Anda di halaman 1dari 5

1.

Mengapa kita harus menjaga keaslian suatu karya seni?


Jawab :
Dalam antropologi, kebudayaan merupakan seluruh gagasan atau ide yang kita
pikirkan, seluruh aktivitas tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan
masyarakat dalam proses belajar. Jadi kebudayaan merupakan kasil karya manusia yang
telah diketahui, diterima dan dilestarikan oleh masyarakat itu sendiri. Karya seni dalam
hal ini merupakan salah satu hasil dari gagasan atau ide dari manusia tersebut, sehingga
bisa disebut juga dengan kebudayaan. Sebagai masyarakat yang hidup di dalam
kebudyaan memang sudah selayaknya untuk selalu menjaga keaslian karya seni dan
melestarikannya.
Sebagai contoh adalah karya seni tari tayub yang ada di jawa. Ritual ini memang
masih ada walaupun sudah sangat jarang kita temui di daerah sekitar kita. Tarian tarub
adalah tarian yang dilakukan oleh seorang wanita yang disebut ledhek dan diiringi oleh
seorang penari laki-laki yang disebut pangibing. Tari ini dilakukan ketika masyarakat
akan melakukan sebuah panen raya sebagai persembahan bagi para arwah leluhur
masyarakat. Tarian ini memang bersifat magis, namun karena keasliannya kurang terjaga
dengan baik tarian ini sekarang justru diangap sebagai tarian yang erotis dan kurang
disukai masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adanya desakan
ekonomi.

Jadi kesimpulannya, tarian tayub ini kurang terjaga keasliannya yang

membuat tarian ini menjadi semakin pudar di kalangan masyarakat yang seharusnya
masih terjaga dengan baik.

2.

Tanggapan tentang permainan tradisional yang sekarang pudar ?


Jawab :
Sebagai orang Indonesia, terutama di daerah Pulau Jawa pasti banyak sekali
permainan-permainan tradisional yang kita ketahui. Namun sekarang ini, permainanpermainan tersebut sudah mulai kurang popular di kalangan anak-anak jaman sekarang.
Faktanya banyak anak-anak jaman sekarang yang lebih memilih permainan modern
daripada permainan tradisional, karena permainan tradisonal memang cenderung diluar
rumah dan menyebakan pakaian anak menjadi kotor ketika mereka selesai bermain.
Hal ini akibat derasnya pengaruh kemajuan teknologi yang semakin maju dari waktu
ke waktu. Sebagai contoh dengan adanya computer, ponsel, playstation, dan lainnya
membuat anak-anak jaman sekarang lebih memilih berdiam diri dirumah dengan alat-

alat tersebut dibandingakan bermain-main tradisonal diluar rumah. Adanya gengsi bahwa
yang bermain mainan tradisional adalah anak-anak kampungan juga menjadi alasan lain.
Adanya orang tua yang over protective yang tidak memperbolehkan si anak untuk
bermain main diluar rumah . sehingga kedua orang tua yang beranggapan menyediakan
fasilitas permainan pada anak di dalam rumah menjadi solusi yang terbaik. Padahal hal
ini juga membuat anak-anak untuk melakukan proses interaksi yang alami.

3. Apa saja faktor-faktor yang mendorong kebudayaan asing masuk ke Indonesia ?


Jawab :
Kebudayaan asing masuk ke Indonesia dengan berbagai cara. Dimulai pada jaman
dahulu dengan adanya para pedagang yang keluar masuk Indonesia sejak masa
penjajahan. Hal ini bisa dikatakan sebagai faktor yang paling utama masuknya budaya
asing. Dengan masuknya para pedagang ataupun penjajah ke Indonesia secara otomatis
akan menyebabkan perpaduan budaya dalam berbicara, berperilaku, berinteraksi dan
lain-lainnya. Sampai pada agama pun bangsa Indonesia dipengaruhi oleh bangsa asing.
Faktor yang berikutnya adalah masuknya warga Negara asing ke Indonesia atau
keluarnya warga Indonesia yang pergi ke luar negeri. Saat mereka mulai berinteraksi
yang dilakukan secara terus-menerus, mau tidak mau pasti akan membawa pengaruh bagi
perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia. Faktor lainnya adalah dengan kemajuan
IPTEK. Dengan majunya ilmu pengetahuan maupun teknologi yang ada saat ini
membuat semakin mudahnya hubungan antara Indonesia dan Negara lain. Semakin
mudah pula pengaruh budaya luar yang masuk ke dalam Indonesia dan mempengaruhi
budaya kita saat ini seperti contoh yang paling hits adalah banyaknya pengaruh budaya
k-pop yang sudah sangat melekat di kalangan remaja Indonesia saat ini.

4. Menurut anda bagaimana kebudayaan yang tertanam sekarang agar tidak menjadi buruk?
Jawab :
Kebudayaan yang kita ketahui sekarang memang sudah dianggap memenuhi nilainilai dan norma-norma yang ada di lingkunagn masyarakat kita. Karena, jika kebudayaan
tersebut tidak sesuai dengan nilai dan norma biasanya masyarakat tidak akan mau
menerima dan tidak akan mau untuk melestarikannya. Agar tidak menjadi buruk
kebudayaan ini sudah selayaknya dijaga dengan baik dengan berbagai cara. Seperti

menjaga keaslian budaya tetapi tidak menutup masuknya budaya lain dengan syarat
budaya baru yang masuk harus disaring dan disesuaikan dengan nilai dan norma yang
berlaku di suatu masyarakat agar sesuai dengan makna-makna yang dimaksudkan
tersampaikan. Lalu kebudayaan yang masuk juga harus disesuaikan dengan etika dan
tatanan masyarakatnya.
Selain itu, kita harus pandai memilah-milah budaya yang lambat laun mulai masuk
dan bercampur dengan budaya kita. Memilih budaya yang memberi pengaruh baik
terhadap budaya kita dan membuang budaya-budaya yang dianggap memberi pengaruh
buruk jika telah bercampur dengan budaya kita. Dengan begitu, kita dapat menyeleksi
budaya-budaya luar yang masuk ke negara kita sehingga dapat memperkecil peluang
suatu kebudayaan itu akan menjadi semakin buruk.

5. Bagaimana menghadapi masyarakat Indonesia yang hobinya plagiat ?


Jawab :
Memang bukan rahasia lagi dengan keadaan masyarakat Indonesia yang hobi plagiat.
Karena memang pada dasarnya saja masyarakat Indonesia sudah dimanjakan oleh alam
dimana mereka hidup. Mereka menginginkan hidup yang mudah tanpa susah payah
tetapi menginginkan hidup mereka sejahtera. Jadi banyak sekali masyarakat Indonesia
yang mengambil karya-karya orang lain kemudian mengatas namakan hal itu sebagai
miliknya sendiri. Sebagai contoh para mahasiswa yang malas-malasan. Mereka malas
mengerjakan ketika mendapatkan tugas. Mereka hanya copy - paste dari data data milik
orang lain atau dari internet saja.
Menurut saya, untuk menghadapi masyarakat Indonesia yang hobi plagiat adalah
dengan menindak tegas kasus plagiat tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku,
melakukan sosialisasi tentang dampak buruknya plagiat serta menumbuhkan rasa
kesadaran diri ke setiap diri masyarakat khususnya generasi muda,karena generasi muda
ini merupakan generasi yang paling rawan dan mudah untuk dipengaruhi oleh dunia luar.
Dengan adanya sosialisasi dan pelajaran tentang penumbuhan kesadaran diri agar tidak
melakukan plagiat maka, mereka akan lebih menggunakan akal pikirnya untuk
menciptakan suatu hasil karya tertentu yang bermanfaat untuk orang lain dan bukan
malah melakukan tindak plagiat.

TUGAS
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

Dikerjakan oleh :

SUCI INDAH SURYANI


NIM I0112134

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

Anda mungkin juga menyukai