Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN KADAR UREUM DAN KADAR ASAM URAT


DENGAN HEMOGLOBIN PADA PENDERITA GAGAL
GINJAL KRONIK DI RSUD PARIAMAN
TAHUN 2016

Oleh :
IRA OKTAVINA
NIM : 1513353077

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS SUMATERA BARAT
PADANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Saya juga
bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya
sehingga saya dapat mengumpulkan bahan bahan materi makalah ini dari
internet, buku, dan pengalaman pribadi penulis. Saya telah berusaha
semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang Lesson
study.
Proposal penelitian dibuat dan di ajukan sebagai pedoman pelaksanaan
penelitian penyusunan skripsi dan dalam rangka memperdalam pemahaman
masalah
Dalam proses pendalaman materi Lesson Study ini, tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima
kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan dosen STIKES Perintis Diploma
IV Analis Kesehatan Padang, dan teman-teman yang telah membantu demi
terselesaikannya proposal penelitian ini
Saya sadar bahwa proposal penelitian yang saya buat ini masih jauh dari
sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Demikianlah proposal penelitian ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam
penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya
mengucapkan terima kasih

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan
masyarakat di seluruh dunia. Penyakit ginjal kronik sendiri adalah
penurunan fungsi ginjal dan atau kerusakan ginjal yang
berkelanjutan selama minimal 3 bulan. (Howard et al., 2012).
Data tahun 1995-1999 di Amerika Serikat menyebutkan bahwa
insidensi penyakit ginjal kronik diperkirakan 100 kasus perjuta
penduduk pertahun (Suwitra, 2009). Di Indonesia, menurut Bakri
(2005) dalam Firmansyah (2010), insiden PGK berkisar 100-150
kasus per 1 juta penduduk pertahunnya..
Menurut United State Renal Data System di Amerika Serikat
prevalensi penyakit ginjal kronis meningkat 20-25% setiap tahun.
WHO memperkirakan di Indonesia akan terjadi peningkatan
penderita gagal ginjal pada tahun 1995-2025 sebesar 41,4%
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan
etiologi beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.

1.2 Perumusan Masalah

Hubungan anatara kadar ureum dan


Asam urat dengan kadar hemoglobin
pada penderita gagal ginjal kronik di
Rumah Sakit Umum Daerah
Pariaman
1.3 Batasan Masalah

Untuk mengetahui kadar ureum,


kadar asam urat dan kadar
hemoglobin pada penderita gagal
ginjal

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara kadar ureum,
kadar asam urat dan kadar hemoglobin pada
penderita gagal ginjal di RSUD Pariaman
1.4.2 Tujuan Khusus
Mengetahui kadar rata-rata ureum pada penderita Gagal
Ginjal Kronik
Mengetahui kadar rata-rata asam urat pada penderita
Gagal Ginjal Kronik
Mengetahui rata-rata kadar hemoglobin darah pada
penderita Gagal Ginjal Kronik
Mengetahui apakah ada hubungan antara kadar ureum,
kadar Asam Urat dan Kadar Hemoglobin pada penderita
gagal ginjal kronik

1.5 Manfaat Penelitian


1. Menambah pengetahuan penulis dalam
memahami hasil pada pemeriksaan Kedua
parameter tersebut yaitu Ureum, Asam Urat dan
Hemoglobin pada penderita gagal ginjal kronik
2. Sebagai data dan sumber acuan informasi yang
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya
mengenai penyakit ginjal kronik
3. Pengembangan wawasan dan kemampuan
dalam menyelesaikan skripsi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 . Gagal Ginjal Kronik
2.1.1 Definisi
PGK adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam
sehingga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (Suwitra, 2009).
Perburukan ditandai dengan penurununan GFR yang progresif Corwin,
(2009). GFR merupakan hitungan yang menandai tingkat efisiensi
penyaringan bahan ampas dari darah oleh ginjal pada umumnya
membutuhkan suntikan zat pada aliran darah yang kemudian diukur
pada pengambilan air seni 24 jam. Uremia adalah suatu sindrom klinik
laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat penurunan fungsi
ginjal pada penyakit GGK(Akhyar, 2009 )
2.1.2 Etiologi
Penyebab utama nya :
a. Glomerulonefritis Glomerulonefritis (45%)
b. Diabetes melitus Menurut Misnadiarly (32%)
c. Hipertensi ( 28% )

2.1.3 Patofisiologi
GGK adalah kemunduran fungsi ginjal ireversibel
yang terjadi beberapa bulan atau tahun.
Penyakit ginjal terminal ( end stage renal
disease, ESRD) merupakan kelanjutan dari GGK
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
mempertahankan keseimbangan substansi
tubuh
ESRD terjadi apabila fungsi ginjal masih tersisa
kurang dari 10 %. Penyebab GGK meliputi
berbagai faktor yang kongenital dan didapat,
termasuk penyakit glomerular, uropati obstruktif,
hipoplasia atau displasia ginjal, gangguan ginjal
yang 7 diturunkan, dan kerusakan atau
kehilangan ginjal ( Betz dan Sowden, 2009 )

2.1.4 Gambaran Klinis GGK


Gambaran klinik disertai sindrom azotemia kompleks yaitu kelainankelainan berbagai organ seperti kelainan hemoeisis, saluran cerna,
mata, kulit, selaput serosa, kelainan neuropsikiatri dan kelainan
kardiovaskular ( Noer Ms, 2002 )
a. Kelainan hemopoeisis Anemia normokrom normositer dan normositer
( MCV 78- 94 CU ). Anemia yang terjadi sangat bervariasi bila ureum
darah lebih dari 100 mg%
b. Kelainan saluran cerna Mual dan muntah pada stadium terminal.
Hubungannya dengan pengurangan tekanan makanan oleh usus
sehingga terbentuk amonia. Amonia menyebabkan iritasi atau
rangsangan mukosa lambung dan usus halus.
c. Kelainan mata Kehilangan penglihatan ( azotemia amaurosis ) hanya
dijumpai pada sebagian kecil pasien gagal ginjal kronik.
d. Kelainan selaput serosa Kelainan selaput serosa seperti pleuritis dan
perikardis sering dijumpai pada gagal ginjal kronik terutama pada
stadium terminal. Kelainan selaput serosa merupakan salah satu indikas
mutlak untuk segera dilakukan dialisis
e. Kelainan neuropsikiarti Beberapa kelainan mental ringan seperti
emosi labil, dilusi, insomnia, dan depresi sering dijumpai pada pasien
gagal ginjal kronik

2.1.5 Pencegahan Pada GGK


Upaya pencegahan terhadap gagal
ginjal kronik dilakukan pada stadium
dini penyakit ginjal kronik. Upaya
pencegahan penyakit ginjal dan
kardiovaskular, yaitu pengobatan
hipertensi ( semakin rendah tekanan
darah semakin kecil risiko penurunan
fungsi ginjal ), pengendalian aktifitas
fisik, dan pengendalian berat badan (
Roesly, 2005)

2.2 Kadar Ureum


Ureum merupakan produk sisa metabolisme ( pembakaran) protein.
Dalam keadaan normal, kadar ureum darah selalu konstan
Keadaan lain seperti terjadinya dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh
akibat diare, keringat berlebih, dan kurang minum) juga akan
menyebabkan tingginya kadar ureum dalam darah. Kelebihan kadar
ureum dalam jumlah yang sangat tinggi dapat menyebabkan
seseorang mengalami koma ( Bastiansyah, 2008) Ureum berasal dari
asam amino yang telah diserap amoniaknya didalam hati dan
diekskresikan rata- rata 30 gram setiap hari
2.3 Kadar Asam Urat
Asam urat adalah hasil akhir produk metabolisme purin (Victor,
2009). Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam
darah diatas normal yaitu kadar asam urat >7 mg/dl pada laki-laki
dan >6 mg/dl pada perempuan.
Hiperurisemia dan gout dibedakan menjadi hiperurisemia primer,
sekunder dan idiopatik. (Putra, 2009)
Pada penyakit ginjal kronik terjadi pengurangan massa ginjal dan
penurunan fungsi ginjal, dimana hal tersebut akan menyebabkan
gangguan dalam proses fisiologis ginjal terutama dalam hal ekskresi
zat -zat sisa salah satunya asam urat (Silbernagl & Lang, 2012)

2.4 Kadar Hemoglobin


Menurut Corwin (2009), Hemoglobin
merupakan molekul didalam eritrosit
(sel darah merah) terdiri dari materi
yang mengandung besi yang disebut
hem (heme) dan protein globulin
Hemoglobin didalam darah yang
berada dalam keadaan lebih rendah
dari keadaan nilai normal dapat
didefinisikan sebagai anemia

2.5 Hubungan Kadar Ureum, Kadar Asam Urat dan Kadar Hb

Salah satu cara untuk menegakkan diagnosis gagal ginjal adalah


dengan menilai kadar ureum, karena senyawa ini hanya dapat
diekskresikan oleh ginjal.
Kadar Ureum dalam serum mencerminkan keseimbangan antara
produksi dan eksresi. Metode penetapannya adalah dengan
mengukur nitrogen atau sering disebut Blood Urea Nitrogen
( BUN ).
Konsentrasi BUN juga dapat digunakan sebagai petunjuk Laju
Filtrasi Glomerulus (LFG). Pada penderita gagal ginjal kronik LFG
akan menurun. Untuk asam urat Mula-mula proses tersebut dapat
terkompensasi oleh daya cadang ginjal yang menggantikan
nefron ginjal yang rusak, tetapi proses tersebut hanya sementara
dan akhirnya akan terjadi proses maladaptasi dari nefron yang
mengkompensasi.
Pada laju filtrasi glomerulus < 50% mulai terjadi peningkatan
asam urat serum dan akan terus meningkat seiring dengan
penurunan LFG di ginjal, alhasil akan didapatkan keadaan
hiperurisemia karena PGK/hiperurisemia sekunder (Putra, 2009).

Hiperurisemia akan mencetuskan pembentukan


garam monosodium urat (MSU) pada jaringan dan
sendi. Timbunan tersebut kemudian dikenali sistem
imun sebagai benda asing, sehingga mengaktifkan
mediator inflamasi. Mediator ini menyebabkan
kerusakan dan mengaktivasi berbagai sel radang.
Sehingga timbul peradangan yang disebut artritis
gout (Tehupelory, 2009)
Anemia pada pasien gagal ginjal kronik, bisa terjadi
karena produksi hormon eritroprotein berkurang
seiring dengan penurunan fungsi ginjal yang
berfungsi menghasilkan hormon tersebut sebagai
produksi sel - sel darah merah dan menjaga
keseimbangan kadar oksigen dalam darah.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain penelitian


Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan korelasi regresi dan dengan desain cros
sectional, dimana penelitian ini untuk mengetahui adanya
hubungan antara kadar serum Ureum dengan kadar hemoglobin
darah pada penderita GGK di RSUD Pariaman
3.2 Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan . 2016 di laboratorium
Klinik RSUD Pariaman
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien GGK yang di
rawat di RSUD Pariaman yang dilihat dari status.
3.3.2. Sampel Penelitian
Sampel yang diambil adalah 35 ( Tiga Puluh ) penderita gagal
ginjal RSUD Pariaman Secara Acak

Anda mungkin juga menyukai