Anda di halaman 1dari 7

TUGAS HUKUM LINGKUNGAN

Baku Mutu Lingkungan dan Masalah Lingkungan di Negara Barat dan


Negara Timur

Nama

: Sakhiyatu Sova

NIM

: 11010113140480

Kelas

:G

Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro
2015

Baku Mutu Lingkungan


Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran
batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumberdaya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.
Baku mutu adalah besaran, kadar dan deskripsi parameter-parameter, kategori kimia
anorganik, kimia organik, biologik, fisik dan radioaktif yang digunakan sebagai persyaratan bagi
perlindungan dan pengembangan lingkungan menurut peruntukannya, dan telah ditetapkan
melalui peraturan perundang-undangan. Dalam mendiskusikan masalah baku mutu air tidak
dapat lepas dari masalah kualitas air dan peruntukan air.
Mutu air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu sumber
air. Kriteria mutu air digunakan sebagai dasar utama dalam penentuan baku mutu air. Baku mutu
air yang berlaku harus dilaksanakan dengan semaksimal mungkin untuk melindungi lingkungan
hidup.Dalam pengelolaan mutu air dikenal dua macam baku mutu air yaitu baku mutu aliran
(stream standard) dan baku mutu limbah (efluent standard):
1. Baku mutu aliran: adalah baku mutu yang diterapkan pada air dalam badan airdengan
mengingat peruntukan air dan kemampuan swa penahiran (selfpurification) air.
2. Baku mutu limbah: adalah baku mutu yang diterapkan pada limbah sebelumlimbah
dibuang ke badan air dengan mengingat peruntukan air dan kemampuanswa penahiran air
pada badan air tempat limbah tersebut dibuang.
Ditinjau dari fungsinya, baku mutu air mempunyai fungsi ganda, yaitu: di satu pihak
merupakan tingkat mutu air yang diinginkan bagi suatu peruntukan, dan di lain pihak merupakan
arahan serta pedoman bagi langkah-langkah pengendalian pencemaran air. Walaupun sekarang
ini teknologi alat pengukur dan pemantau kualitas air sudah sangat maju dan kualitas
sumberdaya manusia yang melakukan pengukuran dan pemantauan kualitas air juga sudah cukup
baik, tetapi dalam penentuan baku mutu aliran masih terdapat beberapa kelemahan antara lain
dalam penentuan tersebut:
1. tidak memperhitungkan swa penahiran;

2. tidak memperhitungkan sifat sinergistik dan antagonistik zat pencemar;


3. kurang mempertimbangkan sifat akumulatif dan karsinogeniknya.
Peruntukan air
Berdasarkan peruntukannya yang berhubungan dengan kriteria mutu air di Indonesia terdapat
empat golongan air:
a) Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
b) Golongan B : air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum.
c) Golongan C: air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
d) Golongan D: air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian serta dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan dan industri pembangkit tenaga listrik.
Penentuan baku mutu air
Baku mutu air ditetapkan oleh suatu negara atau daerah. Baku mutu air di Indonesia
disusun dengan berpedoman pada Kep. Men. KLH Nomor: 02/ MENKLH/I/1988 tentang
Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor:
20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, maka penyusunan baku mutu
Iingkungan kemudian mengacu pada Peraturan Pemerintah tersebut.
Baku mutu lingkungan pada umumnya disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. identifikasi penggunaan sumberdaya atau media ambien yang harus dilindungi;
2. merumuskan formulasi kriteria dengan menggunakan kumpulan dan pengolahan
informasi ilmiah;
3. merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria;
4. merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan;
5. membentuk program pemantauan dan pengumpulan berbagai informasi guna
penyempurnaan atau perbaikan data dan juga sebagai umpan batik.

Baku mutu Iimbah

Oleh karena baku mutu air pada sumber air guna suatu peruntukan terkait juga dengan baku
mutu limbah, maka dapat disesuaikan antara peruntukan air sumber air dengan baku mutu
limbah.
Peruntukan air Baku mutu limbah
Golongan A
Golongan B Golongan C Golongan D
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Jika suatu sumber air atau badan air diperuntukkan sebagai Golongan A, maka sama
sekali dilarang membuang Iimbah ke dalam badan air tersebut. Jika suatu sumber air
diperuntukkan sebagai Golongan B, maka limbah yang boleh dibuang ke dalamnya harus
memenuhi baku mutu limbah I. Jika suatu sumber air diperuntukkan sebagai Golongan C, maka
Iimbah yang boleh dibuang ke dalamnya harus memenuhi baku mutu limbah II.
Beban Pencemaran
Selain baku mutu limbah yang berdasarkan atas besaran konsentrasi parameter, juga
diberlakukan ketetapan tentang beban pencemaran maksimum yang diperbolehkan. Hal tersebut
tertuang

dalam

Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri.

Masalah Lingkungan di Negara Barat

Nomor:

Kep-51/

1. Tercemarnya air, tanah, udara oleh limbah industri, asap mobil dan pabrik, serta zat kimia
beracun.
Produk sampingan dari perkembangan industri ialah pencemaran air, tanah, sungai dan
laut akibat pembuanagn limbah industri, pencemaran udara akibat peningkatan kadar
karbondioksida dari cerobong asap pabrik danpembakaran minyak oleh kendaraan
bermotor serta kerusakan lingkungan alam oleh hasil industri berupa bahan anorganik
yang sulit dipecahkan dan bahan kimia seperti pestisida yang turut mempengaruhi
kesehatan rakyat dan kualitas lingkungan hidup. Dengan makin banyaknya industri
menyebar ke banyak negara maka permasalahan lingkungan hidup mulai meluas
mencakup berbagai kegiatan industri di berbagai negara. Akibatnya pengaruh
pencemaran sudah tidak terbatas di lingkungan daerah atau negara yang menderita, tetapi
sudah mulai menjalar dan mempengaruhi keadaan lingkungan hidup negara-negara lain.
2. Efek rumah kaca Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan
fenomenapeningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek
rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas. Gasgas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi
dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Gas-gas tersebut
berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer,
pemanasan global menjadi akibatnya.

Masalah Lingkungan Di Negara Timur

Seiring dengan kebutuhan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi


banyak masalah, akan tetapi pengalaman menunjukkan bahwa pembangunan dapat dan telah
menimbulkan berbagai dampak negatif.
Konsep pembangunan yang tidak berkelanjutan dan tidak berwawasan lingkungan bukan hanya
akan memperparah masalah-masalah lingkungan dan sosial yang ada namun juga akan memicu
timbulnya masalah-masalah lingkungan yang baru. Terdapat 5 isu pokok lingkungan aktual
yaitu;
1. Kerusakan hutan dan lahan
Di daerah yang tanahnya kurang subur dan penduduknya masih mempunyai kebiasaan
membuka hutan untuk perladangan baru akan membuat kerusakan lahan semakin parah.
Lahan pertanian tradisional, terutama lahan pertanian kering masih tetap rawan terhadap
bahaya kemerosotan kesuburan tanah, karena erosi dan pencucian hara oleh hujan.
Sedangkan di lingkungan pemukiman dan industri masalah utama yang masih tetap
belum terpecahkan ialah limbah kota dan limbah industri. Bahan-bahan berbahaya yang
dihasilkan sebagai limbah oleh kegiatan industri makin bertambah dan belum ada cara
yang berhasil untuk menanganinya. Limbah yang ada dibuang ke sungai, laut atau ke
dalam lapisan bumi yang lebih dalam.Cara pembuangan demikian membahayakan
kelangsungan kehidupan. Sementara limbah kota baik berupa limbah cair, padat atau gas
juga semakin bertambah. Penanggulangan terhadap masalah ini masih menghadapi
kesukaran, terutama dalam pengumpulan limbah tersebut dan dalam mendapatkan tempat
buangan yang aman. Peran serta masyarakat di dalam usaha penanggulangan limbah kota
perlu lebih ditingkatkan lagi.
2. Kerusakan pesisir dan laut
3. Pencemaran air, tanah dan udara
Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri
4. Permasalahan lingkungan perkotaan
5. Kemasyarakatan
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan bahwa lingkungan adalah
milik bersama dan sudah seharusnya masyarakat menjaganya.
6. Bencana Alam
Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan
7. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

8. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.


9. Kerusakan Lingkungan karena Faktor Manusia
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa
dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
Perburuan liar.
Merusak hutan bakau.
Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
Pembuangan sampah di sembarang tempat.
Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

Anda mungkin juga menyukai