TUJUAN UMUM
Membandingkan bioavaibilitas suatu obat dan
rute pemakaian yang berbeda.
2. TUJUAN KHUSUS
Melakukan uji bioavaibilitas suatu obat dari
sediaan suspense (peroral) dan larutan injeksi
(intramuscular dan intravena) dengan
menggunakan data darah .
Menghitung dan mengintepretasikan
bioavaibilitas suatu obat
Dasar Teori
Rute pemberian obat (routes of administration) merupakan salah satu faktor
Rute parenteral
1. Intravena bolus (IV)
bioavaibilitas: absorbs sistemik lengkap (100%). Laju
bioavaibilitas dianggap seketika.
Keuntungan: obat diberikan untuk efek segera
Kerugian: peluang reaksi merugikan meningkat, kemungkinan
anafilaksis.
2. Infuse intravena (inf-IV)
Bioavaibilitas: absorbs sistemik lengkap (100%) laju absorbs
obat dikendalikan oleh laju infusi.
Keuntungan: kadar obat plasma dikendalikan lebh tepat. Dapat
diinjeksi volume cairan dalam jumlah besar, dapat
menggunakan obat dengan kelarutan lipid rendah dan / atau
obat mengiritasi.
Kerugian: perlu pemakaian alat infuse. Kerusakan jaringan site
injeksi (infiltrasi rekrosis atau abses stent)
3. Intramuscular (IM)
Bioavaibilitas: cepat dari larutan aqueous,
absorbsi lambat dari larutan non-aqueous
Keuntungan: lebih mudah diinjeksi dari
injeksi IV. Dapat digunakan volume lebih
besar disbanding larutan subkutan.
Kerugian: pbat pengiritasi dapat sangat
sakit, laju absorbs berbeda bergantung
pada kelompok obat yang diinjeksi dan
aliran darah.
Rute interal
1. Oral (PO)
Bioavaibilitas: absorbs dapat beda, umum,
absorbs lebih lambat dibandingkan injeksi
IV bolus atau IM
Keuntungan: rute pemberian paling aman
dan mudah. Dapat menggunakan produk
obat lepas segera atau lepas modifikasi.
Kerugian: beberapa obat mempunyai
absorbs errartik, tak stabil dalam saluran.
(Biofarmasetika dan Farmakokinetika
Terapan Ed V, hal 371-372)
Alat
Spektrofotometer
Alat pemusing
Disposable syringe 1cc
Timbangan untuk binatang percobaan
Cage
Vortex mixture
Alat pencukur
Alat gelas
Mouth block
Feeding tube
Subjek coba
Hewan coba kelinci.
3. Pemakaian intravena
Timbang berat kelinci
Hitung dosis dan volume larutan yang akan
diberikan intravena. Dosis 20mg/kgbb (1ml
larutan = 80mg sulfametoksazol)
Berikan obat ke dalam vena telinga
marginal kelinci
blanko
Ambil disposable syringe steril dan bilas dengan larutan heparin
Bersihkan bulu-bulu pada daerah telinga sekitar vena marginal
Olesi xylol pada daerah sekitar vena maginal
Ambil darah dengan disposable syringe kurang lebih 1ml darah.
Kocok syringe untuk mencegah koagulasi
Lakukan pengambilan sampel darah pada waktu berikut :
i.v
: 0, 5, 10, 15, 20, 30, 45, 60, 90 dan 120 menit setelah
pemberian obat
i.m : 0, 10, 20, 30, 45, 60, 90 dan 120 menit setelah
pemberian obat
p.o : 0, 10, 20, 30, 45, 60, 90 dan 120 menit setelah
pemberian obat
percobaan
Timbang berat kelinci dan hitung dosis
secara tepat
Berikan obat sulfametoksazol sesuai rute
pemberian yang telah ditetapkan
Ambil sampel darah sesuai dengan waktu
yang ditentukan
Metode penetapan kadar sulfametoksazol dalam darah dengan metode azotasi dari bratton marshal
Tahap Percobaan
1. Pembuatan larutan baku kerja sulfametoksazol
Buatlah larutan baku induk 1000 mcg/ml dari 100 mg
sulfametoksazol dilarutkan dalam NaOH 0,1 N dan H2SO4 4 N (1:5),
kemudian tambahkan air suling sampai 100 ml.
Buatlah larutan baku kerja sulfametoksaol dengan cara
mengencerkan larutan baku induk dengan air suling sampai didapat
larutan dengan kadar 10,20,30,50, dan 100 mcg/ml.
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan menggunakan
larutan baku kerja 10 dan 100 mcg/ml. Reaksikan larutan baku kerja
10 dan 100 mcg/ml sesuai prosedur penetapan kadar
sulfametoksazol dan amati nilai serapan pada panjang gelombang
antara 520-560 nm. Buatlah kurva serapan terhadap panjang
gelombang dan larutan baku kerja 10 dan 100 mcg/ml pada kertas
grafik berskala sama! Tentukan maksimum!
Panjang
Gelombang
(nm)
545 nm
C1
(......g/ml)
0.528
maks= 533,0 nm
C1
(......g/ml)
Kadar Baku
Absorbansi
10.66
0.075
21.32
0.093
31.98
0.170
53.30
0.257
106.6
0.528
Kadar Baku
Absorbansi
21.32
0.093
53.30
0.257
106.6
0.528
10.43
20.86
31.29
52.15
104.3
yang
Persen
didapat
Sampel
Recove
kembali
Sampel
ry (%)
Blanko (mcg/ml
)
0.038
0.112
0.069
0.216
0.530
6.70
21.93
13.08
43.34
107.96
64.24
105.13
41.80
83.11
103.51
Dosis obat yang digunakan
3 kg
Berat
wadah
1.5 kg
Berat kelinci
1.5 kg
= =
= 0.12 ml