Agar Tidak Malas Sholat Berjamaah
Agar Tidak Malas Sholat Berjamaah
Agar Tidak Malas Sholat Berjamaah
Rate This
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah, rahmat, dan maghfirah.
Alangkah ruginya jika kita tidak memaksimalkan bulan ini dengan beribadah. Dan,
alangkahnya beruntungnya orang-orang yang menjadikan detik demi detik hidupnya
dengan dzikir, tilawah, shalat, dan ibadah-ibadah lainnya. Saat sedang menunggu
seseorang, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu hanya dengan melamun atau
melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat. Ia gunakan waktu itu untuk berdzikir,
tilawah, atau membaca buku. Jadilah ia mendapat pahala yang berlipat ganda
melebihi jika ia beribadah di bulan lainnya.
Mungkin kiat-kiat berikut ini dapat membantumu agar tidak malas beribadah di bulan
Ramadhan. Mari bersama kita mengisi bulan ini dengan amal-amal ibadah, melebihi
bulan-bulan sebelumnya, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Mari kita
ramaikan masjid, rumah, dan majelis-majelis pertemuan kita dengan berbagai
aktivitas ibadah.
1. Mengetahui keutamaan-keutamaan amal ibadah
Pertama, ketahuilah keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan. Dan kedua, ketahuilah
keutamaan-keutamaan amal ibadah. Karena, dengan mengetahui keutamaankeutamaan itu, diharapkan motivasi kita dalam beramal semakin meningkat.
2. Bersegera memenuhi panggilan Allah
Apabila telah datang panggilan Allah untuk shalat, janganlah engkau menundanundanya untuk segera pergi shalat berjamaah. Karena jika engkau tunda, maka
bisikan setan akan semakin menguat dalam dirimu. Setan akan berbisik pada hatimu,
Masih ada waktu untuk mengerjakan shalat. Setelah satu jam berlalu, setan kembali
berkata, Tidur saja, masih ada waktu satu jam lagi. Karena mengantuk, akhirnya
kita pun tertidur. Setelah waktu shalat telah habis, setan berkata, Jangan bersedih,
tenang saja, masih ada waktu untuk bertobat, shalat bisa di qodho. Begitulah
seterusnya. Memperturutkan keinginan setan hanya semakin menjauhkan kita dari
Allah. Setan akan terus menggoda manusia hingga akhirnya manusia takluk di
tangannya. Pertama dengan dosa kecil, kemudian dengan dosa menengah, kemudian
dengan dosa besar.
Jika engkau tidak segera beramal, maka titik kemalasan dalam hatimu akan muncul,
sebagaimana halnya titik hitam apabila sebuah dosa dilakukan. Sampai pada akhirnya
kemalasan itu menjadi bagian dari dirimu. Namun, jika engkau segera beramal, yang
hadir justru kekuatan, semangat dan antusiasme yang tinggi, walaupun sebelum
mengerjakannya ada perasaan berat. Tapi, percayalah, hal itu bukan terjadi karena
amal itu sendiri, melainkan di dalam dirimu sedang terjadi pertarungan antara setan
dengan malaikat, dan akhirnya malaikat keluar sebagai pemenang, dan engkau pun
dapat mengerjakan amal itu. Alhamdulillah.
Rasulullah Saw. dan kaum muslimin diperintahkan Allah agar setelah selesai dari satu
amal, beralih pada amal yang lain (faidza faraghta fanshab). Karena, bisa jadi orang
yang paginya beriman, namun sorenya kafir. Dan, yang sorenya beriman, paginya
menjadi kafir. Hal ini terjadi karena kita memberikan ruang kosong dalam hidup kita.
Apabila sudah lelah bekerja dan beramal, beristirahatlah. Apabila sudah berilmu,
beramallah. Apabila sudah selesai shalat fardhu, berdzikirlah, kemudian kerjakan
shalat sunah, dan seterusnya, sesuai dengan jadwal pekerjaan apa saja yang akan
kita lakukan. Begitulah hidup ini tidak pernah berhenti sampai Allah-lah yang
menghentikannya. Jangan biarkan setan dengan leluasa menggoda kita. Akal dan hati
kita harus disibukkan dengan sesuatu yang bermanfaat. Apabila akal dan hati kita
kosong, maka setan akan dengan mudah menyusupkan bisikannya kepada kita, dan
kita akan dengan mudah tergoda melakukan apa yang dibisiki setan itu.
3. Merenungkan kembali ketekunan beribadah orang-orang saleh
Sebagai contoh, jika malas mengerjakan shalat berjamaah di masjid, ingatlah
Abdullah bin Ummi Maktum. Abdullah adalah salah seorang sahabat Nabi Saw. yang
buta matanya, tapi beliau sangat rajin pergi shalat berjamaah di masjid. Lalu,
bagaimana dengan kita? Kita dapat melihat, tapi rasa-rasanya untuk urusan shalat
berjamaah di masjid, sangat berat sekali melakukannya. Bahkan, meskipun masjid itu
hanya berjarak beberapa meter dari rumah, tetap saja malas untuk melangkah ke
arahnya. Ternyata amal seorang yang buta jauh lebih baik dan lebih banyak
ketimbang amal seorang yang dapat melihat. Sebenarnya, siapa yang dapat melihat
(kebenaran) itu? Apakah orang yang buta matanya atau buta hatinya?
Banyak kisah dapat kita jadikan pelajaran dan renungan apabila rasa malas mulai
menggerogoti jiwa kita. Cobalah engkau renungkan kisah-kisah ulama dan para
mujahidin yang dipenjara. Penjara yang sempit itu bukannya malah melemahkan
semangat, justru disana ia dapat beribadah lebih banyak dan lebih khusyu. Mereka
juga dapat berkarya dengan hati merdeka. Bandingkan dengan kita yang hidup di
alam bebas, dapat melangkah kemana pun kita mau, dapat melakukan apa pun yang
kita mau, tapi ternyata dunia yang luas terasa sempit, sangat sempit, lebih sempit
dari penjara. Renungkanlah!
4. Jangan berlebih-lebihan
Sikap berlebih-lebihan baik dalam berbagai hal hanya menghasilkan sesuatu yang
negatif. Berlebih-lebihan dalam makan dan minum dapat menjadikan kegemukan
yang berlebihan, didominasi syahwat, yang selanjutnya badan terasa berat, tidak
cekatan, malas, dan lambat. Barangkali inilah rahasia Allah dan Rasul-Nya melarang
manusia berbuat berlebih-lebihan. Allah Swt. berfirman, Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (QS. al-Araf: 31).
Kita harus memperhatikan hal ini dengan seksama. Jangan sampai saat kita berbuka
maupun sahur, kita makan dan minum secara berlebih-lebihan sehingga
mengakibatkan hal yang disebutkan di atas.
Termasuk berlebih-lebihan yang tidak boleh adalah berlebih-lebihan dalam masalah
agama. Syaikh Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Afaatun Ala ath-Thariq
mengatakan, Dengan sangat tekun melaksanakan ketaatan dan menghalangi
tubuhnya untuk mendapatkan hak-haknya seperti istirahat dan memakan makanan
yang baik-baik. Sikap seperti ini akan mendatangkan kelemahan, loyo, jenuh, dan
bosan, yang selanjutnya akan memutuskan dan meninggalkan aktivitasnya itu.
Bahkan kadang-kadang dapat menyimpang dengan menempuh jalan lain yang
merupakan kebalikan dari jalan yang selama ini ditekuninya.
Rasulullah Saw. bersabda, Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam beragama. (HR.
Ahmad). Sabdanya yang lain, Celakalah al-mutanaththi. Kalimat ini beliau ucapkan
tiga kali. Yang dimaksud al-Mutanaththi ialah orang yang berlebih-lebihan, yang
melewati batas dalam perkataan dan perbuatannya. Rasulullah Saw. juga bersabda,
Sesungguhnya agama Islam itu mudah, dan tidaklah seseorang memberat-beratkan
diri dalam beragama melainkan ia akan dikalahkan olehnya. (HR. Bukhari).
Apabila sudah mengantuk, tidurlah. Apabila sudah tiba waktu berbuka, bersegeralah
berbuka. Apabila masuk waktu sahur, sahurlah, karena hal itu akan menguatkan
orang yang berpuasa. Tubuh kita punya hak atas diri kita. Rasulullah Saw. adalah
orang yang paling saleh, tetapi beliau juga makan, minum, tidur, berhubungan intim
dengan istrinya, pergi ke pasar dan lain-lain.
5. Mandi
Dengan mandi, tubuh kita akan terasa segar kembali. Dalam situs kapanlagi.com
disebutkan tentang manfaat mandi ini: Sebuah studi yang diterbitkan dalam New
England Journal of Medicine menunjukkan penderita diabetes yang menghabiskan
hanya setengah jam berendam dalam bak air hangat dapat menurunkan tingkat gula
darah sekitar 13 persen.
Penelitian terpisah di Jepang menunjukkan 10 menit berendam dalam air hangat
dapat memperbaiki kesehatan jantung baik pria maupun wanita, membantu mereka
menjalani test olahraga lebih baik dan mengurangi rasa sakit.
Disamping itu, mandi dapat mengeluarkan racun, mengurangi stress, menyembuhkan
penyakit kulit, menyembuhkan infeksi, mengobati flu dan sakit kepala, mengobati
susah tidur, dan memperlancarkan sirkulasi.
6. Makan sahur
Pen-syarah kitab Shahih Bukhari, Imam Aini Rahimahullah meriwayatkan hadits
mengenai keutamaan makan sahur dari 17 orang sahabat. Sedangkan menurut Imam
Ibnu Hajar Rahimahullah dalam kitab Fathul Bari disebutkan, setidaknya ada delapan
keberkahan dari makan sahur: Mengikuti sunnah, membedakan dari cara
berpuasanya Ahli Kitab, menambah kekuatan untuk beribadah, meningkatkan
keikhlasan dalam beribadah, menghilangkan amarah akibat perasaan lapar,
membantu orang lain dalam memberikan makan sahur, waktu diijabahnya doa, dan
mendapatkan taufik untuk berdoa dan berdzikir.
Rasulullah Saw. bersabda, Perbedaan antara puasa yang kita lakukan dengan puasa
yang dilakukan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) adalah dalam makan sahur yang
mereka tidak melakukannya. Rasulullah Saw. juga bersabda, Sesungguhnya Allah
beserta para malaikat-Nya mengirimkan rahmat kepada orang-orang yang makan
sahur. (HR. Thabrani dan Ibnu Hibban).
Apabila Rasulullah Saw. mengundang para sahabat untuk makan sahur, beliau selalu
bersabda, Marilah makan makanan yang penuh berkah ini bersama-sama
denganku. Dalam sebuah hadits dikatakan, Bersahurlah sehingga engkau mendapat
kekuatan dalam puasamu. Dan tidurlah setelah tengah hari untuk membantumu
bangun pada akhir malam (untuk beribadah).
Abdullah bin Harits Ra. meriwayatkan dari salah seorang sahabat, Suatu ketika aku
mengunjungi Rasulullah Saw. ketika sedang makan sahur. Kemudian Rasulullah Saw.
bersabda, Inilah perkara yang penuh dengan keberkahan yang telah dikaruniakan
Allah kepadamu. Janganlah kamu meninggalkannya.
Dalam berbagai riwayat, Rasulullah Saw. sering memberikan dorongan untuk makan
sahur, sehingga beliau bersabda, Jika tidak ada apa-apa, maka bersahurlah
walaupun dengan sebiji kurma atau seteguk air.
7. Istirahat
Kita memerlukan istirahat guna menguatkan kembali tubuh agar dapat beribadah
dengan lebih baik. Jika sudah lelah dalam mengerjakan aktivitas ibadah,
beristirahatlah. Lupakan segala aktivitas-aktivitas itu dan berkonsentrasilah untuk
istirahat. Jangan sampai susah tidur karena pikiran yang melanglangbuana kesana
kemari, padahal engkau sudah merasa amat lelah. Rasulullah adalah contoh teladan
dalam beristirahat dengan kualitas yang baik. Insya Allah, istirahat yang kita lakukan
mendapat pahala dari-Nya, karena niat kita beristirahat adalah untuk suatu tujuan
yang mulia. Bukankah segala sesuatu diawali dari niat? Sebuah kaidah fikih
menyebutkan, sarana yang mengantarkan kita pada tujuan, jangan kita sia-siakan.
Begitupun dengan istirahat, ia adalah sarana, sedangkan tujuan kita adalah ibadah.
Sebagaimana firman Allah yang menyebutkan, Tidak Kuciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Dengan menjalankan ketujuh kiat yang sederhana ini, mudah-mudahan kita dapat
terhindar dari penyakit malas dalam mengisi bulan Ramadhan ini. Jika tidak
memaksimalkan sekarang, entah kapan lagi. Kita tidak tahu, apakah tahun depan kita
dapat menemui Ramadhan atau tidak. Bertemu dengannya saat ini saja senangnya
bukan main, bersyukur Alhamdulillah. Apakah kita harus memikirkan sesuatu yang
belum pasti, sementara nikmat yang ada di depan mata tidak kita ambil? Seperti
sebuah syair nasyid,
Apa yang ada jarang disyukuri
Apa yang tiada sering dirisaukan
Nikmat yang diberi baru kan terasa
Bila hilang di dalam genggaman
Sumber:
http://abufarras.blogspot.com
Nabi Muhammad SAW sering mengutarakan dalam doanya agar selalu terhindar dari sifat
malas (al-matsurat), berikut trik-trik yang bisa dilakukan agar tidak malas (contoh dalam
ibadah):
1. ketahui, fahami dan hayati baik-baik apa keutamaan ibadah yang sering malas untuk kita
lakukan, misal kita malas untuk baca Al-Quran. dengan mengetahui keutamaan-keutamaan Alquran diantaranya dengan membaca 1 huruf dalam Al-quran akan mendapatkan satu kebaikan
dll, kemudian setelah tau, di fahami dan dihayati, maka insya Allah kita akan termotivasi untuk
melakukannya. begitu juga misalkan kita malas untuk shalat fardu berjamaah di masjid,
dengan mengetahui besarnya keutamaan shalat berjamaah di masjid dari pada shalat
munfarid di rumah, maka kita insya Allah tidak akan malas lagi untuk beribadah.
2. ubah lingkungan, bila kita dekat dengan orang-orang yang selalu membaca Al-Quran tiap
hari nya maka insya Allah kita akan malu sendiri jika malas membaca Al-Quran, dan tentunya
akan termotivasi untuk berfastabikul khairot dengan sesama teman selingkungan. teringat
akan suatu pribahasa, seseorang saat ini akan sama dengan dia 5 tahun kemudian kecuali
perubahan yang disebabkan oleh lingkungan, buku dan action yang dilakukan.
3. Paksakan, ini adalah cara paling gampang yang sangat mungkin dilakukan, jika kita malas
melaksanakan sesuatu, ibadah maupun muamalah, maka tekadkan dalam hati untuk segera
melakukannya dengan sedikit melakukan paksaan pada diri. kata orang sunda mah
Allahumma paksakeun doa efektif untuk memulai sesuatu.
insya Allah jika kita melaksanakan 3 cara tersebut, semoga Allah Azza wa Jalla segera
menghilangkan sifat malas kita. amiiin
Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku.
(al-Baqarah:43)
Demikian juga Rasulullah menekankan hal yang sama dalam hadi>th beliau:
Rasulullah menekankan dalam hadith diatas untuk melaksanakan sholat secara
berjamaah walaupun hanya tiga orang, karena syetan akan menguasai (memangsa)
orang yang sholat sendirian, seperti serigala yang memakan mangsanya ketika
sendirian. Dalam hadi>th yang lain diterangkan bahwa apabila seseorang telah
melaksanakan sholat kemudian ia bertemu dengan sekelompok orang yang sedang
malaksanakan sholat jamaah maka hendaknya ia mengikuti sholat bersama jamaah
itu walaupun ia telah melaksanakan sholat sebelumnya.
( )
Tidak cukup dengan penekanan di atas Rasulullah juga menerangkan keutamaankeutamaan sholat berjamaah, diantaranya bahwa ganjaran yang lebih banyak
dibandingkan dengan sholat sendirian yaitu 27 derajat:
( * )
Bahkan seorang mumin yang pergi berjamaah ke masjid setiap langkahnya dihitung
sebagai satu kebaikan dan diangkat oleh Allah derajatnya, dan selama ia berada di
dalam masjid (tempat sholat) para malaikat memohon rahmat untuknya.
()
Hadith yang lain menerangkan bahwa Allah akan mengampunkan dosa orang yang
melaksanakan sholat dengan berjamaah atau di masjid:
( * )
Bahkan langkah orang yang pergi berjamaah akan menghapuskan satu dosa dan
langkah yang lainnya ditulis sebagai satu kebaikan, mulai dari pergi hingga kembali:
( * )
Bagi orang yang berakal sehat setelah mengetahui hal tersebut tentunya ia akan
memilih sholat berjamaah daripada sholat sendirian karena ia akan mendapatkan
keuntungan yang sangat banyak.
Akan tetapi masih banyak diantara kita setelah mengetahui hal tersebut tetap enggan
melaksanakan sholat berjamaah. Sebagian beralasan karena kesibukan yang tidak
memungkinkan untuk berjamaah. Tentunya alasan tersebut sangat logis dan dapat
diterima, akan tetapi seberapa sibukkah ia hingga tidak mempunyai waktu untuk
sholat berjamaah? Bukankah Rasulullah dan para sahabat sebagai pemimpin umat
yang memikirkan sekian banyak permasalahan adalah orang-orang yang sibuk
(bahkan super sibuk)??? Walaupun demikian, apakah mereka meninggalkan sholat
jamaah??? Siapakah yang lebih sibuk antara kita dan mereka???? Mungkin sebagian
dari kita akan mengatakan kita kan bukan Nabi dan juga bukan sahabat, jadi jangan
dibandingkan kita dengan mereka. Demikianlah alasan pemalas, ia akan mencari
cara dan alasan untuk tidak melaksanakan suatu pekerjaan. Tentu saja kita tidak
akan mau dikatakan sebagai pemalas. Kalau begitu kenapa kita masih enggan untuk
melaksanakan sholat berjamaah????????
Sikap malas dalam beribadah adalah sikapnya orang-orang munafik, yaitu mereka
yang didalam hatinya terdapatnifaq.
Hati-hatilah dengan sikap ini karena Allah mengancam:
(145 )
Sesugguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dri neraka. Dan Kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun
bagi mereka.f
Padahal uang seribu rupiah paling juga dapat jajan satu, atau bahkan ngak dapat
dibelikan jajanan.
Yuk kita banyak-banyak berderma (infak)INGAT ALLAH AKAN MENOLONG KITA
SELAMA KITA MENOLONG SAUDARA-SAUDARA KITA!
18.
Untuk memantapkan kedisiplinan diri, anda pun dapat melakukan program selfpunishment bagi diri anda sendiri, manakala kesiangan atau lupa tidak melaksanakan sholat
tahajud. Tentunya, self-punishment ini haruslah bersifat mendidik dan tidak terlalu keras.
Ketika lupa atau kesiangan sehingga tidak melakukan sholat tahajud, maka anda dapat
menghukum diri anda misalnya harus membaca Al Quran sebanyak 2 juz di hari esoknya. 2
juz tersebut dapat anda baca per lima lembar setiap setelah melakukan sholat fardhu.
Jazakallah bagi penulis awal tips ini (yang hingga saat ini, penulis belum tahu siapa orangnya),
semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah bagi siapapun Anda dan bagi yang
menyebarkannya. Mudah-mudahan dengan tips-tips ini, kita semua dapat melakukan sholat
Tahajjud dengan rutin dan mendapatkan hikmahnya yang besar. Amin.
(cara-muhammad.com)
Referensi:
1.
Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali
sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih
dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Al Muzzamil:1-4)
2.
Dari Jabir ra, ia barkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya pada
malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk
memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya
(mengabulkannya); dan itu setiap malam. (HR. Muslim dan Ahmad)
3.
Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah saw bersabda, Wahai manusia, sebarkanlah salam,
berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk
surga dengan selamat. (HR. Imam Tirmidzi)
4.
Rasulullah saw telah bersabda yang artinya, Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena
hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus
dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa. (HR. Ahmad)
5.
Dari Sahal bin Saad ra., ia berkata, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu
berkata, Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati.
Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti
kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat
malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.
6.
Rasululah saw bersabda, Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat.
Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya,
maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru
kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa.
7.
Sufyan Ats-Tsauri telah menuturkan pengalamannya, Aku sulit sekali melakukan
qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan..
8.
Rasulullah saw telah bersabda di dalam haditsnya yang artinya,Sesungguhnya amal
perbuatan itu harus dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya. (Muttafaq
Alaih)
9.
http://topexs-joz.blogspot.com/2010/08/keutamaan-dan-tips-mempermudah-sholat.html
10. http://www.facebook.com/notes/terapi-penyembuhan-melalui-sholat-tahajud/tips-mudahshalat-tahajjud/273609489449
11. http://aqidahwalfiraq.wordpress.com/2010/04/22/menggapai-manisnya-qiyaamullail/
Dan apabila dibacakan Alquran, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat
(Q.S. 7: 204).
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau
hafalannya. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan melaksanakan ibadah
salat malam, dan membaca Alquran sambil melihat kepada mushaf. Selanjutnya ia
berkata, Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan
memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Alquran.
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida
Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayatayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan,
dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai
macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang
menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.
Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk
mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit
terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran
berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan
penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh
dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam
Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Alquran
terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang men
dengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim
yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang
sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali
tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan
diperdengarkannya adalah Alquran.
Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan
Alquran dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alquran.
Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika
mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika
mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alquran.
Alquran memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut
diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi
Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam
yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Alquran dari tape recorder menunjukkan
respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki
Alquran. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan
pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik
klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ)
seseorang, bacaan Alquran lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan
Alquran memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Sumber:http://musiconlinecairo.multiply.com/ dari islamedia.web.id
/0
Terbaik
Nilai
liputan-kota.com
Secara harfiyah arbain artinya empat puluh.
Yang dimaksud adalah melaksanakan shalat lima
waktu secara berjamaah sebanyak empat puluh
waktu di masjid Nabawi, Madinah. Sebenarnya
shalat empat puluh waktu di masjid Nabawi
bahkan berziarah atau berkunjung ke Madinah
tidak menjadi bagian dari rangkaian ibadah haji
yang mesti dilaksanakan, namun bila kaum
muslimin sudah tiba di Makkah rasanya tidak
lengkap bila tidak berziarah ke Madinah, karena
dalam pertumbuhan dan perkembangan Islam,
Makkah dan Madinah merupakan dua kota penting yang tidak bisa dipisahkan.
Karenanya, para jamaah haji, khususnya dari Indonesia mendapat kesempatan untuk
berziarah ke Madinah selama delapan sampai sembilan hari sehingga bisa
melaksanakan shalat berjamaah yang lima waktu sebanyak minimal empat puluh
waktu.
Rasullah saw memang amat ditekankan oleh Malaikat Jibril as untuk melaksanakan
shalat yang lima waktu secara berjamaah, beliau bersabda:
Jibril senantiasa berwasiat kepadaku agar aku melakukan shalat berjamaah sampai
aku mengira Allah tidak akan menerima shalat kecuali dengan berjamaah. (HR.
Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah)
Karena setiap muslim amat ditekankan untuk melaksanakan shalat berjamaah, maka
orang-orang munafik yang juga terpaksa harus menunjukkan keimanannya
dihadapan orang-orang yang beriman dan salah satunya adalah melaksanakan shalat
berjamaah, mereka merasa sangat berat untuk melaksanakan shalat berjamaah itu,
karenanya harus kita waspadai dari diri kita jangan sampai ada rasa malas untuk
shalat berjamaah di masjid, karena bila kita malas untuk melaksanakan shalat
berjamaah, bisa jadi virus-virus kemunafikan telah merasuk ke dalam jiwa kita, Allah
swt berfirman:
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (QS An Nisa [4]:142).
Karena amat ditekankan, shalat berjamaah memiliki keutamaan yang jauh lebih baik
daripada shalat sendirian, Rasulullah saw menjelaskan dalam haditsnya:
Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat
(HR. Bukhari dan Muslim).
Disamping itu, semakin banyak orang yang melaksanakan shalat berjamaah semakin
banyak pula pahalanya, karena hal itu lebih disukai oleh Allah swt yang tentu saja
akan semakin banyak pahala yang diberikan-Nya, Rasulullah saw bersabda:
Shalat seseorang dengan orang lain adalah lebih baik daripada shalatnya sendirian,
shalatnya dengan dua orang lebih baik dari shalatnya berdua dan mana yang lebih
banyak itulah yang lebih disukai Allah Taala (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu
Majah dan Ibnu Hibban).
Dalam konteks shalat berjamaah yang disebut dengan arbain, shalat berjamaah di
masjid Nabawi memang memberi nilai keutamaan yang sangat besar dan nilai
keutamaan ini lebih besar lagi bila kita melaksanakannya di Masjidilharam, Rasulullah
saw bersabda:
Shalat di masjidku ini lebih utama daripada seribu shalat di masjid-masjid lainnya,
kecuali masjidilharam, dan shalat di masjidilharam itu lebih utama daripada shalat di
masjidku ini dengan seratus ribu shalat (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).
Ini merupakan keutamaan yang membuat seharusnya kita termotivasi untuk rajin dan
secara serius melaksanakan shalat berjamaah yang lima waktu di masjid Nabawi dan
Masjidilharam, namun keutamaan tentang ini harus kita dudukkan sebagai
keutamaan, karena sebesar dan setinggi-tingginya keutamaan tidaklah membuat
kewajiban yang harus kita tunaikan menjadi gugur. Karenanya jangan sampai karena
kita sudah banyak melaksanakan shalat berjamaah di masjid Nabawi dan Masjid Al
Haram membuat kita merasa tidak perlu shalat lagi di kampung halaman kita hanya
karena merasa sudah mendapatkan keutamaan yang berlipat seribu sampai seratus
ribu kali shalat di Tanah Suci.
Oleh karena itu, nilai atau hikmah yang harus kita tunjukkan sesudah kita
menunaikan haji dan umrah adalah rajin shalat berjamaah di masjid, khususnya bagi
jamaah pria karena memang amat ditekankan untuk melaksanakannya, kita jangan
hanya bisa bercerita betapa di Makkah dan Madinah bila azan sudah bergema dari
masjid, semua orang segera bergegas menuju masjid, bahkan toko ditinggal begitu
saja tanpa khawatir ada yang mencuri. Bila seseorang sudah berhaji tapi ternyata
masih malas shalat berjamaah ke masjid, maka ia tidak bisa menunjukkan salah
aspek kemabruran dari hajinya itu.