Anda di halaman 1dari 8

24

III.

MATERI DAN METODE

3.1. Materi
3.1.1. Air Sampel
Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk mengumpulkan
sebagian material/bahan

dalam volume yang cukup kecil yang mewakili

material/bahan yang akan di periksa secara tepat/teliti untuk dapat di bawa


dengan mudah dan di periksa di laboratorium. Perbandingan atau
konsentrasi relatif yang tepat dari semua komponen dalam sampel akan
sama seperti dalam material yang di sampling, serta tidak mengalami
perubahan-perubahan

yang

berarti

dalam

komposisinya

sebelum

pemeriksaan dilakukan .
Menurut Yunus (1975), sampel yang akan di gunakan untuk
mewakili, diperlukan seorang pengambil sampel yang dapat atau mampu
melakukan prosedur pengambilan dan pengawetan sampel dengan baik, agar
hasil uji laboratorium nantinya merupakan hasil uji yang dapat di
pertanggung jawabkan kualitas dan kuantitas nya. Kemungkinan kandungan
pada sampel dapat hilang secara keseluruhan atau sebagian jika prosedur
pengambilan dan pengawetan sampel yang baik tidak di ikuti dengan benar.
Pada waktu pengambilan sampel air di lakukan pemeriksaan parameter air
yang harus di lakukan segera di lapangan seperti: pemeriksaan fisika, kimia,
biologi.

3.2

Metode

25

3.2.1. Penentuan Lokasi Sampling


Penentuan lokasi sampling dilakukan secara random atau acak
dengan karakteristik tempat tersebut adalah perairan darat yang memenuhi
kriteria-kriteria perairan darat yang umum. Kriterianya diantaranya adalah
air bersifat tawar, mempunyai kisaran pH sekitar 7 - 8, air berasal dari air
tanah dan air hujan. Sesuai disiplin ilmu yang dipelajari, Limnologi
mengacu pada objek yang memiliki parameter-parameter yang ada pada
perairan darat (tawar) antara lain parameter kimia, fisika, dan biologi.
Lokasi sampling adalah Pusat Benih Ikan Air Tawar (PBIAT)
Ambarawa. Lokasi adalah tempat pembenihan ikan tawar. Digunakan
sebagai lokasi sampling karena sesuai dengan objek Limnologi yaitu dapat
diukur parameter-parameter fisika, kimia, dan biologinya. Pengukuran
parameter-parameter tersebut di atas dilakukan pada kolam pembesaran ikan
Nila (Oreochromis niloticus). Kolam pembesaran ikan Nila yang kami amati
tidak terdapat tumbuhan air akan tetapi warna air pada permukaan
kehijauan, pengukuran kami lakukan pada 3 titik yaitu inlet, tengah, dan
outlet.
3.2.2. Prosedur Pengukuran Parameter Kimia
a. Oksigen terlarut (DO)
Metode yang digunakan dalam pengukuran oksigen terlarut dengan
cara mengambil sampel air dengan menggunakan botol BOD 125 ml,
menambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam KI, kemudian menutup

26

botol dan mengocoknya hingga larutan mengendap, menambahkan 1 ml


H2SO4 pekat kemudian menutup botol BOD, mengocoknya sampai larutan
berwarna kuning, memasukkan 50 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 250 ml,
melakukan titrasi dengan 0,025 N Na 2S2O3 hingga larutan berwarna kuning
muda, menambahkan 2 tetes indikator amilum, timbul warna biru kemudian
melanjutkannya dengan titrasi Na2S2O3 0,025 N hingga bening, membaca
skala

penurunan

DO mg/l

titran,

memasukkan

dalam

rumus

ml titran x N titran x 8 x 1000


,
ml sampel

mengulangi pengamatan setiap 4 jam sekali selama 24 jam.


b. Karbondioksida (CO2)
Metode yang digunakan dalam pengamatan karbondioksida dengan
cara mengambil 50 ml sampel air dan memasukkan ke dalam tabung
Erlenmeyer, menambahkan 2 tetes indikator PP. Apabila setelah
penambahan indikator PP warna larutan sampel menjadi merah muda,
maka karbondioksida sama dengan 0, apabila tidak berwarna, melakukan
titrasi larutan sampel dengan 0,045 N Natrium Karbonat (Na2CO3) hingga
warna merah muda, membaca skala penurunan titran, memasukkan dalam

rumus: CO 2 mg/l

ml titran x N titran x 22 x 1000


ml sampel

c. Alkalinitas
Metode yang digunakan pada pengamatan alkalinitas dengan cara
mengambil 50 ml sampel air dan memasukkannya ke dalam Erlenmeyer,
menambahkan 1 tetes PP, bila terjadi warna merah muda melanjutkan

27

titrasi dengan 0,025 N HCl hingga warna merah muda hilang, mencatat
jumlah HCl yang digunakan (A), memasukkannya ke dalam rumus, bila
tidak berwarna merah muda menambahkannya 1 2 tetes indikator MO,
kemudian melakukan titrasi dengan larutan 0,025 N HCl hingga warna
larutan menjadi merah seulas, membaca skala penurunan HCl (B),
memasukkannya dalam rumus.
P parsial

T total

A x N HCl x 50 x 1000
ml sampel

(A B) x N HCl x 50 x 1000
ml sampel

mengulangi pengukuran setiap 6 jam selama 24 jam.


d. Derajat keasaman (pH)
Metode yang digunakan pada pengamatan derajat. keasaman (pH)
dengan cara memasukkan pH paper pada air sampel, mencocokkan warna
pH paper pada skala yang ada. Melakukannya setiap 6 jam sekali selama
24 jam.
e. Kesadahan
Metode yang digunakan dalam pengukuran kesadahan dengan cara
mengambil 10 ml sampel air, menambahkan 1-2 ml larutan Buffer hingga
pH 10 (biasanya cukup 1 ml), menambahkan indikator Chrom Black T,
hingga warna berubah menjadi ungu, melakukan titrasi dengan Na
EDTA, apabila tidak menjadi biru menambahkan 5 g Na2S9H2O atau 3,7 g
Na2S5H2O dalam 100 ml akuades, membaca jumlah Na EDTA yang
digunakan, memasukkan dalam rumus :

28

Keasadahan = A x 60 (mg/l)
Dimana : A = ml Na - EDTA
melakukannya setiap 6 jam sekali selama 24 jam.
3.2.3. Prosedur Pengukuran Parameter Biologi
a. Produktivitas Primer
Metode yang digunakan dalam pengukuran produktivitas primer
dengan cara mengambil air sampel dengan menggunakan 2 botol BOD
(gelap dan terang), memasukkan botol tersebut dan merendamnya selama
4 jam, mengukur oksigen terlarut setelah 4 jam perendaman, menghitung
produktivitas primer :
PP

BT BG x 12 x 1000 (gC/m3/Jam)
pq
x
32

Dimana : BT = Botol terang

pq = 1,2

BG = Botol gelap
x

= Waktu inkubasi

b. Plankton
Pengambilan sampel dalam praktikum ini menggunakan jaring
plankton (plankton-net) yang mempunyai ukuran panjang dan ukuran mata
jaring tertentu. Pengambilan sampel air dengan volume tertentu dan sudah
ditentukan sebelumnya dan menyaringnya dengan plankton-net.
Sistem pasif ini biasanya di gunakan untuk pengambilan sampel di
perairan tambak dan tawar, tetapi dapat juga di lakukan pada pengambilan
sampel air laut. Pengambilan sampel dengan system pasif ini dilakukan

29

dengan menyaring air yang di ambil dari perairan yang sudah di tentukan
volumenya terlebih dahulu yaitu sebesar 100 liter. Larutan yang digunakan
untuk mengawetkan plankton adalah larutan lugol.
Metode perhitangannya dengan menggunakan rumus:
Jarang : Jumlah (N) x 104
Sedang : N x 25 x 104
Padat

: N x 4 x 106

3.2.4. Prosedur Pengukuran Parameter Fisika


a. Debit Air
Metode yang digunakan pada pengukuran debit air dengan cara
menampung air yang keluar dari inlet atau outlet dengan menggunakan
ember 1 liter dan hitung waktu ember terisi penuh dengan stop watch.
Kemudian masukkan ke dalam rumus: Q= A:B
dimana: Q= Debit air
A= Volume air tertampung dalam ember
B= Waktu yang tercapai ketika ember terisi penuh
b. Suhu
Metode yang digunakan dalam pengukuran suhu dengan cara
mengukur suhu di air menggunakan termometer air raksa, mengukur suhu di
udara dan mengulangi pengukuran suhu setiap 1 jam selama 24 jam.
c. Kecerahan
Metode yang digunakan dalam pengukuran kecerahan dengan cara
memasukkan secchi disk ke dalam kolam, membaca skala dimana piringan

30

secchi disk terlihat jelas (K1), membaca skala dimana piringan secchi disk
terlihat remang-remang (K2), mengulangi pengukuran diawali pukul 12.00
17.00 WIB dan dilanjutkan pukul 06.00 11.00 WIB, memasukkan hasil

skala dalam rumus : D

K1 K 2
2

Dimana: D : Kedalaman kecerahan air

K1 : Kedalaman secchi disk remang-remang

K2 : Kedalaman secchi disk terlihat


d. Kedalaman
Metode yang digunakan dalam pengukuran kedalaman dengan cara
memasukkan tongkat berskala ke dalam kolam, membaca skala pada
tongkat berskala.
e. Arus
Metode yang digunakan pada pengukuran kecepatan arus dengan
cara menggunakan bola arus (jeruk) yang di ikat dengan tali raffia
sepanjang 1 meter. Bola arus di biarkan mengapung di atas air kemudian
menghitung waktu yang di tempuh bola sepanjang 1 meter dengan
menggunakan stopwatch. Kemudian menghitung dengan cara: jarak yang
di tempuh bola arus (1 m) di bagi waktu (detik).
f. Morfometri

31

Metode yang di gunakan pada pengukuran morfometri dengan cara


mengukur panjang dan lebar dari kolam, gambar dalam sketsa, membagi
sketsa dalam bagian-bagian kecil dengan garis vertical dan horizontal
yang masing-masing berukuran 2 meter, melakukan pengukuran

kedalaman pada tiap perpotongan garis, menggabungkan titik kedalaman


yang mempunyai nilai yang sama.
2 meter
2 meter

Anda mungkin juga menyukai