TITRASI ASIDIMETRI-ALKALIMETRI
(TITRASI ASAM-BASA)
Pengertian
Titrasi asam-basa sering disebut asidimetri-alkalimetri, yaitu titrasi yang
menyangkut asam dan basa. Reaksi yang dibahas mengenai reaksi dengan asam
dan/atau basa, diantaranya:
1. Asam kuat-basa kuat
2. asam kuat-basa lemah
3. asam lemah-basa kuat
4. asam kuat-garam dari asam lemah
5. basa kuat-garam dari basa lemah
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian asam dan basa, yaitu :
Asam dan basa menurut Arrhenius
Asam adalah zat yang terdissosiasi dalam air membentuk ion hidrogen (H +)
sedangkan basa adalah zat yang terdissosiasi dalam air membentuk ion
hidroksida (OH-).
Contoh :
HCl dalam air akan membentuk ion H + dan Cl-, oleh karena itu
HCl
HCl
NaOH dalam air akan membentuk ion Na+ dan OH-, oleh karena itu NaOH
merupakan suatu basa.
NaOH
Na+ + OH-
CH3COO- + H+
F
F
:N
asam lewis
H
B
H
H
basa lewis
Basa monoprotik
Basa diprotik
: H3PO4
Asam/basa kuat :
Asam atau basa yang terdissosiasi hampir sempurna di dalam air
Asam atau basa lemah :
Asam atau basa yang terdissosiasi sebagian di dalam air.
Contoh :
HCl merupakan suatu asam kuat, sebab hampir semua molekul HCl akan
terdissosiasi menjadi ion H+ dan Cl-.
HCl
H+ + Cl>90%
Sementara itu CH3COOH merupakan suatu asam lemah, sebab hanya sebagian
dari molekul CH3COOH yang terdissosiasi menjadi ion H+ dan CH3COO-.
CH3COOH
=====
CH3COO- + H+
+ 1,3%
Asam kuat
H+
Clbasa konjugasi
(basa lemah)
CH3COOH
=====
Asam lemah
NaOH
Basa kuat
NH4OH
Basa lemah
=====
CH3COO+ H+
basa konjugasi
(basa kuat)
Na+
+
OHAsam konjugasi
(asam lemah)
NH4+
+
OHasam konjugasi
(asam kuat)
Kemampuan Ionisasinya :
Asam :
Untuk asam poliprotik (dapat terionisasi beberapa kali), maka ionisasi pertama
dapat berlangsung lebih mudah dibandingkan ionisasi kedua maupun ketiga,
sedangkan ionisasi kedua lebih mudah dari ionisasi ketiga. Semakin mudah
suatu asam terionisasi maka semakin kuat asam tersebut. Karena itu asam
dengan ionisasi pertama lenih kuat dibandingkan asam dengan ionisasi kedua
maupun ketiga.
Contoh :
(1) H3PO4
(2) H2PO4
=
(3) HPO4
Contoh Asam/Basa
Asam Kuat
HCl
HBr
HI
HNO3
H2SO4
Asam Lemah
H3PO4
H2SO3
HNO2
CH3COOH
H2CO3
Basa Kuat
NaOH
KOH
Ca(OH)2
Mg(OH)2
Basa Lemah
NH3
% Ionisasi
> 90 %
> 90 %
> 90 %
> 90 %
> 90 %
> 60 %
27
20
1,5
1,3
0,2
> 90 %
> 90 %
100 %
100 %
1,3 (pada 18oC)
DISSOSIASI AIR
Air mengalami ionisasi membentuk ion H3O+ dan OH-. Karena itu air dapat
bertindak sebagai asam atau basa. Persamaan reaksi kesetimbangan asam-basa pada
air adalah :
H2O
Asam 1
H2O
basa 1
====
H3O+
asam 2
OH-
basa 2
Asam 1 dan basa 2 merupakan suatu pasangan asam-basa konjugasi, demikian juga
halnya basa 1 dan asam 2. Basa 2 merupakan basa konjugasi dari asam 1 sedangkan
asam 2 merupakan asam konjugasi dari basa 1.
Jadi :
Basa konjugasi adalah :
Basa yang terbentuk akibat berpindahnya proton dari suatu asam.
Asam konjugasi adalah :
Asam yang terbentuk akibat masuknya suatu proton ke dalam suatu basa.
Jadi dalam hal ini terjadi serah terima proton dari satu molekul H2O ke molekul H2O
yang lain.
H2O
H2O
====
H3O+
OH-
= [H3O+][OH-]
= (1,0 x 10-7) x (1,0 x 10-7)
= 1,0 x 10-14
pKw = - log Kw
= -log 1,0 x 10-14
= 14
Dari nilai [H3O+] dan [OH-] ini kita dapat menentukan apakah suatu larutan bersifat
asam, basa atau netral.
Larutan asam
: bila [H3O+]>[OH-]
Larutan netral
: bila [H3O+]=[OH-]
Larutan basa
: bila [H3O+]<[OH-]
Selain itu keasaman suatu larutan bisa dinyatakan dalam skala pH,
Dimana :
pH
= - log [H3O+]
atau
[H3O+] = 10-pH
Air adalah larutan yang bersifat netral,
dimana [H3O+]=[OH-]= 1,0 x 10-7,
maka air mempunyai pH :
pH air = -log [H3O+]
= - log 1,0 x 10-7
=7
: punya pH < 7
Larutan netral
: punya pH = 7
Larutan basa
: punya pH > 7
Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa digunakan untuk mengatahui apakah suatu larutan asam, basa
atau netral. Indikator asam basa merupakan zat yang dapat mengalami perubahan
warna dalam suatu rentang pH yang spesifik.
Tabel 2. Contoh beberapa indicator asam-basa
NAMA
TRAYEK pH
PERUBAHAN WARNA
0,1-0,8
3,8-5,4
6,0-7,6
4,5-8,3
8,2-10,0
10,1-12,0
Tidak berwarna-kuning
Kuning-biru
Kuning-biru
Merah-biru
Tidak berwarna-merah
Tidak berwarna-jingga
1. Asam pikrat
2. Hijau bromkresol
3. Biru bromtimol
4. lakmus
5. Fenolftalein
6. Kuning alizarin
atau
: pH = -log [H+]
[H+] = a. M
Dimana a = valensi asam
M = Konsentrasi asam (Molar)
Basa Kuat :
pOH dihitung dari konsentrasi [OH-] yang ada dalam larutan,
Dimana : pOH = -log [OH-]
[OH-] = b. M
Dimana b = valensi basa
M = Konsentrasi basa (Molar)
Dalam kesetimbangan air telah diketahui :
Kw
-log Kw
pKw
= [H3O+][OH-]
= -log [H3O+] + -log [OH-]
= pH + pOH
H2O
H3O+ + A-
=====
+ H2O
=====
BH+ + OH-
= 14 + (log Kb + log c)
Dimana :
= [H3O+][OH-]
Ka Kb
= Kw = 10-14
maka :
-log Ka - log Kb = -log [H3O+]- log (OH-]
pKa + pKb
= pH + pOH
= pKw = 14
LARUTAN BUFFER
Larutan buffer :
Larutan yang mampu mempertahankan pH meskipun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam maupun basa.
Larutan buffer merupakan campuran dari : Suatu asam lemah dengan basa
konjugasinya (garamnya) atau Suatu basa lemah dengan asam konjugasinya
(garamnya)
Contoh :
1. Buffer asetat (campuran CH3COOH dengan CH3COONa)
CH3COOH + H2O
H2O
Suatu buffer dapat mempertahankan pH dengan cara menetralisir asam atau basa yang
ditambahkan pada larutan. Jika larutan buffer ditambah sedikit asam, maka asam yang
ditambahkan akan bereaksi dengan basa konjugasi dari asam lemah yang terdapat
dalam larutan buffer.
Contoh :
Buffer asetat + larutan HCl, maka akan berlangsung reaksi netralisasi sbb:
CH3COONa+
basa konjugasi
dari buffer
Jika larutan buffer ditambah sedikit basa, maka basa yang ditambahkan akan bereaksi
dengan asam lemah yang terdapat dalam larutan buffer.
Contoh :
CH3COOH + NaOH ==== CH3COONa + H2O
asam lemah
dari buffer
pH Larutan Buffer
10
[ asam ]
[ garam ]
Jadi perbandingan konsentrasi dari asam lemah dan garamnya sangat menentukan pH
dari larutan buffer.
Proses pengenceran tidak akan mempengaruhi pH larutan buffer, sebab dengan
pengenceran, baik konsentrasi garam maupun asam akan berubah secara bersamaan,
sehingga perbandingan konsentrasinya akan tetap.
Kurva Titrasi
Kurva titrasi dapat diperoleh dengan menghitung pH larutan selama titrasi
berlangsung. Untuk itu dibedakan empat daerah titrasi:
1. titik awal titrasi, yakni sebelum titrasi dimulai, jadi pH yang diukur adalah
pH titrat.
2. Daerah sebelum titik ekivalen,
pH=-log [H+]
2. sebelum titik ekivalen (volume NaOH kurang dari 20ml misal 5ml), larutan
berisi garam dan sisa asam kuat, sehingga pH larutan diitung berdasarkan pH
larutan sisa asam kuat.
HCl
Awal :
Bereaksi:
Sisa:
2mmol
0,5mmol
1,5mmol
pH=-log [H+]
pH=-log1,5/25
NaOH
NaCl +
H2O
0,5mmol
0,5mmol
-
0,5mmol
0,5mmol
0,5mmol
0,5mmol
pH=-log [HCl]
pH=-log0,06
pH=-log[1,5mmol/Vol larutan]
pH=1,2218
11
4. setelah titik ekivalen (volume NaOH lebih dari 20ml misal 22ml), larutan
berisi garam dan sisa basa kuat, jadi pH dihitung berdasarkan pH larutan sisa
basa kuat.
HCl
Awal :
Bereaksi:
Sisa:
2mmol
2mmol
-
NaOH
NaCl +
H2O
2,2mmol
2mmol
0,2mmol
2mmol
2mmol
2mmol
2mmol
pOH=-log [OH-]
pOH=-log [NaOH]
pOH=-log [0,2mmol/Vol larutan]
pOH=-log0,2/42
pOH=-log4,7619x10-3
pH= 14-pOH
pH= 14 2,322
pOH=2,322
pH=11,678
pH=-log [H+]
pH=3
2. sebelum titik ekivalen (volume NaOH kurang dari 20ml misal 5ml), larutan
berisi garam dan sisa asam kuat, sehingga pH larutan dihitung berdasarkan pH
larutan sisa asam kuat.
CH3COOH
NaOH
CH 3COONa +
H2O
Awal :
2mmol
0,5mmol
Bereaksi:
0,5mmol
0,5mmol
0,5mmol
Sisa:
1,5mmol
0,5mmol
pH dihitung berdasarkan larutan buffer asam, yaitu
pH = pK a +
0,5mmol
0,5mmol
[ asam ]
[ garam ]
pH=-log3 x 10
-5
berisi garam dan sisa basa kuat, jadi pH dihitung berdasarkan pH larutan sisa
basa kuat.
12
HCl
Awal :
Bereaksi:
Sisa:
2mmol
2mmol
-
NaOH
NaCl +
H2O
2,2mmol
2mmol
0,2mmol
2mmol
2mmol
2mmol
2mmol
pOH=-log [OH-]
pOH=-log [NaOH]
pOH=-log [0,2mmol/Vol larutan]
pOH=-log0,2/42
pOH=-log4,7619x10-3
pH= 14-pOH
pH= 14 2,322
pOH=2,322
pH=11,678
Latihan Soal
b. 10,00ml
c.18,00ml
d. 30,00ml
e. 35,95ml
f. 36,00ml
g. 36,05ml
h. 40,00ml