Anda di halaman 1dari 12

1

TITRASI ASIDIMETRI-ALKALIMETRI
(TITRASI ASAM-BASA)
Pengertian
Titrasi asam-basa sering disebut asidimetri-alkalimetri, yaitu titrasi yang
menyangkut asam dan basa. Reaksi yang dibahas mengenai reaksi dengan asam
dan/atau basa, diantaranya:
1. Asam kuat-basa kuat
2. asam kuat-basa lemah
3. asam lemah-basa kuat
4. asam kuat-garam dari asam lemah
5. basa kuat-garam dari basa lemah
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian asam dan basa, yaitu :
Asam dan basa menurut Arrhenius
Asam adalah zat yang terdissosiasi dalam air membentuk ion hidrogen (H +)
sedangkan basa adalah zat yang terdissosiasi dalam air membentuk ion
hidroksida (OH-).
Contoh :
HCl dalam air akan membentuk ion H + dan Cl-, oleh karena itu

HCl

merupakan suatu asam.


H+ + Cl-

HCl

NaOH dalam air akan membentuk ion Na+ dan OH-, oleh karena itu NaOH
merupakan suatu basa.
NaOH

Na+ + OH-

Asam dan basa menurut Broensted dan Lowry


Asam merupakan zat yang cendrung memberikan sebuah proton (H +),
sedangkan basa adalah zat yang cendrung menerima sebuah proton (H+).
Contoh : asam asetat (CH3COOH), cendrung untuk melepaskan proton (H+) yang ada
pada gugus karboksilatnya, dimana :
CH3COOH

CH3COO- + H+

Sehingga asam asetat adalah suatu asam.

Asam dan basa menurut Lewis


Asam adalah zat yang menerima sepasang elektron, atau dikenal juga dengan
akseptor elektron, sedangkan basa adalah zat yang memberikan sepasang
elektron, atau dikenal juga dengan donor elektron.
Contoh :
H

F
F

:N

asam lewis

H
B

H
H

basa lewis

KLASIFIKASI ASAM DAN BASA


Secara garis besar, asam dan basa dapat diklasifikasikan berdasarkan
kemampuan ionisasinya dan berdasarkan kekuatan.
1. Berdasarkan kemampuan ionisasinya, asam dan basa dikelompokkan atas:
Asam dan basa monoprotik :
Asam dan basa yang dapat melepaskan satu ion H + atau OH- (dikenal juga
dengan ionisasi primer).
Contoh :
Asam monoprotik

: HCl, HNO3, CH3COOH, dll

Basa monoprotik

: NaOH, KOH, dll

Asam dan Basa diprotik :


Asam dan basa yang dapat melepaskan dua ion H+ atau OH- (dikenal juga
dengan ionisasi sekunder).
Contoh :
Asam diprotik

: H2SO4, H2CO3, H2C2O4, dll

Basa diprotik

: Ca(OH)2, Mg(OH)2, dll

Asam dan basa poliprotik :


Asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau lebih ion H + atau OH- (dikenal
juga dengan ionisasi tersier)
Contoh :
Asam poliprotik

: H3PO4

2. Berdasarkan kekuatannya, asam dan basa dibedakan atas :

Asam/basa kuat :
Asam atau basa yang terdissosiasi hampir sempurna di dalam air
Asam atau basa lemah :
Asam atau basa yang terdissosiasi sebagian di dalam air.
Contoh :
HCl merupakan suatu asam kuat, sebab hampir semua molekul HCl akan
terdissosiasi menjadi ion H+ dan Cl-.
HCl

H+ + Cl>90%

Sementara itu CH3COOH merupakan suatu asam lemah, sebab hanya sebagian
dari molekul CH3COOH yang terdissosiasi menjadi ion H+ dan CH3COO-.
CH3COOH

=====

CH3COO- + H+
+ 1,3%

Kekuatan relatif asam dan basa tergantung pada :


Kekuatan relatif asam/basa yang terbentuk.
Suatu asam akan terdissosiasi membentuk suatu basa konjugasi. Semakin kuat
suatu asam, maka akan basa konjugasi yang terbentuk akan semakin lemah.
Demikian pula sebaliknya, semakin kuat suatu basa, makin lemah asam
konjugasi yang terbentuk dan semakin lemah suatu basa, maka akan semakin
kuat asam konjugasi yang terbentuk.
Contoh :
HCl

Asam kuat

H+

Clbasa konjugasi
(basa lemah)

CH3COOH
=====
Asam lemah
NaOH
Basa kuat

NH4OH
Basa lemah

=====

CH3COO+ H+
basa konjugasi
(basa kuat)
Na+
+
OHAsam konjugasi
(asam lemah)
NH4+
+
OHasam konjugasi
(asam kuat)

Kemampuan Ionisasinya :
Asam :
Untuk asam poliprotik (dapat terionisasi beberapa kali), maka ionisasi pertama
dapat berlangsung lebih mudah dibandingkan ionisasi kedua maupun ketiga,
sedangkan ionisasi kedua lebih mudah dari ionisasi ketiga. Semakin mudah
suatu asam terionisasi maka semakin kuat asam tersebut. Karena itu asam
dengan ionisasi pertama lenih kuat dibandingkan asam dengan ionisasi kedua
maupun ketiga.
Contoh :
(1) H3PO4
(2) H2PO4
=
(3) HPO4

H+ + H2PO4- Ionisasi pertama (primer)


H+ + HPO4= Ionisasi kedua (sekunder)
Ionisasi ketiga (tersier)
H+ + PO4-3

Dari ketiga asam diatas, urutan kekuatan asamnya adalah :


H3PO4 > H2PO4- > HPO4-3
Untuk asam-asam yang mempunyai atom-atom non logam yang sama, maka
kekuatan asamnya tergantung pada bilangan oksidasi ion non logamnya.
Semakin besar bilangan oksidasi non logamnya, semakin kuat asamnya.
Contoh :
Asam H2SO4 dan H2SO3.
Bilangan oksidasi S pada H2SO4 = +6, sedangkanbilangan oksidasi S pada
H2SO3 = +4, maka kekuatan asamnya :
H2SO4 > H2SO3
Basa :
Kekuatan basa tergantung pada ion positifnya.
semakin besar ukuran ion positifnya, maka kekuatan basa akan semakin besar.
Semakin kecil muatan ion positinya kekuatan basanya akan semakin besar.
Contohnya :
Ion positif K+ lebih besar ukurannya dari ion Na+, akibatnya basa KOH lebih
kuat dari NaOH
Ukuran ion Na+ lebih kecil daripada ion Mg+2, akibatnya basa NaOH lebih
kuat daripada basa Mg(OH)2.
Tabel 1. Kekuatan relatif dari beberapa asam/basa

Contoh Asam/Basa
Asam Kuat
HCl
HBr
HI
HNO3
H2SO4
Asam Lemah
H3PO4
H2SO3
HNO2
CH3COOH
H2CO3
Basa Kuat
NaOH
KOH
Ca(OH)2
Mg(OH)2
Basa Lemah
NH3

% Ionisasi
> 90 %
> 90 %
> 90 %
> 90 %
> 90 %
> 60 %
27
20
1,5
1,3
0,2
> 90 %
> 90 %
100 %
100 %
1,3 (pada 18oC)

DISSOSIASI AIR
Air mengalami ionisasi membentuk ion H3O+ dan OH-. Karena itu air dapat
bertindak sebagai asam atau basa. Persamaan reaksi kesetimbangan asam-basa pada
air adalah :
H2O
Asam 1

H2O
basa 1

====

H3O+
asam 2

OH-

basa 2

Asam 1 dan basa 2 merupakan suatu pasangan asam-basa konjugasi, demikian juga
halnya basa 1 dan asam 2. Basa 2 merupakan basa konjugasi dari asam 1 sedangkan
asam 2 merupakan asam konjugasi dari basa 1.
Jadi :
Basa konjugasi adalah :
Basa yang terbentuk akibat berpindahnya proton dari suatu asam.
Asam konjugasi adalah :
Asam yang terbentuk akibat masuknya suatu proton ke dalam suatu basa.
Jadi dalam hal ini terjadi serah terima proton dari satu molekul H2O ke molekul H2O
yang lain.

H2O

H2O

====

H3O+

OH-

Dari persamaan reaksi kesetimbangan air tersebut, didapatkan bahwa konstanta


kesetimbangan kimianya adalah :
[H3O+][OH-]
Kc =
[H2O]2
Atau :
KC [H2O] = [H3O+][OH-]
Nilai [H2O] dapat dianggap tetap karena berwujud cair.
Bila Kc x [H2O] = Kw, maka persamaan diatas akan menjadi :
Kw = [H3O+][OH-]
Pada suhu 25oC, diketahui bahwa [H3O+] = 1,0 x 10-7 M.
Sedangkan dari persamaan reaksi kesetimbangannya diketahui [H3O+]=[OH-].
Akibatnya :
Kw

= [H3O+][OH-]
= (1,0 x 10-7) x (1,0 x 10-7)
= 1,0 x 10-14

pKw = - log Kw
= -log 1,0 x 10-14
= 14
Dari nilai [H3O+] dan [OH-] ini kita dapat menentukan apakah suatu larutan bersifat
asam, basa atau netral.
Larutan asam

: bila [H3O+]>[OH-]

Larutan netral

: bila [H3O+]=[OH-]

Larutan basa

: bila [H3O+]<[OH-]

Selain itu keasaman suatu larutan bisa dinyatakan dalam skala pH,
Dimana :
pH

= - log [H3O+]

atau

[H3O+] = 10-pH
Air adalah larutan yang bersifat netral,
dimana [H3O+]=[OH-]= 1,0 x 10-7,
maka air mempunyai pH :
pH air = -log [H3O+]
= - log 1,0 x 10-7
=7

Dengan demikian dengan cara yang sama akan di dapatkan bahwa :


Larutan asam

: punya pH < 7

Larutan netral

: punya pH = 7

Larutan basa

: punya pH > 7

Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa digunakan untuk mengatahui apakah suatu larutan asam, basa
atau netral. Indikator asam basa merupakan zat yang dapat mengalami perubahan
warna dalam suatu rentang pH yang spesifik.
Tabel 2. Contoh beberapa indicator asam-basa
NAMA

TRAYEK pH

PERUBAHAN WARNA

0,1-0,8
3,8-5,4
6,0-7,6
4,5-8,3
8,2-10,0
10,1-12,0

Tidak berwarna-kuning
Kuning-biru
Kuning-biru
Merah-biru
Tidak berwarna-merah
Tidak berwarna-jingga

1. Asam pikrat
2. Hijau bromkresol
3. Biru bromtimol
4. lakmus
5. Fenolftalein
6. Kuning alizarin

pH LARUTAN ASAM KUAT DAN BASA KUAT


Asam Kuat :
pH dihitung dari konsentrasi [H3O+] yang ada dalam larutan,
dimana : pH = -log [H3O+]

atau

: pH = -log [H+]

[H+] = a. M
Dimana a = valensi asam
M = Konsentrasi asam (Molar)
Basa Kuat :
pOH dihitung dari konsentrasi [OH-] yang ada dalam larutan,
Dimana : pOH = -log [OH-]
[OH-] = b. M
Dimana b = valensi basa
M = Konsentrasi basa (Molar)
Dalam kesetimbangan air telah diketahui :
Kw
-log Kw
pKw

= [H3O+][OH-]
= -log [H3O+] + -log [OH-]
= pH + pOH

Karena pKw = 14, maka


pH + pOH = 14

Jadi untuk basa kuat, didapatkan bahwa :


pH = 14 + log [OH-]

KESETIMBANGAN ASAM LEMAH DAN BASA LEMAH


Kesetimbangan Asam Lemah
Suatu asam lemah mengalami ionisasi dengan persamaan kesetimbangan
reaksi :
HA +

H2O

H3O+ + A-

=====

Dengan konstanta protolisa asam :


[H3O+][A-]
Ka =
[HA]
pH larutan asam lemah sangat tergantung dari nilai Ka ini, dimana dapat
didefinisikan :
[H3O+] = (Ka c)
sehingga :
pH = - (log Ka + log c)
Semakin besar nilai Ka suatu asam semakin kuat keasamannya.
Kesetimbangan Basa Lemah
Suatu basa lemah mengalami ionisasi dengan persamaan kesetimbangan
reaksi :
B

+ H2O

=====

BH+ + OH-

Dengan konstanta protolisa asam :


[BH+][OH-]
Kb =
[BH]
pH larutan basa lemah sangat tergantung dari nilai Kb ini.
Dimana dapat didefinisikan :
[OH-] = (Kb c)
sehingga :
pOH = - (log Kb + log c)
pH

= 14 + (log Kb + log c)

Semakin besar nilai Kb, semakin kuat sifat kebasaannya.


Hubungan Ka dan Kb
Terdapat hubungan yang erat antara nilai Ka dan Kb suatu asam/basa.

Dimana :

= [H3O+][OH-]

Ka Kb

= Kw = 10-14
maka :
-log Ka - log Kb = -log [H3O+]- log (OH-]
pKa + pKb

= pH + pOH
= pKw = 14

LARUTAN BUFFER
Larutan buffer :
Larutan yang mampu mempertahankan pH meskipun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam maupun basa.
Larutan buffer merupakan campuran dari : Suatu asam lemah dengan basa
konjugasinya (garamnya) atau Suatu basa lemah dengan asam konjugasinya
(garamnya)
Contoh :
1. Buffer asetat (campuran CH3COOH dengan CH3COONa)
CH3COOH + H2O

==== CH3COO- + H3O+

2. Buffer format (campuran HCOOH dengan HCOONa)


HCOOH

H2O

==== HCOO- + H3O+

Suatu buffer dapat mempertahankan pH dengan cara menetralisir asam atau basa yang
ditambahkan pada larutan. Jika larutan buffer ditambah sedikit asam, maka asam yang
ditambahkan akan bereaksi dengan basa konjugasi dari asam lemah yang terdapat
dalam larutan buffer.
Contoh :
Buffer asetat + larutan HCl, maka akan berlangsung reaksi netralisasi sbb:
CH3COONa+

HCl === CH3COOH + NaCl

basa konjugasi
dari buffer
Jika larutan buffer ditambah sedikit basa, maka basa yang ditambahkan akan bereaksi
dengan asam lemah yang terdapat dalam larutan buffer.
Contoh :
CH3COOH + NaOH ==== CH3COONa + H2O
asam lemah
dari buffer
pH Larutan Buffer

10

pH dari larutan buffer dapat ditentukan dengan rumus :


pH = pK a +

[ asam ]
[ garam ]

Jadi perbandingan konsentrasi dari asam lemah dan garamnya sangat menentukan pH
dari larutan buffer.
Proses pengenceran tidak akan mempengaruhi pH larutan buffer, sebab dengan
pengenceran, baik konsentrasi garam maupun asam akan berubah secara bersamaan,
sehingga perbandingan konsentrasinya akan tetap.
Kurva Titrasi
Kurva titrasi dapat diperoleh dengan menghitung pH larutan selama titrasi
berlangsung. Untuk itu dibedakan empat daerah titrasi:
1. titik awal titrasi, yakni sebelum titrasi dimulai, jadi pH yang diukur adalah
pH titrat.
2. Daerah sebelum titik ekivalen,

pH yang diukur adalah pH larutan

campuran antara titrat dan titran


3. Daerah saat titik ekivalen, saat jumlah mol titrat tepat habis bereaksi
dengan jumlah mol titran
4. Daerah setelah titik ekivalen, pH yang diukur adalah pH larutan campuran
antara titrat dan titran.
Titrasi Asam kuat oleh basa kuat
Misalnya 20 ml HCL 0,1M dititrasi oleh NaOH 0,1M:
1. Awal Titrasi, pH larutan asam kuat [H+] = a. M
[H+] = 1. 0,1

pH=-log [H+]

pH= -log 0,1 maka pH=1

2. sebelum titik ekivalen (volume NaOH kurang dari 20ml misal 5ml), larutan
berisi garam dan sisa asam kuat, sehingga pH larutan diitung berdasarkan pH
larutan sisa asam kuat.
HCl
Awal :
Bereaksi:
Sisa:

2mmol
0,5mmol
1,5mmol

pH=-log [H+]
pH=-log1,5/25

NaOH

NaCl +

H2O

0,5mmol
0,5mmol
-

0,5mmol
0,5mmol

0,5mmol
0,5mmol

pH=-log [HCl]
pH=-log0,06

pH=-log[1,5mmol/Vol larutan]
pH=1,2218

3. saat titik ekivalen, pH larutan sama dengan 7

11

4. setelah titik ekivalen (volume NaOH lebih dari 20ml misal 22ml), larutan
berisi garam dan sisa basa kuat, jadi pH dihitung berdasarkan pH larutan sisa
basa kuat.
HCl
Awal :
Bereaksi:
Sisa:

2mmol
2mmol
-

NaOH

NaCl +

H2O

2,2mmol
2mmol
0,2mmol

2mmol
2mmol

2mmol
2mmol

pOH=-log [OH-]
pOH=-log [NaOH]
pOH=-log [0,2mmol/Vol larutan]
pOH=-log0,2/42
pOH=-log4,7619x10-3
pH= 14-pOH
pH= 14 2,322

pOH=2,322
pH=11,678

Titrasi Asam lemah oleh basa kuat


Misalnya 20 ml CH3COOH 0,1M Ka=1x10-5 dititrasi oleh NaOH 0,1M:
1. Awal Titrasi, pH larutan asam lemah [H+] = Ka. M
[H+] =1x10-5. 0,1

pH=-log [H+]

maka pH=-log 10-3

pH=3

pH= -log1x10-5. 0,1

2. sebelum titik ekivalen (volume NaOH kurang dari 20ml misal 5ml), larutan

berisi garam dan sisa asam kuat, sehingga pH larutan dihitung berdasarkan pH
larutan sisa asam kuat.
CH3COOH

NaOH

CH 3COONa +

H2O
Awal :
2mmol
0,5mmol
Bereaksi:
0,5mmol
0,5mmol
0,5mmol
Sisa:
1,5mmol
0,5mmol
pH dihitung berdasarkan larutan buffer asam, yaitu

pH = pK a +

0,5mmol
0,5mmol

[ asam ]
[ garam ]

pH=-log ka x log (1,5/25)/(0,5/25)


pH=4,523

pH=-log3 x 10

-5

3. saat titik ekivalen, pH larutan dihitung berdasar hidrolisis


4. setelah titik ekivalen (volume NaOH lebih dari 20ml misal 22ml), larutan

berisi garam dan sisa basa kuat, jadi pH dihitung berdasarkan pH larutan sisa
basa kuat.

12

HCl
Awal :
Bereaksi:
Sisa:

2mmol
2mmol
-

NaOH

NaCl +

H2O

2,2mmol
2mmol
0,2mmol

2mmol
2mmol

2mmol
2mmol

pOH=-log [OH-]
pOH=-log [NaOH]
pOH=-log [0,2mmol/Vol larutan]
pOH=-log0,2/42
pOH=-log4,7619x10-3
pH= 14-pOH
pH= 14 2,322

pOH=2,322
pH=11,678

Latihan Soal

1. Jika dilakukan titrasi asam lemah oleh basa kuat, ada


beberapa indikator yang disiapkan, yaitu jingga metil, biru
bromtimol dan fenolftalein. Indikator mana yang paling tepat
digunakan, sertakan alasannya.
2. Larutan HCl 0,0900M sebanyak 40,00ml diencerkan menjadi
100ml dengan air dan dititrasi dengan NaOH 0,1000M.
Hitunglah pH setelah penambahan titran (dalam mililiter)
sebagai berikut:
a. 00,00ml

b. 10,00ml

c.18,00ml

d. 30,00ml

e. 35,95ml

f. 36,00ml

g. 36,05ml

h. 40,00ml

Buatlah kurva titrasinya!

Anda mungkin juga menyukai