DICKY Referat Shoulder Dislocation Draft 1
DICKY Referat Shoulder Dislocation Draft 1
Disusun Oleh :
Dicky Lesmana
110.2010.077
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
Dislokasi Sendi Bahu
Telah disetujui
Tanggal :
.............................................................
Disusun oleh :
Dicky Lesmana
110.2010.077
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan pembuatan Referat yang berjudul Dislokasi Sendi Bahu yang
merupakan salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan klinik Pendidikan Profesi
Dokter Departemen Bedah di Rumah Sakit Moh.Ridwan Meuraksa .
Dalam menyelesaikan Referat ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada
dr.Abidin , Sp.OT sebagai dokter pembimbing. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
Referat ini banyak terdapat kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca.
Semoga Referat ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pada khususnya dan semua
pihak yang berkepentingan bagi pengembangan ilmu kedokteran pada umumnya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1....................................................................................................Latar Belakang
................................................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
BAB III.KESIMPULAN ................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
menyebabkan
terlepasnya
kompresi
jaringan
tulang
dari
bahu,mangkuk
sendi
glenoid
yang
dangkal
serta
adanya
berusia antara 15-29 tahun; 48,3 persen terjadi akibat kegiatan olahraga,
dan 37 persen dari semua cedera olahraga yaitu pada olahraga sepakbola
dan basket. Pada wanita, tingkat dislokasi yang lebih tinggi terlihat di
antara penderita yang berusia > 60 tahun. Peningkatan ini terutama
diakibatkan oleh kejadian terjatuh di rumah (Owens, 2010)
Tanda-tanda dislokasi sendi bahu yaitu, sendi bahu tidak dapat
digerakakkan; penderita mengendong tangan yang sakit dengan tangan
yang lainnya; penderita tidak bisa memegang bahu yang berlawanan;
kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya; lengkung
bahu hilang; tidak dapat digerak-gerakkan; lengan atas sedikit abduksi;
lengan bawah sedikit supinasi (Ardi, 2011)
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
1 Untuk mengetahui tentang dislokasi regio shoulder termasuk definisi,
etiologi, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis.
2 Mendapatkan
keterampilan
dalam
melakukan
anamnesis,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Shoulder Joint
Gerakan-gerakan yang terjadi di gelang bahu dimungkinkan
oleh sejumlah sendi yang saling berhubungan erat, misalnya sendi
kostovertebral atas, sendi akromioklavikular, sendi sternoklavikular,
permukaan pergeseran skapulotorakal dan sendi glenohumeral atau
sendi
bahu.
Gangguan
gerakan
didalam
sendi
bahu
sering
simultan
dengan
sendi-sendi
lainnya.
3
relatif
lemah,
subscapularis.
Gerakannya paling luas.
Stabilitas sendinya relatif kurang stabil.
merasakan
posisi
sendi
dan
merasakan
nyeri
bila
3) Kartilago
Kartilago atau ujung tulang rawan sendi berfungsi sebagai
bantalan sendi, sehingga tidak nyeri sewaktu penderita berjalau.
Namun demikian pada gerakan tertentu sendi dapat nyeri akibat
gangguan yang dikenal dengan degenerasi kartilago. (Spalteholz,
2000)
3) Biomekanika sendi bahu
Gerakan dan luas gerak sendi bahu
Gerakan-gerakan
dari
bahu
dibagi
dua,
yang
didasarkan
pada
skapula
bergerak
naik-turun
dan
bagian
inferiornya
shoulder
mengunci
sebagai
hasil
greater
tuberosity
dislokasi.
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang
licin
Patologis : terjadinya tear ligament dan kapsul articuler yang
merupakan kompenen vital penghubung tulang.(Sufitmi, 2004)
atau terentang kearah anterior dan inferior. Selain itu mungkin ada
indentasi pada bagian posterolateral kaput humerus (lesi HillSachs), yaitu suatu fraktur kompresi akibat kaput humerus menekan
lingkar glenoid anterior setiap kali mengalami dislokasi. (Rasjad,
2007)
Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada bagian lengan.
Humerus terdorong kedepan , merobek kapsul atau menyebabkan
tepi glenoid teravulsi. Kadang-kadang bagian posterolateral kaput
hancur. Mesti jarang, prosesus akromium dapat mengungkit kaput
ke bawah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan
mengarah ; lengan ini hampir selalu jatuh membawa kaput ke posisi
di bawah karakoid).
3.5 Klasifikasi dislokasi
1. Dislokasi anterior
Dislokasi
anterior
disebut
juga
sebagai
dislokasi
pregnoid,
10
3.6 Diagnosis
Diagnosis kasus dislokasi bahu anterior ditegakkan melalui
anamnesis (autoanamnesis atau alloanamnesis), pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Anamnesis dapat memberikan informasi
riwayat trauma dan mekanisme terjadinya trauma tersebut, sehingga
dapat
lebih
membantu
menegakkan
diagnosis
dan
mengetahui
pasien
dan
riwayat
trauma
sebelumnya,
untuk
luar dan kemudian ekstensi secara hati-hati dalam posisi duduk atau
berbaring. Pada saat kritis pasien akan merasa bahwa kaput humerus
seperti akan telepas kebagian anterior dan tubuhnya menegang karena
cemas. Uji ini harus diulangi dengan menekan bagian depan bahu,
dimana dengan manuver ini pasien akan merasa lebih aman dan tanda
cemasnya negatif (Rasjad, 2007)
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah rontgen
foto bahu anteroposterior (AP) dan lateral. Rontgen bagian AP akan
memperlihatkan bayangan yang tumpang tindih antara kaput humerus
dan fossa glenoid, kaput biasanya terletak di bawah dan medial
terhadap mangkuk sendi. Foto lateral yang diarahkan pada daun
skapula akan memperlihatkan kaput humerus keluar mangkuk sendi
(Apley, 2010). Selain itu juga dianjurkan melakukan pemeriksaan
pandangan oblik agar dapat dipastikan tidak terdapat dislokasi
posterior kasus.Diagnosis banding dari kasus dislokasi anterior ini juga
dapat disingkirkan dengan pemeriksaan pandangan oblik.Pemeriksaan
pandangan oblik memang lebih sulit dilakukan namun lebih mudah
diintepretasi (Sufitmi, 2004)
3.7 Gambaran Klinis
Didapatkan nyeri yang hebat serta gangguan pergerakan sendi
bahu. Kontur sendi bahu menjadi rata karena kaput humerus bergeser ke
depan. Penderita mengendong tangan yang sakit dengan tangan yang
lainnya; penderita tidak bisa memegang bahu yang berlawanan, bongkol
sendi tidak teraba pada tempatnya; lengkung bahu hilang;
bahu tidak
3.8 Penanganan
Penanganan Umum
Penanganan umum untuk semua pasien trauma tetap berpegang
pada
prinsip
ATLS
(Advanced
Trauma
Life
Support)
yakni
selalu
12
13
14
bahu
dipertahankan
dalam
posisi
endorotasi
dengan
Bila hasil reposisi tidak stabil. Biasanya bila ada fragment tulang
(fraktur dilokasi)
DAFTAR PUSTAKA
17