Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Miftachul Hidayah

NIM

: 4311413042

Prodi

: Kimia

Rombel

:1

Mata Kuliah : Komputasi Kimia

BAB III
1.

E= (r - r0)2 + ( 0)2 + [1+ cos (n ] + i j + + i j


a. Makna masing-masing suku pada persamaan diatas:
(r - r0)2
: rentangan ikatan dan persmaan energi rentangan
2
( 0)
: energi sebagai fungsi sudut ikat
[1+ cos (n ]
: sudut torsi dan persaman energi torsi
i j +
: suku van der waals
i j
: suku elektrostatik
b. Kekuatan dan kelemahan metode mekanika molecular dalam penentuan sifat
senyawa.
Kelebihan:
Membutuhkan waktu relative singkat.
Tidak menggunakan computer kapasitas tinggi.
Dapat digunakan untuk menganalisis senyawa dengan massa molekul

tinggi.
Lebih sederhana karena metode ini menggunakan dasar hokum-hukum
fisika klasik sebagai perhitungannya.

Kekurangan:

Mekanika molecular secara umum tidak dapat digunakan untuk menggambarkan

struktur yang jauh dari kesetimbangan seperti keadaan transisi.


Hasil perhitungan kurang tepat apabila dibandingkan dengan metode yang lain.
2. Kestabilan bentuk kursi dan bentuk perahu dari senyawa sikloheksana dapat
ditentukan dengan menentukan struktur yang paling stabil dari bentuk-bentuk
tersebut.
a. Proses optimasi dilakukan untuk mendapatkan struktur molekul dengan
tingkat kestabilan tertinggi. Oleh karena itu, perhitungan energinya selalu
lebih rendah dibandingkan perhitungan energi pada saat single poin, karena
pada single point tidak dilakukan penstabilan struktur terlebih dahulu.

b. Struktur yang lebih stabil adalah sikloheksana dengan struktur kursi dengan
energi teroptimasi 3,1102 kkal/mol yang merupakan lebih stabil dari struktur
perahu yang memiliki energi optimasi lebih besar.

BAB V
3. Data perhitungan kimia komputasi dengan program HyperChem menggunakan
metode AM-1 tentang kestabilan termodinamik dari kesetimbangan bentuk keto-enol.

a. Untuk memprediksi sifat senyawa berdasar perhitungan kimia komputasi selalu


didahului dengan proses optimasi geometri. Karena dengan melakukan optimasi
geometri maka dapat diperoleh bentuk geometri paling optimal. Yang terjadi pada
proses optimasi geometri adalah gerakan molekul dan perhitungan energi, momen
dipol, serta yang lainnya berdasarkan iterasi tertentu. Optimasi geometri selesai
ketika diperoleh bentuk geometri optimal dimana computer akan menghentikan
perhitungan dan didapat data energi yang stabil.
b. Jika mendapatkan data perhitungan dengan dua metode yang berbeda (AM1 vs
PM3) tidak dapat langsung menentukan yang berharga negative lebih akurat.kita
harus menentukan hasil perhitunagn yang lain seperti momen dipol dan
membandingkannya dengan data eksperimen yang telah ada yang paling
mendekati data eksperimen adalah yang lebih tepat.
c. Pada umumnya bentuk enol dari senyawa di keton lebih stabil daripada bentuk
keto, karena oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga oksigen
membentuk energi ikatan rangkap yang lebih kuat. Ikatan ganda karbon-oksigen
(karbonil) lebih kuat dua kali lipat daripada ikatan tunggal karbon-oksigen, namun
ikatan ganda karbon-karbon lebih lemah daripada dua ikatan tunggal karbonkarbon.
d. Kaitan antara ukuran dari subtituen pada atom C-3 senyawa 2,4-pentanadion
dengan pergeseran keseimbangan kea rah bentuk keto yaitu ukuran subtituen C-3
pentanadion terpengaruh dengan posisi gugus keton.

e. Perubahan yang terjadi pada subtituen adalah bentuknya yaitu sebagai berikut:

Bentuk optimasi AM1


E= 718,4483 kcal/mol Grad=0.093 Conv=YES (36 cycles 87 points) [Iter=1
Diff=0.00000]
Energies and Gradient
Total Energy

= -29228.3013899 (kcal/mol)

Total Energy

= 46.578257361 (a.u)

Binding Energy

= -718.4483099 (kcal/mol)

Isolated Atomic Energy

=-28509.8530800 (kcal/mol)

Electronic Energy

= -87080.5679638 (kcal/mol)

Core-Core Interaction

= 57852.2665738 (kcal/mol)

Heat of Formation

= 255.1196901 (kcal/mol)

Gradient

= 0.0928276 (kcal/mol/Ang)

bentuk optimalisasi PM3


Total Energy

= -26911.6046898 (kcal/mol)

Total Energy

= -42.886366625 (a.u)

Binding Energy

= -741.1978158 (kcal/mol)

Isolated Atomic Energy

= -26170.4068740 (kcal/mol)

Electronic Energy

= -83850.4334497 (kcal/mol)

Core-Core Interaction

= 56938.8287599 (kcal/mol)

Heat of Formation

= 232.3701842 (kcal/mol)

Gradient

= 0.0944459 (kcal/mol/Ang)

f. Bentuknya sebagai berikut:

optimalisasi geometri AM1


E= -2678.1514 kcal/mol Grad=0.669 Conv=NO(104 cycles 239 points) [Iter=1
Diff=0.00194]

optimalisasi geometri MP3


E= -2684.1342 kcal/mol Grad=0.435 Conv=NO(104 cycles 234 points) [Iter=1
Diff=0.00075]
4. Hasil perhitungan kimia komputasi untuk senyawa methanol dengan berbagai metode
kimia komputasi.

a. Berdasarkan

data

yang ditampilkan menunjukkan metode

MM+

tidak

mampumenghitung momen dipol secara tepat. Perhitungan momen dipol


menggunakan MM+ sebesar 1,069 sedangkan berdasarkan dta eksperimen 1,70.
Hal ini tentu sja sangat jauh antara perhitungan secara teoritik dan eksperimen
sehingga dapat disimpulkan metode MM+ tidak dapat menghitung momen dipol
dengan tepat.
b. Beberapa himpunan basis dapat diterangkan:
STO-3G merupakan basis set minimal yang mengandung jumlah minimum
fungsi dasar yang dibutuhkan untuk setiap ato. Besis set ini menggunakan
orbital tipe atomic ukuran tertentu. Basis set ini menggunakan 3 primitif
Gaussian setiap fungsi dasar, sesuai namanya 3G. STO bermaksud
Slater-Type Orbital, dan basis set STO-3G memperkirakan orbital Slater

dengan fungsi Gaussian.


Basis set 3-21G merupakan basis set split valence yaitu basis set yang
mempunyai dua atau lebih fungsi dasar untuk setiap orbital valensi,

dimana orbital utama dan bukan utama dalam ukuran.


Basis set 6-31G adalah polarized basis set yaitu basis set yang menambah
orbital dengan momentum angular diluar apa yang diperlukan untuk
keadaan dasar untuk gambaran setiap atom. Sebagai contoh dengan basis
set ini menambah fungsi d ke atom karbon, dan fungsi f ke atom transisi,

beberapa yang lain menambah fungsi p ke atom hydrogen.


Basis set 6-31G* adalah basis set 6-31G dengan fungsi difusi ditambahkan
ke atom berat. Basis set ini disebut fungsi difusi yaitu versi ukuran dari
fungsi tipe s dan p (sumbu lawan fungsi ukuran valensi standar). Fungsi ini
membolehkan orbital menempati bagian ruang yang lebih besar. Basis set
dengan fungsi difusi penting untuk system dimana electron relative jauh

dari inti: molekul dengan pasangan electron bebas, anion dan system lain

dengan potensial ionisasi rendah, deskripsi absolut , dan sebagainya.


Basis set 6-31G** yaitu high angular momentum( basis set yang berguna
untuk banyak system). Basis set ini menambahkan multiple fungsi

polarisasi per atom ke basis set triple zeta.


c. Berdasarkan tabel maka basis set yang saya pilih adalah basis set AM-1 karena
basis set ini menghitung dengan tepat momen dipol dan sudut COH. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan metode AM-1 momen dipolnya adalah 1,621 mendekati
data eksperimen 1,70 sedangkan sudut COH berdasarkan data eksperimen yaitu
108,50 sedangkan dengan AM-1 mendekati hasil tersebut yaitu 107,161.
d. Tidak menggunakan parameter pada kolom ke-2 karena tidak ada pembanding
dengan data eksperimen sehingga tidak dapat menentukan metode kimia
komputasi yang tepat.
e. Dengan melihat perhitungan diatas, maka basis set yang dipilih adalah basis set
AM-1 karena basis set ini menghitung dengan tepat momen dipol dan sudut COH.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode AM-1 momen dipolnya adalah
1,621 mendekati data eksperimen 1,70 sedangkan sudut COH berdasarkan data
eksperimen yaitu 108,50 sedangkan dengan AM-1 mendekati hasil tersebut yaitu
107,161.

Anda mungkin juga menyukai