DIAGNOSIS
Diagnosis Pasien ada 3 :
1. Pulpitis Reversibel
2. Pulpitis Irreversibel
3. Nekrosis Pulpa (Indikasi pencabutan/PSA)
b. Blok mandibula
1. Ambil spet, buka, kencangkan, dan buang udara yang terdapat di dalam spet
2. Ambil ampul, turunkan isinya, patahkan ujungnya, sedot dengan menggunakan spet
sampai habis, kemudian tutup.
3. Keringkan mukosa pasien dengan kasa/kapas
4. Asepsis mukosa pasien dengan povidone iodine yang sudah ditetesi ke kapas pada area
yang akan kita injeksi
5. Tegangkan mukosa pasien
6. palpasi dengan jari dan temukan trigenum retromolar, kemudian cari linea oblique
eksterna dan linea oblique interna, injeksikan ujung jarum dari arah kontralateral sisi
yang akan dilakukan pencabutan tepatnya diantara p1 dan p2 setinggi oklusal pada
mukosa diantara linea oblique interna dan eksterna (tandai dengan kuku satu jari).
Jarum diinjeksikan sampai dengan menatap tulang.
7. Selanjutnya gerakan ke ipsilateral hingga hilang ujung jarum kontak dan telusuri
sampai dengan sisa jarum diluar adalah sekitar 5 mm.
8. Gerakan ke arah kontralateral masuk (jika terasa menatap tulang berarti sudah benar),
kemudian aspirasi jika (-) lanjut deponir 1-1,5 cc untuk n. alveolaris inferior.
9. Selanjutnya tarik jarum sekitar 1 cm kemudian lakukan aspirasi jika (-) deponir 0,5 cc
untuk nervus lingualis
11. Keluarkan spet secara perlahan
12. Massage (pijit) daerah yang diinjeksikan agar membantu penyebaran bahan anestesi
13. Tunggu onset 4-6 menit, bila pasien sudah merasa kebas, cek anestesi dengan cara
memasukkan sonde ke sulkus gingival gigi yang akan diekstraksi. Jika pasien tidak
merasa sakit, maka bisa dilanjutkan dengan prosedur ekstraksi.
c. Anestesi topikal
1. Keringkan mukosa yang akan dianestesi
2. Anestesi
a. menggunakan benzokain
ambil kapas jepit dengan pinset, oleskan gel benzokain pada kapas -> oleskan pada
bagian mukosa bukal/labial dan palatal/lingual yang akan diekstraksi
b. menggunakan chlor etyl
ambil kapasjepit dengan pinset, semprotkan chlor etyl tunggu sampai terbentuk
bunga es -> tempelkan pada mukosa bukal/labial dan palatal/lingual yang akan
diekstraksi dan tahan sampai dengan ekstraksi selesai dilakukan
3. untuk benzokain tunggu waktu onset 2-3 menit lalu cek anestesi dengan cara
memasukkan sonde ke sulkus gingival gigi yang akan diekstraksi. Jika pasien tidak
merasa sakit, maka bisa dilanjutkan dengan prosedur ekstraksi.
NB : SEMUA PROSEDUR ANESTESI OPERATOR BERADA PADA JAM 7-9 DENGAN
POSISI PASIEN SEMISUPINE
MANDIBULA
PROSEDUR EKSTRAKSI
POSISI OPERATOR :
jam 7-9 : maksila dan mandibula sisi kiri
jam 9-11 : mandibula kanan
POSISI PASIEN :
Maksila : tinggi mulut sejajar bahu operator
Mandibula : tinggi mulut diatas siku 5 cm
Posisi rahang : mandibula sejajar lantai dan maksila membentuk sudut 45o
FIKSASI GIGI :
a. Maksila
1. Gigi 17-23 : telunjuk di palatal, ibu jari di bukal/labial
2. Gigi 24-27 : telunjuk di bukal/labial, ibu jari di palatal
b. Mandibula
1. Gigi 47-33 : telunjuk di bukal/labial, jari tengah di lingual, lainnya menopang mandibula
2. Gigi 34-37 : telunjuk di bukal/labial, ibu jari di lingual, lainnya menopang mandibula.
Gunakan ELEVATOR
1. Tujuan : untuk membuka gingiva attachment dan melebarkan soket periodontal.
2. Teknik penggunaan
Paralel : letakkan elevator di mesio gingiva interproksimal arah apikal seajajar sumbu
gigi kemudian gerakan ke bukal searah jarum jam dengan tektik memutar
(mengungkit).
Vertikal : letakkan elevator tegak lurus sumbu gigi diantara interproksimal dengan
tumpuan gigi sebelahnya
3. Teknik penggunaan
Luksasi : gerakan lateral gigi ke bukal/labial dan ke palatal/ lingual.
Untuk gigi akar >1 ex : semua molar
Tekanan terbesar semua gigi ke bukal keculi molar mandibula ke lingual. Karena
tulang alveolar di palatal dan lingual lbh tipis dari bukal.
Rotasi : gerakan memutar gigi ke arah mesial.
Untuk gigi akar tunggal ex I, C, P2 atas, P12 bawah
Arah ekstraksi gigi semua ke bukal oklusal.
Membersihkan soket, hingga muncul darah segar menggunakan KURET PERIAPIKAL -> Kuret
dilakukan terutama pada jaringan abses dan granuloma
Kalo kista dilakukan enukleasi atau marsupialisasi.
KOMPRESI jaringan atau massage : untuk mengembalikan gingiva yg kemungkinan terbuka dan
mengecek apakah ada tulang yg tajam. Kalo ada dihalusin pake BONE FILE.
SUTURING
A
INDIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
A.
B.
C.
D.
E
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Interrupted
Horisontal interrupted mattres
Continuous simple
Subcutaneous continuous
INSTRUKSI DAN MEDIKASI PASCA PENJAHITAN
Jangan memainkan lidah di area cabut
Diet lunak
Jangan merokok (dewasa laki2)
Jangan menghisap2 area cabut
Jangan makan panas
Jangan kumur terlebih dahulu
Sikat gigi secara perlahan sisi yang terdapat jahitan
KONTROL -> 5-7 hari setelahnya datang kembali untuk dilakukan pelepasan benang jahit, jika
sebelum 5-7 hari terdapat keluhan serius silahkan datang kembali secepatnya
KLASIFIKASI ANDREASEN:
1. Infraksi pada mahkota [retak mahkota]
2. Fraktur mehkota melibatkan enamel dan dentin
3. Fraktur mahkota melibatkan enamel, dentin dan
pulpa [komplikasi]
4. Fraktur akar tidak komplikasi
5. Fraktur akar komplikasi
6. Fraktur horizontal akar
F.A.TIARA & HIKMAHFAZ [angk.2013]
Concusi periodontal
Subluksasi
Luksasi, dislokasi, atau avulse parsial
Avulsi
(Pedersen, 2013). Kencangkan pilinan, potong sisa kelebihan pilin dan masukkan sisi
tajam wire ke dekat interdental menggunakan bantuan lidah ular.
b. Eyelet continuous
Dari
dimasukkan ke
Potong kawat diameter 0,4 sepanjang 20 cm sebagai main wire dan lainnya dengan
wire diameter 0,3 sebanyak 3 dengan panjang 6 cm untuk dijadikan secondary wire.
Kemudian, masukkan satu ujung pada daerah yang mau difiksasi dan satu lagi ke gigi yang
berjarak 3 gigi dari gigi yang akan difiksasi. Masukkan wire dari arah bukal ke lingual dan
masukkan lagi dari lingual ke bukal, lalu pilin sedikit diujung gigi jangkarnya. Lalu,
secondary wire dipasangkan di interdental masing masing gigi yang akan menjadi jangkar,
dan dibawa kembali ke bukal untuk kemudian dilakukan pilin dimasing masing interdental.
Kencangkan pilinan, potong sisa kelebihan pilin dan masukkan sisi tajam wire ke dekat
interdental menggunakan bantuan lidah ular (Malik, 2012).
d. Ernst ligature
Prinsip penggunaan teknik ini adalah menjadikan
satu gigi disebelah gigi yang akan difiksasi sebagai
jangkar. Digunakan kawat berdiameter 0.4 mm dengan
panjang 15 cm. masukkan sisi salah satu wire dari arah
distal gigi bukal menuju lingual, dan sisi satu lagi dari
mesial gigi bukal menuju lingual. Kemudian keluarkan
kawat menuju bukal dengan sama sama dimasukkan ke
bagian interdental dan diposisikan satu diatas wire horizontal dan satu di bawah, kemudian
dilakukan pilin sampai dirasa kencang, buang sisa wire yang tidak digunakan dan
masukkan ujung tajam wire menggunakan lidah ular agar tidak melukai mukosa
didepannya. Kencangkan pilinan, potong sisa kelebihan pilin dan masukkan sisi tajam wire
ke dekat interdental menggunakan bantuan lidah ular (Spiessl, 1976).
C
RENCANA PERAWATAN
1. Debridement [berikan pertolongan pertama terlebih dahulu jika pasien datang dengan keadaan
darurat]
2. Lakukan anamnesa setelah pasien bisa diajak komunikasi [jika tidak bisa dilakukan wawancara
dengan wali pasien], perdalam etiologi dan golden period pasien
3. Lakukan foto rontgen periapikal pre perawatan untuk mengetahui prognosis pasien
4. Lakukan pemeriksaan ekstra oral [lihat apakah terdapat keasimetrisan atau pembengkakan atau
hematoma] dan lanjutkan ke pemeriksaan intraoral
5. Lakukan tes vitalitas gigi [tes termal, tes elektrik, open bur, tes jarum]
6. Posisikan pasien, siapkan alat, bahan yang dibutuhkan, persiapkan APD dan operator berdiri
pada posisi yang benar.
7. Lakukan anestesi lokal pada gigi.
8. Lakukan irigasi dan pembersihan kotoran disekitar gigi.
9. Fiksasi gigi dengan menggunakan jari tangan bebas [jangan gunakan tang dsb, sebab akan
menimbulkan tekanan yang tidak terkontrol]
10. Dengan menggunakan kawat diameter 0.4 mm, lakukan teknik splinting pada pasien dengan
menggunakan armamentarium yang benar.
INSTRUKSI DAN MEDIKASI
INSTRUKSI
1. Diet lunak
2. Jangan digunakan untuk makan daerah yang difiksasi [menghindari tekanan berlebihan]
3. Jangan makan yang panas
4. Jangan merokok dulu 1/2x24 jam [dewasa]
5. Sikat gigi secara perlahan sisi yang terdapat fiksasi
6. 2 minggu setelah di replantasi instruksikan pasien untuk melakukan foto rongent periapikal
guna memeriksa apakah posisi sudah benar dan dapat digunakan sebagai pedoman radiografis
jangka panjang.
7. Lakukan kontrol 3/4 minggu sekali dan setiap kali kontrol, lakukan kembali pemeriksaan klinis
untuk mengamati perlekatan ulang ligament periodontium dan kondisi pulpa.
8. Setelah 3-5 minggu bisa dilakukan pelepasan splint, namun hal ini bergantung pada individu
dan derajat kegoyahan giginya.
9. Jika setelah reposisi diketahui gigi sudah tidak vital maka harus dilakukan perawatan edodontik