Anda di halaman 1dari 29

Halaman|1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM REPRODUKSI PRIA
Alat Reproduksi Pria adalah Organ Organ pada pria yang berperan dalam
sistem reproduksi dengan tujuan berkembangbiak atau memperbanyak keturunan.
Agar mampu menjalankan prosesnya dengan baik, maka keadaan fungsi dan
struktur alat kelamin ini harus dalam keadaan normal. Secara Garis besar, Alat
Kelamin Pria dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :
1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR
A. Penis (zakar)
Penis adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan
sperma ke dalam alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi).
Penis merupakan organ yang tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi
oleh lapisan kulit tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan
adanya rangsangan yang membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di
sunat (khitan) kulit tipis (preputium) yang melapisi glan penis akan dipotong.
Penis Juga memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma
melalui uretra (saluran dalam penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung
kemih akan mengkerut, untuk mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh
karena itu kita tidak bisa kencing sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa
bagian yaitu :
Glan

Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit

Batang

(corpus) Penis

Pangkal

Penis

Halaman|2

B. Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara
skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan
otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum
sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat seratserat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot
kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar
kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan
suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) PRIA DALAM

SUMBER GAMBAR KLIK DISINI


a. Testis
Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam
skrotum. Testis berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon seks testosteron. Testis terletak di

Halaman|3

dalam skrotum yang merupakan organ berugae (memiliki lipatan kulit), berfungsu
untuk menjaga suhu testis agar spermatogenesis dapat tetap berlangsung. Jika
Suhu rendah (dingin) maka skrotum akan berkerut dan mendekat ke arah tubuh,
sedangkan jika suhu tinggi, maka skrotum akan mengendur, menjauh dari tubuh.
Tempat pembentukan sperma dalam testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian
terdapat pintalan-pintalan tubulus seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis
yang disebut lobulus testis, satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus
testis.
b. Epididimis
Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok kelok
yang terletak di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf
C. Epididimis berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan
sperma. Sebelum memasuki epididimis, sperma tidak memiliki kemampuan untuk
bergerak dan belum subur, namun setelah epididimis menjalankan fungsinya,
sperma sudah subur dan mampu bergerak walaupun belum sempurna. Setelah dari
epididimis sperma akan masuk ke vas (duktus) deferens, lalu disalurkan menuju
vesikula seminalis.

c. Vas (duktus) Deferens


Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan
sperma ke vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam
proses pematangan dan penyimpanan sperma, duktus deferens ini mendorong
sperma dengan gerak peristaltik lambat menuju vesikula seminalis. Sedangkan
saat ejakulasi, gerakan yang dilakukan cepat dan kuat sehingga sperma yang
keluar dapat muncrat.
d. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin adalah organ organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk
menghasilkan cairan tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga

Halaman|4

sperma tetap hidup dengan cara menetralisir asam, karena cairan itu bersifat basa.
Dalam bahasa sehari hari cairan ini kita kenal dengan air mani, sedangkan
dalam bahasa ilmiah dikenal dengan nama semen. Dalam 1 ml air mani, terdapat
sekitar 60 100 juta sel sperma. Normalnya semen memiliki pH 7,2 dengan
volume 3-5 ml, dan berwarna putih susu sampai kekuning kuningan serta sedikit
kental. Berikut adalah organ yang termasuk ke dalam kelenjar kelamin :

Vesikula Seminalis (Kantung air mani), yaitu organ berupa saluran


berbentuk tabung berjumlah sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula
Seminalis memiliki panjang sekitar 5 10 cm. Vesikula Seminalis
berfungsi untuk mensekresikan cairan bersifat basa y (pH 7,3) mukus,
vitamin, fruktosa (sebagai nutrisi bagi sperma), protein, enzim, dan
prostaglandin. Cairan dari vesikula seminalis ini merupakan 60% dari
seluruh volume semen. Vesikula Seminalis akan menyatu dengan vas
deferens dan kelenjar prostat untuk membentuk saluran ejakulasi.

Kelenjar Prostat, yaitu organ yang berada di bawah kandung kemih yang
berfungsi untuk mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang
bersifat basa. Cairan ini disekresikan ke dalam saluran ejakulasi dan
menyumbangkan sekitar 30% dari seluruh volume semen. Cairan kelenjar
prostat akan bersatu dengan cairan dari vesikula seminalis dan akan
menjadi tempat hidup dan bergeraknya sperma. Cairan yang disekresikan
organ ini terdiri atas fosfolipid, asam sitrat (untuk nutrisi) dan juga
antikoagulan.

Kelenjar Bulbouretra (Cowpery), yaitu kelenjar berjumlah sepasang


yang berfungsi untuk menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke dalam
saluran ejakulasi. Kelenjar ini terletak di bawah kelenjar prostat. Cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar Bulbouretra ini keluar sebelum ejakulasi,
dan dalam agama islam disebut mazi yang merupakan najis dan cara
mensucikannya sama seperti mencucui kencing.

e. Uretra (Saluran Ejakulasi)

Halaman|5

Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat
keluarnya sperma dan juga sebagai tempat keluarnya urin.
2.2 SISTEM REPRODUKSI WANITA
1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR
a. Mons Veneris
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang menutupi
tulang kemaluan (simfisis pubis). Bagian ini disusun oleh jaringan lemak dengan
sedikit jaringan ikat. Mons Veneris juga sering dikenal dengan nama gunung
venus, ketika dewasa bagian mons veneris akan ditutupi oleh rambut rambut
kemaluan dan membentuk pola seperti segitiga terbalik.
b. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)
Seperti namanya, Bagian ini berbentuk seperti bibir. Labia Mayora merupakan
bagian lanjutan dari mons veneris yang berbentuk lonjok, menuju ke bawah dan
bersatu membentuk perineum. Bagian Luar dari Labia Mayor disusun oleh
jaringan lemak, kelenjar keringat, dan saat dewasa biasanya ditutupi oleh rambut
rambut kemaluan yang merupakan rambut dari mons veneris. Sedangkan selaput
lemak yang tidak berambut, namun memiliki banyak ujung ujung saraf sehingga
sensitif saat melakukan hubungan seksual.
c. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)
Labia Minora merupakan organ berbentuk lipatan yang terdapat di dalam Labia
Mayora. Alat ini tidak memiliki rambut, tersusun atas jaringan lemak, dan
memiliki banyak pembuluh darah sehingga dapat membesar saat gairah seks
bertambah. Bibir Kecil Kemaluan ini mengelilingi Orifisium Vagina (lubang
Kemaluan). Labia Minora analog dengan Kulit Skrotum pada Alat Reproduksi
Pria.
d. Klitoris

Halaman|6

Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif terhadap rangsangan saat
hubungan seksual. Klitoris memiliki banyak pembuluh darah dan terdapat banyak
ujung saraf padanya, oleh karena itu Organ ini sangat sensitif dan bersifat erektil.
Klitoris Analog dengan Penis pada Alat Reproduksi Pria.
e. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia minora pada
sisi kiri dan kanan, dibatasi oleh klitoris pada bagian atas, dan dibatasi oleh
pertemuan dua labia minora pada bagian belakang (bawah) nya.

Vestibulum merupakan tempat bermuaranya :

Uretra (saluran kencing)

Muara Vagina (liang Senggama)

Masing Masing Dua Lubang Saluran Kelenjar Bartholini dan Skene (Kelenjar
ini mengeluarkan cairan seperti lendir saat pendahuluan hubungan untuk
memudahkan masuknya penis)
f. Himen (Selaput Dara)
Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen
ini mudah robek sehingga dapat dijadikan salah satu aspek untuk menilai
keperawanan. Normalnya Himen memiliki satu lubang agak besar yang berbentuk
seperti lingkaran. Himen merupakan tempat keluarnya cairan atau darah saat
menstruasi. Saat Melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya himen
biasanya akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hanya akan
tertinggal sisa sisa himen yang disebut caruncula Hymenalis (caruncula
mirtiformis).
2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) DALAM

Halaman|7

a. Vagina
Vagina adalah muskulo membranasea (Otot-Selaput) yang menghubungkan rahim
dengan dunia luar. Vagina memiliki panjang sekitar 8 10 cm, terletak antara
kandung kemih dan rektum, memiliki dinding yang berlipat lipat, lapisan
terluarnya merupakan selaput lendir, lapisan tengahnya tersusun atas otot-otot,
dan lapisan paling dalam berupa jaringan ikat yang berserat. Vagina berfungsi
sebagai jalan lahir, sebagai sarana dalam hubungan seksual dan sebagai saluran
untuk mengalirkan darah dan lendir saat menstruasi.
Otot pada vagina merupakan otot yang berasal dari sphingter ani dan levator ani
(Otot anus/dubur), sehingga otot ini dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina tidak
mempunyai kelenjar yang dapat menghasilkan cairan, tetapi cairan yang selalu
membasahinya berasal dari kelenjar yang terdapat pada rahim.
b. Uterus (Rahim)
Uterus adalah organ berongga yang berbentuk seperti buah pir dengan berat
sekitar 30 gram, dan tersusun atas lapisan lapisan otot. Ruang pada rahim
(Uterus) ini berbentuk segitiga dengan bagian atas yang lebih lebar. Fungsinya
adalah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Otot pada uterus bersifat
elastis sehingga dapat menyesuaikan dan menjaga janin ketika proses kehamilan
selama 9 bulan.

Halaman|8

Pada bagian uterus terdapat Endometrium ( dinding rahim) yang terdiri dari sel
sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium ini akan menebal pada saat
ovulasi dan akan meluruh pada saat menstruasi. Untuk mempertahankan posisinya
uterus disangga oleh ligamentum dan jaringan ikat.
Uterus memiliki beberapa bagian :

Korpus Uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti segitiga pada bagian
atas

Serviks uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti silinder

Fundus Uteri, yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal
tuba fallopi

Pada saat persalinan, rahim merupakan jalan lahir yang penting karena
ototnya mampu mendorong janin untuk keluar, serta otot uterus dapat
menutupi pembuluh darah untuk mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Setelah proses persalinan, rahim akan kembali ke bentuk
semula dalam waktu sekitar 6 minggu.

c. Tuba Fallopi (Oviduk)


Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubungkan Uterus (Rahim)
dengan Indung Telur (Ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) juga sering disebut
saluran telur karena bentuknya seperti saluran. Organ ini berjumlah dua buah
dengan panjang 8 20 cm. Tuba Fallopi berfungsi untuk :

Sebagai saluran spermatozoa dan ovum

Penangkap ovum

Bisa menjadi tempat pembuahan (fertilisasi)

Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu masuk ke


bagian dalam Uterus (Rahim).

Halaman|9

Tuba Fallopi (Oviduk) terdiri atas 4 bagian :


1. Infundibulum, yaitu bagian berbentuk seperti corong yang terletak di
pangkal dan memiliki Fimbriae. Fimbriae berfungsi untuk menangkap
ovum
2. Pars ampularis, yaitu bagian agak lebar yang merupakan tempat
bertemunya ovum dengan sperma (Pembuahan/fertilisasi)
3. Pars Ismika, yaitu bagian tengah tuba yang sempit
4. Pars Interstitialis, yaitu bagian tuba yang letaknya dekat dengan uterus.

d. Ovarium (Indung Telur)


Ovarium adalah kelenjar reproduksi utama pada wanita yang berfungsi untuk
menghasilkan ovum (Sel telur) dan penghasil hormon seks utama. Ovarium
berbentuk oval, dengan panjang 2,5 4 cm. Terdapat sepasang Ovarium yang
terletak di kanan dan kiri, dan dihubungkan dengan rahim oleh tuba fallopi.
Umumnya setiap Ovarium pada wanita yang telah pubertas memiliki 300.000-an,
dan sebagian besar sel telus ini mengalami kegagalan pematangan, rusak atau
mati, sehingga benih sehat yang ada sekitar 300 - 400-an benih telur dan 1 ovum
dikeluarkan setiap 28 hari oleh ovarium kiri dan kanan secara bergantian melalui
proses menstruasi, sehingga saat benih telur habis, terjadilah menopause .
Ovarium juga menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang berperan
dalam proses Menstruasi.

3. PEMBUAHAN
Pembuahan atau fertilisasi adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa
nucleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau
peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami)

H a l a m a n | 10

dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk
ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksualeukariota, dan pada dasarnya
gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada
tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran
tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan
biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada
beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita
dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses
fertilisasi.
Proses dan Masa Pembuahan sebagai awal Kehamilan
Berikut ini adalah tahap-tahap atau proses terjadinya pembuahan hingga
terjadi hamil beserta efek, tanda dan ciri-cirinya.

1. Ovulasi
Didalam Ovarium wanita terdapat sebuah kantung berisi cairan yang
dinamakan folikel. Didalam folikel terdapat sekelompok sel telur. Sekitar 2
minggu setelah menstruasi satu dari sekelompok sel telur didalam folikel tersebut
akan melepaskan diri karena telah matang.
2. Masa Subur
Hormon

naik: Setelah sel telur terlepas dari folikel, folikel akan berubah dan

mengeluarkan melepaskan hormon untuk mempersiapkan dengan menebalkan


rahim untuk sel telur yang telah matang.
Perjalanan

sel telur: Sel telur matang yang melepaskan diri melakukan

perjalanan dalam tuba falopi kurang lebih selama 24-48jam, pada masa inilah
masa subur wanita. Pada masa inilah sel telur siap dibuahi dan sebagai cara
mempercepat kehamilan.

H a l a m a n | 11

3. Pembuahan / Fertilisasi
Tidak

berhasil dibuahi: Jika selama dalam tuba falopi tidak ada sperma yang

membuahi sel telur, maka sel telur akan berjalan terus ke Uterus. Hal ini
mempertipis kembali lapisan rahim anda dan menyebabkan hormon kembali
normal. Dari sini periode menstruasi anda akan berulang kembali.
Sel

Telur berhasil dibuahi: Jika ada sel sperma yang berhasil masuk dalam

tuba falopi dan berhasil membuahi sel telur maka sel telur akan segera berubah
dan tidak akan ada lagi sel sperma yang bisa membuahi, jadi hanya satu sel
sperma. Dari pembuahan ini akan langsung terjadi proses pembentukan gen
pada bayi termasuk penentuan jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Jika
yang dibawa sel sperma adalah kromosom Y maka bayi anda laki-laki, jika
yang dibawa kromosom X maka bayi anda berjenis kelamin perempuan.

4. Implantasi
Setelah sel telur berhasil dibuahi, maka sel telur tersebut akan berjalan kedalam
rahim. Disinilah proses implantasi terjadi, dimana sel telur terbuahi tersebut akan
menempel pada dinding rahim. Pada proses penempelan ini ada beberapa wanita
akan mengalami pendarahan yang disebut sebagai pendarahan implantasi. Pada
proses ini sudah dikenali ciri-ciri awal kehamilan.
5. Hormon Kehamilan
Dari sinilah kemudian kehamilan dapat diketahui. Karena meningkatnya
hormon kehamilan yang disebut juga sebagai hCG (Human chorionic
gonadotropin). Sebenarnya hCG sudah terbentuk sejak awal pembuahan terjadi,
namun hormon ini akan semangkin meningkat dan cukup tinggi untuk dapat
diketahui melaui tes kehamilan pada minggu ketiga hingga keempat dari hari
terakhir periode menstruasi anda. Pada peningkatan hormon kehamilan inilah

H a l a m a n | 12

yang kemudian menimbulkan tanda dan ciri-ciri awal hamil baik fisik maupun
non fisik karena tubuh merespon adanya kenaikan hormon kehamilan (hCG).

4. LAKTASI
A. KELENJAR MAMAE
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan
air susu. Buah dada terletak dalam fasia superfisialis di daerah antara sternum dan
aksila, melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat putting
susu yang dikelillingi oleh areola mamae yang berwarna cokelat. Dekat dasar
putting terdapat kelenjar Montgomeri yang mengeluarkan zat lemak supaya
putting tetap lemas. Putting mempunyai lobang 15-20 untuk tempat saluran
kelenjar susu.

Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan alveolar) tersusun
atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap
lobus bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluran air susu). Saluran limfe
sebagai pleksusu halus dalam ruang interlobular jaringan kelenjar bergabung
membentuk saluran lebih besar.
Pada perempuan, perubahan dan perkembangan buah dada terjadi setelah masa
remaja atau pubertas karena terdapat penambahan jaringan kelenjar. Seorang

H a l a m a n | 13

wanita mulai menstruasi pertama terjadi sedikit pembesaran buah dada disebabkan
pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan ovarium, lamakelamaan buah dada berkembang penuh dan penimbunan lemak menimbulkan
pembesaran yang tetap. Pada masa menopause, lama-kelamaan ovarium berhenti
berfungsi dan jaringan buah dada mengerut.
Laktasi (pengeluaran air susu) terbagi dalam tahap :
1. Sekresi air susu.
Pada kehamilan minggu ke-16 mulai terjadi sekresi cairan bening dalam salran
kelenjar buah dada, yang disebut kolostrum yang kaya protein. Setelah bayi
lahir, pengeluaran kolostrum air susu dirangsang oleh hormone prolaktin.
2. Pengeluaran air susu.
Air susu mendapat rangsangan dari bayi supaya keluar secara normal
bergantung pada isapan bayi, mekanisme dalam buah dada berkontraksi
memeras air susu keluar dari alveoli masuk dalam saluran air susu.
Pada wanita kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa
pubertas (adolesens) pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi
besar sebelah lateral linea axilaris anterior/media sebelah cranial ruang
interkostalis III dan sebelah kaudal ruang interkostalis VII-VIII. Kelenjar mamae
terdapat di atas bagian luar fasia torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak
subkutis kea rah lateral sampai ke linea axilaris media. Medial melewati linea
media mencapai kelenjar mamae dari sisi yang lain, kea rah bawah mencapai
aksila (lipatan ketiak).
Kelenjar mamae menyebar di sekitar areola mamae dan mempunyai luas
antara 15-24. Tiap lobus berbentuk pyramid dengan puncak mengarah ke areola
mamae. Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri dari jaringan
fibrosa yang padat, serat jaringan fibrosa yang terbentang dari kulit ke fasia
pektoralis yang menyebar diantara jaringan kelenjar. Tiap lobus kelenjar mamae
mempunyai saluran keluar yang disebut ductus lactiverus yang bermuara ke
papilla mamae, pada daerah areola mamae ductus lactiverus melebar disebut sinus
lactiverus. Di daerah terminalis lumen sinus ini mengecil dan bercabang-cabang

H a l a m a n | 14

ke alveoli. Diantara jaringan kelenjar dan jaringan fibrosa ruangannya diisi oleh
jaringan lemak yang membentuk postur dari mamae sehingga permukaan mamae
terlihat rata. Bagian dalam kelenjar mamae dapat dipisahkan dengan mudah dari
fasia dan kedudukan mamae mudah bergeser.
Pembuluh darah mamae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri toracalis
lateralis. Vena superfifialis mamae mempunyai banyak anastomosa bermuara ke
V. mamaria interna dan vena toracalis lateralis. Pembuluh limfe mamae meliputi :
1. Aliran limfe superfisialis, 75% mengalir ke saluran toracalis lateralis berjalan
bersama arteri dan vena di lateral M. pectoralis mayor dan bermuara di N. XI
axilaris dan Nn. Supraclavicularis.
2.Aliran limfe profunda mengalir ke dinding torak menembus M. pectoralis mayor
bermuara ke N. XI pektoralis sepanjang arteri dan vena mamaria interna.
3.Bagian medial aliran limfe subkutan berhubungan antara kedua mamae
bermuara ke N. XI supraklavikularis

B. FISIOLOGI LAKTASI
Laktasi dipengaruhi oleh kerja hormon :
1.Produksi air susu (prolaktin). Dalam fisiologi laktasi, prolaktin merupakam
suatu hormone yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior yang penting untuk
memproduksi air susu ibu. Kadar hormone ini di dalam sirkulasi maternal
meningkat selama kehamilan. Kerja hormon ini dihambat oleh plasenta, dengan
lepasnya plasenta pada proses kehamilan maka kadar estrogen dan progesterone
berangsur-angsur turun sampai pada tingkat terendah dan diaktifkannya prolaktin.
Kenaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara dapat mensekresi bahan
penting untuk pembentukkan air susu, globulin, lemak dan molekul-molekul
protein yang akan membengkakan acini dan mendorong menuju tubuli laktiverus.
Kenaikan kadar protein akan menghambat ovulasi sehingga mempunyai fungsi
kontrasepsi dan kadar prolaktin paling tinggi pada malam hari.
2. Pengeluaran air susu (oksitosin). Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan
air susu dari sel-sel sekretorik ke papilla mamae:

H a l a m a n | 15

a. Tekanan dari belakang. Tekanan glanduli yang baru terbentuk di dalam sel akan
mendorong globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli
tersebut ke dalam tubuli laktiverus dan isapan bayi akan memacu sekresi air susu
lebih banyak.
b. Reflek neurohormonal. Gerakan mengisap bayi akan menghasilkan rangsangan
saraf yang terdapat di dalam glandula pituitary posterior. Akibat langsung dari
reflex ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitaria posterior, disekitar
alveoli akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke dalam vasa laktiver
dengan demikian lebih banyak air susu mengalir ke dalam ampula. Refleks ini
dapat dihambat dengan adanya rasa sakit (mis. Jahitan pada perineum), sekresi
oksitosin juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi
involusi (kemunduran) uterus selama puerperium (nifas)

Gambar Kontrol hormon terhadap sekresi ASI

5. PUBERTAS dan MANARKE

dan membantu

H a l a m a n | 16

A. Pengertian Pubertas
Istilah pubertas (puberty) berasal dari bahasa Latin PUBERTAS, yang
artinya usia kedewasaan.
Pubertas merupakan suatu masa di mana individu telah mencapai
kedewasaan secara biologis, yaitu ditandai dg berfungsinya organ
reproduksi.
Pubertas merupakan tanda secara biolgis bahwa individu telah memasuki
usia remaja.
Pubertas merupakan suatu masa di mana individu mengalami perubahan
dari aseksual menjadi seksual.
B. Perubahan-Perubahan Fisik pada Masa Pubertas
1.Perubahan dalam ukuran tubuh
a.Pertambahan tinggi badan
b.Pertambahan berat badan
2.Perubahan proporsi tubuh
Proporsi pubertas berubah mendekati proporsi tubuh orang dewasa
3.Perkembangan ciri-ciri seks primer
a.Ciri-ciri seks primer adalah organ tubuh yg berhubungan dg sistem
reproduksi.
b.Matangnya organ reproduksi ditandai dengan MENARCHE (pada
wanita) dan WET DREAM (pada pria)
4.Perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
a.Ciri-ciri seks sekunder adalah ciri-ciri fisik yang membedakan jenis
kelamin.
b.Ciri-ciri seks sekunder pada pria adalah : kumis, jenggot, tubuh berotot,
dst.
c.Ciri-ciri seks sekunder pada wanita adalah : payudara dan pinggul
membesar, dst.
C.Perubahan Psikososial pada Masa Pubertas
Pada masa pubertas remaja juga mengalami perubahan-perubahan
emosi,pikiran,lingkunagn pergaulan,dan tanggung jawab yang dihadapi.

Pada Remaja Putri: mulai tertarik pada lawan jenis dan akan terlihat
atraktif
Pada Remaja Putra: ingin terlihat sifat kelaki-lakiannya

H a l a m a n | 17

Beberapa perubahan mental juga terjadi yaitu:

berkurangnya kepercayaan diri seperti malu,sedih,khawatir,dan


bingung,
merasa canggung dengan lawan jenis,
lebih sering pergi bersama-sama dengan temannya daripada tinggal
di rumah,
cendrung tidak menurut pada orangtuanya,
mencari perhatian serta sering bertindak tanpa berpikir terlebih
dahulu.

Hal ini akan membuat remaja lebih mudah terpengaruh oleh


temannya.Remaja putri sebelum menstruasi akan menjadi sangat
sensitif,emosional,dan khawatir tanpa alasan yang jelas.

Timbulnya pubertas dirangsang oleh beberapa proses pematangan yang


berlangsung di daerah otak yaitu hipotalamus,dan sistem hormon ditandai
dengan:
1.
2.
3.
4.

Peningkatan sekresi estrogen pada pubertas.


Variasi siklus seksual bulanan.
Peningkatan sekresi estrogen lebih lanjut selama beberapa tahun pertama.
Terjadinya penurunan progresif dari sekresi estrogen menjelang akhir
kehidupan seksual.
5. Hampir tidak ada sekresi estrogen dan hormon sesudah monopause.
C.Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan yang Cepat
1. Kelenjar pituitary bekerja lebih aktif.
2. Kelenjar pituitary menghasilkan dua mcam hormon : HORMON
PERTUMBUHAN dan HORMON GONADOTROPIK.
3. Hormon pertumbuhan berfungsi mengen-dalikan pertumbuhan tinggi
badan.
4. Hormon gonadotropik berfungsi merangsang gonad atau organ reproduksi.
5. Gonad pria berupa testes dan gonad wanita berupa ovarium atau indung
telur.

MENARCHE
Pematangan seksual pada perempuan lebih jelas dibandingkan dengan
anak laki-laki.Menarche dipakai sebagai tanda permulaan pubertas.Kejadian yang
terpenting dalam pubertas adalah timbulnya haid yang pertama
kali(Menarche).Walaupun demikian menache merupakan gejala pubertas yang
lambat.Peristiwa
yang
pertama
terjadi
adalah
pertumbuhan

H a l a m a n | 18

payudara(thelarche),kemudian tumbuh rambut kemaluan(pubarche),disusul


dengan tumbuhnya rambut pada aksila.Barulah terjadi menarche yang merupakan
periode pertama menstruasi.

Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang


usia 10-16 tahun atau masa awal remaja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche,yaitu:


1. Faktor Ras dan Genetik
2. Faktor Sosial Ekonomi
Usia menarche yang lebih muda pada golongan tingkat sosial ekonominya
baik,maka akan berpengaruh juga pada keadaan gizi anak.
3. Faktor Tempat
Hasil beberapa penelitian menjelaskan gadis-gadis di kota mendapatkan
menarche pada usia yang lebih muda daripada gadis-gadis di
desa.Dikarenakan gadis-gadis di kota dapat menikmati berbagai fasilitas
hiburan seperti video,film,televisi,internet,dan lain- lain.Sehingga dapat
merangsang produksi hormon seksual lebih dini.
4. Faktor Psikis
Stres emosional berpengaruh terhadap datangnya menarche,dan juga siklus
menarche,serta dapat berakibat terlambatnya menarche atau terhentinya
menstruasi tanpa sebab yang jelas.

6 MENOPAUSE
a. Pengertian Menopause
Menopause berasal dari kata meno artinya bulan, pause, pausa, pasico artinya
periode atau tanda berhenti. Jadi menopause artinya berhentinya secara
degeneratif menstruasi. Menopause adalah berhentinya menstruasi, berhentinya
ovulasi dengan disertai penurunan fungsi dari organ reproduksi dan akhirnya
bagian-bagian dari tubuh perlahan-lahan menunjukkan tanda-tanda ketuaan
Menopause merupakan periode akhir dari menstruasi (kira-kira 1 tahun) pada
wanita yang berumur 45-60 tahun.
International Menopause Society (IMS), pada tahun 1999, menyampaikan
rekomendasi berdasarkan definisi WHO (1996). Menopause alamiah (natural
menopause) adalah berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat
hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alami ini dikenal bila terjadi amenorea

H a l a m a n | 19

selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan penyebab patologi atau fisiologi


yang jelas.
Seiring dengan proses penuaan, tiap wanita akan mengalami menopause atau
masa berakhirnya siklus menstruasi. Fase alami ini disebabkan oleh perubahan
pada kadar hormon tubuh wanita. Menjelang akhir usia 30 tahun, kinerja ovarium
akan menurun lalu akhirnya berhenti memproduksi hormon reproduksi pada usia
sekitar 50 tahun.

b. Usia Menopause
Usia menopause pada tiap wanita berbeda-beda, tapi menopause umumnya terjadi
usia 50 tahun. Meski demikian, ada juga sebagian wanita yang mengalaminya
sebelum berusia 40 tahun. Inilah yang disebut menopause dini atau prematur.
Menopause prematur terjadi pada sekitar satu dari 100 wanita. Gangguan ini
terjadi karena ovarium berhenti menghasilkan hormon-hormon reproduksi dalam
jumlah normal. Kelainan genetika atau penyakit autoimun diduga sebagai
penyebab di balik masalah ini.
Selain terjadi secara alami, menopause juga dapat dipicu oleh beberapa prosedur
medis, misalnya operasi pengangkatan rahim atau ovarium. Metode pengobatan
kanker seperti kemoterapi dan radioterapi juga dapat memicu menopause dini.
Tetapi siklus menstruasi terkadang dapat kembali terjadi setelah kemoterapi dan
radioterapi berakhir.
Infeksi akibat malaria, virus varisela, dan tuberkulosis juga dapat memicu
terjadinya menopause lebih awal. Begitu juga dengan beberapa jenis kondisi,
antara lain hipotiroidisme, sindrom Down, serta penyakit Addison.

c. Gejala-Gejala Menopause

H a l a m a n | 20

Tiap wanita tidak memiliki proses menopause yang sama. Proses ini umumnya
ditandai dengan menstruasi yang berakhir secara bertahap. Frekuensi dan interval
menstruasi akan semakin jarang sebelum akhirnya berhenti sama sekali. Tetapi
tidak menutup kemungkinan bahwa ada sebagian wanita yang mengalami
menopause dengan siklus menstruasi yang berakhir secara tiba-tiba.
Menjelang menopause, ada beberapa gejala emosional serta fisik yang dapat
dirasakan oleh seorang wanita. Gejala-gejala tersebut umumnya meliputi:

Perubahan pada siklus menstruasi, misalnya menstruasi yang tidak teratur,

volume pendarahan yang sedikit atau berlebihan.


Sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar.
Kekeringan pada vagina yang dapat menyebabkan rasa sakit saat

berhubungan seks.
Menurunnya gairah seks.
Berkeringat pada malam hari.
Gangguan tidur, seperti sering terbangun tiba-tiba dan insomnia, yang juga

dapat menyebabkan sulit konsentrasi.


Emosi yang tidak stabil, seperti uring-uringan, sedih, atau depresi.
Kenaikan berat badan dan metabolisme yang lamban.
Sakit kepala.
Rambut yang menipis dan kulit kering.
Lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih.

d. Periode Menopause
a) Klimakterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi
dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause,
antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur,
dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak.
b) Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan
bila sesudah menopause disebut paska menopause bila telah mengalami
menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada usia
50-an tahun.

H a l a m a n | 21

c) Senium
Periode paska

menopause,

yaitu

ketika

individu

telah

mampu

menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan


fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai
gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagian- bagian tubuh
dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan wanita seharusnya
tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause seperti
sebelumnya.
Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang
berbeda umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit
wanita memulai menopause pada umur 30-an, sementara wanita-wanita
lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.
e. Tahap Masa Menopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) menopause di bagi dalam
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala
yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak
teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta
nyeri haid.
b. Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejalagejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang
tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
c. Menopause
Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh.
Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause
antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak
teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada
indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering
tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.

H a l a m a n | 22

f. Langkah Penanganan Menopause

Mengatasi sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar. Gejala ini
dapat ditangani dengan mengenakan pakaian tipis dan menghindari faktor
pemicu seperti kafein, minuman panas, makanan pedas, minuman keras,
serta stres. Langkah ini juga berguna untuk menangani gejala berkeringat

pada malam hari.


Menerapkan pola makan yang seimbang dan teratur berolahraga. Selain
untuk mencegah kenaikan berat badan yang cenderung mengiringi masa
menopause, langkah ini juga berguna untuk menguatkan tulang agar tidak

mudah keropos.
Cukup beristirahat. Pastikan untuk tidur yang cukup.
Melakukan senam Kegel. Langkah ini berguna untuk menguatkan otot
dasar panggul sehingga mengurangi inkontinensia urin atau sulit menahan

urin.
Melakukan teknik relaksasi. Misalnya meditasi, mengatur pernapasan,
yoga, serta taichi. Teknik ini dapat membantu untuk mengurangi tingkat

stres atau depresi.


Jangan merokok. Selain meningkatkan risiko banyak penyakit, merokok
juga dapat memperparah gejala menopa

7. SIRKULASI DARAH JANIN


Darah yang mengandung oksigen (darah bersih) memasuki janin lewat vena
umbilikalis. Vena umbilikalis langsung berjalan ke dalam hati, tapi memiliki
cabang besar (duktus venosus) Yang membawa darah ke vena kava inferior. Vena
kava inferior mengangkut darah yang bersih dari tubuh janin bagian bawah,
Karena itu darah Yang bersih akan tercampur dengan sebagian darah Yang kotor
hampir segera setelah darah tersebut masuk ke dalam janin. (Janin memiliki kadar
hemoglobin Yang tinggi untuk mengatasi hal ini). Vena kava inferior
mengosongkan isiya ke dalam atrium kanan.
Bagian terbesar darah mengalir ke atrium kiri lewat foramen ovale. Dari atrium
kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri dan kemudian masuk ke dalam aorta.

H a l a m a n | 23

Sebagian besar darah mengalir lewat cabang aorta untuk memasok otak dan
ekstremitas bagian atas. Sebagian darah dengan jumlah yang terbatas mengalir ke
bawah lewat aorta desendens untuk memasok tubuh bagian bawah.Darah yang
kotor (yaiiu telah mengalami deoksigenasi) akan kembali dari tubuh bagian atas
lewat vena kava superior. Dari vena kava superior, darah mengalir lewat atrium
kanan dan ventrikel kanan untuk masuk ke dalam arteri pulnionalis. Sebagian
besar darah memintas paru-paru Yang belum berfungsi dengan diarahkan lewat
duktus arteriosus - langsung ke dalam arkus desendens aorta. Sebagian darah
beredar ke tubuh bagian bawah, namun bagian utamanya dialihkan lewat arteri
hipogastrika ke dalam pembuluh arteri umbilikalis dan kemudian ke plasenta
untuk dibersihkan.

Yang berperan dalam sirkulasi darah janin


Foramen ovale
Foramen ovale merupakan lubang berbentuk oval Yang memungkinkan darah
untuk mengalir dari atrium kanan langsung ke atrium kiri sehingga memintas
ventrikel kanan dan juga paru-paru janin. Lubang ini akan tertutup setelah
bayi lahir.

H a l a m a n | 24

Duktus venosus
Duklus venosus berjalan dari vena umbilikalis ke vena kava. Saluran ini
membawa darah yang bersih (mengandung oksigen) ke jantung untuk
sirkulasi di seluruh janin.
Duktus arteriosus
Duktus arteriosus merupakan saluran penghubung, dari arteri pulmonalis ke
arkus desendens aorta. Saluran ini membawa darah kotor Yang kembali dari
bagian kepala dan ekstremitas atas lewat vena kava superior serta ventrikel
kanan dan dengan demikian bagian terbesar darah tersebut dialihkan dari
paru-paru janin.
Arteri hipogastrika
Arteri hipogastrika merupakan dua buah pembuluh darah, yaitu pada masingmasing sisi terdapat satu pembuluh darah. Pembuluh arteri hipogastrika ini
merunakan cabang arteri iliaka interna sebefum masuk ke dalam tali pusat.
Dalam tali pusat, arteri hipogastrika berubah menjadi arteri umbilikalis dan
membawa darah kembali ke plasenta untuk dibersihkan.
Plasenta
Jaringan dinding rahim yang banyak mempunyai jonjot mengandung
pembuluh darah tempat pertukaran zat yang diperlukan, yang diambil dari
darah ibu dan yang tidak berguna dikeluarkan. Plasenta terbentuk kira-kira
minggu ke-8 kehamilan, merupakan bagian konsepsi yang menempel pada
endometrium dan terikat kuat sampai bayi lahir.
Plasenta berfungsi menyediakan makanan untuk bayi dalam kandungan yang
diambil dari darah ibu yang bekerja sebagai paru fetus dengan menyediakan
oksige,

menyingkirkan

sisa

pembakaran

dari

janin,

menghalangi

mikroorganisme penyakit masuk ke dalam janin.


Vena Umbilikalis
Pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah janin.
Darah yang dibawa banyak mengandung zat makanan dan okseigen.

H a l a m a n | 25

Arteri Umbilikalis
Pembuluh darah yang membawa darah janin ke plasenta, banyaknya 2 buah.
Kedua pembuluh darah ini membawa zat sisa makanan dan karbon dioksida
dari tubuh bayi ke dalam plasenta. Arteri dan vena umbilikalis terbungkus
menjadi satu dalam satu saluran yang disebut duktus umbilikalis (tali pusat)

B. Adaptasi pada kehidupan diluar rahim


Bayi baru lahir akan mengalami beberapa penyesuaian fisik agar dapat hidup di
luar rahim. Sebagian besar prinsip penanganan segera dan perawatan selanjutnya
untuk bayi baru lahir adalah berdasarkan pada perubahan-perubahan Yang dialami
bayi tersebut. Tanpa upaya apa pun dari pihaknya, janin sudah dilengkapi dengan
segala kebutuhannya: oksigen, makanan, kehangatan dan perlindungan. Janin
tidak usah mengatasi sendiri mikroorganisme penyebab infeksi dan juga ia tidak
pernah merasa lapar atau tidak nyaman. Ketika proses persalinan dimulai, janin
akan mengalami penderitaannya yang pertama setelah semua kebutuhan tersebut
tidak dipenuhi. Dengan terjadinya kontraksi dan retraksi uterus, pasokan darah
oleh plasenta berangsur-angsur (sekalipun masih sedikit) berkurang. Sesudah
selaput amnion pecah dan cairan amnion mulai mengalir keluar, janin akan
mengalami tekanan langsung dari uterus Yang berkontraksi dan juga tekanan dari
jalan lahir ketika ia didorong ke arah pintu keluar jalan lahir tersebut. Janin juga
merasakan tekanan Yang menahannya dari dasar panggul. Persalinan sungguh
merupakan pengalaman Yang berat baik bagi janin maupun bagi ibunya.
Segera setelah dilahirkan, bayi harus mengatasi penurunan pasokan oksigen
Yang dramatis dan juga penurunan suhu tubuh Yang bermakna. la juga akan
mengalami kejutan cahaya (sering cahaya Yang, amat terang) dan suara Yang
baginya sangat keras. Dalam waktu Yang relatif singkat, seorang bayi baru lahir
harus beradaptasi dengan proses mendapatkan dan mencernakan makanan bagi
dirinya sendiri. Selain itu, ia mungkin harus menghadapi mikroorganisme

H a l a m a n | 26

penyebab infeksi sementara kemampuannya untuk mengatasi infeksi masih


rendah.
Jadi perawatan awal dan berkelanjutan bagi bayi baru lahir ketika ia
menyesuaikan diri terhadap lingkungan Yang berubah merupakan faktor Yang
penting untuk mencapai kualitas hidup Yang baik.

C. Respirasi
Prosecs dimulainya respirasi merupakan penyesuaian fisiologis Yang paling
mendesak bagi bayi. Proses ini terlaksana melalui reaksi terhadap stimulasi pusat
pernapasan dalam medula oblongata oleh kadar karbon dioksida Yang tinggi.
Faktor lain Yang membantu onset respirasi adalah: dinding dada Yang tadinya
terpampat jalan lahir, kemudian secara mendadak niemgembang sehingga
membuat udara mengalir masuk ke dalam dada, dan suhu Yang berubah atau syok
akibat penanganan Yang dilakukan pada dirinya dapat menyebabkan bayi tersebut
menarik napas dengan cepat (gasping).
Napas pertama kemungkinan merupakan upaya paling sukar dalam hidupnya.
Diperhitungkan bahwa beberapa tarikan napas Yang pertama memerlukan upaya
yang lima kali lebih berat daripada upaya yang dibutuhkan untuk bernapas biasa.
Udara dari luar harus diisap untuk mengembangkan beribu-ribu kantong udara
kecil (alveoli) Yang belum mengembang di dalam paru-paru Yang tadinya padat,
upaya ini diperiukan agar terjadi oksigenasi darah dan demikian pula oksigenasi
otak. Paru-paru bayi yang mature, mengandung bahan mirip deterjen yang disebut
surfaktan; bahan ini akan mencegah pelekatan dinding alveoli.
Setelah upaya inisial Yang pertama itu, bayi biasanya akan menarik napas
dengan cepat dan kemudian menangis sebentar. Tangisan akan mengembangkan
paru dengan baik sehingga kita tidak usah mencegahnya, di lain pihak, tangisan
juga tidak boleh dibiarkan terlalu lama akibat penanganan dan stimulasi Yang
kuat.

H a l a m a n | 27

Bayi baru lahir akan bernapas dengan cepat dan biasanya frekuensi
pernapasannya sedikit melebihi 40 kali/ment, untuk membantu pernapasannya.
bayi akan menggunakan otot-otot perut. irama pernapasan biasanya tidak teratur
selama waktu beberapa jam setelah lahir.

D. Sirkulasi
Struktur temporer sirkulasi janin harus menutup agar terjadi sirkulasi yang
efektif bagi kehidupan bayi di luar rahim. Penutupan struktur tersebut bergantung
pada onset respirasi.
Paru-paru akan mengembang dengan dimulainya respirasi, dan pengembangan
paru ini akan membuka pulmonary capillary bed.Sehingga terjadi tekanan negatif.
Darah kini,mengalir dari arteri pulmonalis lewat paru-paru (untuk mengimbangi
tekanan negatif tersebut) bagi keperluan oksigenasi. Duktus arteriosus akan
berkontraksi dengan mengembangnya paru-paru dan akhirnya duktus ini menjadi
ligamentum penyangga di dalam toraks.
Peningkatan aliran darah ke paru-paru mengurangi tekanan pada jantung sisi
Yang kanan dan meningkatkan tekanan pada sisi yang kiri. Sekarang tekanan
dalam jantung sudah sama besarnya sehingga foramen relatif lurus dan mencegah
terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak.

BAB III
KESIMPULAN

H a l a m a n | 28

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan


keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan
demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.
Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis
dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma ditandai dengan
mimpi basah pada usia pubertas.

Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan

ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atuovum ditandai menarche
pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuanantara sel sperma dan sel ovum
akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya

secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi
yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat
reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat
reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.

SARAN
Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi
para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan seddikit tentang reproduksi
yang dialami manusia
Saya mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya.
Untuk itu saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan
agar dapat terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang
benar kepada penmbaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal yang kecil
untuk dapat mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan

H a l a m a n | 29

jadikanlah membaca sebagai kebiasaan anda, karna melalui membaca akan


membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri anda.

Anda mungkin juga menyukai