Anda di halaman 1dari 17

Tugas Mandiri Faal II

EFEK DARI KURANG STABILNYA HORMON


TIROID

Oleh:
Aji Bagus Prakoso
021411131084

ILMU FAAL II DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNAIR
Semester Genap 2014/2015

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Efek dari kurang stabilnya hormon tiroid
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Saya ucapkan terimakasih
kepada Prof. Dr. Jenny Sunariani, drg., MS selaku pembimbing saya dalam
pembuatan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Surabaya, 22 Mei 2015


Penyusun

Aji Bagus Prakoso

Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN............................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang........................................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................iii
1.3 Tujuan.....................................................................................................................iii
BAB II...............................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................1
2.1 Anatomi....................................................................................................................1
2.2 Metabolisme Iodine..................................................................................................2
2.3 Fungsi Hormon Tiroid..............................................................................................3
2.4 Gangguan Hormon Tiroid........................................................................................4
2.4.1 Hipotiroid..........................................................................................................4
2.4.2 Hipertiroid.........................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................6
KERANGKA KONSEP.....................................................................................................6
BAB IV..............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
FUNGSI DAN MEKANISME KERJA DARI HORMON TIROID..............................7
BAB V.............................................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................................11
A.

KESIMPULAN....................................................................................................11

B.

SARAN................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak
pada leher bagian bawah disebelah anterior trakea. Terdiri dari dua buah lobus lateral
yang dihubungkan oleh sebuah isthmus yang tipis dibawah kartilago krikoidea di leher.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga hormon yang berbeda, yaitu hormon tiroksin (T4),
triiodotironin (T3), dan kalsitonin. Hormon tiroksin dan triiodotironin disebut dengan satu
nama yaitu hormon tiroid.
Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar tiroid paling sedikit dikendalikan empat
mekanisme : yaitu sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid klasik, di mana hormon pelepastirotropin hipotalamus (TRH) merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon
perangsang-tiroid hipofisis anterior (TSH), yang kemudian pada gilirannya merangsang
sekresi hormon dan pertumbuhan oleh kelenjar tiroid; kemudian deiodininase hipofisis
dan perifer, yang memodifikasi efek dari T4 dan T3; autoregulasi dari sintesis hormon
oleh kelenjar tiroid sendiri dalam hubungannya dengan suplai iodinnya; dan stimulasi
atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodi reseptor TSH.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.

Bagaimana anatomi kelenjar tiroid?


Bagaimana metabolisme iodine dalam tubuh?
Apa saja fungsi hormon tiroid dalam tubuh?
Apa saja gangguan fungsi tiroid?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi kelenjar tiroid
2. Untuk mengetahui metabolisme iodine dalam tubuh
3. Untuk mengetahui fungsi hormon tiroid
4. Untuk mengetahui gangguan fungsi hormon tiroid

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi
Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan
organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah di sebelah
anterior trakea (Gambar 1). Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin yang paling banyak
vaskularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal dari lamina pretracheal fascia
profunda. Kapsula ini melekatkan tiroid ke laring dan trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua
buah lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroid yang
tipis dibawah kartilago krikoidea di leher, dan kadang-kadang terdapat lobus piramidalis
yang muncul dari isthmus di depan laring (Sitorus, 2004).
Kelenjar tiroid terletak di leher depan setentang vertebra cervicalis 5 sampai
thoracalis 1, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap
lobus berbentuk seperti buah pear, dengan apeks di atas sejauh linea oblique lamina
cartilage thyroidea, dengan basis di bawah cincin trakea 5 atau 6 (Sitorus, 2004).
Kelenjar tiroid mempunyai panjang 5 cm, lebar 3 cm, dan dalam keadaan
normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10 sampai 20 gram. Aliran
darah kedalam tiroid per gram jaringan kelenjar sangat tinggi ( 5 ml/menit/gram tiroid)
(Ganong, 2009).
Tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikel kecil yang
dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat. Setiap folikel dibatasi oleh epitel
kubus dan diisi oleh bahan proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut koloid
(Price SA; Wilson ML, 2006).
Sel-sel epitel folikel merupakan tempat sintesis hormon tiroid dan mengaktifkan
pelepasannya dalam sirkulasi. Zat koloid, triglobulin, merupakan tempat hormon tiroid
disintesis dan pada akhirnya disimpan. Dua hormon tiroid utama yang dihasilkan oleh

folikel-folikel adalah tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Sel pensekresi hormon lain
dalam kelenjar tiroid yaitu sel parafolikular yang terdapat pada dasar folikel dan
berhubungan dengan membran folikel, sel ini mensekresi hormon kalsitonin, suatu
hormon yang dapat merendahkan kadar kalsium serum dan dengan demikian ikut
berperan dalam pengaturan homeostasis kalsium (Price SA, Wilson ML, 2006 ; Brunner,
2006).
Tiroksin (T4) mengandung empat atom yodium dan triiodotironin (T3)
mengandung tiga atom yodium. T4 disekresi dalam jumlah lebih banyak dibandingkan
dengan T3, tetapi apabila dibandingkan milligram per milligram, T3 merupakan hormon
yang lebih aktif daripada T4 (Price SA, Wilson ML, 2006).
2.2 Metabolisme Iodine
Iodin memasuki tubuh dalam makanan atau air dalam bentuk ion iodida
atau iodat, dalam lambung ion iodat diubah menjadi iodida. Kelenjar tiroid
memekatkan dan menjebak iodida dan mensintesa serta menyimpan hormon
tiroid dalam tiroglobulin, yang mengkompensasi kelangkaan dari iodin. Anjuran
asupan iodin adalah 150 g/hari; jika asupan di bawah 50g/hari, maka kelenjar
ini tidak mampu untuk mempertahankan sekresi hormon yang adekuat, dan
akibatnya timbul hipertrofi tiroid (goiter) dan hipotiroidisme. Sumber-sumber
dari iodin makanan termasuk garam beriodin, preparat vitamin, obat yang
mengandung iodin, dan media kontras beriodin. Iodin, seperti klorida, diabsorbsi
dengan cepat dari saluran gastrointestinal dan didistribusikan dalam cairan
ekstraselular demikian juga dalam sekresi kelenjar liur, lambung dan ASI. Karena
sebagian besar dari iodida makanan diekskresikan ke dalam urin, iodida urin 24
jam merupakan indeks yang baik sekali dari asupan melalui makanan (Murray,
2006).

2.3 Fungsi Hormon Tiroid


Fungsi utama hormon tiroid T3 dan T4 adalah mengendalikan aktivitas
metabolik seluler. Kedua hormon ini bekerja sebagai alat pacu umum dengan
mempercepat proses metabolisme. Efeknya pada kecepatan metabolisme sering
ditimbulkan oleh peningkatan kadar enzim-enzim spesifik yang turut berperan
dalam konsumsi oksigen, dan oleh perubahan sifat responsif jaringan terhadap
hormon yang lain. Hormon tiroid mempengaruhi replikasi sel dan sangat penting
bagi perkembangan otak. Adanya hormon tiroid dalam jumlah yang adekuat juga
diperlukan untuk pertumbuhan normal. Melalui efeknya yang luas terhadap
metabolisme seluler, hormon tiroid mempengaruhi setiap sistem organ yang
penting (Bunner, 2006).
Kelenjar tiroid berfungsi untuk mempertahankan tingkat metabolisme di
berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid
merangsang konsumsi O2 pada sebagian besar sel di tubuh, membantu mengatur

metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan


pematangan normal (Ganong, 2009).
Hormon-hormon tiroid memiliki

efek

pada

pertumbuhan

sel,

perkembangan dan metabolisme energi. Efek-efek ini bersifat genomic, melalui


pengaturan ekspresi gen, dan yang tidak bersifat genomic, melalui efek langsung
pada sitosol sel, membran sel, dan mitokondria. Hormon tiroid juga merangsang
pertumbuhan somatis dan berperan dalam perkembangan normal sistem saraf
pusat.7 Hormon ini tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya
menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya
tahan tubuh terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan
kecebolan (dwarfisme). Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan
badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan
panas (Ganong, 2009).

2.4 Gangguan Hormon Tiroid


2.4.1 Hipotiroid
Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid
yang dikikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh.
Faktor penyebabnya akibat penurunan fungsi kelanjar tiroid, yang dapat terjadi
kongenital atau seiring perkembangan usia. Pada kondisi hipotiroid ini dilihat
dari adanya penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah disebabkan
peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon). Hipotiroidisme adalah
suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormontiroid, yang kemudian
mengakibatkan perlambatan proses metabolik. Hipotiroidisme pada bayi dan
anak-anak berakibat pertambahan pertumbuhan dan perkembangan jelas dengan
akibat yang menetap yang parah seperti retardasi mental. Hipotiroidisme dengan

awitan pada usia dewasa menyebabkan perlambatan umum organisme dengan


deposisi glikoaminoglikan pada rongga intraselular, terutama pada otot dan
kulit,yang menimbulkan gambaran klinis miksedema. Gejala hipotiroidisme pada
orang dewasa kebanyakan reversibel dengan terapi (Anwar R, 2005).
2.4.2 Hipertiroid
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan jumlah
produksi jumlah hormon tiroid dalam tubuh.dengan katalain kelenjar tiroid
bekerja lebih aktif,dinamakan dengan thyrotoksikosis,dimana berarti terjadi
peningkatan level hormon tiroid yang ekstrim dalam darah. Gejala yang sering
tampak adalah sering gugup, iritabilitas, peningkatan respirasi, bedebar-debar,
tremor, ansietas, susah tidur (insomnia), berkeringat banyak, rambut rontok, dan
kelemahan pada otot, khususnya kerja dari otot lengan dan kaki, frekwesi buang
air besar terganggu, kehilangan berat badan yang cepat, pada wanita periode
menstruasi lebih cepat dan aliran darah lebih kencang.

BAB III
KERANGKA KONSEP

TRH diproduksi oleh

Merangsang hipofisis

hipotalamus

anterior untuk
memproduksi TSH
Merangsang pengeluaran hormon tiroid
(T3 dan T4) oleh kelenjar tiroid

Jika Terjadi Ketidakseimbangan


Antara Produksi danEkskresi
Hormon Tiroid

Hipertiroid

Hipotiroid

BAB IV
PEMBAHASAN
FUNGSI DAN MEKANISME KERJA DARI HORMON TIROID
A.

Pengertian Hormon Tiroid

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi


hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis
oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon
dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis
hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan
senyawa organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait;
meskipun terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH. Hormon
tiroid merupakan pengendali utama metabolisme dan pertumbuhan dengan,
deiodinasi tetra-iodotironina yang memicu respirasi pada kompleks I rantai
pernapasan mitokondria,yang menjadi salah satu faktor laju metabolisme basal;
dan modulasi transkripsi genetik melalui pencerap tri-iodotironina yang terdapat
pada inti sel.Pentingnya peran TH mulai dikenali pada abad ke 19 saat sebuah
kasus pembesaran kelenjar tiroid dengan simtoma hipertiroidisme mengakibatkan
gagal jantung, exophthalmos dan percepatan laju metabolisme basal. Studi lebih
lanjut yang kemudian dilakukan, memberikan pengetahuan bahwa kedua hormon
tiroid T4 dan molekulnya yang lebih reaktif, yaitu T3 mempunyai efek
pleiotropik. Konversi T4 menjadi T3, pada plasma darah disebut monodeiodinasi,
terjadi oleh enzim ID-I yang banyak terdapat pada hati dan ginjal, dan ID-2 yang
terdapat pada otak, hipofisis dan jaringan adiposa cokelat.[4] Kedua jenis enzim
deiodinase tersebut mengandung senyawa Selenium, dengan glukokortikoid
sebagai senyawa promoter.
Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium,
yaitu suatu eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid
menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon
tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid
dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid. Tubuh memiliki
mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.

Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak)


menghasilkan thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar
hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan
namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.
Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar
hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon
tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak
TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik.

Mekanisme Kerja Hormon Tiroid


Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur jumlah
tiroksin yang dilepaskan. Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai perintah
sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib. Saat cukup
hormon tiroid telah dihasilkam, hipotalamus menghentikan pembentukan hormon pelepas
tiroid. Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal - hipotalamus -mengirimkan sebuah
perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik
akhir rantai perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan
menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.

Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari (TRH).


Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini memahami bahwa kelenjar tiroid harus
diaktifkan. Kelenjar pituitari segera mengirimkan perintah ke kelenjar tiroid (TSH).
Sesuai dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera menghasilkan tiroksin, dan
menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah.
Bagaimanakah jumlah hormon yang harus dilepaskan itu ditentukan? Bagaimanakah
mungkin hormon dilepaskan dalam jumlah yang dibutuhkan tak lebih dan tak kurang,
kecuali saat sakit?
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sebuah sistem khusus yang diciptakan
oleh kepiawaian Allah mencipta. Sistem ini didasarkan pada dua mekanisme arus balik
negatif dan contoh keajaiban suatu rancangan teknik yang tak terbandingkan.
Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas normal, hormon tiroksin mempengaruhi
kelenjar pituitari dan terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi
kepekaan kelenjar pituitari terhadap hormon TRH.
Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan perintah
(berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid. Perintah ini adalah titik kedua dalam rantai
perintah produksi hormon tiroksin.

Sistem ini dirancang begitu rumit sehingga kelebihan tiroksin mengambil tindakan amat
cerdas agar sumber-sumber yang menghasilkan hormon ini tak membuat terlalu banyak,
serta campur tangan dan menghambat rantai perintah yang dibangun untuk menghasilkan
dirinya. Dengan cara ini, saat tiroksin di dalam darah meningkat di atas normal. Namun,
di samping semua ini, ada sistem menakjubkan lainnya yang menjaga agar jumlah
tiroksin dalam darah mantap di masa genting.
Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera
menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah. Saat
menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan fungsinya. Dari
ribuan molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar bebas dalam darah. Hanya sekitar
empat dari sepuluh ribu molekul tiroksin yang mempengaruhi kecepatan metabolisme
dalam sel. Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang dituju, molekul tiroksin
lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya menggantikan. Molekul-molekul
pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk memastikan bahwa tersedia cukup
tiroksin bila dibutuhkan.
Efek Hormon Tiroid
Efek umum dari hormone tiroid adalah menyebabkan transkripsi inti dari
sejumlah besar gen. Oleh karena itu, sesungguhnya dalam semua sel tubuh,
sejumlah besar enzim protein, protein structural, protein transport, dan zat lainnya
akan meningkat. Hasil akhir dari semuanya adalah peningkatan menyeluruh
aktivitas fungsional di seluruh tubuh.
Sebelum bekerja pada gen untuk meningkatkan transkripsi genetic,
hampir semua tiroksin dideiodinasi oleh suatu ion iodium sehingga membentuk
triiodotironin. Selanjutnya, triiodotironin ini memiliki afinitas pengikatan yang
sangat tinggi dengan reseptor hormone tiroid intraselular. Akibatnya, sekitar 90%
molekul hormone tiroid yang berikatan dengan reseptor adalah triiodotironin dan
hanya 10% tirosin yang berikatan dengan reseptor.
Reseptor reseptor hormone tiroid melekat atau berdekatan pada rantai
genetic DNA. Saat berikatan dengan hormone tiroid, reseptor menjadi aktif dan
mengwali proses transkripsi. Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe RNA
messenger yang berbeda, yang kemudian dalam beberapa menit atau jam diikuti
dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma untuk membentuk ratusan protein
baru. Diyakini bahwa sebagian besar kerja hormone tiroid dihasilkan dari fungsi
enzimatik dan fungsi lain dari protein baru ini.
Efek kalorigenik hormone tiroid
T3 dan T4 merupakan hormon termogenik dan dapat meningkatkan konsumsi oksigen
pada seluruh aktivitas metabolik jaringan kecuali otak dewasa, testis, uterus, lymph
nodes, limfa, dan hipofisis anterior. Peningkatan konsumsi oksigen oleh jaringan akan

meningkatkan laju metabolisme yang pada akhirnya meningkatkan produksi panas. Hal
ini disebut sebagai kalorigenesis.
Hormon tiroid memiliki efek sekunder pada kalorigenesis dengan meningkatkan ekskresi
nitrogen sehingga terjadi katabolisme dari lemak dan protein yang dapat menyebabkan
penurunan berat badan bila konsumsi makanan tidak adekuat. Kadar tiroid yang besar
dapat untuk menghasilkan panas dalam jumlah besar sehingga suhu tubuh meningkat.
Akibatnya, terjadi mekanisme hilangnya panas karena vasodilatasi di kulit sehingga
resistensi perifer berkurang. Hormon tiroid juga dibutuhkan untuk perubahan hepatik
dari karotin menjadi vitamin A. Efek kalorigenik lain dari hormon tiroid akibat adanya
metabolisme asam lemak. Hormon tiroid meningkatkan aktivitas dari ikatan membrane
Na,K ATP pada berbagai jaringan.

10

BAB V
PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon yang
mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid
dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetraiodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat
vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik
pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua
hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH

B.

SARAN

1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui fungsi hormone tiroid.


2. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tetang mekanisme kerja hormone tiroid.
3. Mahasiswa dapat megetahui tentang pembentukan dan efek dari hormon tiroid.

11

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol (2). Alih Bahasa. Kuncara,
Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2002
Price SA, Wilson ML. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Vol
(2). Alih Bahasa. Brahm, Huriawati Hartono, Pita Wulansari, Dewi Asih. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006
Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Alih Bahasa. Djauhari Widjajakusumah,
Dewi Irawati, Minarma Siagian, Dangsina Moeloek, Brahm. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2003
Sitorus MS. Anatomi Klinis Kelenjar Thyroid. 2004
Murray R K, et al. Harpers Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America, 2000
Illingwort J, Dr. Thyroid hormone, Thermoregulation and Basal Metabolic Rate. /Google
Image Result for http--www_bmb_leeds_ac_uk-teaching-icu3-lecture-23-.html
Satyanarayana U,Dr. Biochemistry. Books And Allied (P) Ltd, Calcutta. 2002
Gilbert Hiram F, Basic Concepts in Biochemistry 2nd. McGraw-Hill5. 2001

12

Anda mungkin juga menyukai