menguji perbedaan signifikan dari kedua grup. Nilai P kurang
dari 0.05 dinilai signifikan. Odds ratio dan 95% confidence interval juga
diperhitungkan.
Hasil
Total dari 61 kasus (22 laki-laki dan 39 perempuan) dengan rata-rata usia
37.114.3 tahun (antara 15-70 tahun) dan 58 kontrol (27 laki-laki dan 31
perempuan) dengan rata-rata usia 28.311.7 tahun (antara 15-70 tahun) terdapat
pada penelitian. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua grup dalam usia
(P=0.047). diantara 61 kasus dengan OMSK, 26 (42.6%) pasien pada telinga
kanan, 25 (41%) pada telinga kiri, dan 10 (16.4%) pada kedua telinga terlibat.
Rasio laki-laki : perempuan adalah 1.7:1, namun perbedaanya tidak signifikan. 37
(60.7%) pasien memiliki riwayat OMSK pada masa anak-anak (<18 tahun); yang
lain menderita OMSK pada masa dewasa. Waktu pasti gejala OMSK bagi pasien
yang terkena OMSK masa anak-anak tidak dicantumkan.
Perbandingan pada pasien dengan gejala rinitis (alergi dan non-alergi)
lebih tinggi pada kasus dibandingkan kontrol (62.5% vs. 37.5%, P=0.02).
Prevalensi RA (gejala rinitis dengan SPT positif 24.6% (n=15) dan 13.8% (n=8)
dari kasus dan kontrol berurutan. RA lebih banyak dijumpai pada pasien dengan
OMSK dibandingkan kontrol, meskipun perbedaannya tidak signifikan (P=0.065).
Dengan menggunakan model regresi logistic, setelah memperbaiki faktor
usia, perbedaan antara kedua kelompok menjadi signifikan. Pasien dengan RA dan
non-RA memiliki 3.27- (95% CI=1.15-9.29; P=0.036) dan 2.57-(95% CI= 1.016.57; P=0.048) meningkatkan risiko berkembangnya OMSK, berurutan,
dibandingkan dengan individu yang sehat. Pasien dengan riwayat OMSK pada
masa anak-anak lebih banyak memiliki RA dibandingkan grup kontrol (29.7% vs
13.8%, P=0.038).
Diantara semua subjek dengan RA, 52.2% (n=12) memiliki posterior nasal
drip, 34.8% (n=8) memiliki hipertrofi konka inferior, dan 60.7% (n=14) memiliki
gejala konka edema dan pucat. Alergen di dalam rumah, terutama tungau
(dermatophagoides farina dan dermatophagoides pteronyssinus) merupakan
alergen dengan prevalensi terbanyak dari kedua kelompok, sedangkan di luar
rumah seperti tepung sari dan daun lebih sedikit prevalensinya (Tabel 2).
Diskusi
Dikarenakan OMSK berhubungan dengan otitis media dan alergi berulang
dan memperberat otitis media kronik dengan efusi, dapat dikatakan bahwa alergi
juga memperberat OMSK. Penelitian sebelumnya telah melaporkan prevalensi RA
pada otitis media dengan efusi, yaitu antara 24-89% (14, 20, 21). Terdapat
beberapa penelitian yang meneliti hubungan OMSK dan alergi, namun tetap
menjadi kontroversi dan tidak terdapat hubungan yang pasti antara RA dan
OMSK (5, 18, 22-24). Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan antara
OMSK dan RA. Penemuan ini sesuai dengan hasil dari beberapa penelitian (5, 18,
22), namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Fliss et al.
dan Bakhshaee et al. (23, 24). Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan
metode dalam evaluasi RA. Dalam penelitian Lasisi, total konsentrasi serum
immunoglobulin E (Ig E) sebagai tes adanya alergi (18), sementara penelitian
terbaru menunjukkan bahwa disebabkan oleh rendahnya sensitivitas dan
spesifisitas, total konsentrasi serum Ig E tidak dapat digunakan sebagai parameter
untuk skrening penyakit atopik (25). Bakhshaee et al. melaporkan 29.41%
prevalensi dari RA pada dewasa dengan OMSK, yang lebih tinggi dari prevalensi
pada penelitian kami; meskipun mereka menggunakan total konsentrasi serum IgE
sebagai parameter untuk mendiagnosis alergi. Dalam penelitian ini, kriteria
diagnosis untuk RA merupakan hasil positif pada SPT minimal 1 jenis alergen
dan/atau total konsentrasi serum Ig E tinggi, begitu juga pemeriksaan klinis dan
riwayat rinitis. Total IgE lebih dari 100 IU/ml dianggap sebagai tes untuk
menentukan riwayat RA (24).
Fliss d.k.k. mengumpulkan data selama mengunjungi klinik pediatric dan
melakukan anamnesis pada orang tua menggunakan kuesioner dan dengan melihat
rekam medis apabila diperlukan (23). Gorgulu et al. mengukur total dan
konsentrasi IgE allergen spesifik, dan juga jumlah hitung eosinofil. Evaluasi
endoskopi rhinopharynx juga dilakukan. Kesimpulannya reaksi positif pada
setidaknya 1 dari 20 alergen bersamaan dengan tes alergen spesifik atau total
konsentrasi IgE >300 IU/ml atau positif pada hitung eosinofil darah (5). Hong
d.k.k. mengerjakan tes alergi yang menilai total IgE dan radioallergosorbent
chemiluminescence assays untuk memeriksa keberadaaan hipersensitivitas yang
diperantarai IgE (22).
OMSK dapat merupakan komplikasi dari otitis media akut atau otitis
media efusi, yang keduanya lebih banyak ditemukan pada masa awal anak (4). RA
juga lebih sering berkembang sebelum usia 20 tahun (26). Sejauh pengetahuan
kami ini merupakan penelitian pertama dalam hal ini yang membagi pasien
dengan OMSK menjadi dua kelompok sesuai dengan waktu terkena penyakit.
Dalam penelitian ini, RA lebih sering pada OMSK yang berkembang sejak masa
anak-anak. Kesimpulannya, pada penelitian kami, seperti penelitian oleh Mion
(17), meneliti pasien usia dewasa. Kami menemukan bahwa tidak ada hubungan
antara SPT positif dan OMSK (table 1), meskipunkami melaporkan adanya
hubungan antara RA dan OMSK pada penelitian ini. Temuan ini sesuai dengan
hasil penelitian Caffarelli d.k.k. (27) yang menampilkan bahwa adanya RA dan
SPT negatif memerlukan evaluasi untuk otitis media efusi. Dalam penelitian kami,
prevalensi SPT positif pada OMSK hamper sama dengan penelitian diatas (26.2%
dan 26.74%, berurutan). Selanjutnya, pada penelitian ini, allergen di dalam rumah
lebih tinggi prevalensinya pada kasus OMSK. Prevalensi tinggi ini dapat
disebabkan kelembaban cuaca pada Iran bagian utara,seperti yang ditunjukkan
sebelumnya (28).
Kesimpulan
RA lebih sering dijumpai pada pasien OMSK. Menghindar dari allergen
dapat menurunkan risiko ini dan meningkatkan hasil dari terapi bedah. Penelitian
lebih lanjut dalam hal ini memerlukan izin.
Mengetahui
Penulis mengucapkan terima kasih pada Dr. Esmaeel Asgari untuk bantuan
dalam melaksanakan penelitian ini. Terima kasih juga kami ucapkan untuk
Sinonasal Research Center dari Amiralmomenin Hospital dan kantor penelitian
dari GUMS untuk bantuan mereka.