Asma
Asma
Edi Pasaribu
Definisi
Asma adalah wheezing dan/atau batuk terutama
episodik dan/atau kronis, biasanya terjadi pada
malam hari (nocturnal), musiman, seringkali di
triger oleh aktifitas fisik, bisa hilang secara
spontan/reversibel baik dengan atau tanpa
pengobatan, disertai dengan adanya riwayat
asma atau atopi, dan sebab lain telah
disingkirkan
Asma dapat
menyebabkan
kesulitan bernafas
krn:
1. Otot saluan
pernafasan
konstriksi
saluran nafas
sempit
2. Iritasi,inflamasi
saluran nafas
bengkak
3. Mukus yang
banyak
Klasifikasi Asma
Berdasarkan derajat serangan
Ringan
Sedang
Berat
Berdasarkan kekambuhan
Episodik jarang
Episodik sering
persisten
Derajat Serangan
Ringan
Mengucapkan kalimat
Retraksi ringan
Tidak sianosis
PaO2 normal
Sedang
Berat
Mengucapkan kata
Retraksi berat
sianosis
Pa02 < 60 mmHg
Frek nafas
2-3 th
4-5 th
6-12 th
>12 th
18-26
16-24
14-20
12-18
27-34
25-30
21-26
19-23
35-39
31-35
27-30
24-37
40
36
31
38
Saturasi
98% udara
kamar
Auskultasi
normal
Wheezing
(akhir
expirasi)
Wheezing
(expirasi)
Wheezing(ins
p-exp)
Retraksi
Tidak ada
interkostal
Interkosta+su
bsternal
Interkostal+su
bsternal+
supraklavikula
Dispnea
Anak kalimat
kata
Total
0-4
NORMAL
5-7
RINGAN
8-11
SEDANG
12-15
BERAT
Asma episodik
Sering
(Asma sedang)
Asma persisten
(Asma berat)
1.
Frekwensi serangan
< 1 x /bulan
> 1 x /bulan
Hampir sepanjang
tahun
1.
Lama serangan
< 1 minggu
> 1 minggu
Hampir sepanjang
tahun, tidak ada
remisi
1.
Intensitas serangan
Biasanya ringan
Biasanya sedang
Biasanya berat
1.
Diantara serangan
Tanpa gejala
1.
Tidak terganggu
Sering terganggu
Sangat terganggu
1.
Pemeriksaan fisik
diluar serangan
Normal (tidak
ditemukan kelainan)
Mungkin terganggu
(ditemukan
kelainan)
Tidak pernah
normal
1.
Tidak perlu
Perlu
Perlu
1.
PEF/FEV 1 60-80%
PEF/FEV 1 <60%
1.
Missmatch
V/Q
hipoksemia
Hiperventiasi
alveolar
CO2
menurun
Alkalosis
respiratorik
Obstruksi berat
Hipoventilasi alveolar
Retensi CO2
Asidosis respiratorik
Tatalaksana Asma
Tatalaksana akut
Tatalaksana jangka panjang
Controller
Bronkodilator
Utk
mengendalikan/mencegah
gejala &/ serangan
jangka panjang
anti-inflamasi
Steroid inhalasi, ALTR
oral, inhalasi
Utk mengatasi/mengurangi
gejala &/ serangan
bila perlu
Langsung ke
sist resp
Dosis rendah
Onset cepat
reliever
DBS 2004
controller
Karakteristik B2 Agonist
Full-agonist
Salbutamol
Terbutaline
Rapid-onset
+
Long-duration
-
Fenoterol
Salmeterol
Formoterol
Procaterol
PROCATEROL
Selektif Beta2-agonis
Efek anti alergi
Onset cepat
Durasi panjang
Lebih efektif dibanding dengan salbutamol dan terbutaline
Serangan Ringan
nebulisasi 1x, respon baik, gejala (-)
Observasi 1-2 jam
Bila efek bertahan boleh pulang
Serangan Sedang
Nebulisasi 2-3x, respon parsial
Berikan oksigen
Nilai kembali derajat serangan, bila sesuai dengan derajat
serangan sedang ruang observasi
Pasang jalur intravena
Di ruang observasi :
Oksigen
Beriksa steroid oral
Nebulisasi tiap 2 jam
Bila dalam 8-12 jam kondisi membaik dan stabil boleh pulang
Bila > 12 jam kondisi tidak membaik rawat
Serangan Berat
Nebulisasi 3x, respon buruk
Oksigenasi sejak awal saat/setelah nebulisasi
Pasang jalur intravena
Bila klinis sesuai dengan serangan berat rawat inap
Foto toraks
Di ruangan:
Oksigen diteruskan
Atasi dehidrasi dan asidosis (bila ada)
Steroid intravena tiap 6-8 jam
Nebulisasi tiap 1-2 jam
Bila dalam 4-6x nebulisasi klinis membaik interval jadi 4-6 jam
Aminofilin intravena awal dilanjukan dengan rumatan
Bila dalam 24 jam klinis perbaikan stabil boleh pulang
Dosis
Aminofilin (loading dose) 6-8 mg/kg diencerkan 1:1 dengan Nacl
0,9 %/D5%, kemudian dilanjutkan dengan rumatan 0,5-1
mg/kg/jam
Cara memberikan aminofilin
Total kebutuhan cairan: x ml/hari
Dibagi menjadi 2 jalur
Jalur 1: x-400 cc habiskan dalam 24 jam, tetesan dibagi rata
Jalur 2: 400 cc
100cc/ 6 jam + aminofilin 3-6 mg/kg/6 jam (buret) 16 cc/jam
diulang tiap 6 jam
Metilprednisolon
Dosis 1-2 mg/kg/ hari, diberikan dalam 3-4 x/hari
Ancaman
Ancaman
gagal
gagal nafas
nafas
Perburukan
Perburukan
cepat
cepat
Rujuk?
Tidak
Tidak ada
ada
perbaikan
perbaikan
Kesadaran
Kesadaran
menurun
menurun
TERIMA KASIH