Disusun oleh:
AL SWENDO MUSBAR
1407110184
1. Perilaku Instrumental
Wirausaha selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk
membantu dirinya mencapai tujuannya dalam berusaha. Dia selalu mencari segala sesuatu
yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kerjanya. Dengan kata lain segala sesuatu yang
ada dilingkungannya dipandang sebagai instrument (alat) pencapaian tujuan pribadi.
2.
Perilaku Prestatif
Perilaku prestatif menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil
lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai sebelumnya. Tidak puas
dengan hasil yang dicapai sekarang dan selalu membuat sasaran yang lebih baik dan lebih
tinggi dari sebelumnya. Bagian yang penting adalah tahapan dan proses pencapaian prestasi
itu sendiri, sedangkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian prestasi dianggap sebagai
balikan (feedback).
3.
hubungan antar manusia. Dia selalu aktif bergaul, selain menampilkan wajah ramah,
akomodatif terhadap berbagai ajakan untuk berdialog. Pengendalian emosinya baik terutama
bila situasi pergaulan tidak mengena dengan situasi hatinya, sehingga hubungannya dengan
masyarakat di sekiliingnya baik atau dekat.
4.
selesai. Dia mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada dengan perbuatan nyata untuk
mencapai tujuan. Seorang wirausaha yang bekerja keras aka mengutamakan kerja dan
mengisi waktu yang ada untuk kepentingan pribadi dan usahanya (tidak ada waktu yang
terbuang sia-sia).
5.
kecenderungannya dia akan melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi dan ada
semacam optimisme dalam kegiatannya. Optimisme berarti ada keyakinan bahwa
tindakannya akan membawa keberhasilan.
6.
menghadapi situasi yang tidak menentu dimana tidak ada jaminan untuk keberhasilan. Segala
tindakannya diperhitungkan dengan cermat, selalu mencoba membuat antisipasi adanya
hambatan-hambatan yang dapat menggagalkan usahanya.
7.
bekerja lebih keras, kapan dia harus meminta bantuan pada orang lain, dan kapan dia harus
merubah strategi dalam bekerja, dalam menghadapi hambatan. Personal control mencakup
pengertian swa-daya dan swa-kendali.
8.
Perilaku Inovatif
Seorang wirausaha selalu berpandangan ke depan untuk mencari cara-cara baru untuk
memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan orang lain untuk peningkatan kerja. Cenderung
untuk melakukan sesuatu dengan cara yang khas, unik dari hasil pemikirannya. Termasuk
dalam perilaku inovatif ini adalah kecenderungan untuk selalu meniru tetapi melalui
penyempurnaan-penyempurnaan tertentu (imitative innovative)
9.
Perilaku Kemandirian
Perilaku
kemandirian
menunjukkan
bahwa
wirauasaha
selalu
mengembalikan
perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Dia mementingkan otonomi dalam bertindak,
pengambilan keputusan dan pemilihan berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan.
Ketergantungan pada orang lain merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kata hatinya.
Dia lebih senang bekerja sendiri, menentukan dan memilih cara kerja yang sesuai dengan
dirinya. Dia dapat saja bekerja dalam kelompok selama mendapat kebebasan bertindak
pengambilan keputusan, ini berarti dia lebih senang memegang kendali kelompok kerja,
menentukan tujuan kelompok serta memilih alternative perilaku.
Apabila masyarakat dengan sikap mental kewirausahaan telah terbentuk, maka setiap
orang minimal akan dapat menghidupi dirinya dan keluarganya, kemudian msayarakat
sekitarnya dan pada akhirnya menolong bangsa dan umat manusia. Untuk itulah sikap mental
wirausaha diperlukan untuk dapat menghadapi tantangan dunia yang semakin penuh
persaingan.
Agar menjadi wirausahawan yang berhasil diperlukan suatu tekad yang kuat dan mampu
membaca peluang pasar. Kita bisa belajar dari tokoh wirausahawan yang sukses dibidangnya
seperti Bill Gates, Henry Ford, Ducan Symne, Sosro, Tirto Utomo dan lain-lain. Pada
awalnya mereka adalah wirausahawan kecil yang kemudian berhasil dalam usahanya berkat
kemampuannya memilih dan mengelola bidang usaha yang digelutinya. Keberhasilan itu
dapat diraih karena karakteristik wirausaha yang melekat pada dirinya.
2. Jelaskan dengan contoh orang-orang punya motif berprestasi tinggi, berspektif,
berkreativitas tinggi, berinovasi tinggi?
Untuk lebih jelasnya di bawah ini diberikan contoh orang-orang yang sukses dalam
berwirausaha.
1. Thomas A. Edison
Thomas A. Edison adalah orang yang memiliki mental dan ketekunan tinggi yang berhasil
dalam ilmu fisika, kimia, matematika, elektro, bola lampu dan sebagainya. Ia merupalkan
wirausahawan yang berhasil pada zamannya. gunanya perspektif, yakni untuk menunjukkan
bahwa kita ada dan karena itu, kita layak untuk diapresiasi oleh orang lain. Misalnya saja
seperti Einstein, yang diapresiasi oleh banyak umat manusia di dunia karena teori relativitasnya.
2.
Bill Gates
Bill Gates, pendiri dan bos Microsoft Corporation yang melahirkan system operasi
computer terbesar, Microsoft Windows dan MS Office. Gates adalah seorang wirausahawan
yang mengawali usaha dari kecil dengan tekad mantap serta mampu membaca peluang.
Berhubungan pada teori yang dimukakan oleh McClelland and Heckhausen menyatakan
bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses
dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu
dengan membandingkan prestasinya sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain.
3. Charles E. Wilson
Charles E. Wilson adalah seorang pekerja rendah pada suatu perusahaan. Karena tekun
dan percaya kepada dirinya serta kemampuan dalam menentukan tujuan maka ia diangkat
menjadi presiden perusahaan General Motor Corporation (GMC).
4.
Andrew Carnegie
Meskipun Andrew Carnegie tidak banyak mendapat atau memperoleh pendidikan di
sekolah, tapi berkat kemudahan, ketekunan, keuletan yang tinggi ia dapat mengantarkan
bangsa dan Negara Amerika menjadi negara industri baja yang terkenal diseluruh dunia.
Berhungan teori dari Mangkunegara (2005,61) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap
(attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju
untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif
terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal.
5.
Stave Jobs
Stave Jobs adalah wirausahawan Amerika kecil-kecilan yang ulet dan nekad dari awal
menghargai kreditivitas, ia penemu Apple Computer. Stave Jobs bukan orang kaya pada
awalnya, tetapi dengan keberanian dan perhitungan dagangnya berhasil meyakinkan pemilik
modal. Ia adalah seorang ahli strategis bisnis yang tidak tanggung-tanggung. Ia memandang
produk kreativitas itu sebagai komoditi yang dapat dijual.
6.
Michael Phelps
Mengatakan: The more you dream, the further you get.
Tampaknya sederhana apa yang diucapkan oleh Peraih 8 medali emas Olimpiade Beijing
2008 ini. Semakin tinggi mimpi, maka akan semakin banyak hal yang bisa diraih. Tentu saja
Phelps tidak berbicara tentang menjadi pemimpi, melainkan ingin memberi gambaran nyata
bagaimana motivasi menjadi seorang yang besar telah menuntun dirinya untuk mencatatkan
diri sebagai pemegang rekor pengumpul medali terbanyak dalam olimpiade sepanjang masa
Motivasi adalah sebuah daya gerak yang memberi alasan orang untuk melakukan sebuah
tindakan. Hampir setiap perilaku manusia selalu didahului dengan adanya motivasi. Menurut
Wann (1997) motivasi adalah sebuah proses peningkatan di dalam diri organisme yang
membantu mengarahkan dan mempertahankan sebuah perilaku. Gunarsa (2004) menyatakan
bahwa motivasi penggerak dalam setiap perilaku yang merupakan upaya untuk memenuhi
kebutuhan. Tinggi rendahnya motivasi dapat dilihat dari 3 unsur, yakni: energi, arah, dan
keajegan (persistence).
Energi memberi kekuatan para sebuah perilaku. Pada perilaku berolahraga, energi yang
mungkin muncul adalah kesenangan dan keinginan untuk menjadi sehat. Unsur yang
menuntun sebuah perilaku adalah arah. Dengan arah perilaku menjadi mempunyai tujuan.
Kemana ujung perilaku akan berakhir menjadi lebih terlihat. Seorang atlet prestasi tentu saja
ingin menjadi yang terbaik, tidak hanya di level nasional, tapi juga di level internasional. Dan
yang tidak kalah pentingnya adalah unsur keajegan. Untuk mencapai tujuan tertentu, maka
perilaku harus mempunyai sifat ajeg, kontinyu. Seorang atlet harus rela berlatih setiap hari
demi sebuah tujuan yang ingin dicapai.
Dari penjelasan diatas kita bisa menarik kesimpulan. Ada beberapa faktor yang
mendukung keberhasilan wirausahawan tersebut, diantaranya :
1. Tipe orang-orang yang ulet dan pekerja keras, serta mempunyai tujuan dan dedikasi yang
tinggi.
2. Tipe orang-orang yang mempunyai komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dan berprestasi
bagi perkembangan usahanya.
3. Adanya dukungan faktor eksternal berupa permintaan akan barang dan jasa.
Bercermin dari pengalaman tokoh-tokoh wirausahawan di atas kita bisa memetic
pengetahuan yang sangat berharga guna memotivasi diri dan meningkatkan kesuksesan di
dalam berwirausaha.