PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah salah satu kebutuhan esensial yang kedua setelah udara untuk keperluan
hidup manusia, karena di dalam air terdapat unsur mineral yang diperlukan untuk
perkembangan pertumbuhan fisik manusia. Air juga merupakan sumber daya alam yang vital
tetapi terbatas kesediaannya, untuk itu harus dikelola dengan bijaksana karena tanpa
pengolahan yang baik maka air akan menjadi bahan yang sukar diperoleh, baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Ditinjau dari segi kuantitasnya, air harus mencukupi semua
kebutuhan dan kegiatan hidup sehari-hari sesuai dengan tingkat kehidupan masyarakat. Dan
dari segi kualitasnya maka air harus memenuhi syarat kualitas air bersih sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/IX/1990 tentang syarat-syarat
kualitas air minum baik secara fisika, microbiologi, kimia, dan radioaktif.
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum,
memasak dan mencuci harus diperhatikan. Pada daerah bencana, terutama bencana banjir
ketersediaan air bersih untuk minum sangat kurang, padahal di tempat tersebut air sangat
berlimpah, sehingga dibutuhkan suatu unit pengolah air kotor yang dapat memproses air
banjir tersebut menjadi air bersih. Tahapan-tahapan proses yang ada pada unit pengolahan air
yaitu koagulasi, penyaringan pasir, pertukaran ion, dan Reverse Osmosis.
Proses
pengendapan berkaitan dengan proses koagulasi dan flokulasi. Koagulasi adalah peristiwa
pembentukan atau penggumpulan partikel-partikel kecil menggunakan zat koagulan.
Flokulasi adalah peristiwa pengumpulan partikel-partikel kecil hasil koagulasi menjadi flok
yang lebih besar sehingga cepat mengendap.
Penjernihan air dapat dilakukan dengan cara kimia dan proses penyaringan. Bahan
kimia yang dapat digunakan untuk menjernihkan air salah satunya adalah tawas. Tawas
(Al2SO4)3 merupakan zat koagulan dan flokulan yang telah banyak digunakan dalam proses
koagulasi. Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersbut akan terhidrolisis membentuk partikel
koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif , setelah itu Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan
negatif dai partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadikoagulasi pada lumpur. Lumpur
tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh
gravitasi. Selain itu, tawas juga akan mengdsorbsi zat-zat seperti warna , detergen, pestisida
dan lain-lain yang terdispersi dalam air keruh.
Tawas yang terdapat dipasaran umumnya berbentuk bubuk putih dan berbentuk
bongkahan besar. Untuk proses penjernihan air sebaiknya menggunakan tawas yang telah
berbentuk bubuk.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yaitu:
a. Mengetahui proses penjernihan air dengan menggunakan metode sederhana
b. Menjernihkan air dengan menggunakan metode kogulasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil) tersedia di bumi.
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari
hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan suatu larutan yang
hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia
hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zatzat terlarut. Zat-zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air (Linsley, 1991).
Indonesia pada saat ini memiliki masalah mengenai pencemaran lingkungan terutama
pencemaran lingkungan perairan antara lain oleh air limbah, baik limbah industri, pertanian
maupun limbah rumah tangga. Dari semua sumber pencemar lingkungan, pencemaran yang
diakibatkan oleh limbah rumah tangga menempati urutan pertama (40%)diikuti kemudian
oleh limbah industri (30%) dan sisanya limbah rumah sakit, pertanian, peternakan, atau
limbah lainnya.(Kurniadie, 1998).
Air memiliki sifat-sifat yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat fisis, kimiawi,
dan biologis. Sifat fisis dari air yaitu didapatkan dalam ketiga wujudnya, yakni, bentuk padat
sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Bentuk mana yang akan
didapatkan, tergantung keadaan cuaca yang ada setempat. Sifat kimia dari air yaitu
mempunyai pH=7 dan oksigen terlarut (=DO) jenuh pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut
yang universal, hampir semua jenis zat dapat larut di dalam air. Air juga merupakan cairan
biologis, yakni didapat di dalam tubuh semua organisme. Sifat biologis dari air yaitu di dalam
perairan selalu didapat kehidupan, fauna dan flora. Benda hidup ini berpengaruh timbal balik
terhadap kualitas air (Slamet, 2002).
B. Koagulan
Pada proses koagulasi, koagulan yang digunakan antara lain tawas, FeCl3, FeSO4,
dan PAC, dimana koagulan ini dapat membentuk endapan berupa jelly yang akan mengikat
zat tarlarut, koloid serta zat organik sehingga terbentuk partikel besar yang akhirnya
mengendap.
seperti tawas (ionnya positif, Al 3+) ditambahkan ke dalam sol padat yang bermuatan negatif,
sehingga partikel yang ada di dalamnya mengendap. Endapan tersebut baru bisa dipisahkan
melalui penyaringan.
Tawas hanya berfungsi untuk mengendapkan partikel lumpur yang ada bersama air,
sehingga jika debet air yang harus dijernihkan itu banyak, maka diperlukan tawas dalam
jumlah yang lebih banyak. Agar reaksi lebih cepat maka sebaiknya tawas dihancurkan lebih
dulu.
D. Pengendapan ( penjernihan )
Air kotor yang hendak dipakai diendapkan dalam sebuah tendon besar , dan sediakan
tawas sendok makan halus untuk setiap 20 liter air. Aduk air dan tawas tersebut 5 menit
saja. Setelah 10-20 menit akan terlihat hasilnya. Kotoran akan mengendap di bawah, dan air
dapat dipakai. Jika ini dilakukan, kira-kira 80% bakteri akan mati dan air aman digunakan.
Penjernih air yang umum dijual dipasaran adalah tawas, atau bahasa kimianya
alumunium sulphate Al2SO4, atau menggunakan PAC singkatan dari Polu Alumunium
Chloride. Fungsi dari bahan kimia ini adalah memperbesar coloid didalam air sehingga
terjadi penggumpalan , dimana coloidal tersebut menjadi besar, berat dan mengendap.
Sebaiknya Tawas dipakai diluar aquarium dengan kadar 40 ppm, aduk selama 5 menit
secara perlahan, dan diamkan selama 2 jam, maka akan terjadi endapan, anda tinggal gunakan
air yang diatas endapan itu dengan cara ditiriskan.
Tawas akan menurunkan PH cukup besar, satu bungkus bisa menurunkan PH air 1000
l dari 7 menjadi 6.3. PH dapat dinormalkan kembali dengan penambahan Caustic Soda
sekitar 10 ppm.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 29 Desember 2015, di Laboratorium THP
Politeknik Negeri Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : beaker glass, neraca analitik, spatula,
kaca arloji
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : air kali, tawas, aquadest
3.3 Prosedur Kerja
menimbang tawas
0,06gr/300 ml
memasukan tawas yang kedalam beaker glass yang telah berisi air
kali
Sebelum Penjernihan
Sifat fisik
Warna : Keruh
Aroma : Bau Tanah
pH
:6
: 63 mg/l
TDS
( w 3w 1 )
x 100
(w 2w 1)
( 18,134018,157 )
: (37,168018,157) x 100
: 0,0435 %
Setelah Penjernihan
Sifat fisik
Warna : Jernih, terdapat endapan berwarna kuning
Aroma : Tidak Berbau
pH
:6
Alkalinitas : Keasamaan : ml titrasi = 10,5 ml
ml titrasi x N . NaOH x 50 x 1000
Keasamaan :
ml sampel
: 210 mg/l
TDS
( w 3w 1 )
x 100
(w 2w 1)
( 18,369418,3631 )
x 100
(36,305718,3631)
: 0,0351 %
Prosedur Keasaman
1. Ambil 50 ml sampel masukkan kedalam Erlenmeyer
2. Tambahkan indicator PP
3. Titrasi dengan NaOH 0,02 N sampai warnanya pink seulas
Kesimpulan
Dari hasil praktikum penjernihan air dengan menggunakan tawas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Terjadi perubahan sifat fisik setelah adanya penambahan tawas yaitu warna air
berubah dari keruh menjadi jernuh , aroma bau tanah menjadi tidak beraroma tetapi
pada pH tidak terjadi perubahan yaitu tetap 6
2. Terjadi peningkatan keasamaan air setelah adanya penambahan tawas yaitu dari 63
mg/L menjadi 210 mg/L.
3. Terjadi penurunan pada total padatan air setelah adanya penambahan tawas, yaitu dari