Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1


BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ....................................................................................... 2
2. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
3. Tujuan Penulisan .................................................................................... 4

BAB II
1.
2.
3.
4.

PEMBAHASAN
Pengertian Pembangunan .......................................................................
Teori Pembangunan ...............................................................................
Masalah Pembangunan ..........................................................................
Indikator Keberhasilan Pembangunan ....................................................

5
7
8
24

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan ............................................................................................ 29
2. Saran ...................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 31

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat
dan karunia yang telah diberikan penulis dapat menyusun Karya Ilmiah Konsep
Pembangunan Malaysia. Dalam menyelesaikan karya ilmih ini, penulis banyak menghadapi
kendala, seperti mencari referensi yang tepat untuk karya ilmiah ini. Namun berkat dukungan
dari ibu/bapak guru serta teman-teman, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini. Penulis sadar bahwa karya ilmiah ini tidaklah sempurna, masih banyak kesalahankesalahan pada penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis berharap pembaca
memberikan saran dan kritik kepada penulis untuk menjadi lebih baik lagi.

BAB I
1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang
bermacam macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan
berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya,
Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa
pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan.
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai Suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation building). Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994)
memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu proses perubahan ke
arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya
pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan,
pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan
dengan westernisasi. Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek
perubahan, di mana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta
industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun
begitu, keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil,
karena masing-masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang
berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya
merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan Deddy
Supriyadi Bratakusumah, 2005).

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup


seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes
(1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial
dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan
untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat
pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara
sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.
Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui
peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan
jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar.
Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi semakin kecil dan
berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan modernisasi
ekonomi. Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian
kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya
sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas
rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik.
Sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan
bangkitnya semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya
perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan
spiritualisme ke materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian yang
tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi
organisasi modern dan rasional.
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek
kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung

pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting


dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress),
pertumbuhan dan diversifikasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan
adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara
sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan
yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan.
Oleh karena itu penulis akan membahas pembangunan yang terjadi di
Negara Malaysia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan pembangunan ?
2. Apa sajakah teori-teori pembangunan ?
3. Apa sajakah masalah yang menghambat pembangunan ?
4. Apa sajakah indikator keberhasilan pembangunan ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan pengertian pembangunan
2. Menjelaskan teori-teori pembangunan
3. Menjelaskan masalah-masalah pembangunan
4. Menjelaskan indikator keberhasilan pembangunan

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembangunan
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai
Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana
dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Sedangkan
Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu
sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang
dilakukan secara terencana.
4

Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan


adanya pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan
perkembangan, pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi,
bahkan pembangunan dengan westernisasi. Seluruh pemikiran tersebut
didasarkan pada aspek perubahan, di mana pembangunan,
perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara keseluruhan mengandung unsur perubahan. Namun begitu, keempat hal
tersebut mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena masingmasing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat yang berbeda
serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya
merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan Deddy
Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang
mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur,
pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya
(Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah
proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai
aspek kehidupan masyarakat.
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional
dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya
secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang
diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat
dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di
sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan
nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan

menjadi semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan


industrialisasi dan modernisasi ekonomi. Transformasi sosial dapat
dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan
memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti
pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas rekreasi, dan
partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Sedangkan
transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya
semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan
nilai dan norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan
spiritualisme ke materialisme/sekularisme. Pergeseran dari penilaian
yang tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional
menjadi organisasi modern dan rasional.
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek
kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang
berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group).
Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan
(progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas,
pembangunan adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui
upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan
adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak
dari adanya pembangunan.

2. Teori-Teori Pembangunan
2.1 Teori Modernisasi
Menurut Boeke, 1953 masyarakat dibagikan kepada dua yaitu
masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Masyarakat tradisional adalah
masyarakat luar kota dan tidak membangun. Sedangkan masyarakat modern
6

adalah masyarakat yang tinggal di kota, membangun dan industri. Kedua


golongan masyarakat ini mempunyai ciri-ciri tertentu. Pembangunan berlaku
akibat hasil ciri-ciri suatu golongan kepada golongan yang lebih maju.
Pendekatan ini mengandaikan bahwa keterbelakangan ekonomi, sistem
pengeluaran, ragam tingkah laku adalah halangan kepada perkembangan
ekonomi dan menimbulkan sikap konservatif terhadap perubahan, pemodernan
dan pertumbuhan ekonomi.

2.2 Teori Pergantungan


Teori pergantungan dapat diartikan dengan mengenal pasti dan melihat
negara berkembang yang ditindas dan dipergunakan oleh negara maju untuk
mendapatkan kepentingan dari negara berkembang. Negara maju akan
mendapatkan bahan mentah dari negara berkembang dan memprosesnya yang
kemudian akan dijual kembali kepada negara berkembang dengan harga yang
tinggi.

2.3 Teori Pembangunan Mapan


Pembangunan Mampan bertujuan untuk membawa mutu hidup yang
lebih baik untuk sekarang dan masa depan, dengan melindungi dan
memperbaiki mutu alam sekitar serta penggunaan sumber asli. Konsep ini
mengandungi tiga elemen utama yang saling berkaitan antara satu dengan lain
yaitu, masyarakat, ekonomi dan alam sekitar.
Elemen masyarakat yang dimaksud disini adalah agar semua
masyarakat memperolehi kehidupan yang sama. Contohnya semua ibu/bapak
diwajibkan mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah tahap paling rendah
yang diwajibkan oleh Kementerian sehingga tahun enam ataupun menduduki
Ujian Penilaian Sekolah Rendah (UPSR). Persekitaran yang selamat adalah
berkaitan secara langsung dengan pembinaan masyarakat Mampan yang
menjadi teras kepada kewujudan Pembangunan Mampan.

Pembangunan Mampan memberi fokus untuk meningkatkan kualitas


kehidupan kepada semua kehidupan di bumi tanpa adanya peningkatan
terhadap penggunaan sumber yang melebihi kemampuan alam sekitar untuk
menyediakannya. Hal ini memerlukan perubahan sikap, institusi, individu dan
sebagainya. Ia juga memerlukan tindakan seperti perubahan polisi/dasar, yang
mengcakupi individu dan masyarakat.

3. Masalah-Masalah Pembangunan
3.1
Kemiskinan
Mengakui bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah utama
dalam arus pembangunan negara, berbagai dasar dan strategi telah
dilaksanakan untuk membasmi kemiskinan terutama dengan pelancaran DEB
psds tahun 1970. Sebelum DEB, walaupun usaha-usaha membasmi
kemiskinan dilaksanakan, usaha ini lebih merupakan penerusan dasar penjajah
yang menumpukan pembangunan sektor-sektor eksport dan pasar. Usaha ini
mempunyai kesan yang kecil saja kepada usaha pembasmian kemiskinan
penduduk miskin.
Masalah kemiskinan adalah satu masalah yang dihadapi oleh semua
negara tidak ada satu negara pun yang terkecuali dari masalah kemiskinan.
Masalah kemiskinan sering membelenggu terutamanya negara dunia ketiga.
Hampir lebih separuh Negara Dunia Ketiga khususnya mengalami
masalah kemiskinan dan ia berlarutan untuk beberapa tempo masa. Berbagai
usaha dalam bentuk program dan dasar dilancarkan oleh negara-negara terlibat
malah mendapat perhatian badan-badan bertaraf dunia umpamanya
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menelusuri institusi dibawahnya.

Masalah kemiskinan ini turut mendapat perhatian dari badan-badan


bukan kerajaan (NGO) dan yayasan-yayasan dari seluruh dunia. Kemiskinan
dapat dibagikan kepada dua yaitu kemiskinan mutlak dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan mutlak bermaksud bahwa terdapat keadaan yang mana
keperluan minimun manusia tidak dapat dipenuhi. Ringkasnya keperluan asas
manusia seperti tempat berlindung, makanan, pakaian dan sebagainya tidak
dapat terpenuhi. Mereka ini dari segi pendapatannya menerima kadar
pendapatan sebulan yang sangat rendah misalnya RM250 sebulan. Jika negara
kita menetapkan kadar pendapatan RM250 sebulan sebagai garis kemiskinan,
ini bermaksud sesebuah keluarga yang menerima kadar di bawah RM250
maka mereka dikira sebagai golongan miskin.
Kemiskinan mutlak dapat dilihat daripada satu masalah besar yang
sering berlaku di luar kota, terutama di kampung-kampung terpencil dan
kebanyakan kekurangan sekolah yang mempunyai kelengkapan yang cukup
dan guru-guru terlatih yang sesuai serta persekitaran yang lebih baik untuk
pembelajaran. Keadaan demikian menjelaskan mutu pendidikan dan
mengakibatkan kadar ketertinggalan yang tinggi di sekolah-sekolah. Keadaan
ini mengurangi peluang-peluang bagi golongan miskin memperbaiki
kedudukan mereka melalui pendidikan. Keadaan ini menyebabkan mereka
sukar untuk keluar dari kancah kemiskinan yang mereka hadapi.
Kemiskinan relatif bermaksud keadaan hidup individu atau kelompok
manusia di dalam sebuah masyarakat yang dibandingkan dengan keadaan
hidup yang lebih baik dinikmati oleh segolongan manusia di dalam kelompok
yang lain. Ini bermakna kehidupan individu atau kumpulan masyarakat yang
9

pertama tadi berkedudukan lebih rendah jika dibandingkan dengan kehidupan


individu atau kumpulan sebuah masyarakat yang lain. Misalnya taraf
kehidupan golongan pertengahan itu dilihat lebih miskin daripada golongan
atasan.
Konsep kemiskinan relatif juga berhubungkait dengan
ketidakseimbangan wilayah dalam pembangunan ekonomi. Negeri-negeri yang
kurang maju di Malaysia masih ketinggalan jauh dari segi kemudahan
insfrastruktur asas dan perkhidmatan sosial walaupun terdapat kemajuan pada
masa lepas dalam usaha mengurangkan ketidakseimbangan wilayah. Usahausaha yang lebih banyak perlu dilaksanakan untuk memperbaiki
ketidakseimbangan pendapatan di kalangan negeri-negeri dapat dikurangi.
Perlaksanaan untuk mengurangi kemiskinan haruslah mengambil
keperluan semua golongan masyarakat. Oleh karena itu, walaupun diakui
bahwa segolongan besar rakyat termiskin di negara Malaysia adalah kaum
Bumi putera, namun terdapat juga kaum bukan Bumi putera yang berada di
bawah garis kemiskinan ada di kota atau di luar kota. Kehendak utama mereka
ialah diberi peluang mendapatkan sumber-sumber ekonomi, terutamanya tanah
dan kredit bagi memperbolehkan mereka memperoleh dan menambah
pendapatan. Tahap mutu perkhidmatan sosial di beberapa kampung, ladang
dan estet perlu juga diperbaiki supaya taraf hidup mereka dapat ditingkatkan.
Disamping itu, harapan mereka untuk mendapatkan peluang yang lebih baik
untuk bekerja dalam sektor awam, peluang pendidikan dan penyertaan dalam
rancangan tanah akan diambil kira bersama-sama dengan kemajuan yang
dicapai oleh Bumi putera dalam sektor swasta.

10

Oleh karena itu, beberapa strategi telah dirancang bertujuan untuk


membasmi kemiskinan dan menyusun semula masyarakat di bawah Dasar
Pembangunan Baru (DPB) akan terus dilaksanakan menerusi pertumbuhan
ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pewujudan pekerjaan yang tinggi
akan menyediakan peluang-peluang yang lebih luas kepada golongan miskin
ini bertujuan bagi mengatasi masalah-masalah yang di hadapi oleh masyarakat
miskin untuk keluar dari putaran ganas kemiskinan yang menghantui mereka
selama ini.
Maka pihak pentadbir akan terus melaksanakan dasar-dasar yang akan
membolehkan golongan miskin menikmati faedah yang saksama dari
pembangunan ekonomi dan dapat memperbaiki lagi agihan pendapatan. Disini
dapat dilihat penekanan terhadap Teori Pembangunan Mampan yang dilihat
bertujuan untuk menyeragamkan tiga elemen iaitu masyarakat, ekonomi dan
alam sekitar. Dalam melaksanakan dasar-dasar ini, DPB akan mengambil kira
beberapa faktor.
Pertama, dengan kemajuan pesat yang telah pun dicapai dalam
mengurangkan kadar kemiskinan, masalah kemiskinan tidak lagi sebegitu
besar atau serius. Sebahagian besar daripada masalah kemiskinan yang
berbentuk umum boleh diatasi melalui proses pembangunan. Mengikut Seers
(1979), pembangunan boleh ditunjukkan dengan terhapusnya kemiskinan,
kurangnya jumlah pengguran serta rapatnya jurang ketaksamaan. Kemiskinan,
pengangguran dan ketaksamaan.
Kedua, dengan adanya kemudahan pendidikan dan latihan serta
peluang-peluang pekerjaan yang lebih banyak di dalam sektor bukan
11

pertanian, golongan miskin akan dapat mengalami mobiliti sosial dengan lebih
pesat dan seterunya akan dapat mengatasi masalah kemiskinan.
Menurut Smelser (1959), proses modenisasi boleh dibahagikan kepada
beberapa proses iaitu modenisasi teknologi perlu untuk mengubah dari teknik
tradisi yang mudah kepada aplikasi pengetahuan yang saintifik.
Disini dapat kita lihat dalam pembentukan dasar oleh DBP
menekankan proses modenisasi terhadap sistem pendidikan yang diamalkan
ini bertujuan untuk meningkatkan modal insan dan agar setiap masyarakat
dapat bersaing dengan negara maju dalam arus teknologi yang semakin pesat
ini.
Ketiga, selaras dengan perubahan struktur yang berlaku dalam
ekonomi, isi rumah luar bandar akan semakin kurang bergantung kepada
sumber pendapatan tradisional seperti pekebun kecil getah, penanaman padi
dan penangkapan ikan.
Oleh itu, perubahan dalam reka bentuk dan pelaksanaan program ini
perlu dibuat dengan tujuan mengubahsuai skop penglibatan Kerajaan dan
memberi penekanan terhadap unsur-unsur penyatuan tanah, pembentukan
estet-estet dan pengurusan secara swasta supaya skim-skim ini menjadi lebih
bercorak komersil.
Pada peringkat ini mengikut pendapat Smelser (1959) pengkomersialan
pertanian haruslah bercirikan perubahan iaitu perubahan pertanian yang
bersaiz kecil kepada ladang komersial, pengkhususan pengeluaran yang
berorientasikan penggunaan buruh.
12

Oleh yang itu, kerajaan haruslah mengkaji semula pendekatan yang


diamalkan dalam perlaksanaan program-program membasmi kemiskinan
dengan mengambilkira perubahan yang sedang berlaku dalam ekonomi.
Selaras dengan itu, program-program haruslah disesuaikan supaya memberi
tumpuan kepada aspek-aspek yang kritikal dalam membasmi kemiskinan di
kalangan semua kaum tidak lagi menggunakan pendekatan secara meluas
kerana ia tidak lagi berkesan.
Seterusnya, penekanan terhadap program-program pembasmian
kemiskinan akan beralih ke arah memenuhi keperluan-keperluan tertentu
golongan termiskin bagi membantu mereka mengatasi masalah kemiskinan.
Dalam usaha untuk membasmi kemiskinan, konsep berdikari akan di
beri penekanan. Sehubungan dengan ini, Kerajaan haruslah terus memberi
sokongan kewangan kepada badan-badan bukan Kerajaan yang terlibat dengan
masalah kemiskinan. Usaha-usah juga akan dibuat untuk meningkatkan
produktiviti dan pendapatan isirumah yang lain melalui program-program
berasaskan konsep berdikari dan kemasyarakatan.
Kecekapan, produktiviti dan pendapatan dari kegiatan-kegiatan
pekebun kecil, akan terus dipertingkatkan dengan pembentukan tanah-tanah
kebun secara sukarela serta pembukaan tanah baru, terutamanya di Sabah dan
Sarawak dimana potensinya masih besar. Petani-petani juga digalakkan
menambah pendapatan mereka dengan aktiviti-aktiviti pertanian yang lain atau
kegiatan luar kebun untuk memperluaskan asas pendapatan dan mengurangkan
sebarang kemungkinan kesan buruk akibat dari kejatuhan harga atau kenaikan
kos hidup.
13

Perkhidmatan sokongan yang lebih baik juga akan disediakan untuk


mempercepatkan pembangunan di skim-skim pertanian setempat. Sistem
kredit khasnya akan dikaji semula untuk memastikan lebih banyak isirumah
miskin mendapat peluang kepada kredit secara langsung. Insfrastruktur
pemasaran juga akan diperkukuhkan, terutamanya kemudahan pengangkutan
dan penyimpanan hasil pengeluaran, sebagai satu langkah untuk menstabilkan
pendapatan golongan miskin sebagai pemilik-pengusaha atau penyewa.
Seterusnya, mempergiat usaha meningkatkan kualiti hidup terutamanya
di kawasan luar bandar dengan memperbaiki kualiti kemudahan asas,
perumahan, kesihatan, rekreasi dan pendidikan. Ini bagi pembasmian
kemiskinan yang direncanakan dapat di atasi secara menyeluruh dan juga
sampai ke peringkat akar umbi.
Berikutnya, dengan memperbaiki pengagihan dan mengurangkan
ketidakseimbangan pendapatan antara dan di kalangan kumpulan etnik,
kumpulan pendapatan, sektor ekonomi, wilayah dan negeri. Langkah
membangunkan perusahaan Bumiputera yang berdaya tahan dan mampan
menerusi penerapan nilai dan sikap positif serta peningkatan keupayaan
keusahawanan.

3.2

Industri
Perbedaan antara negara yang di katakan kaya dan negara yang di

katakan miskin umumnya merupakan pembahagian negara industri dan negara


bukan industri (negara yang mengeluarkan barangan asas). Ada pendapat yang
mengatakan negara yang maju dan membangun merupakan negara industri.
14

Jelaslah perindustrian dilihat sebagai satu cara untuk mencetuskan taraf hidup
yang lebih tinggi dan dengan itu, mencapai kemajuan dan pembangunan.
Mountjoy (1978: 58) berpendapat bahawa, kesan pembangunan yang
paling ketara di negara maju, yang dapat dilihat oleh negara kurang
membangun ialah limpahan kekayaan industri pembuatan yang telah
mewujudkan kemewahan, kuasa, dan penampilan negara kaya. Dengan sebab
itu, tidaklah menghairankan bahawa pengenalan industri pembuatan dianggap
sebagai idaman kebanyakan negara miskin.
Secara umum, bandar dan proses pembandaran mempunyai kaitan
secara langsung dan rapat rapat dengan proses perindustrian. Pertumbuhan
bandar moden dilihat sebagai hasil proses pembangunan industri secara
langsung ataupun tidak perindustrian telah mempengaruhi arah pertumbuhan
bandar serta proses pembandaran sesebuah negara. Dari segi sejarah pula,
perkembangan bandar dan pembandaran berlaku seiring dan merupakan hasil
perkembangan industri.
Menurut Fox (1971) industri boleh didefinisikan sebagai penggunaan
cara-cara yang kompleks lagi sofistikated dalam proses pengeluaran barangan
dan juga perkhidmatan. Cara-cara yang kompleks ini yang member implikasi
penggunaan jentera, telah direka dengan tujuan memperbaiki kuantiti dan
kualiti pengeluaran. Dengan itu, proses perindustrian dikaitkan kepada hasil
daripada penggunaan jentera (Pieris, 1969). Moore (1965) pula telah memberi
pengertian proses perindustrian sebagai pertambahan penggunaan alat-alat
teknologi moden, termasuk penggunaan jentera dalam sektor pertanian,
industry dan perkhidmatan.
15

Oleh itu, langkah yang sewajarnya harus diambil oleh negara dunia
ketiga seperti Malaysai untuk membangunkan sektor perindustrian. Antara
langkah-langkah yang boleh diambil adalah dengan meningkatkan pelaburan
semula, dalam hal ini pihak kerajaan haruslah memperluaskan galakan elaun
pelaburan semula, selaras dengan dasar untuk menggalakkan syarikat yang
sedia ada melabur semula bagi memperluaskan keupayaan pengeluaran,
memodenkan dan mempertingkatkan kemudahan pengeluaran serta
mempelbagaikan keluaran mereka dalam bidang yang berkaitan. Contohnya
langkah yang telah diambil oleh kerajaan dalam mempertingkatkan pelaburan
semula adalah dalam Rangcangan Malaysia ke enam iaitu dengan meluluskan
pelaburan sebanyak RM 12.4 billion, berbanding dengan RM 5.5 billion bagi
Rancangan Malaysia Kelima.
Rasionaliti dan penyusunan semula industri, adalah bertujuan untuk
memudahkan industri terpilih melaksanakan penyesuaian struktur untuk
meningkatkan kecekapan dan daya saingan, Kerajaan telah melancarkan
Tabung Penyelarasan Perindustrian serta memperkenalkan Elaun Penyelarasan
Perindustrian.
Galakan Pelaburan, dalam hal ini Kerajaan haruslah membuat
penyelarasan ke atas sistem galakan cukai haruslah dibuat ini bertujuan agar
sektor swasta menjadi lebih berdaya saing dan berdaya tahan. Penyelarasan
yang diperkatakanini haruslah meliputi perubahan ke atas sistem galakan
perintis serta bukan perintis seperti elaun pelaburan, elaun eksport dan
potongan bagi prestasi eksport.

16

Penyelidikan dan pembangunan (P&P) dan pembangunan teknologi.


Aktiviti ini haruslah diberi penekanan yang serius bagi membangunkan
masalah industri yang dialami di negara dunia ketiga. Ini kerana aktiviti ini
memberi sumbangan yang besar ke arah membangunkan sektor industri yang
terdapat dinegara dunia ketiga lebih berdaya saing, dalam pelbagai hal dan
juga sektor yang berasaskan eksport. Sebagai sebahagian daripada usaha
menjadikan P&P lebih bermanfaat kepada industri, beberapa institusi awam
haruslah memulakan langka dalam menyediakan rangka kerja asas organisasi
dan pentadbiran yang diperlukan.
Pembangunan Industri Kecil dan Sederhana (IKS), juga harus diberi
penekanan kerana IKS merupakan sektor yang penting dalam menyokong dan
memampankan proses perindustrian Malaysia. Dalam hal ini pihak kerajaan
telah melaksanakan beberapa program seperti galakan pasaran, kemudahan,
kewangan, insentif, infrastruktur, sokongan tekinkal juga P&P. Program
pembangunan ini bertujuan untuk mewujudkan rantaian di antara syarikat
antarabangsa dan IKS. Melalui program ini, syarikat besar member kontrak
kepada IKS untuk mengeluarkan barangan siap atau komponen dan alat-alat.
Program ini telah dilaksanakan dengan kerjasama syarikat-syarikat tempatan
yang besar seperti Proton, Sapura Holdings, Sharp Corporation dan Land and
General Berhad. Contoh kerjasama yang dilakukan Proton telah mewujudkan
60 vendor IKS dalam industry komponen dan alat-alat kereta dengan jumlah
jualan sebanyak RM1.1 bilion sehingga suku ketiga tahun 1993.
Kesimpulan yang dapat dibuat mengenai kepentingan IKS, adalah
dalam konteks pembangunan luar Bandar, IKS merupakan sumber utama

17

pekerjaan dan pendapatan dalam aktiviti bukan pertanian. Pada amnya,


industry luar Bandar adalah kecil dan tertumpu kepada pengeluaran makanan,
barangan kayu dan pakaian. Oleh itu bagi membantu pembangunan industri
ini, beberapa program sokongan seperti pembangunan keusahawanan,
pemasaran dan bantuan peralatan haruslah dilaksanakan oleh Kerajaan.

3.3

Pertanian
Pertanian merupakan sektor yang terpenting dalam negara terutama

bagi negara dunia ketiga yang sedang membangun seperti Malaysia untuk
kearah sebuah negara maju. Kerana pertanian memberi sumbangan yang
ketara kepada pembangunan ekonomi negara. Dalam usaha mencapai
pertumbuhan yang berdaya tahan, sektor pertanian harus disusun dan
diorientasikan semula untuk meningkatkan produktiviti dan daya saingan.
Ini memerlukan peralihan yang besar daripada pertanian secara skala
kecil, satu tanaman dan berteknologi tinggi. Ke arah ini, penglibatan oleh
beberapa sektor swasta dan pertanian secara tersusun harus digalakkan
terutamanya dalam pengeluaran makanan. Bagi menjana sumber baru
pertumbuhan aktiviti dan tanaman yang mempunyai potensi komersial akan
dibangunkan dan lebih banyak rantaian akan diwujudkan dengan sektor lain
dalam ekonomi.
Berdasarkan matlamat untuk memperkukuhkan dan meningkatkan lagi
keberkesanan institusi pertanian, beberapa agensi haruslah disusun semula.
Seperti Lembaga Pasaran dan Perlesenan Getah Malaysia (MRELB), Lembaga
Penyelidikan dan Kemajuan Getah Malaysia (RPIM) telah digabungkan
18

menjadi satu badan iaitu Lembaga Getah Malaysia (LGM) yang


bertanggungjawab untuk pembangunan industri getah. Begitu juga, Institusi
Penyelidikan Minyak Kelapa Sawit Malaysia (PORIM) dan Lembaga
Pendaftaran dan Perlesenan Minyak Kelapa Sawit (PORLA) telah
digabungkan menjadi Lembaga Minyak Sawit Malaysia (MPOB).
Selanjutnya, sebagai langkah untuk merasionalkan dan
mengoptimumkan penggunaan sumber, Unit Pengurusan Projek (UPP) bagi
lima Projek Pembangunan Pertanian Bersepadu (IADP) yang terletak di luar
kawasan utama penanaman padi telah ditutup dan fungsi unit tersebut telah
diagihkan kepada agensi serta jabatan yang berkaitan. Mengenai pembangunan
tanah, dua buah Lembaga Kemajuan Wilayah (LKW) iaitu Lembaga
Kemajuan Pahang Tenggara (DARA) dan Lembaga Kemajuan Wilayah Jengka
telah diswastakan. Sementara itu, FELDA, FELCRA dan RISDA haruslah
disusun dengan rapi agar agar ke arah pengkorporatan bagi meningkatkan
kecekapan dan keberkesanan masing-masing.
Seterusnya, program pertanian juga harus dilaksanakan dan
dipergiatkan lagi, ini bertujuan bagi memodenkan sektor pertanian dan untuk
memaksimumkan pendapatan petani. Dalam hal ini, pemodenan sektor kecil
pekebun kecil harus diberi penekanan melalui penekanan melalui penggalakan
aktiviti pertanian berkelompok serta penyediaan khidmat sokongan.
Pembangunan in-situ melalui penyatuan dan pemulihan tanah pertanian sedia
ada akan terus menjadi strategi utama bagi pembangunan pertanian. Disini
saya ingin memperkatakan tentang teori modenisasi iaitu mengikut Smelser
(1959), proses modenisasi iaitu. Modenisasi teknologi perlu untuk mengubah

19

dari teknik tradisi yang mudah kepada aplikasi pengetahuan yang saintifik.
Mengkormesialkan pertanian yang mana dicirikan dengan perubahan dari
bersaiz kecil kepada ladang komersial.
Walaubagaimanapun, pembangunan tanah baru juga harus
dilaksanakan terutamanya oleh agensi kerajaan negeri dan kemajuan wilayah
serta sektor swasta. Di samping itu, Kerajaan juga haruslah menyediakan
khidmat sokongan dan insentif yang sesuai termasuk menyediakan tanah untuk
membantu penglibatan pihak swasta dalam projek pertanian komersial
berskala besar, terutamanya untuk pengeluaran makanan serta aktiviti
florikultur dan akuakultur.
Pendekatan pembangunan tanah secara in-situ harus terus dipakai
sebagai strategi untuk menggunakan tanah pekebun kecil dengan lebih baik
dan untuk mengatasi masalah kekurangan tanah. Tanah terbiar akan ditanam
semula, disatukan dan dipulihkan terutamanya melalui usaha sama pihak
swasta atau kumpulan petani. Disamping itu, Jabatan Pertanian, Lembaga
Pertubuhan Peladang (LPP) serta agensi awam lain terus menggalakkan
penanaman tanaman makanan di kebun kecil berkonsepkan estet nukleus dan
penanaman berkelompok.
Pemodenan sektor pertanian juga harus dipercepatkan lagi melalui
peningkatan dalam penyaluran khidmat sokongan pertanian. Khidmat ini harus
disediakan bagi menggalakkan petani menceburi pertanian secara komersial,
mengambil guna teknologi baru dan meningkatkan produktiviti. Khidmat ini
termasuk P&P, latihan, khidmat pengembangan dan sokongan, serta
penyediaan kemudahan kredit dan infrastruktur asas.
20

Aktiviti P&P juga sekiranya dilaksanakan secara menyeluruh ia akan


dapat mengatasi beberapa kekangan dalam sektor pertanian terutamanya
produktiviti yang rendah dan kekurangan tenaga buruh. Contohnya, bagi
komoditi kelapa sawit, MPOB telah mempertingkatkan produktiviti melalui
penggunaan jentera dan penanaman pokok kelapa sawit renek berhasil tinggi.
Di samping itu, beberapa produk baru seperti majerin yang diperkaya dan
minyak campuran termasuk produk daripada campuran minyak sawit dengan
susu kambing telah dibangunkan.
Manakala MARDI harus memberi tumpuan terhadap penyelidikan
dalam pembangunan keluaran bagi mengeluarkan jenis beras, buah-buahan,
sayur-sayuran ternakan dan florikultur yang bermutu tinggi di samping
pengkomersilan hasil penemuan penyelidikannya. Penambahbaikan secara
bioteknologi terhadap isirong sawit sebagai bahan makanan ayam-itik,
pengeluaran baja-bio daripada bahan buangan pertanian, pembangunan
keluaran herba untuk bahan penjagaan kesihatan dan teknologi pemprosesan
umbut kelapa dan kelapa sawit adalah antara bidang yang diberi perhatian
khusus.
Projek rintis bagi penanaman sayur-sayuran dan buah-buahan secara
komersial juga haruslah dilaksanakan secara menyeluruh ini bertujuan untuk
menggalakkan pengkomersialan. Penggunaan baja kimia yang dirumus khas di
tapak ujian telah berjaya meningkatkan hasil padi melebihi dua kali ganda
serta mengeluarkan beras yang berkualiti yang lebih baik. Bagi meningkatkan
bekalan daging lembu dan daging kambing tempatan.

21

Pengeluaran makanan juga harus dipertingkatkan secara besar-besaran


bagi memenuhi permintaan yang semakin meningkat di pasaran tempatan dan
bagi tujuan mengurangkan bil import serta untuk eksport. Nilai ditambah
sektor kecil ini dijangka meningkat, terutamanya hasil daripada peningkatan
pengeluaran komoditi makanan utama iaitu perikanan, ternakan, padi serta
buah-buahan dan sayur-sayuran. Peningkatan dalam pengeluaran akan dicapai
melalui pembukaan kawasan baru, penggunaan tanah secara lebih intensif
serta peningkatan kecekapan dan produktiviti. Selain daripada itu,
pertambahan pengeluaran makanan juga akan dicapai melalui penggunaan
teknologi baru yang lebih meluas serta penggunaan benih berhasil tinggi dan
bioteknologi.
Bagi mencapai matlamat tersebut, penyertaan sektor swasta dalam
perusahaan komersial berskala sederhana dan besar akan dipertingkatkan
melalui perwujudan lebih banyak kawasan kekal pengeluaran seperti taman
teknologi pertanian dan hotrikultur bandar serta ladang satelit. Kemudahan
insfrastruktur sokongan dan perkhidmatan seperti pusat pengumpulan dan
pengedaran, kemudahan gudang pembungkusan, bilik sejuk dan pasar borong
serta perkhidmatan pengangkutan juga harus dipertingkatkan.
Potensi akuakultur berskala sederhana dan besar di darat dan laut lepas
harus diusaha untuk menghasilkan lebih banyak bekalan. Oleh itu bagi
mencapai matlamat ini lebih banyak kawasan baru harus di buka dan dengan
penglibatan sektor swasta yang lebih banyak. Ini bertujuan bagi meningkatkan
pendapatan petani dan nelayan, mereka akan digalakkan dan diurus untuk
menceburi akuakultur secara komersial. Infrastruktur seperti kemudahan

22

pendaratan dan memproses yang moden berserta perkhidmatan sokongan lain


akan ditambah bagi menggalakkan lagi penyertaan sektor swasta.
Buah-buahan dan sayur-sayuran juga harus diberi tumpuan khusus
kerana potensi pembangunannya yang tinggi. Oleh itu, pengeluaran buahbuahan dan sayur-sayuran harus dipertingkatkan bagi memenuhi keperluan
pasaran tempatan dan eksport selain daripada untuk memenuhi permintaan
industri pemprosesan.
Permintaan tempatan bagi buah-buahan dan sayur-sayur segar yang
berkualiti tinggi dijangka meningkat berikutan pertambahan penduduk dan
kuasa beli yang lebih tinggi. Oleh itu, kawasan pengeluaran kekal termasuk
taman teknologi pertanian, taman hotrikultur Bandar, ladang satelit dan di
ladang getah yang menjalankan pertanian integrasi juga patut dimajukan untuk
meningkatkan pengeluaran.
Disini saya ingin berkongsi pendapat yang diperkatan dimana beliau,
Todaro (1977), berpendapat pembangunan juga melibatkan proses menyusun
dan mengorientasi semula sistem ekonomi dan sosial. Ini bermakna bahawa
pembangunan bukan sahaja melibatkan pertambahan pendapatan dan
pengeluaran, tetapi juga mengambil kira perubahan institusi sosial, struktur
pentadbiran, pendapat umum, adat resam dan kepercayaan.
Kesimpulannya, Teori Modenisasi merupakan satu teori yang
menekankan proses perubahan masyarakat, institusi, dan negara daripada satu
keadaan semasa kepada satu keadaan yang lebih baik. Contohnya sistem
pertanian Malaysia yang kini telah berubah untuk ke arah komersial dan

23

perubahan cara penanaman yang bersifat tradisional ke arah berteknologi


tinggi ini bertujuan bagi meningkatkan lagi pengeluaran.

4. Indikator Keberhasilan Pembangunan


Penggunaan indicator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk
setiap Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan
pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti
listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok
yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negsara yang telah dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akan bergeser kepada factorfaktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).
Sejumlah indicator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembagalembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB),
struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu
terdapat pula dua indicator lainnya yang menunjukkan kemajuan
pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks
Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia (HDI).
Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap
kelima indicator tersebut :
1.
Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB
merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi,
indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur,
sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator
makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa
kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah
24

dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah


ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara
otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap
penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional.
Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan
kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
2.
Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita
akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan
kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan
per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap
pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri
dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barangbarang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan
perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap
pendapatan nasional akan semakin menurun.
3.
Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk
yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.
Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di
wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi
di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di
wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti
bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya
proses industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagain besar penduduk
tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang

25

berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan


fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator
pembangunan.
4.
Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap
industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital
merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah
masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada
awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam
masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat
dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
5.
Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk
mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat
indicator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang
kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi.
Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi
tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung
berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu
tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks
ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat
menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan
keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga.
Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan
jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil
pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat,
karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status

26

pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap


sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil
dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran
kuantitas manusia.
6.
Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat
indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa
indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini
adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut
UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan
sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan
sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang
dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa
peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya
berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara
bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam
kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi
peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga
komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur
panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan
peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini
dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan
hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP,
dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing
Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan
kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge,
27

attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga


dan lingkungannya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulannya, kemajuan sebuah negara maju akan dapat dicapai jika
berhasil menurunkan masalah kemiskinan yang sedang dihadapi sebuah negara. Oleh
karena itu, bagi mengurangkan maslah kemiskinan ini penyusunan semula masyarakat
harus dilakukan. Selain itu program pembasmian kemiskinan harus mempunyai
sasaran yang lebih khusus bagi membasmi kemiskinan dikalangan kumpulan mudah
miskin dikawasan bandar dan luar bandar.
Seterusnya dalam perindustria syarikat perlu memperukuhkan operasi dan
meningkatkan keupayaan mereka dalam persekitaran perdadangan yang semakin
liberal dan global. Ini bertujuan bagi mengekalkan pembangunan industrian, sektor
swasta perlu sentiasa meningkatkan daya saing dan produktiviti dalam sektor
pembuatan dan perkhidmatan yang berkaitan. Kerajaan juga perlu memainkan
peranan dengan merangka dasr, strategi dan program perindustrian untuk
mengukuhkan daya tahan dan daya saing sektor pembuatan dalam jangka panjang. Ini
termasuk memperkemaskan lagi prosedur pentadbiran dan menyediakan persekitaran
yang menarik bagi pelabur.
Sektor pertanian juga merupakan aset yang penting bagi negara kerana sektor
ini mampu mengatasi masalah kemiskinan di negara kita. Oleh itu sektor pertanian

28

harus dibangunkan sebagai sebuah sektor yang moden, dinamik dan berdaya saing.
Selain daripada peningkatan kecekapan dan produktiviti yang akan dicapai melalui
pemodenan dan mekanisasi aktiviti pertanian serta melalui penglibatan aktif sektor
swasta, tumpuan akan diberi kepada pengeluaran makanan bagi memenuhi
permintaan yang semakin meningkat dan mengurangkan bil import. Produk
semulajadi khusus daripada hutan dan sumber lain juga harus dimajukan secara
mampan selaras dengan usaha pemuliharaan sumber. Manakala dalam sektor kecil
komoditi untuk industri, penanaman kelapa sawit harus disesuaikan semula sebagai
tanaman strategis.

B. SARAN
Pembangunan merupakan hal yang penting untuk kemajuan sebuah negara.
Oleh karena itu, mempelajari konsep-konsep pembangunan itu sangatlah penting
untuk mencapai kemakmuran antar masyarakat. Dengan konsep pembangunan yang
baik dapat mengurangi kemiskinan yang terjadi di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://pembangunan162.blogspot.com/2011/06/teori-dan-konsep-pembangunan.html
http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/
http://vovworld.vn/id-id/Rumah-ASEAN/Mengembangkan-pembangunan-yangberkesinambungan-di-Malaysia/150419.vov
http://dewirzain.blogspot.com/2013/05/makalah-strategi-pembangunan.html

29

Anda mungkin juga menyukai