Oleh:
Aji Bagus Prakoso
021411131084
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul Efek dari kurang stabilnya hormon tiroid
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Saya ucapkan terimakasih
kepada Prof. Dr. Jenny Sunariani, drg., MS selaku pembimbing saya dalam
pembuatan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN............................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang........................................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................iii
1.3 Tujuan.....................................................................................................................iii
BAB II...............................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................1
2.1 Anatomi....................................................................................................................1
2.2 Metabolisme Iodine..................................................................................................2
2.3 Fungsi Hormon Tiroid..............................................................................................3
2.4 Gangguan Hormon Tiroid........................................................................................4
2.4.1 Hipotiroid..........................................................................................................4
2.4.2 Hipertiroid.........................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................6
KERANGKA KONSEP.....................................................................................................6
BAB IV..............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
FUNGSI DAN MEKANISME KERJA DARI HORMON TIROID..............................7
BAB V.............................................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................................11
A.
KESIMPULAN....................................................................................................11
B.
SARAN................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi kelenjar tiroid
2. Untuk mengetahui metabolisme iodine dalam tubuh
3. Untuk mengetahui fungsi hormon tiroid
4. Untuk mengetahui gangguan fungsi hormon tiroid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan
organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah di sebelah
anterior trakea (Gambar 1). Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin yang paling banyak
vaskularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal dari lamina pretracheal fascia
profunda. Kapsula ini melekatkan tiroid ke laring dan trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua
buah lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroid yang
tipis dibawah kartilago krikoidea di leher, dan kadang-kadang terdapat lobus piramidalis
yang muncul dari isthmus di depan laring (Sitorus, 2004).
Kelenjar tiroid terletak di leher depan setentang vertebra cervicalis 5 sampai
thoracalis 1, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap
lobus berbentuk seperti buah pear, dengan apeks di atas sejauh linea oblique lamina
cartilage thyroidea, dengan basis di bawah cincin trakea 5 atau 6 (Sitorus, 2004).
Kelenjar tiroid mempunyai panjang 5 cm, lebar 3 cm, dan dalam keadaan
normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10 sampai 20 gram. Aliran
darah kedalam tiroid per gram jaringan kelenjar sangat tinggi ( 5 ml/menit/gram tiroid)
(Ganong, 2009).
Tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikel kecil yang
dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat. Setiap folikel dibatasi oleh epitel
kubus dan diisi oleh bahan proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut koloid
(Price SA; Wilson ML, 2006).
Sel-sel epitel folikel merupakan tempat sintesis hormon tiroid dan mengaktifkan
pelepasannya dalam sirkulasi. Zat koloid, triglobulin, merupakan tempat hormon tiroid
disintesis dan pada akhirnya disimpan. Dua hormon tiroid utama yang dihasilkan oleh
folikel-folikel adalah tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Sel pensekresi hormon lain
dalam kelenjar tiroid yaitu sel parafolikular yang terdapat pada dasar folikel dan
berhubungan dengan membran folikel, sel ini mensekresi hormon kalsitonin, suatu
hormon yang dapat merendahkan kadar kalsium serum dan dengan demikian ikut
berperan dalam pengaturan homeostasis kalsium (Price SA, Wilson ML, 2006 ; Brunner,
2006).
Tiroksin (T4) mengandung empat atom yodium dan triiodotironin (T3)
mengandung tiga atom yodium. T4 disekresi dalam jumlah lebih banyak dibandingkan
dengan T3, tetapi apabila dibandingkan milligram per milligram, T3 merupakan hormon
yang lebih aktif daripada T4 (Price SA, Wilson ML, 2006).
2.2 Metabolisme Iodine
Iodin memasuki tubuh dalam makanan atau air dalam bentuk ion iodida
atau iodat, dalam lambung ion iodat diubah menjadi iodida. Kelenjar tiroid
memekatkan dan menjebak iodida dan mensintesa serta menyimpan hormon
tiroid dalam tiroglobulin, yang mengkompensasi kelangkaan dari iodin. Anjuran
asupan iodin adalah 150 g/hari; jika asupan di bawah 50g/hari, maka kelenjar
ini tidak mampu untuk mempertahankan sekresi hormon yang adekuat, dan
akibatnya timbul hipertrofi tiroid (goiter) dan hipotiroidisme. Sumber-sumber
dari iodin makanan termasuk garam beriodin, preparat vitamin, obat yang
mengandung iodin, dan media kontras beriodin. Iodin, seperti klorida, diabsorbsi
dengan cepat dari saluran gastrointestinal dan didistribusikan dalam cairan
ekstraselular demikian juga dalam sekresi kelenjar liur, lambung dan ASI. Karena
sebagian besar dari iodida makanan diekskresikan ke dalam urin, iodida urin 24
jam merupakan indeks yang baik sekali dari asupan melalui makanan (Murray,
2006).
efek
pada
pertumbuhan
sel,
BAB III
KERANGKA KONSEP
Merangsang hipofisis
hipotalamus
anterior untuk
memproduksi TSH
Merangsang pengeluaran hormon tiroid
(T3 dan T4) oleh kelenjar tiroid
Hipertiroid
Hipotiroid
BAB IV
PEMBAHASAN
FUNGSI DAN MEKANISME KERJA DARI HORMON TIROID
A.
Sistem ini dirancang begitu rumit sehingga kelebihan tiroksin mengambil tindakan amat
cerdas agar sumber-sumber yang menghasilkan hormon ini tak membuat terlalu banyak,
serta campur tangan dan menghambat rantai perintah yang dibangun untuk menghasilkan
dirinya. Dengan cara ini, saat tiroksin di dalam darah meningkat di atas normal. Namun,
di samping semua ini, ada sistem menakjubkan lainnya yang menjaga agar jumlah
tiroksin dalam darah mantap di masa genting.
Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera
menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah. Saat
menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan fungsinya. Dari
ribuan molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar bebas dalam darah. Hanya sekitar
empat dari sepuluh ribu molekul tiroksin yang mempengaruhi kecepatan metabolisme
dalam sel. Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang dituju, molekul tiroksin
lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya menggantikan. Molekul-molekul
pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk memastikan bahwa tersedia cukup
tiroksin bila dibutuhkan.
Efek Hormon Tiroid
Efek umum dari hormone tiroid adalah menyebabkan transkripsi inti dari
sejumlah besar gen. Oleh karena itu, sesungguhnya dalam semua sel tubuh,
sejumlah besar enzim protein, protein structural, protein transport, dan zat lainnya
akan meningkat. Hasil akhir dari semuanya adalah peningkatan menyeluruh
aktivitas fungsional di seluruh tubuh.
Sebelum bekerja pada gen untuk meningkatkan transkripsi genetic,
hampir semua tiroksin dideiodinasi oleh suatu ion iodium sehingga membentuk
triiodotironin. Selanjutnya, triiodotironin ini memiliki afinitas pengikatan yang
sangat tinggi dengan reseptor hormone tiroid intraselular. Akibatnya, sekitar 90%
molekul hormone tiroid yang berikatan dengan reseptor adalah triiodotironin dan
hanya 10% tirosin yang berikatan dengan reseptor.
Reseptor reseptor hormone tiroid melekat atau berdekatan pada rantai
genetic DNA. Saat berikatan dengan hormone tiroid, reseptor menjadi aktif dan
mengwali proses transkripsi. Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe RNA
messenger yang berbeda, yang kemudian dalam beberapa menit atau jam diikuti
dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma untuk membentuk ratusan protein
baru. Diyakini bahwa sebagian besar kerja hormone tiroid dihasilkan dari fungsi
enzimatik dan fungsi lain dari protein baru ini.
Efek kalorigenik hormone tiroid
T3 dan T4 merupakan hormon termogenik dan dapat meningkatkan konsumsi oksigen
pada seluruh aktivitas metabolik jaringan kecuali otak dewasa, testis, uterus, lymph
nodes, limfa, dan hipofisis anterior. Peningkatan konsumsi oksigen oleh jaringan akan
meningkatkan laju metabolisme yang pada akhirnya meningkatkan produksi panas. Hal
ini disebut sebagai kalorigenesis.
Hormon tiroid memiliki efek sekunder pada kalorigenesis dengan meningkatkan ekskresi
nitrogen sehingga terjadi katabolisme dari lemak dan protein yang dapat menyebabkan
penurunan berat badan bila konsumsi makanan tidak adekuat. Kadar tiroid yang besar
dapat untuk menghasilkan panas dalam jumlah besar sehingga suhu tubuh meningkat.
Akibatnya, terjadi mekanisme hilangnya panas karena vasodilatasi di kulit sehingga
resistensi perifer berkurang. Hormon tiroid juga dibutuhkan untuk perubahan hepatik
dari karotin menjadi vitamin A. Efek kalorigenik lain dari hormon tiroid akibat adanya
metabolisme asam lemak. Hormon tiroid meningkatkan aktivitas dari ikatan membrane
Na,K ATP pada berbagai jaringan.
10
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon yang
mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid
dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetraiodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat
vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik
pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua
hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH
B.
SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol (2). Alih Bahasa. Kuncara,
Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2002
Price SA, Wilson ML. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Vol
(2). Alih Bahasa. Brahm, Huriawati Hartono, Pita Wulansari, Dewi Asih. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006
Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Alih Bahasa. Djauhari Widjajakusumah,
Dewi Irawati, Minarma Siagian, Dangsina Moeloek, Brahm. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2003
Sitorus MS. Anatomi Klinis Kelenjar Thyroid. 2004
Murray R K, et al. Harpers Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America, 2000
Illingwort J, Dr. Thyroid hormone, Thermoregulation and Basal Metabolic Rate. /Google
Image Result for http--www_bmb_leeds_ac_uk-teaching-icu3-lecture-23-.html
Satyanarayana U,Dr. Biochemistry. Books And Allied (P) Ltd, Calcutta. 2002
Gilbert Hiram F, Basic Concepts in Biochemistry 2nd. McGraw-Hill5. 2001
12