Anda di halaman 1dari 2

Tugas Refleksi

International Poverty Line


Disusun oleh
Khairunisa Damayanti (1306458572)

Saya mencoba untuk melakukan pembatasan pada pengeluaran saya setiap harinya, menjadi
sesuai dengan International Poverty Line yang ditetapkan oleh World Bank, yakni sebesar 1.25
USD atau setara dengan Rp. 16.000,00. Usaha ini saya lakukan dalam satu hari pada satu
minggu. Sejujurnya dalam waktu satu minggu ini saya melakukan beberapa kali percobaan,
namun setelah saya kembali hitung total pengeluaran pada hari itu, selalu saja totalnya lebih dari
Rp 16.000,00. Pengeluaran yang biasa saya gunakan sehari-hari adalah untuk makan dan
beberapa kebutuhan kuliah seperti fotocopy. Untuk kebutuhan makan sehari-hari, umumnya saya
bisa mengeluarkan biaya sebanyak Rp. 25.000,00 hingga Rp. 30.000,00. Belum lagi apabila saya
membeli fotocopy untuk materi kuliah.
Hingga pada suatu hari saya mampu untuk melakukan pengeluaran di bawah Rp. 16.000,00.
Pada hari itu saya mengikuti suatu pelatihan yang diadakan oleh suatu perusahaan di Jakarta.
Hari itu saya harus melakukan perjalanan singkat menuju meeting point yakni di gerbatama UI,
sehingga saya harus menggunakan angkutan umum. Biaya yang saya keluarkan pertama kali
pada hari itu adalah sebesar Rp. 2.500,00. Tidak lupa pula saya juga membeli sarapan dan air
mineral untuk perjalanan saya. Biaya yang saya keluarkan untuk ini adalah sebesar Rp. 5.500,00
untuk membeli makanan dan Rp. 4.000,00 untuk minuman. Setelah bertemu di meeting point
gerbatama UI, kami pun melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis yang telah disediakan
oleh pihak perusahaan, sehingga saya tidak perlu untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk
akomodasi. Sesampainya di sana pun, kami selaku peserta pelatihan mendapatkan berbagai
suguhan yang telah disediakan oleh panitia penyelenggara. Bahkan untuk makan siang pun
perusahaan sudah menyediakan, sehingga saya tidak perlu untuk biaya untuk konsumsi. Terlebih
lagi perusahaan juga bersedia untuk mengantarkan kembali para peserta kepada meeting point
semula. Sesampainya kembali di Depok, tepatnya di gerbatama UI, saya menggunakan bis
kuning untuk menuju stasiun UI dan kembali kostan. Berhubung saya tidak terlalu lapar pada
malam itu, maka saya pun memutuskan untuk tidak membeli makan malam di hari itu, sehingga
total pengeluaran saya kurang dari Rp. 16.000,00 atau tepatnya Rp. 12.000,00. Namun terdapat
beberapa hal yang sebenernya terhitung dalam pengeluaran harian namun tidak dikeluarkan pada
hari itu, karena sudah dibayarkan untuk kurun waktu satu bulan. Salah satu contohnya adalah
pembelian paket internet selama satu bulan sebesar Rp. 100.000,00. Sehingga apabila
pengeluaran ini dimasukkan ke dalam pengeluaran harian, maka bertambahlah pengeluaran pada
hari itu sebesar Rp. 3.300,00 atau menjadi Rp. 15.300,00.

Dari percobaan ini, saya merasa ternyata cukup sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan
mengikuti standar minimal dari International Poverty Line, terlebih di era modern seperti ini,
dimana banyak tuntutan dan harga kebutuhan pokok itu sendiri yang memang semakin mahal.
Saat ini, World Bank di tahun 2015 telah melakukan pembaruan terhadap International Poverty
Line menjadi 1.90 USD atau hampir setara dengan Rp. 20.000,00. Saya bersyukur untuk dapat
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, terlebih lagi dengan total pengeluaran setiap harinya di
atas standar minimum yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai