Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama, gagal jantung
menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya terutama pada lansia. Study
Framingham memberikan gambaran yang cukup jelas tentang gagal jantung, pada
study ini disebutkan bahwa kejadian gagal jantung per tahun pada orang berusia
lebih dari 45 tahun adalah7,2 kasus setiap 1000 orang laki-laki, dan 4,7 kasus setiap
1000 orang perempuan (Sani Aulia, 2005).
Di Amerika Serikat gagal jantung banyak ditemukan pada kelompok usia lebih dari
65 tahun. Prevalensi gagal jantung di Amerika sebesar 20% pada kelompok usia
40 tahun, dengan >650000 gagal jantung yang baru terdiagnosa selama 10 tahun
terakhir. Insidensinya meningkat sesuai dengan peningkatan kelompok usia, yaitu
sebanyak 20 per 1000 orang berusia 65-69 tahun hingga >80 per 1000 orang pada
kelompok usia 85 tahun. Jumlahnya pun meningkat dari tahun ke tahun dari 90 per
1000 orang pada tahun 1994 menjadi 121 per 1000 orang di tahun 2010. Tingkat
mortalitas sebesar 50% setelah 5 tahun pasien terdiagnosa gagal jantung (Go AS et
al, 2014 cit Jurgens et al, 2015).
Sementara di Indonesia, berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal
jantung di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696
orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/ gejala sebesar 0,3% atau
diperkirakan sekitar 530.068 orang (Kemenkes RI, 2014).
Gagal jantung lebih sering diakibatkan oleh penyakit arteri koroner. Kelompok
lansia lebih beresiko mengalami peningkatan kejadian penyakit jantung iskemik,
karena proses penuaan berhubungan dengan disfungsi endotel arteri koroner yang

Gagal jantung, Kelompok 5

KD Angkatan IV 2015

dapat mengakibatkan iskemi miokard jantung. Penyakit arteri koroner berhubungan


dengan 87% peningkatan resiko gagal jantung yang juga disertai dengan hipertensi.
Sementara penyakit arteri koroner yang berdiri sendiri berkontribusi pada
peningkatan resiko gagal jantung sebesar 13%. Sementara penyabab gagal jantung
lainnya seperti kelainan katup jantung memiliki kontribusi yang lebih kecil (Jurgens
et al, 2015).
Gagal jantung merupakan suatu sindrome yang rumit di mana terdapat
ketidaknormalan struktur dan fungsi jantung yang mengganggu pengisian dari
ventrikel ataupun kemampuan ventrikel untuk mengejeksikan sejumlah darah dan
merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung (Yancy et al, 2013 dan
Imaligy, 2014).
Kondisi gagal jantung pada pasien berakibat pada peningkatan lama rawat (Length
of Stay) pasien di pelayanan kesehatan. Data juga menunjukkan bahwa pasien gagal
jantung yang selamat dan dipulangkan beresiko tinggi untuk dirawat ulang
(rehozpitalization) hingga kematian (Jurgens et al, 2015). Dengan adanya gagal
jantung, jantung yang lemah tidak dapat memenuhi kebutuhan sel. Aktivitas seharihari seperti berjalan, menaiki tangga atau membawa beban belanjaan dapat menjadi
hal yang sulit bagi penderita gagal jantung. Gagal jantung dapat dikatakan sebagai
masalah kesehatan yang serius dan biasanya tidak dapat diobati.
Gambaran di atas menunjukkan tingginya prevalensi gagal jantung sebagai akibat
dari berbagai penyakit jantung, terutama penyakit arteri koroner, serta pengaruhnya
terhadap kualitas hidup pasien. Maka sesuai dengan yang telah dipelajari di
lapangan dan Diklat RSJPDHK tentang asuhan keperawatan pada pasien gagal
jantung, maka penulis

tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan Gagal

Jantung Pada Tn. W Dengan ADHF Echausa Old Aterior MCI Post CABG Tahun
2004 di ruang IW Medikal RSJPDHK.

Gagal jantung, Kelompok 5

KD Angkatan IV 2015

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui proses
perjalanan

penyakit

gagal

jantung

sehingga

mampu

memahami

dan

mengimplementasikan asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung dengan


pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnose keprerawatan,
intervensi, implementasi, dan evaluasi dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memahami anatomi fisiologi jantung
b. Dapat memahami perjalanan penyakit gagal jantung, meliputi: pengertian,
klasifikasi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, diagnostik, tata laksana
gagal jantung.
c. Dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung meliputi
proses: pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan asuhan
keperawatan, implementasi, hingga evaluasi keperawatan.
C. Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka dan pendekatan
langsung pada pasien. Tinjauan pustaka didapat melalui telusur kepustakaan dari
berbagai sumber seperti buku-buku medis dan keperawatan, jurnal-jurnal medis dan
keperawatan, serta sumber dari website resmi kementerian kesehatan. Pendekatan
pasien dilakukan untuk menggali data klinis serta riwayat kesehatan pasien melalui
rekam medis pasien hingga proses implementasi proses asuhan keperawatan pada
pasien. Semua sumber yang telah didapat kemudian penulis susun dalam
sistematika penulisan makalah ini. Sedangkan metode kasus yang kelompok ambil
adalah di ambil dari ruang IW Medikal RSJPDHK.

D. Ruang Lingkup

Gagal jantung, Kelompok 5

KD Angkatan IV 2015

Fokus pembahasan pada makalah ilmiah ini adalah Asuhan Keperawatan Gagal
Jantung Pada Tn. W Dengan ADHF Echausa Old Anterior MCI Post CABG Tahun
2004 di ruang IW Medikal Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Jakarta pada 7 Oktober 2015 (pukul 07.30-14.00 WIB) sampai dengan 8 Oktober
2015 (pukul 07.30-14.00 WIB).
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun dari lima bab yang membahas tentang asuhan keperawatan
pada pasien dengan gagal jantung adalah sebagai berikut :
BAB I

: Latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup

BAB II
BAB III

dan sistematika penulisan.


: Landasan teori gagal jantung dan asuhan keperawatan.
: Tinjauan kasus dan proses asuhan keperawatan yang telah

BAB IV

dilakukan.
: Pembahasan dari kasus kelompok yang dikaitkan dengan landasan

BAB V

teori.
: Kesimpulan dan saran.

Gagal jantung, Kelompok 5

KD Angkatan IV 2015

Anda mungkin juga menyukai