PROTEIN
Oleh:
Kelas: C
Kelompok: 9
KEVIN HAERNURYADIN
200110140248
200110140249
RIKI RISWARA
200110140250
SINDY BELAMITA
200110140251
YULYSTIRA
200110140252
Tanggal Praktikum:
Selasa, 7, 14, dan 21 April 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan
pertumbuhan tubuh.
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena ada enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir butir darah
merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru paru ke
seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat zat yang
berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu
protein.
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.
Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein ialah daging,
telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung dan buah buahan.
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O, dan senyawa nitrogen. Hewan
yang makan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping
digunakan untuk pembentukan sel sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai
sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata
rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah C, H, O, N, S dan P. Dengan
berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan
protein dalam suatu bahan makanan. Unsur nitrogen ditentukan secara kuantitatif,
misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi dengan asam pekat. Berat
protein yang ditentukan adalah 6,25 x berat unsur nitrogen.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari praktikum kali ini, yaitu:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya
terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer
yang tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino.
Asam amino yang biasanya ditemukan dalam protein menunjukkan struktur sebagai
berikut (Fried dan Hademenos, 2006).
Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih dapat bereaksi
dengan ion Cu++ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang
berwarna biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi biuret. Disamping itu
gugus karboksil pada asam amino dapat dilepaskan dengan proses dekarboksilasi dan
menghasilkan suatu amina. Gugus amino pada asam amino dapat bereaksi dengan
asam nitrit dan melepaskan gas nitrogen yang dapat diukur volumenya. Van Slyke
menggunakan reaksi ini untuk menentukan gugus amino bebas pada asam amino,
peptida maupun protein (Poedjiadi, 1994).
Semua asam amino, atau peptida yang mengandung amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu.
Namun prolin dan hidroksipolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. (Berry.
S,2000).
Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein
sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino,
sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus bukan
protein. Gugus ini disebut gugus prostetik (Poedjiadi, 1994).
BAB III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1. Alat
Rak tabung
Penjepit
Bunsen
3.2. Bahan
NaOH 10%
Susu Murni
Gelatin
HNO3 Pekat
Urea
Kristal NaOH
CuSO4 0,2%
Pb Asetat 2%
Larutan Phospomolibdat
CuSO4 2%
AgCl 2%
FeCl 5%
Asam Pikrat
Larutan T.C.A
Larutan Phospotungstat
HCl Pekat
Larutan Ninhidrin
Alkohol 95%
d. Tambahkan dengan hati-hati 1 mL HCl pekat dan perhatikan bau khas yang
terjadi.
e. Perhatikan 3) dan 4).
Terangkan perbedaan antara hasil kedua percobaan di atas .
Bila mungkin ulangi kedua percobaan terhadap tepung gelatin.
B. Uji Biuret
Sediakan beberapa tabung reaksiyang bersih dan kering.
1) Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan
albumin, kasein, gelatin sebanyak 2 mL.
2) Tambahkan pada setiap tabung 1 mL NaOH 10 % dan 3 tetes CuSO4 0,2%.
3) Campurlah dengan baik.
4) Amati perubahan warna yang terjadi.
C. Uji Ninhidrin
1) Sediakan tabung reaksi masukan 1 mL larutan conto ditambah dengan 1 mL 0,1
M buffer asam asetat (pH 5) dan 20 tetes 0,1 % larutan ninhidrin. Panaskan di
atas penangas air mendidih selama 10 menit dan perhatikan warna biru yang
terbentuk. Tuliskan persamaan reaksinya.
2) Lakukan uji ninhidrin dengan albumin 2%.
D. Uji Ksanprotein
1) Sediakan beberapa tabung reaksi.
2) 2 mL larutan conto + 0,5 mL HNO3 pekat, perhatikan endapan putih yang
terbentuk lalu panaskan hati-hati hingga terbentuk warna kuning. Dinginkan
dibawah air kran lalu tambahkan hati-hati larutan NaOH 10% atau NH 4OH
hingga basa, ditandai dengan terjadinya perubahan warna kuning menjadi kuning
tua, kemudian jingga.
Perhatikan apakah endapan yang terbentuk dan apakah endapan ini permanen
atau lebih melarut kembali pada penambahan reagen berlebih.
3) Ulangi percobaan 2) dengan menambahkan larutan 2% pb asetat, 2% CuSO4, 2%
Hgcl2, dan 2% FeCl3.
IV
PEMBAHASAN
Zat Uji
Albumin
Susu Murni
Gelatin
Cara Kerja
Albumin + 1ml NaOH 10% +
Dipanaskan
Gelatin + 1ml NaOH 10% +
Dipanaskan
Susu Murni + 1ml NaOH 10% +
Dipanaskan
Biru
Biru
Biru
Cara Kerja
Hasil pengamatan
2. UJI BIURET
a. Albumin 10 %
b. Susu 10 %
c. Gelatin
d. Urea
3. UJI NINHIDRIN
a. Albumin 2 %
b. Albumin 10 %
c. Susu 10 %
d. Susu 20 %
4. UJI KSANPROTEIN
a. Albumin 2 %
b. Albumin 10 %
c. Susu 10 %
d. Susu 20 %
6.
Sample
Ditetesi HCL
Ditetesi NaOH
Susu 20%
Ada
Tidak Ada
Ada
Albumin 20%
Ada
Tidak Ada
Ada
Sampel
0,2%
CuSO4
2% Pb
Asetat
2%
CuSO4
2%
HgCl
2%
FeCl2
Susu 5%
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Albumin 5%
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
As. Pikrat
T.C.A
As. Asetat 2% +
Phospomolibdat
Albumin 2%
Albumin 5%
Susu 5%
Ada
Endapan
Ada
Endapan
Ada
Endapan
Ada
Endapan
Ada
Endapan
Ada
Endapan
Ada Endapan
Ada Endapan
Ada Endapan
Ada Endapan
Ada Endapan
Ada Endapan
Sampel
Albumin 5%
Susu 5%
Alkohol
Tidak ada endapan, larut
kembali
H2O
Ada endapan
Ada endapan
nitrogen (N) dan hydrogen (H). juga pada albumin mengandung pb dan S sedangkan
pada gelatin hanya mengandung S.
berubah menjadi berwarna biru. Sedangkan susu 2 %, susu 20 %,dan urea negatif
karena larutan masing-masing berwarna putih keruh.
Dengan uji ini dapat di lihat pengendapan permanen atau larutan yang
mengendap kembali seperti semula dengan di beri larutan CuSO 4 0,2%, CuSO4 2%,
pb asetat 2%, Hgcl2, dan 2% FeCl3. Pada sempel albumin 20 %, albumin 2 %, susu 2
%, susu 20 % dengan tabel sebagai berikut :
Sampel
0,2% CuSO4 2% Pb Asetat 2% CuSO4
Susu 5% ADA
ADA
ADA
Albumin
5%
ADA
ADA
ADA
2% HgCl
ADA
2% FeCl2
ADA
ADA
ADA
Jadi pada semua sampel yang ditetesi 0,2% CuSO 4, 2% CuSO4 dan 2% FeCl3
mengalami renaturasi, sedangkan yang ditetesi
mengalami denaturasi.
4.7 Uji pengendapan protein dengan asam-asam lemak
Untuk mengetahu posisi endapan baik anion kation atau juga merupakan
isoelektrik, dengan penambahan larutan asam pikrat jenuh, T.C.A, asam asetat 2%
+phosphomolibdat dengan sempel susu 20% dan albumin 20%. Seperti tabel berikut :
Sampel
As Pikrat
T.C.A
As Asetat 2% +
Phospomolibdat
ADA
ENDAPAN
ADA
ENDAPAN
As Asetat 20%
+
Phosfongustat
ADA
ENDAPAN
ADA
ENDAPAN
Albumin
2%
Albumin
5%
ADA
ENDAPAN
ADA
ENDAPAN
Susu 5%
ADA
ENDAPAN
ADA
ENDAPAN
ADA
ENDAPAN
ADA ENDAPAN
ADA ENDAPAN
ADA ENDAPAN
Dapat diketahui bahwa larutan yang mengendap berarti berada pada posisi
anion (asam), sedangkan yang larutannya kembali seperti semula berati merupakan
isoelektrik (zona netral).
Sampel
Alkohol
H2O
Albumin 5%
Susu 5%
Ada endapan
V
KESIMPULAN
1. Uji Komposisi Dasar : albumin dan gelatin mengandung carbon (C), nitrogen
(N), hidrogen (H), pb, dan s .sedangkan hanya gelatin yang tidak mengandung
pb.
2. Uji Biuret : albumin 10%, albumin 20%, susu 20%, susu 2% dan urea positif
mengandung molekul peptida.
3. Uji Ninhidrin : albumin 20%, albumin 2%, gelatin 20% positif mengandung
asam amino bebas. Sedangkan susu 20%, susu 2% dan urea negatif tidak
mengandung asam amino bebas.
4. Uji Ksanprotein : albumin 2%, albumin 20%, susu 20%, susu 2%
mengandung cicin benzen.
5. Pembentukan endapan asam dan alkali : hanya HCL yang mampu
mengendapkan protein.sedangkan NaOH dan as. Asetat glacial tidak dapat
mengendapkan protein.
6. Endapan dengan garam dari logam berat : 0,2% CuSO 4, 2% CuSO4, dan 2%
FeCl3, yang mengalami renaturasi. Sedangkan 2% HgCl dan 2% pb asetat
protin terendapkan.
7. Pengendapan portein dengan asam-asm amino : mengalami pengendapan
karena ditambah asam seperti asam pikrat, T.C.A, asam asetat karena
merupakan anion. Sedangkan asam asetat ditambah phospomolibdat tidak
mengendap karena merupakan isoelektrik atau zona netral.
DAFTAR PUSTAKA
Berry S, 2000. Dasar Kimia SMU III. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fessenden & Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Fried, G. H. dan Hademenos, G. J., 2006, Schaums Outlines Biologi Edisi Kedua,
Eralangga, Jakarta.
Girindra, A. 1983. Biokimia I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta.