ASKEP Hepatitis
ASKEP Hepatitis
HEPATITIS
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Mohammad Aripin
Nur Fadilah
Euffrecia Vianey
Rizki Renanda Wahyu P.
Trisna Devia
P27820314046
P27820314048
P27820314052
P27820314054
P27820314065
Tingkat II Reguler B
DEFINISI
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
B. ETIOLOGI
1. Virus
Metode
Type A
Type B
FekalParenteral
Type C
Parenteral
Type D
Parenteral
transmisi
oral
seksual,
jarang
perinatal,
melalui
perinatal
seksual,
memerlukan
orang
orang ke
koinfeksi
lain
orang,
dengan type B
perinatal
Menyebar
Peningkatan
Sama
ikterik
luas, dapat
insiden kronis
dengan D
dan
berkem-bang
asimto-
Keparah-an
Tak
Parah
Sumber
matik
Darah,
Darah,
Terutama
virus
feces,
saliva,
melalui darah
saliva
semen,
Melalui darah
Type E
Fekal-oral
Darah,
feces, saliva
sekresi
vagina
2. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
C. PATOFISIOLOGI
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,
kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai
gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
lemas dan lekas capai.
E. PENULARAN
HVA
Penularan
Fekal oral
Parenteral
HVB
HVC
Darah
Darah
Saliva
Saliva
HVD
Darah
HVE
Fekal oral
Seksual
hati.
7 Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus
biliaris.
G. PENCEGAHAN
3
4
5
H. PENATALAKSANAAN
1 Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang
lazim.
2 Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien
terus-menerus muntah.
3 Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati
4
5
6
7
kembali normal.
Terapi sesuai instruksi dokter.
Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
Alat-alat makan disterilkan.
Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.
I. KOMPLIKASI
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan
penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis
kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan
setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang
berlebihan setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis
agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (picce meal).
Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan
karsinoma hepatoseluler.
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : Pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas
2. Riwayat penyakit sekarang : Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual
muntah, demam, nyeri perut kanan atas
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan
perawatan rumah sakit.
4. Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya
berkaitan dengan penyakit pencernaan.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Review Of Sistem (ROS)
a)
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang
sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan
c)
Mual muntah .Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
Pola eliminasi
pada wanita).
Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi
Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis
kesakitan
k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan
cobaan dari Allah SWT.
3. Pemeriksaan Penunjang
1) ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak
menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada
dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada
kerusakan sel hati
2) Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)
atau mengakibatkan perdarahan.
3) Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4) Diferensia Darah Lengkap
mengakibatkan
DATA
ETIOLOGI
hepar
MASALAH
Gangguan
nyaman (Nyeri)
rasa
nafsu makan
Ds : klien tampak lemah dan
kebutuhan
Intoleransi
Do : Tonus Otot 4 4 4 4
Aktivitas
sehari
tubuh
hari
memerlukan bantuan
- Pasien nampak terkulai lemas
di atas tempat tidur
4
dengan
sekunder Resiko
tinggi
Mual muntah
Resiko
sering muntah
Do :pasien muntah 1x/ lebih sehari
Turgor Kulit kembali > 2 Detik
Mukosa Bibir Kering
Mata Cowong
Konjungtiva Anemis
6
kekurangan volume
cairan
tinggi
sirkulasi
darah
sekunder
terhadap
inflamasi hepar
II.
Diagnosa Keperawatan
a)
b)
c)
d)
36,5- 37,50.C ).
Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.
Skala nyeri 0-3
Wajah pasien rileks
1)
INTERVENSI
Kolaborasi dengan individu untuk 1)
menentukan
metode
RASIONAL
nyeri yang berhubungan dengan
yang
hati,
kepada
individu
perubahan
melalui
yang
pendekatan
mengalami
kenyamanan
nyeri
Observasi TTV
nyeri.
2)
Untuk
3)
umum klien
3.
klienlah yang harus mencoba
mengetahui
keadaan
meyakinkan
4)
a)
b)
pelayanan
yang
sesungguhnya
akan
5)
pemberi
klien
yang
penjelasan
analgetik yang tak mengandung efek bisa dibatasi dengan teknik untuk
hepatotoksi
mengurangi nyeri.
RASIONAL
Makan banyak sulit untuk mengatur
kalori. Berikan makan sedikit dalam bila pasien anoreksi. Anoreksi juga paling
frekuensi sering dan tawarkan makan buruk
pagi paling besar
selama
siang
hari,
membuat
2.
makan
meningkatkan nafsu makan
3. Anjurkan makan pada posisi duduk 3. Menurunkan rasa penuh pada abdomen
tegak
4. Dorong
pemasukan
sari
minuman karbonat dan permen berat dapat lebih mudah dicerna / toleran bila
sepanjang hari
makanan lain ini
Kolaborasi
5.
Konsul pada ahli gizi, dukung tim 5. Berguna dalam membuat program diet
nutrisi untuk memberikan diet sesuai untuk memenuhi kebutuhan individu.
kebutuhan pasien, dengan masukan Metabolisme lemak bervariasi tergantung
lemak dan protein sesuai toleransi
6.
Berikan
Antiematik,
obat
sesuai
contoh
indikasi
metalopramide dapat
menurunkan
mual
dan
Tonus otot 5 5
Pasien mampu melakukan aktivitas sendiri
Pasien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
1. Tingkatkan tirah baring / duduk. 1. Meningkatkan
istirahat
Berikan
lingkungan
tenang;
dan
untuk
penyembuhan.
fungsi
pernafasan
kerusakan jaringan
3. Lakukan tugas dengan cepat dan 3. Memungkinkan periode tambahan
sesuai toleransi
istirahat tanpa gangguan
4. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, 4. Tirah
baring
lama
dapat
contoh
relaksasi
progresif, penghematan
energi,
perhatian,
memusatkan
dan
dapat
eksaserbasi
penyakit,
memerlukan
toksik
dapat
membatasi
dalam
manajemen
agen
antiansietas,
contoh
dan
tranquilizer
Compazine
dan
dikontraindikasikan
9. Awasi kadar enzim hati
seperti
Thorazine,
sehubungan
kadar
pada
potensial
risiko
berulang
Dx 4 : Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganGatal sekunder
dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gatal pada
pasien hilang.
KH :
INTERVENSI
RASIONAL
Mulai tindakan kenyamanan :
1. Tindakan ini meningkatkan istirahat.
Mandi pancuran dingin
Gosokan punggung
Istirahat menurunkan kebutuhan energi
Air hangat
Aktivitas hiburan rendah (membaca, yang menghasilkan tegangan pada
berhubungan
kehangatan
dengan
dan
peningkatan
berkeringat
saat
gatal.
3. Pakaian
basah
dari
berkeringat
puritus :
jadi menurunkan pengeluaran garam
- Berikan mandi pancuran dingin
- Gunakan soda kue atau tepung sagu empedu ke permukaan kulit. Soda kue
pada air
- Hindari sabun alkalin
- Berikan losin Caladryl
- Gunakan pakaian yang longgar
- Pertahankan suhu kamar dingin
rasa
gatal.
Losion
yang
juga
menetralkan
permukaan
kulit,
dan
Instruksikan
menggunakan
menggaruk
bantalan
kulit
atau
resiko
untuk
menggunakan
Tujuan : Setelah dilakukan selama 2 x 24 jam diharapkan volume cairan pasien terpenuhi,
dengan
KH :
36,5- 37,50.C )
Turgor Kulit kembali < 2 Detik
Mukosa Bibir lembab
Mata tidak Cowong
Konjungtiva tidak Anemis
Muntah tidak terjadi
INTERVENSI
Mandiri
1. Awasi
masukan
RASIONAL
dan
haluaran, 1. Memberikan
informasi
tentang
nadi
kapiler, turgor
membran mukosa
3. Periksa asites
atau
kulit,
dan
pembentukan 3. Menurunkan
kemungkinan
koagulasi
memanjang
bila
Kolaborasi
6. Awasi nilai
laboratorium,
contoh 6. Menunjukkan
hidrasi
dan
Hb/Ht,
Na+
albumin,
dan
pembekuan
edema.
pembekuan
potensial
perdarahan
7. Berikan cairan IV (biasanya glukosa), 7. Memberikan
elektrolit
Defisit
pada
beresiko
cairan
dan
penggantian elektrolit
Dx 6 : Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
Tujuan: selelah dilakukan tindakan selama 3x24 suhu tubuh Pasien kembali normal, dengan
KH:
hipotalamus
simpatis
sehingga
di
terjadi
klien
untuk
memakai
memicu timbulnya pertumbuhan jamur.
IV. Implementasi
Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan
dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini
perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan pasien.
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam
pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :
a.
Tindakan mandiri
b.
Tindakan observasi
c.
d.
Tindakan kolaborasi
V. Evaluasi
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat
dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu
mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar
kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat
dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
a.
b.
c.
d.
DAFTAR PUSTAKA
http://nurlaelah-elha.blogspot.co.id/
http://shinichiranmouri.blogspot.co.id/2013/10/askep-hepatitis.html
http://shinichiranmouri.blogspot.co.id/2013/10/askep-hepatitis.html