1
2
3
PENDAHULUAN
masih
World
menjadi
masalah
kesehatan
Health
Organization
Indonesia
juta
Indonesia
jiwa.
Penyakit
TB
purniatidsk@yahoo.com
ini
menjadi
38
merupakan
setiap
negara
(WHO),
tahunnya
dengan
terjadi
sedangkan
TB
Paru
sebesar
236.029
yaitu
pemerintah
daerah
baik
desa,
untuk
kejadian
kabupaten/kota
prevalensi
TB,
dari
sembilan
Paru ke puskesmas/sarana
yang
ada
di
penyakit
Kabupaten
Buleleng.
tuberkulosis
di
TB
Bali,
tertinggi
di
Jadi
penyakit
Kabupaten
Buleleng
pelayanan
Depkes
RI
kader
adalah
dengan
semakin
meningkatnya
kasus
kan
bidang
Denpasar.
pengendalian
Kota
Denpasar
menempati
kunci
keberhasilan
kesehatan
dalam
kasus
TB
program pemasyarakat.
paru
sangat
dengan
Indonesia,
berbagai
kegiatan
daerah
di
penanggulangan
DOTS
(Directly
Banyak
Observed
sekali
faktor
yang mem-
pengendalian
a) Faktor-faktor predisposisi(predisposing
39
kasus
tuberkulosis.
kader kesehatan.
b) Faktor-faktor
faktor)
pendukung
adalah
(enabling
faktor-faktor
memungkinkan
atau
yang
yang
METODE PENELITIAN
mem-
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
potong
lintang
(cross-sectional).
terjadinya perilaku.
Juli 2012.
kesehatan
Kabupaten
ganggu
pengambilan
yang
ada
di
pelaksanaan
program
pe-
sampel
yang
digunakan
Buleleng.
nunjukan
Beberapa
bahwa
penelitian
faktor
me-
pengetahuan,
berikut:
aktivitas
kader
dalam
adakah
hubungan
antara
kesehatan
dengan
aktivitasnya
40
Pengetahuan
kader
berhubungan
Pengetahuan
Tinggi
Rendah
Jumlah
dengan
regresi
logistik
dari
ganda
yang
60
memiliki
(66,70%),
sedangkan
sebanyak
responden
responden
:
tugas
responden
laksanakan
total
responden,
Persentase (%)
66,70
33,30
100
Frekuensi
40
20
60
upaya
(33,30%).
pengendalian TB Paru
1 p: probabilitas kader untuk tidak aktif
melaksanakan
tugas
dalam
b. Sikap Responden
upaya
pengendalian TB Paru
a: Konstanta
kurang.
Sikap
Sikap
Baik
Kurang
Jumlah
variabel
ada
independent
hubungan
dengan
Persentase (%)
55
45
100
Frekuensi
33
27
60
antara
dari
variabel
total
responden,
dependen
responden
responden
sebanyak
yang
60
memiliki
(55%),
sedangkan
responden
yang
HASIL PENELITIAN
c. Motivasi Responden
a. Pengetahuan Responden
motivasi tinggi.
41
Motivasi
Motivasi
Tinggi
Rendah
Jumlah
Frekuensi
35
25
60
bahwa
Persentase (%)
58,30
41,70
100
responden,
responden
responden
Terdapat
sebanyak
yang
(41,70%),
dengan
hubungan
yang
secara
60
dengan
memiliki
aktivitas
dimana
uji
sebagai berikut:
hasil
dari
berdasarkan
pengetahuan
kemungkinan
sedangkan
kader
kesehatan,
tinggi
untuk
memiliki
aktif
dalam
lebih
besar
rendah.
dari
pada
Hubungan
pengetahuan
tersebut
secara
1,89-179,91; p= 0,012).
Terdapat
SPSS
Hubungan
Terdapat
N Observasi
Log likelihood
Nagelkerke R2
0.012
0.011
0.018
statistik
dengan
aktivitas
yang
antara
kader
motivasi
untuk
secara
motivasi
kesehatan,
tinggi
aktif
memiliki
dalam
Tuberkulosis.
18.44
8.08
15.01
signifikan
kemungkinan
Pengetahuan
Sikap
Motivasi
hubungan
statistik
dimana
secara
p= 0,011).
Odd
Ratio
(OR)
tersebut
Variabel
Independen
secara
Analisis
yang
ganda.
hubungan
Confidence
Interval 95 %
Batas
Bawah
1.89
1.60
1.59
Hubungan
Batas
Atas
179.91
40.71
141.65
tersebut
secara
statistik
60
43.795
50.9%
42
sangat
motivasi
tindakan
kader
kesehatan
memiliki
penting
untuk
seseorang.
Karena
itu
pengalaman
kasus
kabupaten
tersebut,
Buleleng.
di
Berdasarkan
hasil
penelitian
dari
dan
terbentuknya
ternyata
(Notoatmojo, 2005).
berikut:
1) Hubungan
Pengetahuan
Kader
Ke-
melakukan
aktivitasnya
dalam
dengan
aktivitas
dimana
kader
pengetahuan
kemungkinan
kesehatan,
tinggi
untuk
aktif
memiliki
tersebut.
dalam
Menurut
hubungan
lebih
motivasi
besar
dari
pada
rendah.
Hubungan
statistik
signifikan
pengetahuan
tersebut
secara
(OR=18.44;
Nugroho
antara
kader
(2008)
tentang
pengetahuan
posyandu
dan
dengan
CI
tengah
kecamatan
ketanggungan
nya
dalam
pengendalian
kasus
tuberkulosis.
hubungan
tuberkulosis
paru
objek
Sanankulon.
Menurut
tertentu.
Penginderaan
terjadi
dengan
penemuan
di
suspek
puskesmas
Saputro
(2009)
dan
43
sikap
kader
kesehatan
dengan
nyata
kesesuaian
hasil
tindakan
terdapat
hubungan
antara
menunjukkan
reaksi
atau
konotasi
terhadap
aktifitas,
adanya
stimulus
akan
tetapi
tentang
TB
paru
dengan
penemuan
2) Hubungan
Sikap
dengan
Kader
Kesehatan
Aktivitasnya
dalam
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kader
tuberkulosis
Hubungan
Sanankulon,
tersebut
secara
statistik
dengan
penemuan
paru
baik
di
secara
suspek
puskesmas
simultan
yang
kesehatan
dalam
dimiliki
menentukan
oleh
kader
aktivitasnya
dengan
Aktivitasnya
dalam
perilaku
yang
tertutup.
Sikap secara
44
signifikan
dengan
aktivitas
dimana
antara
kader
motivasi
kemungkinan
motivasi
kesehatan,
tinggi
untuk
memiliki
aktif
yang
mempengaruhi
dalam
motivasi
dari
orang
tersebut.
Hasil
Hubungan
tersebut
hasil
signifikan
(OR=15.01;
secara
CI
statistik
95%=1,59-
yaitu
terdapat
kader
tuberkulosis
Motivasi
Sanankulon,
kesehatan
dimiliki
oleh
menentukan
yang
hubungan
kader
aktivitasnya
dengan
penemuan
paru
di
baik
suspek
puskesmas
secara
simultan
kinerja
Motivasi
berarti
terjadinya
keadaan
sikap
dorongan.
internal
hasil-hasil
yang
menyebabkan
memberikan
dan
motivasi.
Sikap
pengaruh
Dan
dan
pada
menurut
dan r: 0,585).
tersebut.
nimbulkan
untuk
suatu
tampak
posyandu.
menarik,
individu
tertentu
Proses
kader
Dorongan
perilaku
menemukan
ini
meKESIMPULAN
pencarian
tujuan-tujuan
pengurangan tegangan.
kesehatan
dengan
pengendalian
aktivitasnya
kasus
dalam
tuberkulosis
di
kabupaten Buleleng.
aktif
45
dalam
pengendalian
kasus
3. Untuk
kemungkinan
dalam
untuk
pengendalian
Peneliti
Selanjutnya.
Untuk
aktif
menyeluruh
hendaknya
peneliti
kasus
selanjutnya
mengadakan
penelitian
1,60-40,71; p= 0,011).
3. Kader
kesehatan
dengan
motivasi
tuberkulosis
dalam
pengendalian
kasus
DAFTAR PUSTAKA
Awusi RYE, Saleh YD & Hadiwijoyo D.
2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi penemuan penderita TB
paru di kota Palu Provinsi Sulawesi
Tengah.
Berita
Kedokteran
Masyarakat. 25 (2): 59-68
Azwar S. 2010. Tes prestasi. Edisi 2,
cetakan pertama. Jakarta: Pustaka
Pelajar
_______ 2011. Sikap manusia: Teori dan
pengukurannya. Edisi ke-2, cetakan
xv. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Basri C, Bergstrm K, Walton W, SuryaA,
Voskens J and Metha F. 2009.
Sustainable scaling up of good
quality health worker education for
tuberculosis control in Indonesia: a
case study. Human Resources for
Health, 7(85) doi:10.1186/ 14784491-7-85
Chandra D. 2008. Gambaran faktorfaktor yang berkaitan dengan
penemuan
kasus
tersangka
tuberkulosis yang baru di Kelurahan
Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten
Sidoarjo.
Chatarina UW. 2007. Upaya pencapaian
target BTA positif pada suspek TBC
di Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Provinsi NTT. Jurnal Administrasi
Kebijakan Kesehatan. 5(1): 57-60.
Depkes RI. 2007. Pedoman nasional
penanggulangan tuberkulosis, edisi
2 cetakan pertama. Jakarta
Daerah.
Dengan
dalam
meningkatkan
untuk
meningkatkan
meningkatkan
aktivitasnya
pengendalian
kasus
Petugas
Kesehatan.
Dengan
pengetahuan
kader
melakukan
memperbanyak
1. Untuk
dan
pembinaan
46
47
48