Anda di halaman 1dari 43

Universitas Brawij

EFFECTS OF CINNAMON ON PERINEAL PAIN


AND HEALING
OF EPISIOTOMY: A RANDOMIZED PLACEBO
CONTROLLED TRIAL

KELOMPOK 4 PROFESI NERS UB

SEMINAR JURNAL DEPARTEMEN MATERNITAS PSIK UB

EPISIOTOMY
Insisi pudendum / perineum
(lubang /muara) vulva sehingga

bayi

untuk melebarkan orifisium

mempermudah jalan keluar

(Benson dan Pernoll, 2009, hal 176).

DAMPAK TINDAKAN EPISIOTOMY


Episiotomi juga dapat mempengaruhi kondisi ibu seperti
Ibu sulit beristirahat
Cemas akan kemampuannya merawat bayi
Stress dan ibu sukar tidur.
Pemenuhan asi pada bayi berkurang
Keluarga akan repot untuk mengurusi ibu dan bayi (henderson, 2005).

Kayu Manis (Cinnamomum sp)


Kandungan Farmakologi Kayu manis
Eugenol (10%)
Linalool (15%)
Cinnamaldehyde (75%)

Wound
healing

Anti
inflama
si

Anti
oksidan

Analge
sik

METODE

PENELITIAN

METODE
Metode
Metode randomize, double-bline
Kelompok Penelitian
kelompok

pertama

(kelompok

yang

menerima

kayu

manis)
kelompok kedua (plasebo salep)
Wanita berusia 18-40 tahun dengan paritas 1-3 per vaginam yang
dilakukan episiotomi
Pemberian dilakukan 1 jam setelah perbaikan episiotomi dan 2 ml
setiap 12 jam selama 10 hari.
6

KRITERIA EKSKLUSI
Buta huruf
Tidak memiliki akses telephone
Menggunakan obat atau zat
psikotropika
Usia kehamilan kurang dari 37
minggu atau lebih dari 42
minggu
Mempunyai riwayat penyakit
fisik atau mental kronis yang
dapat mengganggu proses
penyembuhan
Wanita yang mengikuti diet
khusus

Pecahnya ketuban lebih dari


18 jam
Anemia berat (Hb < 70 g/L
saat masuk)
Riwayat hipersensitivitas
terhadap obat-obatan tertentu
Episiotomi yang terlalu
panjanga (sudah mencapai
grade 3 atau 4)
Persalinan melalui operasi

PROSES
EKSTRAKSI
&
PEMBUATAN

IA

Ekstraksi Kayu
Manis

Penimbanga
n simplisia

Maserasi

Re-maserasi

Penghilangan
air (vacuum
drying)

Penghilangan
etanol (rotary
evaporator)

SEMINAR JURNAL DEPARTEMEN MATERNITAS PSIK UB

IB

embuatan Salep

Ekstrak
Parafin
0,1 % (b/b) metil paraben
0,02% (w/w) dari propil
paraben

Diaduk

Salep

SEMINAR JURNAL DEPARTEMEN MATERNITAS PSIK UB

Dari 1050 gram simplisia maka akan diperoleh


berat ekstrak 163,0256 gram (Sari et al., 2015).

PENGUMPULA
N
DATA

PENGUMPULAN
DATA
Peserta yang memenuhi syarat/ sesuai dengan kriteria inklusi dimintai untuk mengisi lembar persetujuan (Inform
consent)

Mengisi kuesioner yang berisi tentang sosiodemografi dan masalah dalam reproduksi serta mengikuti proses
wawancara

Pemberian salep plasebo maupun ekstrak kayu manis yang pertama dilakukan ketika peserta sudah selesai
dilakukan tindakan hecting pada luka episiotomi dan pada 1 jam pertama setelah post partum

Peneliti mengevaluasi hasilnya seperti REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, And Approximation),
tingkat nyeri menggunakan VAS pada luka episiotomi dalam 4 jam postpartum dan 8 jam post partum dan 10-11 hari
post partum

- Normalitas variabel kuantitatif pada masing-masing kelompok dinilai atau di konfirmasi lagi menggunakan
perhitungan nilai skewness dan kurtosis
- Independen T Test atau uji komparatif atau uji beda digunakan untuk perbandingan antara skor baseline (sebelum
intervensi) dengan Model linear umum dan skor intervensi atau follow up pada klien yang disesuaikan dengan nilainilai dasar dan faktor yang terkait atau berhubungan (seperti dari tingkat rumah sakit dan dari segi nulliparity /
multiparitas)
- idk correction digunakan untuk beberapa perbandingan dari skor antara masing-masing kelompok.
- Uji Mann-Whitney digunakan untuk membandingkan mean komponen REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis,
Discharge, And Approximation) dari masing-masing kelompok.
- Parameter dianalisa menggunakan SPSS, versi 14.0. Nilai p<0,05 dianggap signifikan.

HASIL
PENELITIAN

Hasil Penelitian
Perekrutan Peserta dan
Follow Up
Rekrutmen peserta 20 Feb - 31
Okt 2013 dan follow up peserta
yang berakhir pd 11 Nov 2013.
Awalnya sebanyak 233 pasien
di rekrut dan di saring menurut
kriteria, hasilnya 86 peserta
tidak lolos karena tidak
memenuhi kriteria.
3 pasien menolak untuk
berpartisipasi karena beban
kerja yang tinggi dan
ketidakmampuan untuk
menggunakan salep secara
teratur.
Dengan demikian, terdapat
144 peserta dan di bagi
menjadi dua kelompok, jadi
terdapat 72 peserta dalam
setiap kelompok. Peserta yang
di Follow up setiap 8 jam
adalah sebesar 100%, dan
pada 10-11 hari postpartum
adalah sebesar 86% peserta
di kelompok kayu manis dan
85% peserta pada
kelompok plasebo

Hasil Penelitian
Karakteristik Peserta
Terdapat 60% wanita yang primipara
di masing-masing kelompok.
Setiap kelompok rata-rata sama dalam
hal sosio-demografis dan karakteristik
reproduksi.
Rata-rata (mean) usia peserta adalah
(26,4 tahun 4,9).
Sekitar sepertiga peserta (35%)
melaporkan bahwa pendapatan
mereka kurang dari cukup. Mayoritas
peserta Azari (jamsostek) (89%), ibu
rumah tangga (94%), dan tinggal di
kota (88%).
Mean durasi perbaikan sayatan
episiotomi (hecting) adalah (31,1
menit 16,7) di kayu manis
kelompok dan (35,6 menit 18,0)
pada kelompok plasebo.
Mean interval antara dilakukan
sayatan episiotomi dan mulai
perbaikan sayatan (hecting) adalah
(15,3 menit 6,6) pada kelompok
kayu manis dan (17,4 menit 7.2)
pada kelompok plasebo (Tabel 1).
Sebagian besar peserta di kedua
kelompok menggunakan WC jongkok
yaitu pada kelompok kayu manis
sebesar (90%) dan pada kelompok
plasebo (80%).

Hasil Penelitian
Hasil Primer
Mean intensitas nyeri pada
awal adalah (5.0 1.8) di
kelompok kayu manis dan
(4,6 2,0) pada kelompok
plasebo.
Semuanya di follow up dan di
nilai sebanyak tiga kali,
intensitas nyeri pada
kelompok kayu manis
secara signifikan lebih
rendah daripada kelompok
plasebo.
Perbandingan dari
pengurangan intensitas nyeri
pada (4 jam 1), (8 jam 1),
dan (10-11 hari) postpartum
masing - masing adalah 16%,
26%, dan 76% pada kelompok
kayu manis dan 2%, 4%, dan
43% pada kelompok plasebo.

Hasil Penelitian
Berdasarkan skor
REEDA adalah (3,4
1,6) pada kelompok
kayu manis dan (3,2
1,5) pada kelompok
plasebo.
Penurunan skor
REEDA adalah 53%
pada kelompok kayu
manis dan 6% pada
kelompok plasebo
pada 10-11 hari
postpartum.
Setelah dilakukan
intervensi secara
signifikan kelompok
kayu manis lebih
rendah dibandingkan
dengan kelompok
plasebo (P <0,01)

Hasil Penelitian
Hasil sekunder
Tidak ada perbedaan yang signifikan (P> 0,05) antara kelompok pada skor
baseline (pengukuran sebelum intervensi) dan (8 jam 1) postpartum
dalam skor REEDA kecuali penyembuhan luka yaitu (P = 0,02).
Selama 10 hari postpartum, perbandingan pada kelompok intervensi
kayu manis dengan kelompok plasebo adalah, tidak ada
kemerahan (39% vs 15%), tidak ada edema (71% vs 34%), tidak
ada ecchymosis (95% vs 82%), tidak ada discharge (13% vs 23%)
dan penutupan lengkap (65% vs 39%).
Perbedaan antara kelompok secara statistik tidak signifikan (P = 0,1).
Namun, pada kelompok plasebo terdapat dua pasien yang
mengeluarkan serosanguinus (scored 2) dan dua lainnya
mengeluarkan purulen bercampur darah (scored 3). Namun lain
halnya dengan kelompok kayu manis yang tidak mengeluarkan
serosanguinus, maupun purulen bercampur darah.
Karena perbedaan yang signifikan pada skor baseline (pengukuran awal
penelitian) antara kelompok di hal penembuhan luka, penelitian ini juga
membandingkan skor REEDA pada 10-11 hari (dalam kaitannya dengan
baseline), yang juga signifikan lebih baik pada kelompok kayu manis
(P = 0,025).

Hasil Penelitian
Asam mefenamat pada 10-11 hari postpartum adalah 4,2 kapsul dalam
kelompok kayu manis dan 4.4 kapsul pada kelompok plasebo, dengan tidak
ada statistik perbedaan yang signifikan (P = 0,8).
Jumlah analgesik lainnya (Diklofenak supositoria, kodein acetaminophen,
dan ibuprofen) pada kelompok kayu manis adalah 16 dan di kelompok
plasebo adalah 18, dengan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok (P = 0,6).
7 pasien (10%) pada kelompok kayu manis dan 15 (21%) pada kelompok
plasebo telah menggunakan betadine untuk mencuci daerah perineum
mereka.
46 peserta (74%) pada kelompok kayu manis dan 29 (48%) pada kelompok
plasebo melaporkan bahwa mereka melakakukan kegiatan seperti biasa
setiap hari (seperti pekerjaan rumah tangga, memasak dan merawat
anak mereka) dalam 5 hari postpartum, dan perbedaan antara kelompok
secara statistik signifikan (P = 0,003).
Antibiotik diberikan untuk pasien pada 10-11 hari dengan cara mengunjungi
dan dan mengikuti pasien tersebut sampai pemulihan selesai. Tidak ada efek
samping yang dilaporkan oleh peserta pada masing - masing kelompok.

DISKUSI DAN
PEMBAHASAN

DISKUSI
Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang
meneliti tentang pengaruh kayu manis terhadap
nyeri

daerah

perineum

dan

penyembuhan

luka

episiotomi yang dilakukan pada manusia.


Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan
pada tikus, didapatkan kayu manis mengandung
analgesik

dan

anti

inflamasi,

seperti

eugenol,

cinnamaldehyde dan linalool.

22

DISKUSI
Terdapat komplikasi dari penelitian yaitu wound
dehiscene, yang terdiri dari 6 kasus dimana 1 kasus
berasal dari grup yang diberikan kayu manis dan 5
dari grup yang diberikan plasebo.

Namun dibandingkan dengan penelitian di Arak Iran,


kasus terjadinya wound dehiscene lebih sedikit (3%
pada grup yang diberikan minyak lavender dan 8%
pada grup betadine)

23

Kurang follow up karena keterbatasan


ekonomi
Keterbatasan referensi penelitian yang
diperlakukan pada manusia

KETERBATASAN PENELITIAN

Kesimpulan

Adanya pengaruh positif penggunaan salep kayu manis 2%


selama 10 hari pada penyembuhan luka episiotomi dan
pengurangan

nyeri

pada

daerah

perineum

akibat

episiotomi
Skala nyeri pada grup kayu manis lebih rendah dan tingkat
penyembuhan lebih signifikan daripada grup plasebo
Kayu manis dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
dalam pengurangan nyeri episiotomi dan mempercepat
penyembuhan luka episiotomi

25

KELEBIHAN
&
KEKURANGAN
JURNAL

Pemberian salep kayu manis masih tergolong


baru di kalangan maternitas, biasanya kayu manis
ditujukan
sebagai
terapi
hipertensi,
DM,
kardiovaskuler, dll
Jurnal merupakan uji klinis penelitian pertama
pada manusia

Terdapat informed consent dari subyek penelitian

Terdapat
perijinan
penelitian
oleh
Komite
Penelitian dari Universitas Tabiz dan mendapatkan
kode etik serta terdaftar pada sistem registrasi
Iran sebelum memulai penelitian.

+
+
+
+

KELEBIHAN DARI
JURNAL

Tidak ada efek samping yang signifikan yang


muncul akibat salep kayu manis

Hasil penelitian jurnal menunjukkan bahwa salep


dengan kandungan 2% kayu manis efektif dalam
mengurangi inyeri dan mempercepat
penyembuhan luka episiotomi
Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya
di Indonesia dan memungkinkan diterapkan di
Indonesia karena ketersediaan kayu manis yang
melimpah di berbagai kawasan Indonesia.

+
+
+

KELEBIHAN DARI
JURNAL

Jurnal dilengkapi bagan/fowchart prosedur


dan metode penelitian sehingga memudahkan
pembaca lebih memahami penelitian jurnal.

Metode sampling yang digunakan adalah acak


dan double blind untuk mengurangi bias dan
subjektivitas peneliti.

Kelompok kontrol dan kelompok intervensi


jumlahnya seimbang yaitu 72 orang.

KELEBIHAN DARI
JURNAL

Peserta telah diberikan edukasi dengan baik seperti diajarkan


secara lisan dan diberi sebuah pamflet yang berisi tentang cara
merawat luka sayatan episiotomi (termasuk saran tentang
kebersihan pribadi, hubungan seksual, gizi, penggunaanobatobatan).

Peneliti telah mengantisipasi pengontrolan nyeri tambahan


dengan memberikan 10 kapsul asam mefenamat (@ 400 mg) dan
memberikan buku harian untuk mencatat penggunaan salep, setiap
analgesik yang dikonsumsi dan setiap efek samping yang timbul
selama 10-11 hari setelah melahirkan sehingga memberikan
manfaat yang lebih banyak kepada pasien.

Pemahaman peserta terhadap petunjuk pemakaian salep


dipraktekkan langsung oleh peserta dan dibimbing langsung
oleh peneliti (penyidik)pada saat 1 jam setelah perbaikan
episiotomi.

+
+
+

KELEBIHAN DARI
JURNAL

Kekurangan dari Jurnal


Tidak menyebutkan secara detail
dan jelas terkait komposisi bahan
pembuatan salep kayu manis
Tidak
menyebutkan
alasan
dan
landasan teori pemilihan waktu
evaluasi akhir pada hari ke 10-11 ibu
pasca melahirkan
Tidak
menyebutkan
waktu
keefektifan pemakaian salep setiap
harinya,
misalnya
pagi/siang/sore/malam/setelah mandi dll.
Tidak menyebutkan batas waktu
expired kandungan pengawet pada
kedua
salep
sehingga
dapat
membahayakan pasien

Kekurangan dari Jurnal


Tidak menampilkan wujud dari salep baik salep dari
ekstrak kayu manis maupun salep placebo apakah
memang benar-benar penampilannya identik (warna,
bentuk, ukuran)
Peneliti tidak membuat standar khusus kualifikasi
tenaga kesehatan yang melakukan prosedur
episiotomy, misalnya tenaga medis minimal pendidikan
S1 Kedokteran/S1 Kebidanan yang memiliki sertifikat
khusus pelatihan episiotomy yang profesional, dsb
Tidak melampirkan isi pamflet secara utuh yang
berisi tentang cara merawat luka sayatan episiotomi
(termasuk saran tentang kebersihan pribadi, hubungan
seksual, gizi, penggunaan obat-obatan).
Tidak melampirkan lembar wawancara,kuesioner
pengkajian VAS dan REEDA, serta lembar evaluasi
luka episiotomy,

Kekurangan dari Jurnal


Dalam penelitian ini, durasi perbaikan luka
episiotomi relatif lama yaitu 35 menit yang
mungkin disertai dengan manipulasi lebih dari
sayatan
dan
dapat
mempengaruhi
penyembuhan luka.
Penelitian ini tidak memiliki kekuatan
statistik
yang
cukup
untuk
mengidentifikasi
keselamatan
intervensi,
yang harus dinilai dalam uji lainnya pada
jumlah peserta yang lebih banyak atau
menggunakan studi primer meta-analisis.
Keterbatasan dana peneliti sehingga tidak
melakukan biopsy pada luka sebagai tindak
lanjut penanganan luka

Kekurangan dari Jurnal

Dosis kayu manis yang digunakan


dalam penelitian ini hanya 2%
padahal penelitian sebelumnya pada
tikus menggunakan dosis yang lebih
tinggi
yaitu
3%
dan
terbukti
keefektifannya. Sehingga, penelitian
selanjutnya
perlu
diteliti
dan
dikembangkan berbagai dosis kayu manis
untuk mengidentifikasi dosis yang paling
efektif.
Pengaplikasian
pembuatan
salep
dengan
akstrak
kayu
manis
memerlukan tenaga sumber daya
yang ahli dalam pembuatan ekstrak dan
ketersediaan alat yang berkualitas
yang mampu menghasilkan salep yang
sesuai.

Pembahasan Perbandingan dengan Jurnal yang Lain


No

Penulis

Tahun

Judul

Negara

Isi

Farideh
Eghdampour,
Fereshteh Jahdie,
Masomeh
Kheyrkhah,
Mohsen
Taghizadeh,
Somayeh
Naghzadeh,
Hamid Hagani

2011

The Impact of Aloe


vera and Calendula
on Perineal Healing
after
Episiotomy in
Primiparous
Women: A
Randomized Clinical
Trial

Iran

Penelitian pada jurnal ini bertujuan


untukmengetahui pengaruh salep Aloe
vera dan Calendula terhadap
penyembuhan luka episiotomi pada
wanita primipara.
Hasilnya salep Aloe vera dan
Calendula dapat meningkatkan
kecepatan penyembuhan luka
episiotomi.

Nikunjana A.
Patel, Megha
Patel, Rakesh P.
Patel

2011

Formulation and
Evaluation of
Polyherbal Gel for
Wound Healing

India

Tujuan penelitian ini adalah untuk


mengevaluasi keefektifan beberapa
herbal (Terminalia arjuna, Centella
asiatica and Curcuma longa) dalam
penyembuhan luka sesuai dengan
stardart yang ada di India. Hasilnya
tamanan herbal tersebut efektif untuk
mempercepat proses penyembuhan
luka.

Lena Maulina,
Nining Sugihartini

2015

Formulation gel
ethanolic extract of
pericarp
mangosteen
(Garcinia
mangostana L.) with
variation of gelling
agentas wound
healing dosage
form

Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui jenis gelling agent yang
akan memberikan sifat fisik gel dan
aktivitas mengobati luka bakar yang
paling baik. Terdapat tiga formula gel
yang dirancang dengan perbedaan
jenis gelling agent yaitu : FI (gelling
agent karbopol); FII (gelling agent
CMC Na); FIII (gelling agent tragakan).
Hasilnya jenis gelling agent dapat
mempengaruhi sifat fisik gel dan
aktivitas dalam mengobati luka bakar.
Jenis gelling agent yang menunjukkan
sifat fisik yang paling baik adalah CMC
Na.

No

Penulis

Tahun

Judul

Negara

Isi

Farizky Jati
Ananto, Eko
Setyo
Herwanto,
Nayla Berliana
Nugrahandhini,
Yusri Chizma
Najwa,
Mohamad
Zainul Abidin,
Irma Suswati

2015

Elevation (Kelor
leaves as
Antibiotics for
Pseudomonas): in
vivo method to
determine
antibacterial
activity of
Moringa leave gel
as natural
antibiotic against
Pseudomonas
aeruginosa

Indonesia

Tujuan dari penelitian ini adalah


mengetahui pengaruh gel ekstrak
daun kelor terhadap lebar luka
yang terinfeksi P.
aeruginosa pada tikus. Hasilnya
terdapat pengaruh yang signifikan
antara gel daun kelor dengan luka
infeksi P. aeruginosa yaitu
semakin dosis ditinggikan maka
luka infeksi semakin cepat
menutup.

Sheikhan F,
Jahdi F, Khoei
EM,
Shamsalizadeh
N, Sheikhan M,
Haghani H

2012

Episiotomy pain
relief: Use of
Lavender oil
essence in
primiparous
Iranian women

Iran

Penelitian ini bertujuan untuk


mengevaluasi pengaruh minyak
Lavender sebagai pereda nyeri
pada wanita primipara dengan
luka episiotomi. Hasilnya minyak
Lavender efektif untuk
mengurangi nyeri perinium pada
luka episiotomi.

Kataun Vakilan,
Mahtab Atarha,
Reza Bekhradi,
Faribi Ghebleh,
Zahra Hatami,
Abolfazl Ceraj

2008

The effect of
lavender in care
of postpartum
episiotomy
wounds

Persia

Penelitian ini bertujuan untuk


membandingkan efek minyak
lavender dengan povidone iodine
dalam memperbaiki episiotomi.
Hasilnya minyak esensial lavender
merupakan alternatif yang lebih
baik daripada povidone iodine
karena mengurangi kemerahan,
tidak meningkatkan infeksi.

PENERAPAN DI INDONESIA
Penelitian lain dari penggunaan kayu manis untuk
penyembuhan luka episiotomi belum pernah dilakukan di
Indonesia
Manfaat kayu manis : analgesik + anti imflamasi
Dari 54 jenis kayu manis, 12 jenis terdapat di indonesia
Aplikasinya mudah yaitu dengan cara di oleskan
Selama ini penanganan anti inflamasi dan analgesik di
Indonesia dengan pemberian obat oral yang terkadang
memberikan efek samping
Jurnal ini memberikan alternatif baru untuk
penyembuhan luka episiotomi yang bisa diterapkan di
Indonesia

Mini Research

LANGKAH INTERVENSI
Mengisi inform consent
Observasi luka (kedalaman, panjang,
kondisi, kelembaban)
Monitoring skala nyeri 1 jam post partum
Edukasi perawatan perineum
Berikan minyak kayu manis pada sekitar
luka sebanyak 2 ml dengan prinsip steril
Kolaborasi pemberian analgesik

IMPLEMENTASI
Mengisi lembar inform
consent

S: klien mengsi lembar inform


consent dan memberikan
tanda tangan
O: klien mengatakan setuju
untuk mengikuti prosedur
penelitian

S: klien mengatakan luka terasa


perih dan nyeri. Nyeri seperti di
Melakukan observasi luka
tuduk-tusuk, hilang timbul, skala
epis dan skala nyeri klien
nyeri 4
O: grimace (+), klien
mempertahankan satu posisi, klien
tampak hati-hati
Memberikan edukasi
tentang perawatan
S: klien mengatakan mengerti
perineum: mencuci
dengan penjelasan perawat
tangan, kemudian
mengeringkan perineum O: klien mampu menjelaskan
dengan tisu sebelum
kembali cara perawatan
pemberian minyak kayu
perineum dgn tepat
manis

Memberikan
minyak kayu
manis pada
sekitar luka
sebanyak 2 ml
dengan prinsip
steril
Kolaborasi
pemberian
analgesik: asam
mefenamat : 10
butir @400mg

S: klien mengatakan tidak


merasakan sakit ketika
luka di olesi minyak kayu
manis
O: memberikan minyak
kayu manis di sekitar luka
epis
S: klien mengatakan
nyeri berkurang, skala
nyeri 2
O: asam mefenamat
diminum 3x1 untuk
mengurangi nyeri

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara sub intervensi dan non
intervensi dalam skor REEDA

Interven
si

R : tidak ada kemerahan


E : tidak ada edema
E : tidak ada pendarahan
D : tidak ada rembesan cairan
purulen
A : tidak ada jahitan yang lepas

Noninterven
si

R : tidak ada kemerahan


E : tidak ada edema
E : tidak ada pendarahan
D : tidak ada rembesan cairan
purulen
A : tidak ada jahitan yg lepas

EVALUASI

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai