Anda di halaman 1dari 39

SISTEM

REPRODUK
SI PRIA

YUNITA ST, dr

SISTEM REPRODUKSI PRIA


SISTEM REPRODUKSI PRIA
Sistem reproduksi pria terdiri dari :
1. Testis
Testis menghasilkan Spermatozoa dan hormon.
2. Saluran kelamin
3. Kelenjar tambahan
Saluran kelamin dan kelenjar tambahan
menghasilkan sekret yg dibantu kontraksi otot
polos akan mendesak spermatozoa kearah
luar. Sekret ini juga menyediakan bahan
makanan bagi spermatozoa waktu berada dlm
Sal. Reproduksi. Spermatozoa bersama sekret
sal.kelamin & klj. Tambahan membentuk
Semen (latin = benih).

SISTEM REPRODUKSI PRIA

TESTIS
A. KAPSUL
Testis tertutup kapsul jaringan penyambung yaitu:
Kantung serosa (Tunika Vaginalis) basal dari peritoneum yg t.a
Lapisan parietal dan lapisan Viseral yang berlapis dua.
Tunika Albugenia, tersusun dari jaringan berserat kolagen padat.
Tunika Albugenia menebal pd permukaan posterior mbtk
mediastinum testis, dari situ terjulur Septa Fibrosa ke dalam
kelenjar yg membaginya menjadi 250 kompartemen piramidal yg
disbt: Lobulus Testis.
Setiap lobulus terdapat 1-4 Tubulus Seminiferus yg terpendam
dlm jaringan ikat longgar yg banyak pembuluh darah, limfe, saraf
dan sel interstisial (Leydig), yang memproduksi hormon Androgen
Testis. Tubulus Seminiferus menghasilkan sel kelamin pria yaitu
Spermatozoa.
Testis berkembang secara retroperitoneal dlm dinding dorsal
rongga abdomen, bermigrasi selama perkembangan fetus dan
turun ke dalam Skrotum pada ujung Funikulus Spermatikus.
Skrotum berperanan dalam memelihara testis pada suhu di bawah
suhu intra-abdomen

B. TUBULUS SEMINIFERUS
Bergaris tengah 150-250 m dan panjang 30-70 cm.
Panjang seluruh tubulus testis mencapai 250 m. Pada ujung
setiap tubulus lumennya menyempit. Tubulus seminiferus
t.a:
lapisan jaringan ikat fibrosa
lamina basalis
Epitel germinal kompleks (seminiferus).
Epitel tubulus seminiferus t.a 2 jenis sel yaitu:
Selsel yg merupakan garis turunan spermatogenik (sel sel
pembentuk sperma)
Sel Sertoli (selsel penyokong).
Sel-sel turunan spermatogenik tersebar dalam 4-8 lapisan
yang menempati ruangan antara lamina basalis dan lumen
tubulus. Sel-sel ini membelah beberapa kali dan akhirnya
berdiferensiasi meghasilkan spermatozoa.

Spermatogenesis yang terdiri atas 3 fase


yaitu:
1. Spermatositogenesis
Selama
fase
ini
Spermatogenium
membelah menghasilkan Spermatosit
2. Meiosis
Selama fase ini spermatosit mengalami
dua kali pembelahan secara berturutan
menghasilkan Spermatid.
3. Spermiogenesis
Selama fase ini spermatid mengalami
Sitodiferensiasi
rumit
menghasilkan
Spermatozoa.

Pada waktu lahir, testis mengandung spermatogonia yang mudah


terlihat, kemudian menghilang dan muncul kembali pada awal
permulaan pubertas.
Bila kematangan seksnya mulai, sel sel leydignya menjadi lebih
mencolok, dan dalam tubula tampak selsel spermatogenik pada
berbagai tahap perkembangan.
Epitelnya terletak pada lamina basalis yang dikelilingi oleh suatu
kapsula yang terdiri dari jaringan penyambung fibroelastin.
Yang paling dekat letaknya pada bagian luar dinding tubula adalah
spermatogonium (selsel benih primordial), bergaris tengah 12 m
dgn inti mengandung kromatin pucat.
Selanjutnya bermitosis menjadi Sprematogonium tipe A (sel induk
untuk garis keturunan Spermatogenik) atau berdiferensiasi selama
siklus mitotik menjadi Spermatogonium tipe B (sel progenitor) yang
berdiferensiasi menjadi Spermatosit primer yang kemudian mengalami
pembelahan/ miosis pertama membentuk spermatosit sekunder,
jarang terlihat karena berumur pendek yang berada pada fase
interfase segera memasuki meiosis kedua menghasilkan Sprematid
merupakan sel yang lebih kecil, garis tengahnya 7-8 m dengan
nukleus yang berkromatin padat.

Spermiogenesis adalah proses


pematangan
Spermatid menuju pada pembentukan
permatozoa, yang
mencakup:
(1) Pembentukan Akrosom
(2) Pemadatan dan pemanjangan nukleus
(3) Pembentukan flagellum
(4) Kehilangan sebagian besar sitoplasma.

Spermiogenesis dapat dibagi menjadi 3 fase


yaitu:
1. Fase Golgi
Spermatid menunjukkan suatu nukleus besar
letaknya sentral, sejumlah besar mitokondria
dan sepasang sentriola.
Alat golgi
supranuklear (letaknya diatas nukleus) yang
menonjol, terdiri dari lamel lamel (selaput)
dan vesikel vesikel (gelembung). Granula
(butiran) yang tanpak dalam vesikel ini
bergabung untuk membentuk satu granula
Akrosom yang terdapat di dalam Vesikel
Akrosom

2.

Fase Akrosomal
Vesikel dan Granula Akrosom menyebar
untuk menutupi belahan anterior dari inti
yang memadat disebut Akrosom yang
mengandung beberapa enzim hidrolitik
a.l:
Hialuronidase
Neuroaminidase
Fosfatase asam
Sebuah protease yang memiliki aktivitas
mirip Tripsin.
Enzim-enzim ini dikenal melepaskan sel
dari korona radiata dan mencernakan
Zona Pelusida yang mengelilingi ovum.

Selama fase ini kutub anterior sel mengandung akrosom


berorientasi ke arah basis tubulus seminiferus, inti menjadi
lebih padat dan matang. Dari salah satu sentriol membentuk
flagelum.
Differensiasi selanjutnya terdiri dari pemasangan selubung
filamen mengelilingi filamen filamen aksial dari flagellum.
Sentriola lain berpindah kearah permukaan sel memberikan
annulus (cincin) yang melingkari filamen filamen aksial
yang membujur. Nukleusnya mengecil ukurannya, menjadi
pipih dan memanjang dan kemudian dikenal sebagai kepala
sperma.
Perkembangan ekornya berupa pergeseran Sitoplasma
dan penyusunan kembali mitokondria ke daerah diantara
sentriola dasar dan annulus. Didaerah ini mitokondrianya
menjadi tersusun dalam bentuk spiral dan menjadi selubung
mitokondria dari bagian tengah sperma yang sedang
berkembang

3. Fase Pematangan

Sitoplasma residu difagositosis oleh


sel
Sertoli, pengelupasan
sitoplasma dan jembatan sitoplasma
makibatkan pemisahan Spermatid.
Sperma mamalia terdiri dari tiga
komponen utama : kepala, leher dan
ekor.

PENGATURAN PRODUKSI SPERMA


Proses ini dapat ditinjau dalam dua tahap yaitu:
1. Pemeliharaan sumber sumber sel yang kontinu
untuk memasuki spermatogenesis
2. Pembentukan sperma.
Proses yang pertama meliputi pembaharuan terus
menerus dari populasi sel sel induk
(spermatogonia) dengan pertumbuhan mitose
berulang ulang.
Jumlah
sel
sel
induk
yang
memasuki
pembentukan sperma dan jumlah yang bertahan
hidup
untuk
membentuk
sperma
masak
merupakan proses kedua dalam proses produksi
sperma.
Proses ini diatur oleh FSH (folicle
stimulting hormone) dari kelenjar hipofisis
anterior dan androgen.

SEL SERTOLI
Didalam dinding Tubulus Seminiferus terdapat sel sel
penunjang (sel sertoli).
Merupakan sel yang tak teratur memanjang, dasarnya terletak
pada membran dasar dan puncaknya berbatasan dengan
lumen.
Nukleusnya terletak di basal atau agak jauh dari dasar sel,
mempunyai bentuk lonjong berwarna pucat dan mengandung
kromatin yang tersebar secara halus dan biasanya satu atau
beberapa nukleus menyerap warna secara tidak merata
dengan inti asidofil dan tepi yang basofil.
Membran nukleusnya mempunyai alur spiral yang membujur.
Diatas nukleus, disamping mitokondria seringkali ada suatu
struktur kristaloid yang hanya ditemukan pada sel sertoli
manusia.
Tonjolan sel sertoli membentuk perintang diantara lapisan atas
spermatogonia dan spermatid.

Sel sertoli yang berdekatan diikat oleh Taut kedap


yang
terdapat pada tingkat Spermatogonia yang terdapat
dalam
Komparteman Basal yang berhubungan langsung
dengan
materi yang ada dalam darah.
Selama proses spermatogenesis, turunan dari
spermatogonia berhasil menembus tautan ini dan
masuk dalam kompartemen Adluminal. Pada tahap ini
Spermatogenesis berikutnya dilindungi terhadap
produk yang ikut dengan darah oleh Sawar TestisDarah yang dibentuk oleh
taut kedap di antara sel-sel sertoli, sehingga sel benih
pria
terlindungi dari agen yang dapat merusak.
Sel sertoli juga dihubungkan oleh Taut Rekah yang
mengadakan ikatan ion dan kimia dari sel-sel.
Sel sertoli cukup tahan terhadap banyak zat beracun
dan pengaruh proses tua

Sel Sertoli mempunyai 4 fungsi utama, yaitu:


Menunjang,
melindungi
dan
mengatur
nutrisi
spermatozoa yang berkembang.
Fagositosis
Sekresi
Sekresi sebuah protein pengikat androgen oleh sel
sertoli berada dibawah kendali hormon pituitari (FSH)
dan hormon testoteron, berfungsi untuk memekatkan
testosteron dalam tubulus seminiferus karena
diperlukan untuk spermatogenesis. Sel Sertoli dapat
mengkonversi testosteron menjadi estradiol.
Sel Sertoli juga mensekresikan Inhibin yang menekan
sintesis FSH dan pelepasannya. FSH mempengaruhi
jumlah sel yang akan menjadi sel sperma yang masak,
dengan mempengaruhi keadaan metabolisme sel
sertoli.
Produksi hormon Anti Mullerian
Merupakan
glikoprotein
yang
bekerja
selama
perkembangan embrional untuk memudahkan regresi
saluran Muller dalam fetus laki-laki.

C. JARINGAN INTERSTISIAL
Celah diantara tubulus seminiferus dalam
testis diisi kumpulan jaringan ikat, saraf,
pembuluh darah dan limfe. Kapiler testis
adalah jenis bertingkap dan memungkinkan
perpindahan makromolekul secara bebas,
seperti protein darah. Jaringan ikat terdiri
atas berbagai jenis sel antara lain
Fibroblast, sel jaringan ikat prakembang,
sel mast dan makrofag. Selama pubertas
muncul sel tambahan berbentuk bulat atau
poligonal dan memiliki inti di pusat dan
sitoplasma eosinofilik dengan banyak tetes
lipid sel tersebut adalah Sel Interstisial atau
sel Leydig.

SEL LEYDIG

Sel leyding terdapat pada jaringan pengikat


longgar, tsusun dlm lapisan lapisan tipis
sepanjang pembuluh darah.
Menghasilkan hormon pria Testosteron
berfungsi untuk perkembangan ciri kelamin pria
sekunder.
Sifat yang paling mencolok dari sitoplasma sel
leydig
adalah
terdapatnya
retikulum
endoplasma halus, luas yang t.d tubulatubula
yang saling berhubungan. Mitokondriumnya
berbentuk tongkat dengan diameter yang
bervariasi.
Ukuran dan sekresi leydig ada dibawah kontrol
hormon pituitari LH
(hormon luteinisasi/ ICSH (interstitial cell
stimulating hormon pada laki laki).

SALURAN KELAMIN INTRATESTIS


1. TUBULUS REKTUS
Dari
Tubulus
Seminiferus
yang
berbentuk
lengkungan,
kedua
ujungnya
berhubungan
dengan Rete Testis dengan perantaraan Tubulus
Rektus,
Spermatozoanya
berjalan
kebagian
proximal dari sistem saluran testis yang terletak
dalam mediastinum organ itu spermatozoa
melintasi leher tubula seminifera yang lurus
kedalam rete testis, yang terdiri dari ruangan
halus
yang
menduduki
sebagian
dari
mediastinum. Tubulus Rektus ini dikenali oleh
hilangnya sel Spermatogenik secara berangsur,
bagian awal hanya terdiri dari sel sertoli sebagai
unsur dinding dan diikuti epitel kuboid yang
ditunjang jaringan ikat padat.
Tubulus Rektus mencurahkan isinya ke Rete Testis.

2. RETE TESTIS
Rete testis dilapisi dengan epitel kubis rendah, terletak
dalam medaistinum yaitu penebalan Tunika Albuginea.
3. DUKTULUS EFFERENS
Dari Rete Testis muncul 10-20 duktuli eferentes yang
terdiri atas kelompok sel kuboid tanpa silia diselingi sel
bersilia yang bergerak ke arah epididimis.
Sel tanpa silia mengabsorbsi banyak cairan yang
disekresikan tubulus seminiferus.
Tubula tubula dikelilingi oleh otot- otot polos yang
bertanggung jawab dalam produksi gelombang
peristaltik yang berjalan sepanjang tubula dengan
kecepatan sekitar 15 detik sekali.
Waktu yang diperlukan oleh sperma untuk berjalan
mencapai duktus eferens yang mengosongkan isinya
kedalam sebuah duktus tunggal (duktus epididimis).
Selama perjalanan sperma relatif tidak bergerak dan
ditransport dengan kombinasi antar kontraksi otot dan
gerakan cairan. Aksi adukan dari silia dalam saluran
melakukan pencampuran yang kontinu antara sperma
dan cairan yang disekresi oleh testis dan sistem
saluran.
Duktulus
eferens
berangsur
bersatu
membentuk Duktus Epididimidis

SALURAN KELUAR KELAMIN


1. DUKTUS EPIDIDIMIDIS
Epididimis terletak dekat testis dan dikelilingi oleh suatu lipatan
dari tunika vaginalis,
terbungkus kapsul jaringan penyambung, t.d satu tubula panjang
yang tergulung panjang
4-6 m.
Bagian epididimis dimana duktus eferens
mengosongkan isinya disebut kepala dan bagian yang berbaur
dengan duktus deferens disebut ekor.
Epitelnya bertingkat silindris bersilia t.a sel basal kecil, maupun
sel silindris bersama sama membentuk suatu permukaan
lumen yang licin.
Sel-sel ini ditunjang oleh Lamina Basalis yang dikelilingi jaringan
ikat longgar dengan banyak kapiler darah, sel otot polos yang
kontraksi
peristaltiknya
membantu
mendorong
sperma
sepanjang saluran.
Permukaan epididimidis ditutupi mikrovili panjang dan bercabang
tidak teratur disebut Stereosilia.

Sperma berada dalam epididimis selama 1 sampai 3 minggu,


dan selama waktu ini terjadi perubahan dalam penampilan,
kemampuan gerak, ukuran, daya tembus membran, dan
kepekaan terhadap suhu dan fungsi metabolisme.
Lingkungan epididimidis menunjang pendewasaan sperma.
Peranan epididimis dalam menunjang pemasakan sperma
tergantung androgen, dan sel epitel silindris utama yang
melewati
epididimis
membutuhkan
androgen
untuk
memelihara bentuk maupun sekresi dan absorbsi mereka.
Susunan sekresi epididimis berubah dari permulaan sampai
akhir, dan epitelnya menjadi lebih tebal di daerah duktus
deferens. Suatu perubahan terjadi pada tebalnya selaput
otot, yang menjadi maksimal ketika epididimis masuk ke
duktus deferens. Suplai darah dari kepala dan ekor
epididimis lebih melimpah daripada dalam bagian yang lebih
proximal dari saluran reproduksi laki-laki dan menunjang
sekresi cairan aktif oleh sel yang melapisi lumen.

2. DUKTUS (VAS) DEFERENS


Vas deferens merupakan lanjutan dari duktus epididimis,
dilapisi oleh
epitel bertingkat silindris dengan stereosilis dan terletak pada
lamina
propria yang tersusun oleh jaringan ikat dengan banyak serat
elastin,
muskularisnya mempunyai tiga lapisan a.l:
Satu lapisan antara yang tebal berbentuk lingkaran/ Sirkuler
Dua lapisan longitudinal membujur tipis, masing masing
pada
permukaan dalam dan luar
Duktus
Deferens
merupakan
bagian
dari
Funikulus
Spermatikus yang mencakup Arteri testikularis, Pleksus
Pampiniformis dan Saraf. Ketika mencapai kelenjar prostata,
duktus deferens melebar membentuk ampula, suatu struktur
yang berdinding tipis dengan mukosa yang terlipat secara
kompleks.
Pada bagian akhir ampula ini bergabunglah Vesikula Seminalis.
Ketika ia masuk kedalam substansi prostata, ampulanya
menyempit lagi untuk membentuk saluran ejakulasi yang
membuka kedalam bagian prostata dari uretra yang disebut
Duktus Ejakulatorius

KELENJAR KELENJAR TAMBAHAN (ACCESSORY


GLANDS)
Pada laki laki terdapat beberapa kelenjar khusus yang
berkaitan dengan saluran reproduksi. Kelenjar kelenjar
ini memproduksi bagian terbesar cairan reproduksi.
Epitel sekresi kelenjar ini ditandai adanya lipatan mukosa
dan jaringan
penyambung longgar yang berbatasan dibawahnya,
strukturnya
mpmudah pemekaran kelenjarnya dan perluasan
permukaan epitel.
Terdapat sekumpul otot polos didalam jaringan
penyambung yang
membantu mengosongkan kelenjarnya dengan cepat
sewaktu cairan benih masuk ke dalam uretra.
Kegiatan sekresi kelenjar ini tergantung dari hormon
testikuler. kelenjar tambahan pada manusia yang utama
adalah:
Vesikula Seminalis
Kelenjar Prostat
Kelenjar Bulbouretral (Kelenjar Cowper).

1.VESIKULA SEMINALIS
Vesikula
Seminalis
adalah
tabung
sepanjang 15 cm yang sangat berkelok,
terletak dekat ampula dari duktus deferens
yang berjalan dari masing masing testis
dan membuka kedalam duktus dimana ia
menyempit untuk membentuk Ductus
Ejakulatorius.
Lipatan
mukosanya,
dilapisi
Epitel
bertingkat
Silindris
dengan
banyak
granula-granula sekretoris juga terlihat
mikrovili yang melapisi lumen. Vesikula
Seminalis
memiliki
ultrastruktur
sel
pembuat
protein. Lamina Proprianya
banyak mengandung serta elastin dan
dikelilingi lapisan otot polos tipis.

Getah Vesikula kekuningan yang pekat sedikit


alkalin dan merupakan sumber energi yang kaya
untuk metabolisme sperma, karena mengandung
substansi penggiat-Spermatozoa seperti:
Fruktosa
Sitrat,
Inositol,
Prostaglandin yaitu zat yang berpengaruh pada
kontraksi otot dan dapat mempengaruhi transpor
sperma dalam saluran wanita dan mengandung
enzim yang mengkoagulasi cairan mani menjadi
mengental dalam saluran wanita.
Cairan Seminalis merupakan sumber energi bagi
pergerakan sperma, fruktosa adalah karbohidrat
yang paling banyak. 70% dari ejakulat manusia
berasal dari Vesikula Seminalis. Tinggi sel epitel
dari Vesikula seminalis dan tingkat aktivitas
proses sekresi bergantung pada Testosteron.

2. PROSTAT
Merupakan suatu bangunan yang berbentuk biji kacang
terdiri kumpulan 30-50 kelenjar Tubulo-Alveolar
bercabang, saluran keluarnya bermuara ke dalam
Uretra Pars Prostatika.
Dikelilingi oleh kapsul jaringan penyambung tipis
(Simpai Fibroelastis) dengan banyak otot polos.
Suatu Stroma Fibromuskular banyak mengelilingi
kelenjar.
Prostat mempunyai tiga zona yang berbeda yaitu:
Zona Sentralis
Zona ini mempunyai epitel bertingkat, meliputi 25%
dari volume kelenjar.
Zona Perifer
Zona ini mempunyai epitel biasa , meliputi 70%.
Merupakan tempat utama terjadinya kanker Prostat.
Zona Transisional
Merupakan tempat Hiperplasia Prostat Beningna (BPH)
berasal.
Prostat memproduksi bagian terbesar dari cairan yang
disumbangkan pada cairan mani sewaktu ejakulasi.
Sekresi prostata itu cair, sedikit asam dan kaya enzim.

3. KELENJAR KELENJAR BULBOURETRAL


Kelenjarkelenjar bulbouretral bergaris tengah
3-5 mm, terletak proksimal terhadap Uretra
Pars
membranacea dan bermuara ke dalamnya.
Dilapisi epitel selapis kuboid pengsekresi
lender. Sel otot rangka dan otot polos terdapat
dalam septa yang membagi kelenjar menjadi
lobus.
Kelenjar ini mengeluarkan sekretnya sewaktu
pembangkitan seks dan berperan sebagai
pelumas atau zat penetral dini dari lumen
uretra yang keasam asaman.

CAIRAN BENIH (CAIRAN MANI)


Cairan dimana spermanya melayang, berasal dari
beberapa kelenjar tambahan maupun dari sel sel
sekresi terisolasi yang melapisi saluran reproduksi
laki- laki termasuk epididimis, duktus deferens,
Vesikula
Seminalis,
prostata,
dan
kelenjar
bulbouretral.
Mempunyai
susunan berbeda dengan plasma
darah dan cairan lain, mempunyai konsentrasi
fruktosa yang tinggi dan asam amino tertentu,
maupun beberapa zat unik seperti spermidin suatu
amino dengan bau yang khas.
Pada pengeluarannya sekresi prostat itu lebih dulu
masuk ke dalam uretra lalu diikuti sperma ampula
lalu sekresi dari Vesikula Seminalis.

PENIS
Pada irisan penis menunjukkan tiga
jaringan erektil, yang masing masing
mengandung sejumlah besar kapiler darah
yang beranastosoma.
Kedua kumpulan jaringan erektil dorsal
tersambung oleh korpora kavernosa penis.
Kumpulan
ventral
yang
lebih
kecil
mengelilingi
uretra,
adalah
korpus
kavernosum
uretra,
atau
korpus
spongiosum Penis

Badan kavernosa dikelilingi jaringan penyambung


padat, yakni tunika albiuginea. Diluar ini terdapat
suatu stroma jaringan penyambung longgar yg mkdng
pembuluh darah, saraf, dan korpuskulus pacini.
Tidak ada korium kulit yang menutupi penis, dan
mempunyai epidermis tipis.
Darah dibawa kepenis oleh arteria penis, bercabang
membentuk arteria dorsal dan arteri bagian dalam
yang berpasangan. Arteri dorsal mengirim cabang
cabangnya ke tunika albuginea dan trabekula
kavernosa.
Cabang cabang itu membelah dalam kapiler,
darahnya mengalir kedalam lakuna jaringan erektil dan
kemudian ke pleksus vena pada Tunika albuginea.
Arteri dalam, berjalan memanjang dan memberikan
cabang cabang ke ruang kavernosa.

Selama perangsangan seks, aliran darah ke ruang


kavernosa
sangat meningkat, khususnya dari arteri dalam,
disebabkan
dilatasi arteri yang mensuplai jaringan erektil. Vena
vena
yang membuang cairan dari ruangruang, meninggalkan
ruang
itu dengan sudut miring. Ruang sentralnya terisi dulu,
pembesarannya menekan ruang di bagian periferi dan
merintangi aliran darah, menyebabkan penis mjd tegar.
Dalam keadaan penis lemas, aliran darah yang masuk
berkurang, sedangkan aliran ke vena tetap terbuka.
Penis mempunyai suplai melimpah dalam saraf spinal,
simpatik dan parasimpatik dan ujung sensoris.

SELAM
AT
BELAJA
R
!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai