BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api
sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka
dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban,
perlu secara hati-hati cermat dan teliti di dalam menafsirkan hasil yang
didapatnya, oleh karena pemakaian senjata api untuk maksud membunuh atau
melukai membawa implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan keresahan dan
kesulitan tersendiri bagi mereka yang terlibat.
Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka dokter
harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya : apakah luka tersebut memang
luka tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis
senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban
sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana yang
menyebabkan kematian. Interpretasi yang benar mengenai luka tembak oleh
para ahli patologi tidak hanya memberikan informasi berharga yang dapat
menunjang pelaksanaan hukum selama investigasi, tetapi juga penting untuk
penentuan akhir jenis kematian.
Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling
umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab
kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah
akibat bunuh diri. Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar
70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa.
Biaya medis, legal, dan emosional akibat kejahatan tersebut menjadi suatu
beban berat bagi rumah sakit, sistem peradilan, keluarga, dan masyarakat pada
umumnya. Evaluasi mengenai luka tersebut memerlukan latihan khusus dan
keahlian baik oleh seorang dokter yang menangani bagian kegawatdaruratan
korban luka tembak maupun para ahli patologi dan forensik.
Didalam dunia kriminal senjata api yang biasa dipergunakan adalah senjata
genggam yang beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan senjata
yang biasa dipakai untuk berburu yang larasnya tidak beralur jarang dipakai
untuk maksud-maksud criminal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Definisi
Luka yang diakibatkan oleh anak peluru pada sasaran atau tubuh manusia.
2.
Teori luka
a.
1.
b.
Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak
Olengannya adalah sudut antara jalur proyeksi dan poros membujur dari peluru.
2.
jalurnya cukup panjang, olengannya akan mencapai 90, jadi menonjolkan sisi
pembukaan yang maksimum.
3.
Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran balik 180 dan
Dalam praktek banyak terdapat hal tentang luka tembak masuk pada tubuh
manusia. Seperti kita ketahui kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan
subkutis. Jika dilihat dari elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila
dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat
pada epidermis lebih luas dari pada dermis. Diameter luka pada epidermis
kurang lebih sama dengan diameter anak peluru, sedangkan diameter luka pada
dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim memar (contusio
ring). . . Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya
tergantung pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka
contusio ringnya akan besar, sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio
ringnya akan lebih lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil
pada kulit. Peluru juga mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga
akan memberi gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa
pita hitam, tetapi kelim lemak ini tidak selalu terdapat misalnya pada senjata
yang jarang dibersihkan.
Pada waktu senjata ditembakkan, maka yang keluar dari laras senjata api adalah
:.
a.
Api
b.
c.
d.
e.
f.
4.
Jika anak peluru mengenai tubuh, maka kelainan yang terjadi merupakan
resultante dari banyak faktor. Pada bagian tubuh tempat masuknya anak peluru,
bagian tubuh sebelah dalam serta pada bagian tubuh tempat keluarnya anak
peluru bentuk kelainannya tidak sama karena faktor-faktor yang
mempengaruhinya berbeda.
a.
Luka-luka yang terjadi pada tempat ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
-
semburan api
Bentuk dari luka tembak masuk masih tergantung lagi dengan jaraknya, yaitu :
jarak kontak (tempel)
ciri cirinya :
a)
Terdapat jelaga atau derivate dari gas CO pada jaringan tepi luka.
d)
b)
c)
diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru
e)
terdapat tattoo
f)
ciri-cirinya :
a)
bentuk bulat
b)
c)
d)
diameter cincin lecet sedikit lebih kecil dari diameter anak peluru
e)
b.
Luka-luka yang terjadi pada tempat ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
-
(secondary missiles).
Akibat faktor-faktor tersebut maka biasanya luka tembak keluar lebih besar dari
diameter anak pelurunya, tetapi pada tembakan oleh senjata moderen yang
kecepatannya sangat tinggi mempunyai ukuran luka tembak keluarnya lebih
kurang sama dengan ukuran anak pelurunya. Seringkali luka tembak keluar
hanya berupa robekan kulit saja.
Ciri-ciri dari luka tembak di tempat keluarnya anak peluru atau proyektil adalah
sebagai berikut :
a)
b)
c)
5.
Pemeriksaan Forensik
Dari suatu luka tembak masuk akan dapat memberikan banyak informasi bagi
kepentingan forensik. Oleh sebab itu pada setiap luka tembak yang ditemukan
pada tubuh mayat perlu dipastikan lebih dahulu luka mana yang merupakan luka
tembak masuk dengan melihat ciri-cirinya, yaitu :
-
mesiu)
-
dalam tubuh
-
tubuh.
Jika luka tembak masuk sudah dapat dipastikan maka dengan pemeriksaan yang
teliti akan dapat memberikan informasi untuk kepentingan forensik, yaitu :
1.
a.
jenisnya :
dengan melihat ciri-ciri luka akan dapat ditentukan apakah disebabkan oleh
senjata api, senjata angin atau shotgun.
kalibernya :
kaliber senjata dapat diperkirakan dengan melihat diameter cincin lecet. Kaliber
tersebut ditentukan berdasarkan diameter lumen dari laras, yang tidak selalu
sama dengan diameter peluru.
Akibat adanya elastisitas kulit maka biasanya diameter anak peluru sedikit lebih
besar dari diameter cincin lecet. Pada bagian tubuh yang kulitnya sangat dekat
dengan tulang maka diameter cincin lecet sebab tulang dapat menjadi penahan
terhadap elastisitas kulit diatasnya ketika mendapat dorongan anak peluru.
b.
arah tembakan
Jarak tembak
Kecuali pada jarak tempel, jarak tembak hanya dapat diperkirakan secara kasar
dengan melihat bentuk lukanya serta ada tidaknya produk-produk dari ledakan
mesiu.
Selain itu, ada tidaknya luka tembak keluar juga dapat dijadikan dasar
perhitungan secara kasar. Namun harus diingat bahwa banyak senapan modern
sekarang ini yang memiliki kemampuan tinggi, sehingga dapat menimbulkan
luka tembak keluar meskipun ditembakkan dari jarak yang sangat jauh.
2.
Kontak Peristiwa
Pada setiap kasus kematian dengan luka tembak selalu harus dipikirkan
Jika menggunakan senjata laras panjang biasanya cara menarik picu adalah
dengan menggunakan alat bantu ( batang kayu atau tali ) atau dengan
menggunakan jari kaki.
-
digenggam
Bila ditemukan ditempat yang agak jauh selalu harus dipikirkan kemungkinannya
dapat melangkah sejauh itu dengan memperhitungkan organ yang terkena.
-
Jika menggunakan pistol atau recolver maka daerah yang dipilih biasanya pelipis
kanan ( untuk right handed ), pelipis kiri ( untuk left handed ), dahi, langit-langit
mulut atau bawah mulut.
-
Jarak tembak temple paling sering sedang jarak tembak sangat dekat
jarang sekali.
Untuk lebih memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan pada tangan yang
digunakan untuk menembak. Pemeriksaan ini didasarkan pada asumsi bahwa
sesudah menembak pasti ada residu dari mesiu yang menempel. Tes tradisional
yang amat terkenal adalah tes Parrafin ( tes Gonzalez ), yang menggunakan
paraffin cair untuk mengambil residu dari tangan dan kemudian
menambahkannya dengan diphenylamine.
Tes paraffin tersebut sebetulnya merupakan tes yang tak spesifik, sebab
hanya dapat mendeteksi adanya nitrate dan nitrite saja sehingga tes ini juga
dapat memberikan hasil positif jika tangan tercemar tembakau, kacangkacangan, pupuk atau obat-obatan. Oleh sebab itu Interpol sejak tahun 1964
tidak lagi merekomendasikan cara ini.
Cara lain yang juga tidak spesifik adalah tes Harrison&Gilory, yang
menggunakan kasa yang telah dibasahi dengan asam chlorida. Bedanya dengan
tes paraffin adalah bahwa tes yang terakhir ini untuk mendeteksi adanya unsure
logam mercury, antinomy, barium atau timah hitam. Tentu harus diperhitungkan
apakah pekerjaannya berkaitan dengan logam-logam tersebut.
Tes yang lebih canggih dan lebih sensitive adalah tes yang menggunakan
metode neutron activasion analysis seperti yang pernah dilakukan terhadap
tersangka dalam kasus penembakan Presiden Amerika, Jhon F Kennedy. Lebih
sensitive sebab masih dapat mendeteksi antitomy, barium dan copper walaupun
tangan yang digunakan untuk menembak sudah dibersihkan. Tes lain yang juga
sensitive adalah tes yang menggunakan metode atomic absorpsion spectroscopy
(AAS) atau flameless atomic absorpsion spectroscopy (FAAS).
Kecelakaan
Kecelakaan senjata api sering terjadi pada saat yang bersangkutan sedang
membersihkan senjata. Pada kasus tersebut sedang membersihkan senjata.pada
kasus tersebut gambarannya menyerupai peristiwa bunuh diri.
Kecelakaan juga dapat terjadi dengan melibatkan pihak lain, misalnya salah
sasaran ketika berburu. Dalam hal ini bentuk lukanya biasanya menggambarkan
luka tembak jarak jauh.
Pembunuhan
Jika senjata tidak ditemukan didekatnya atau bentuk lukanya tidak
menggambarkan jarak temple atau jarak sangat dekat maka patut dicurigai
sebagai kasus pembunuhan.
Tetapi harus dipahami bahwa tidak selalu luka tembak temple merupakan
peristiwa bunuh diri. Pembunuhan juga sering dilakukan dengan menggunakan
jarak temple, misalnya pada tengkuk atau daerah disamping telinga.
6.
Lokasi luka
2.
3.
Lingkaran abrasi
4.
5.
6.
7.
8.
a.
berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru ketika
menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun
eksentris. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal
tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit
berbentuk cincin dengan ketebalan yang sama, oleh karena peluru masuk secara
tegak lurus terhadap kulit. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit
dengan membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang
eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal
dari abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai
tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat
mengenai kulit.
Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki sobekan
pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika peluru
kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata. Bahkan
dalam perjalananya dengan terpilin, peluru bergerak secara terhuyung ketika
menabrak kulit sehingga sering memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka
masuk yang tidak khas dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik
atau oleh karena amunisi yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru
jenis Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih dulu, seperti
jendela yang bergerak otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru
teredam setelah mengena media perantara, hal ini yang menyebabkan
terbentuknya abrasi tepi yang tidak khas pada luka tembak masuk, ketika peluru
mengena kulit. Jenis lain dari luka masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut
senjata api mengalami kontak langsung dengan kulit di atas permukaan tulang,
seperti pada tulang tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, maka
hal ini akan menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka
di sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan,
dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka tembak
masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari
bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan
seperti bintang.Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
1.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir
mesin yang tidak habis terbakar.
3.
Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit.
Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran
yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut
akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau
komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut
b.
Ketika luka tembak mengenai tubuh, dapat menghasilkan luka tembak keluar.
Ketika senjata caliber kecil mengenai tubuh, energi sisa pada tiap peluru
biasanya tidak cukup untuk menembus. Luka pada ekstremitas, leher dan kepala
akan mudah untuk dilalui. Jarak juga dapat mempengaruhi efek luka tembak
keluar.
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka tembak
keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak masuk.
Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah (slitlike), seperti
bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka tembak keluar tidak dapat
di prediksi. Latar belakang variasi bentuknya adalah sebagai berikut:
1.
Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari tempatnya
masuk
2.
Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat
Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur anatomi
apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit berhubungan dengan
bentuk anak peluru yang menyebabkannya.
Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak teratur,
tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan jaringan, khasnya
bergerigi,laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan
kemungkinan fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu sulit
keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya penahan pada
kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada saat keluar. Dalam
beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan, maka bentuk luka tembak
Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas adanya
jejas laras, kelim api, kelim jelaga atau tato; maka perkiraan atau penentuan
jarak tembak tidak sulit. Kesulitan baru timbul bila tidak ada kelim-kelim tersebut
selain kelim lecet. Bila ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak
dekat, maksimal 30 cm. Bila ada kelim tato, berarti korban ditembak dari jarak
dekat, maksimal 60 cm, dan seterusnya. Bila hanya ada kelim lecet, cara
pengutaraannya adalah sebagai berikut: Berdasarkan sifat lukanya luka
tembak tersebut merupakan luka tembak jarak jauh, ini mengandung arti :.
-Memang korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan atau
jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar.
-Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara korban
dengan moncong senjata ada penghalang; seperti bantal dan lain sebagainya.
Bila ada kelim api, berarti korban ditembak dari jarak yang sangat dekat sekali,
yaitu maksimal 15 cm (Idris, 1997). Menurut hadikusumo (1998), luka tembak
tempel bentuknya seperti bintang, dengan gambaran bundaran laras senjata api
dengan tambahan gambaran vizierkorrel (pejera, foresight) akibat panasnya
mulut laras. Bila larasnya menempel pada kulit, gas peluru ikut masuk ke dalam
luka, dan berusaha menjebol keluar lagi lewat jaringan disekitar luka. Sementara
luka tembak jarak dekat ada sisa mesiu yang menempel pada daerah sekitar
luka. Gambaran mesiu ini tergantung jenis senjata dan panjang laras. Mesiu
hitam lebih jauh jangkauannya dari pada mesiu tanpa asap. Sedangkan luka
tembak jarak jauh, luka bersih dengan cincin kontusio, pada arah tembakan
tegak lurus permukaan sasaran bentuk cincin kontusionya konsentris dan
bundar.
9.
Jenis Senjata
Penjenisan senjata dapata didasarkan pada berbagai macam hal, anatara lain:
*
Tenaga pendorong/pelontar
Cara menggunakannya
A.
1.
Senjata Api
Yaitu senjata yang menggunakan mesiu sebagai sumber energi kinetiknya, terdiri
atas:
a.
Mesiu hitam
b.
Mesiu putih
Terdiri atas:
*
Nitrocellulose saja
Cirri-cirinya:
*
2.
Senjata Angin
Yaitu jenis senjata yang menggunakan kompresi udara atau cairan CO2 sebagai
sumber energi untuk melontarkan anak pelurunya.
B.
Senapan
cara mengoperasikan senjata dari jenis ini ialah dengan kedua tangan sambil
memanfaatkan bahu.
2.
Senjata genggam
Permukaan dalam dari larasnya rata atau tidak beralur melingkar. Laras dari
shotgun, senapan angina, pistol atau revolver sering dibuat tanpa alur melingkar
2.
Kegunaan dari alur ini ialah agar anak peluru bergerak memutar sehingga arah
dan gerakan giroskopiknya menjadi lebih stabil. Gerakan memutar sesuai atau
berlawanan dengan arah jarum jam tergantung dari bentuk spiral dari alur.
Sejata militer biasanya dibuat dengan alur melingkar, sedang senjata angina
atau pistol kadang-kadang dibuat seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA