Oleh Kelompok 1 :
Agung Pambudhi
(02)
(03)
Aris Firmansyah
(04)
(07)
(08)
Eko Rohmad
(09)
(11)
(13)
M Faizal R Fanani
(15)
(18)
Senja Rima W
(20)
Panel surya / solar cell : panel surya / solar cell menghasilkan energi listrik tanpa biaya,
dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar
cell) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik.
Sebuah solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya /
solar cell 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan
maksimun). Berikut ini merupakan jenis-jenis dari panel surya atau solar cells :
a. Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal
memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal
untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada
saat mendung.
b. Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas
yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis
ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh),
efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan.
Apa arti Solar Cell 50 WP ?
Solar cell 50 wp artinya solar cell tersebut mempunyai 50 watt peak ( pada saat matahari
terik )
Peak 1 hari di asumsikan 4,5 jam (hitungan aman adalah 4 jam)
sehingga 50 x 4,5 = 225 watt hour / day
itu kapasitas maksimal untuk pemakaian 1 hari.
Contoh
Total penggunaan daya per day adalah 225 watt hour
Lampu teras 5 watt x 12 jam = 60 watt hour/ day
Lampu kamar tidur 11 watt x 5 jam = 55 watt hour hour / day
Lampu ruang tamu 11 watt x 5 jam = 65 watt hour / day
Lampu kamar mandi 5 watt x 4 jam = 20 watt hour / day
Fungsi battery adalah sebagai tempat untuk menyimpan daya (power storage).
Untuk battery yang digunakan sebaiknya menggunakan battery gel atau yang selama ini
kita kenal dengan istilah battery kering. Battery gel ini adalah yang paling
Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam Ampere hour), dalam
hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya yang harus dipasang.
Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang diinginkan dan
pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai yang lebih
tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun instalasi generator listrik
bensin ataupun solar. Misalnya daerah terpencil: pertambangan, perkebunan, perikanan,
desa terpencil, dll. Dari segi jangka panjang, nilai ke-ekonomian juga tinggi, karena
dengan perencanaan yang baik, pembangkit listrik tenaga surya dengan panel surya
memiliki daya tahan 20 - 25 tahun. Baterai dan beberapa komponen lainnya dengan daya
tahan 3 - 5 tahun.
Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa solar panel di
paralel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada gambar diatas
menghubungkan kaki positif panel surya satu dengan panel surya lainnya. Kaki/ kutub
negatif panel satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya
dihubungkan ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif panel surya dihubungkan
ke kaki negatif charge controller. Tegangan panel surya yang dihasilkan akan digunakan
oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat AC
(alternating current) seperti Televisi, Radio, komputer, dll, arus baterai disupply oleh
inverter.
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan
mengenai kebutuhan daya:
Jumlah pemakaian
Jumlah baterai
Penerangan rumah
Televisi 21"
tidak selalu hidup, umumnya mereka bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering
dibuka pintu) = 1080 Watt hour
Komputer
Perangkat lainnya
Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 Watt (perhitungan
adalah 5 jam maksimun tenaga surya):
Pembangkit listrik tenaga air tidak ada perubahan suhu yang sangat tinggi
sehingga kendala pembangkit listrik tenaga air tidak terlalu banyak seperti PLTU. PLTA
lebih cepat di start dan lebih mudah diatur apabila ada perubahan beban. Kendala PLTA
adalah jika musim kemarau tidak bisa optimal.
1.1.
Beban maksimum
PLTA sangat sulit untuk mencapai nilai nominal dikarenakan ada bagian
berputar yang tidak sempurna atau ada seal yang tidak baik sehingga air
langsung ke pipa pembuangan dan tidak memutar turbin.
1.2.
Beban Minimum
Beban minimum pada PLTA harus dibatasi, agar air yang dipakai tidak
terbuang percuma, karena PLTA biasanya dipakai untuk pengairan, dll.
1.3.
1.4.
Pembangkit listrik tenaga gas biaya operasinya yang paling mahal, sehingga
PLTG harus dioperasikan sependek mungkin, seperti saat beban puncak, atau pada saat
unit lain ada gangguan(daya cadangan). Namun frekuensi start stop yang terlalu sering
dapat menyebabkan keausan karena suhu yang sangat tinggi
2.1.
Beban maksimum
PLTG bekerja di suhu yang sangat tinggi jadi beban maksimum dari PLTG
dibatasi. karena daya dibangkitkan yang sama dengan pembangkit jenis lain,
PLTG akan mengalami kenaikan suhu yang sangat tinggi.
2.2.
Beban minimum
Beban minimum dari PLTG dibatasi karena masalah ekonomi, karena efisiensi
yang jelek pada beban rendah. Jadi pada beban rendah biaya PLTG akan
semakin mahal per kwhnya.
2.3.
2.4.
PLTD dapat distart stop dengan cepat tanpa mengalami keausan. Bahan bakarnya
lebih murah dari PLTG namun lebih mahal dari PLTD.
3.1.
Beban maksimum
Beban maksimum dari PLTD dibatasi oleh dari suhu gas buang. Sehingga
terkadang tidak bisa dibebani yang sesuai dengan nameplate. Suhu gas buang
tinggi disebabkan oleh komponen yang sudah tidak baik lagi.
3.2.
Beban minimum
Pada beban minimum PLTD akan berbiaya mahal, karena efisiensinya turun
saat dibebani rendah.
3.3.
3.4.
Starting time PLTU relatif lama sekitar 6-8 jam dari keadaan dingin. Perubahan
daya juga lambat 5% per menit.
4.1.
Beban maksimum
Dapat menghasilkan beban maksimum yang sesuai dengan nominal yang
ditulis. Sehingga bisa untuk beban puncak dalam waktu tertentu.
4.2.
Beban minimum
Beban minimum dari PLTU adalah 25%. Hal ini berhubungan dengan control
pengapiannya, apabila terlalu rendah akan padam.
4.3.
Kecepatan perubahan
Untuk menaikkan beban ada waktu jeda sejenak untuk menyalakan suatu
burner tertentu.
4.4.
Cadangan berputar
unit pembangkit berbeban 40% maka unit harus dianggap mempunyai
cadangan berputar sebesar 50% - 40% : 10%, kalau unit dalam keadaan 60%
maka cadangan berputarnya bisa dianggap 100% - 60% : 40%.
Prakiraan Beban
Energy listrik tidak dapat disimpan. Daya yang dibangkitkan harus sama dengan daya
yang dikonsumsi oleh konsumen. Apabila terdapat perubahan beban maka frekuensi akan
berubah. Sedangkan apabila frekuensi berubah maka akan merusak alat-alat listrik.
Berikut adalah hubungan mengapa beban dan frekuensi saling berhubungan
Contoh kasus :
Apabila suatu beban berubah maka torsi beban generator berubah. Berikut adalah rumus
hubungan penggerak generator dengan putaran generator.
Dimana
TG = torsi penggerak generator
TB = torsi beban generator
M = momen inersia
= kecepatan sudut
t = waktu
Jadi apabila beban naik maka TB naik sehingga TG-TB <0 maka
<0 sehingga
Jadi daya yang dibangkitkan berubah-ubah agar frekuensinya tetap. Pengaturan daya
memerlukan perencanaan pembangkitan. Hal ini juga memerlukan perkiraan beban.
Tidak ada rumus khusus untuk menghitung perkiraan beban. Yang digunakan adalah
statistic masa lalu. Yang melakukan perkiraan beban di Indonesia adalah P3B.
B. Umum
Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun pembangkit
tenaga listrik. Stasiun pembangkit tenaga listrik tersebut dapat berupa generator yang
digerakkan dengan tenaga gas, tenaga air, tenaga diesel dan lain sebagainya. Pokok utama
dalam pengadaan sistem tenaga listrik adalah bagian dari pembangkitnya atau dalam hal
ini generatornya. Apabila suatu sistem pembangkit terganggu, maka seluruh sistem
tenaga listrik akan terhenti pengoperasiannya.
Penyebab gangguan pada sistem pembangkit terdiri atas dua bagian yaitu:
1. Gangguan dari luar generator, yaitu gangguan dalam sistem yang dihubungkan
generator.
II.2.
landasan hukum Faraday. Jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan medan
magnet, maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL)
yang sifatnya menentang perubahan medan tersebut. Untuk dapat terjadinya gaya gerak
listrik (GGL) tersebut diperlukan dua kategori masukan, yaitu:
1. Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh penggerak mula (prime
mover).
2. Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan medan
magnet yang dapat diatur dengan mudah.
Di bawah ini akan dijelaskan secara sederhana cara pembangkitan listrik dari
sebuah generator.
If
Sumbu Putar
: Arus medan
US
: Kutub generator
: Fluks medan
If
: Konstanta
: Kecepatan putar
FASA 3
FASA 1
120
120
120
FASA 2
II.3.
Konstruksi Generator
Generator terdiri dari dua bagian yang paling utama, yaitu:
4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder.
Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat
bantu dalam proses pendinginan.
II.3.2. Bagian yang bergerak (Rotor)
Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor dan
stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:
1. Inti kutub
2. Kumparan medan
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai
jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan
medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur untuk arus
pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian ini harus benar-benar baik dalam
hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan suhu yang tinggi dan ketahanannya
terhadap gaya sentrifugal yang besar.
Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi
biasanya menggunakan konstruksi rotor dengan kutub silindris atau cylinderica poles
dan jumlah kutubnya relatif sedikit (2, 4, 6). Konstruksi ini dirancang tahan terhadap
gaya-gaya yang lebih besar akibat putaran yang tinggi.
Pengaturan Putaran
Putaran adalah salah satu faktor yang penting yang memberi pengaruh besar terhadap
tegangan yang timbul oleh arus bolak-balik (alternating current). Frekuensi listrik yang
dihasilkan oleh generator sinkron harus sebanding dengan kecepatan putar generator tersebut.
Dalam hal ini, rotor sebagai bagian yang bergerak terdiri atas rangkaian-rangkaian elektromagnet
dengan arus searah (DC) sebagai sumber arusnya. Medan magnet rotor akan bergerak sesuai
dengan arah putaran rotor. Untuk menjaga putaran tetap konstan, maka pada penggerak mula
(prime mover) dilengkapi governor. Governor itu sendiri adalah suatu alat yang berfungsi
mengatur putaran tetap konstan pada keadaan yang bervariasi.
Besar kecepatan putaran generator dapat dihitung melalui persamaan berikut:
n=
120 . f
p
dimana:
n = kecepatan putaran (rpm)
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
Tegangan dan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh generator umumnya
mempunyai frekuensi diantara 50 Hz 60 Hz. Untuk menentukan jumlah pasang kutub
(p) atau kecepatan putar rpm (n), besarnya frekuensi harus sebanding dengan jumlah kutub dan
kecepatan putarannya.
Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk mengahasilkan mdan
magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan magnet berputar
pada mesin. Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator
generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar.
Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor
silinder). Gambaran bentuk kutup sepatu generator sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah
ini.
(a)
(b)
Gambar 1.2 Gambaran bentuk (a) rotor Non-salient (rotor silinder), (b) penampang rotor pada
generator sinkron
Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara:
1. Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC eksternal dengan sarana slip ring dan
sikat.
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang ditempelkan langsung pada batang rotor
generator sinkron.
1.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnethomogen,
maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa
dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini
medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external pole
generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor. Hal ini dapat
menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga menimbulkan permasalahan
pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe generator
dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan magnet dibangkitkan oleh
kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan akan
sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar pada
kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal pada
tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga membentuk beda fasa dengan sudut
120. Bentuk gambaran sederhana hubungan kumparan 3-fasa dengan tegangan yang
dibangkitkan diperlilhatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.3 Gambaran sederhana kumparan 3-fasa dan tegangan yang dibangkitkan
. Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan mendesain
bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor disusun secara khusus untuk
mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub internal
(internal pole generator), suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan
sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor
menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu diperlukan.
1.3 Kecepatan Putar Generator Sinkron
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan kecepatan
putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan suplai arus
DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar
medan magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:
fe
n r .p
120
(1.1)
yang mana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet, persamaan
diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik yang
dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator
harus berputar pada kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai
contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan
3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada
1500 rpm.
2. Generator Asinkron
Generator asinkron atau generator
generator,oleh karena itu mesin induksi mempunyai persamaan dan konstruksi yang sama untuk generator
maupun untuk motor. Generator ini mendapat eksitasi dari luar,syarat utama tegangan dapat timbul untuk
generator induksi adalah jika Nr>Ns dengan Nr = kecepatan rotor dan Ns = kecepatan sinkron. Misal
radiator diputus oleh penggerak luar,diatas Ns maka slip akan bernilai negative lalu mesin akan
mensuplay daya dan menghasilkan tegangan, Selain itu membangkitkan tenaga juga memerluka daya
remanasi magnet pada rotor .
Generator induksi merupakan salah satujenis generator AC yang menerapkan prinsip motor
induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi dioperasikan dengan menggerakkan rotornya secara
mekanis lebih cepat daripada kecepatan sinkron sehingga menghasilkan slip negatif. Motor induksi biasa
umumnya dapat digunakan sebagai sebuah generator tanpa ada modifikasi internal. Generator induksi
sangat berguna pada aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro, turbin angin, atau untuk
menurunkan aliran gas bertekanan tinggi ke tekanan rendah, karena dapat memanfaatkan energi
denganpengontrolan yang relatif sederhana.
Generator induksi adalah generator yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik dalam
pengoperasiannya. Generator ini dapat bekerja pada putaran rendah serta tidak tetap kecepatannya,
sehingga generator induksi banyak digunakan pada pembangkit listrik dengan daya yang rendah seperti
pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau pembangkit listrik tenaga baru.
Generator induksi merupakan jenis pembangkit listrik alternatif yang cocok untuk skala kecil atau
beban rumah tangga (450 Va). Hal ini disebabkan karena harga generator induksi relatif lebih murah
dibanding dengan generator sinkron. Kelemahan generator induksi adalah kinerjanya sangat dipengaruhi
oleh beban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan storage terhadap kinerja
generator induksi. Parameter motor induksi yang digunakan sebagai generator induksi adalah jenis rotor
sangkar, 3 fase, dan 2 HP.
Untuk membuat mesin induksi berfungsi sebagai generator maka rotor harus dialiri arus.
Untuk menghasilkan arus mula pada rotor maka mesin induksi harus sesaat harus difungsikan
sebagai motor.
Pada awalnya stator diberi tegangan atau dieksitasi sehingga menghasilkan arus pada
kumparan stator. Arus ini akan menginduksi kumparan rotor sehingga muncul tegangan induksi
pada kumparan rotor. Apabila rangkaian pada rotor merupakan rangkaian tertutup, tegangan
induksi yang muncul pada kumparan rotor akan menghasilkan arus pada rangkaian rotor.
Jika putaran rotor telah menghasilkan tegangan induksi pada kumparannya (saat nilai slip
telah menjadi negatif) dengan besar tegangan lebih besar daripada tegangan induksi awal (dari
stator) maka arus akan berbalik menginduksi kumparan stator dan menghasilkan arus stator. Pada
kondisi ini mesin induksi berfungsi sebagai generator.
Sebuah mesin induksi terdiri dari dua buah bagian utama yaitu rotor, merupakan bagian
mesin yang berputar, dan stator, merupakan bagian mesin yang diam.I
Mesin induksi akan beroperasi sebagai generator apabila kecepatan medan putar stator
lebih kecil daripada kecepatan putar rotor. Pada kondisi seperti ini nilai slip generator menjadi
negatif. Slip adalah persentase perbedaan kecepatan medan putar stator dan rotor terhadap medan
putar stator yang dinyatakan dengan :
Dengan,
ns = kecepatan medan putar stator
nr = kecepatan putar rotor
S = Slip mesin induksi
Nilai nr diperoleh dari putaran rotor yang dihasilkan oleh prime mover sedangkan nilai ns
dihasilkan oleh kumpaaran yang dialiri oleh arus dengan frekuensi tertentu. Besarnya ns adalah :
Dengan :
ns = kecepatan medan putar stator
f = frekuensi pada stator
P = Jumlah pole pada stator
Berubah-ubahnya kecepatan rotor mengakibatkan berubahnya harga slip dari 100% pada
saat start mesin induksi (nr = 0) menjadi 0% saat nilai n r = ns atau saat kecepatan putar medan
stator sama dengan kecepatan putar rotor. Harga slip juga dapat bernilai negatif (S < 0). Hal ini
terjadi jika nilai putaran rotor lebih besar daripada nilai medan putar stator.
1.4 Alternator tanpa beban
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (IF),
maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya
diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.
yang mana:
c = konstanta mesin
(1.2)
n = putaran sinkron
= fluks yang dihasilkan oleh IF
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak
terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (IF). Apabila arus
medan (IF) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea seperti yang terlihat pada kurva
sebagai berikut.
(1.3)
Xs = Xm + Xa
(1.4)
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
Pengujian yang kedua yaitu pengujian hubung singkat. Pada pengujian ini mula-mula
arus eksitasi medan dibuat nol, dan terminal generator dihubung singkat melalui ampere meter.
Kemudian arus jangkar Ia (= arus saluran) diukur dengan mengubah arus eksitasi medan. Dari
pengujian hubung singkat akan menghasilkan hubungan antara arus jangkar (Ia ) sebagai fungsi
arus medan (IF), dan ini merupakan garis lurus. Gambaran karakteristik hubung singkat
alternator diberikan di bawah ini.
Ea
Ia
(1.5)
Oleh karena Xs >> Ra, maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi:
Xs
Ea VOC
Ia Iahs
(1.6)
Jika Ia dan Ea diketahui untuk kondisi tertentu, maka nilai reaktansi sinkron dapat
diketahui. Tahanan jangkar dapat diukur dengan menerapkan tegangan DC pada kumparan
jangkar pada kondisi generator diam saat hubungan bintang (Y), kemudian arus yang mengalir
diukur. Selanjutnya tahanan jangkar perfasa pada kumparan dapat diperoleh dengan
menggunakan hukum ohm sebagai berikut.
Ra
VDC
2.I DC
(1.7)
Penggunaan tegangan DC ini adalah supaya reaktansi kumparan sama dengan nol pada saat
pengukuran.
Gambar 1.9 Diagram fasor (a) Faktor daya satu (b) faktor daya tertinggal (c) faktor daya
mendahului
Diagram fasor memperlihatkan bahwa terjadinya pebedaan antara tegangan teminal V
dalam keadaan berbeban dengan tegangan induksi (Ea ) atau tegangan pada saat tidak berbeban.
Diagram dipengaruhi selain oleh faktor kerja juga oleh besarnya arus jangkar (Ia ) yang
mengalir. Dengan memperhatikan perubahan tegangan V untuk faktor keja yang berbeda-beda,
karakteristik tegangan teminal V terhadap arus jangkar Ia diperlihatkan pada gambar 1.9.
1.9 Pengaturan Tegangan (Regulasi Tegangan)
Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal alternator antara keadaan
beban nol (VNL) dengan beban penuh (VFL). Keadaan ini memberikan gambaran batasan drop
tegangan yang terjadi pada generator, yang dinyatakan sebagai berikut.
VR
V NL VFL
x100%
V FL
(1.8)
Untuk melayani beban yang berkembang, maka diperlukan tambahan sumber daya listrik.
Agar sumber daya listrik yang yang baru (alternator baru) bisa digunakan bersama, maka
dilakukan penggabungan alternator dengan cara mempararelkan dua atau lebih alternator pada
sistem tenaga dengan maksud memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan pada sistem.
Selain untuk tujuan di atas, kerja pararel juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas
pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang harus dihentikan, misalnya untuk istirahat atau
reparasi, maka alternator lain masih bisa bekerja untuk mensuplai beban yang lain. Untuk
maksud mempararelkan ini, ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan bertentangan dalam
arah, atau harga sesaat ggl alternator harus sama dalam kebesarannya dan bertentangan dalam
arah dengan harga efektif tegangan jalajala.
2. Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala harus sama
3. Fasa kedua alternator harus sama
4. Urutan fasa kedua alternator harus sama
Bila sebuah generator G akan diparaelkan dengan jala-jala, maka mula-mula G diputar
oleh penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan IF diatur hingga tegangan
terminal generator tersebut sama denga jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa
kedua tegangan (generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi yang dapat berupa lampu
sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan pararel tadi, dapat dilihat dari lampu
tersebut. Bentuk hubungan operasi paralel generator sinkron dengan lampu sinkronoskop
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Merk
Tahun pembuatan
Dibuat di
Daya output
S1
Tegangan output
: ELIN
: 1992
: Austria
: 20 MVA
: Continous duty
: 11kV
5% (rating tegangan minimal 10450 V dan rating
tegangan maksimal
11550 V)
Arus Output
: 1050 A
Arah putaran rotor dilihat dari atas searah jarum jam (Mounting vertical)
Putaran rotor
: 375 rpm
735 rpm dalam kondisi tidak berbeban
Frekuensi
: 50 Hz
Faktor daya
: 0,9 (faktor daya yang didapat saat beban resistiif murni)
Tegangan eksitasi : 85 V (tegangan eksitasi berasal dari luar generator)
Arus eksitasi
: 832 A
Massa
: 110 ton
Merk
: Siemens
Nomor Seri Manufaktur: M 127694
Tahun Pembuatan: 1995
TLRI
: Three Phase L Tipe konstruksi Pendinginan rotor
dengan cara radial tipe konstruksi pendinginan stator dengan cara
indirect cooling
108/36
resistif murni)
Tegangan Eksitasi: 375 V
Arus Eksitasi
: 866 A
Class of Insulation
:F
International Mounting tipe IM 7215
International Protection : 54
Pendinginan menggunakan udara dengan suhu 34o C
Berat Stator
: 168 Mg
Berat Rotor
: 87 Mg
Gb 1. Exciter
Sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Sistem Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)
Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari generator
arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu dengan
menggunakan rectifier.
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet
permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan
menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan slip
ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main
exciter.
atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama dan generator penguat kedua
menghasilkan arus penguat generator utama. Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak
terlalu besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga kerugian
daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator utama dilengkapi
tahanan yang menampung energi medan magnet generator utama karena jika dilakukan
pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke dalam tahanan.
Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah untuk menghasilkan
arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator utama sehingga penyaluran arus
searah bagi penguatan generator utama, oleh generator penguat kedua tidak memerlukan cincin
geser karena. penyearah ikut berputar bersama poros generator. Cincin geser digunakan untuk
menyalurkan arus dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua.
Nilai arus penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan masalah.
Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan pengatur tegangan
otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan. Pengaturan tegangan otomatis pada
awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi sekarang sudah menjadi elektronik.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa sikat,
karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk menghilangkan sikat
digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar. Gambar 2 menunjukkan sistem excitacy
tanpa sikat.
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak
terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi karena
melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua peralatan
ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan keandalan operasi
dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau kabel
tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak memerlukan
pondasi
PE : Pilot Exciter
AVR : Automatic Voltage Regulator
V : Tegangan Generator
AC : Alternating Current (arus bolak balik)
DC : Direct Current (arus searah)
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh
generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat atau
gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda berputar yang putus, hal
ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang berputar dapat menimbulkan distorsi medan
magnet pada generator utama dan dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit
pembangkit
Tujuan paralel generator adalah untuk melayani beban yang berkembang (memperbesar
kapasitas daya yang dibangkitkan) dan menjaga kontinuitas pelayanan apabila ada mesin
(generator) yang harus dihentikan (misal untuk reparasi).
Load factor
: yaitu perbandingan antara beban rata-rata
dalam suatu jangka waktu tertentu dengan beban maksimum dalam jangka waktu tersebut, yaitu:
bebanratarata ( Pav)
Load factor(f l ) :
beban max( P max)
2) Diversity Factor (F D )
Faktor keragaman (fdiv) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah beban maksimum
dari masing masing unit beban yang ada pada suatu sistem terhadap beban maksimum sistem
secara keseluruhan. Jadi faktor keragaman :
dimana :
Dmax I = beban maksimum beban unit ke i
Dmax s = beban maksimum sistem
Bila Dmax i untuk seluruh unit bersamaan waktunya maka fdiv akan
3) Coincidence Factor :
Faktor keserempakan (fcf) adalah keba1ikan dari factor keragaman, yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara beban maksimum dari suatu kumpulan beban dari sistem terhadap jumlah
beban maksimum dari masing-masing unit beban.
4)
dimana
fD
Pmax
Pinst
Panas yang berlebihan diakibatkan dari seperti yang diuraikan diatas pada generator perlu
dicegah, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan isolasi penghantar atau terbakar, oleh sebab itu
perlu adanya pendinginan. Kerugian-kerugian yang menyebabkan panas tersebut harus
diusahakan kecil sehingga tidak lebih dari 2% dari output alternator.
Untuk menyerap dan membuang panas (disipasi) yang timbul didalam alternator yang
sedang beroperasi dapat menggunakan beberapa media pendingin. Adapun jenis media pendingin
yang biasa digunakan meliputi :
1. Air Cooled generator
Air cooled generator beroperasi dengan dua system yaitu system Loop terbuka
dan Loop tertutup. Sistem Loop terbuka yaitu udara di peroleh dari atmosfer untuk
mendinginkan komponen aktif dan di sirkulasikan kembali ke atmosfer. pada system
loop tertutup udara di sirkulasikan secara terus menerus untuk mengubah dari udara
air untuk menghilangkan panas dari udara . Pendingin udara (cooled forced air cooling )
digunakan generator kecil sampai 50 Mw
2.
Pada unit yang lain, proses start awal juga menggunakan motor start untuk digunakan
sebagai prime over. Motor diputar sampai turbin/generator mencapai kecepatan tertentu
kemudian di lepas
Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa start-nya pendek, yaitu antara 1530 menit, dan kebanyakan dapat di-start tanpa pasokan daya dari luar (black start), yaitu
menggunakan mesin diesel sebagai motor start.
Bila pada unit PLTU, Untuk men-startnya dari keadaan dingin sampai operasi dengan
beban penuh, dibutuhkan waktu antara 6-8 jam. Jika PLTU yang telah beroperasi dihentikan,
tetapi uapnya dijaga agar tetap panas dalam drum ketel dengan cara tetap menyalakan api
secukupnya untuk menjaga suhu dan tekanan uap ada di sekitar nilai operasi (yaitu sekitar 5000
C dan sekitar 100 kg/cm 2) maka untuk mengoperasikannya kembali sampai beban penuh
diperlukan waktu kira-kira 1 jam.
Untuk starting pada PLTA langsung digerakkan menggunakan mekanik berupa air dan
tanpa prime over bantuan lainnya.
Konstruksi Generator
Dimensi dan Massa Generator ( MEIDEN )