EPISIOTOMY
Insisi pudendum / perineum
(lubang /muara) vulva sehingga
bayi
Wound
healing
Anti
inflama
si
Anti
oksidan
Analge
sik
METODE
PENELITIAN
METODE
Metode
Metode randomize, double-bline
Kelompok Penelitian
kelompok
pertama
(kelompok
yang
menerima
kayu
manis)
kelompok kedua (plasebo salep)
Wanita berusia 18-40 tahun dengan paritas 1-3 per vaginam yang
dilakukan episiotomi
Pemberian dilakukan 1 jam setelah perbaikan episiotomi dan 2 ml
setiap 12 jam selama 10 hari.
6
KRITERIA EKSKLUSI
Buta huruf
Tidak memiliki akses telephone
Menggunakan obat atau zat
psikotropika
Usia kehamilan kurang dari 37
minggu atau lebih dari 42
minggu
Mempunyai riwayat penyakit
fisik atau mental kronis yang
dapat mengganggu proses
penyembuhan
Wanita yang mengikuti diet
khusus
PROSES
EKSTRAKSI
&
PEMBUATAN
IA
Ekstraksi Kayu
Manis
Penimbanga
n simplisia
Maserasi
Re-maserasi
Penghilangan
air (vacuum
drying)
Penghilangan
etanol (rotary
evaporator)
IB
embuatan Salep
Ekstrak
Parafin
0,1 % (b/b) metil paraben
0,02% (w/w) dari propil
paraben
Diaduk
Salep
PENGUMPULA
N
DATA
PENGUMPULAN
DATA
Peserta yang memenuhi syarat/ sesuai dengan kriteria inklusi dimintai untuk mengisi lembar persetujuan (Inform
consent)
Mengisi kuesioner yang berisi tentang sosiodemografi dan masalah dalam reproduksi serta mengikuti proses
wawancara
Pemberian salep plasebo maupun ekstrak kayu manis yang pertama dilakukan ketika peserta sudah selesai
dilakukan tindakan hecting pada luka episiotomi dan pada 1 jam pertama setelah post partum
Peneliti mengevaluasi hasilnya seperti REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis, Discharge, And Approximation),
tingkat nyeri menggunakan VAS pada luka episiotomi dalam 4 jam postpartum dan 8 jam post partum dan 10-11 hari
post partum
- Normalitas variabel kuantitatif pada masing-masing kelompok dinilai atau di konfirmasi lagi menggunakan
perhitungan nilai skewness dan kurtosis
- Independen T Test atau uji komparatif atau uji beda digunakan untuk perbandingan antara skor baseline (sebelum
intervensi) dengan Model linear umum dan skor intervensi atau follow up pada klien yang disesuaikan dengan nilainilai dasar dan faktor yang terkait atau berhubungan (seperti dari tingkat rumah sakit dan dari segi nulliparity /
multiparitas)
- idk correction digunakan untuk beberapa perbandingan dari skor antara masing-masing kelompok.
- Uji Mann-Whitney digunakan untuk membandingkan mean komponen REEDA (Redness, Edema, Ecchymosis,
Discharge, And Approximation) dari masing-masing kelompok.
- Parameter dianalisa menggunakan SPSS, versi 14.0. Nilai p<0,05 dianggap signifikan.
HASIL
PENELITIAN
Hasil Penelitian
Perekrutan Peserta dan
Follow Up
Rekrutmen peserta 20 Feb - 31
Okt 2013 dan follow up peserta
yang berakhir pd 11 Nov 2013.
Awalnya sebanyak 233 pasien
di rekrut dan di saring menurut
kriteria, hasilnya 86 peserta
tidak lolos karena tidak
memenuhi kriteria.
3 pasien menolak untuk
berpartisipasi karena beban
kerja yang tinggi dan
ketidakmampuan untuk
menggunakan salep secara
teratur.
Dengan demikian, terdapat
144 peserta dan di bagi
menjadi dua kelompok, jadi
terdapat 72 peserta dalam
setiap kelompok. Peserta yang
di Follow up setiap 8 jam
adalah sebesar 100%, dan
pada 10-11 hari postpartum
adalah sebesar 86% peserta
di kelompok kayu manis dan
85% peserta pada
kelompok plasebo
Hasil Penelitian
Karakteristik Peserta
Terdapat 60% wanita yang primipara
di masing-masing kelompok.
Setiap kelompok rata-rata sama dalam
hal sosio-demografis dan karakteristik
reproduksi.
Rata-rata (mean) usia peserta adalah
(26,4 tahun 4,9).
Sekitar sepertiga peserta (35%)
melaporkan bahwa pendapatan
mereka kurang dari cukup. Mayoritas
peserta Azari (jamsostek) (89%), ibu
rumah tangga (94%), dan tinggal di
kota (88%).
Mean durasi perbaikan sayatan
episiotomi (hecting) adalah (31,1
menit 16,7) di kayu manis
kelompok dan (35,6 menit 18,0)
pada kelompok plasebo.
Mean interval antara dilakukan
sayatan episiotomi dan mulai
perbaikan sayatan (hecting) adalah
(15,3 menit 6,6) pada kelompok
kayu manis dan (17,4 menit 7.2)
pada kelompok plasebo (Tabel 1).
Sebagian besar peserta di kedua
kelompok menggunakan WC jongkok
yaitu pada kelompok kayu manis
sebesar (90%) dan pada kelompok
plasebo (80%).
Hasil Penelitian
Hasil Primer
Mean intensitas nyeri pada
awal adalah (5.0 1.8) di
kelompok kayu manis dan
(4,6 2,0) pada kelompok
plasebo.
Semuanya di follow up dan di
nilai sebanyak tiga kali,
intensitas nyeri pada
kelompok kayu manis
secara signifikan lebih
rendah daripada kelompok
plasebo.
Perbandingan dari
pengurangan intensitas nyeri
pada (4 jam 1), (8 jam 1),
dan (10-11 hari) postpartum
masing - masing adalah 16%,
26%, dan 76% pada kelompok
kayu manis dan 2%, 4%, dan
43% pada kelompok plasebo.
Hasil Penelitian
Berdasarkan skor
REEDA adalah (3,4
1,6) pada kelompok
kayu manis dan (3,2
1,5) pada kelompok
plasebo.
Penurunan skor
REEDA adalah 53%
pada kelompok kayu
manis dan 6% pada
kelompok plasebo
pada 10-11 hari
postpartum.
Setelah dilakukan
intervensi secara
signifikan kelompok
kayu manis lebih
rendah dibandingkan
dengan kelompok
plasebo (P <0,01)
Hasil Penelitian
Hasil sekunder
Tidak ada perbedaan yang signifikan (P> 0,05) antara kelompok pada skor
baseline (pengukuran sebelum intervensi) dan (8 jam 1) postpartum
dalam skor REEDA kecuali penyembuhan luka yaitu (P = 0,02).
Selama 10 hari postpartum, perbandingan pada kelompok intervensi
kayu manis dengan kelompok plasebo adalah, tidak ada
kemerahan (39% vs 15%), tidak ada edema (71% vs 34%), tidak
ada ecchymosis (95% vs 82%), tidak ada discharge (13% vs 23%)
dan penutupan lengkap (65% vs 39%).
Perbedaan antara kelompok secara statistik tidak signifikan (P = 0,1).
Namun, pada kelompok plasebo terdapat dua pasien yang
mengeluarkan serosanguinus (scored 2) dan dua lainnya
mengeluarkan purulen bercampur darah (scored 3). Namun lain
halnya dengan kelompok kayu manis yang tidak mengeluarkan
serosanguinus, maupun purulen bercampur darah.
Karena perbedaan yang signifikan pada skor baseline (pengukuran awal
penelitian) antara kelompok di hal penembuhan luka, penelitian ini juga
membandingkan skor REEDA pada 10-11 hari (dalam kaitannya dengan
baseline), yang juga signifikan lebih baik pada kelompok kayu manis
(P = 0,025).
Hasil Penelitian
Asam mefenamat pada 10-11 hari postpartum adalah 4,2 kapsul dalam
kelompok kayu manis dan 4.4 kapsul pada kelompok plasebo, dengan tidak
ada statistik perbedaan yang signifikan (P = 0,8).
Jumlah analgesik lainnya (Diklofenak supositoria, kodein acetaminophen,
dan ibuprofen) pada kelompok kayu manis adalah 16 dan di kelompok
plasebo adalah 18, dengan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok (P = 0,6).
7 pasien (10%) pada kelompok kayu manis dan 15 (21%) pada kelompok
plasebo telah menggunakan betadine untuk mencuci daerah perineum
mereka.
46 peserta (74%) pada kelompok kayu manis dan 29 (48%) pada kelompok
plasebo melaporkan bahwa mereka melakakukan kegiatan seperti biasa
setiap hari (seperti pekerjaan rumah tangga, memasak dan merawat
anak mereka) dalam 5 hari postpartum, dan perbedaan antara kelompok
secara statistik signifikan (P = 0,003).
Antibiotik diberikan untuk pasien pada 10-11 hari dengan cara mengunjungi
dan dan mengikuti pasien tersebut sampai pemulihan selesai. Tidak ada efek
samping yang dilaporkan oleh peserta pada masing - masing kelompok.
DISKUSI DAN
PEMBAHASAN
DISKUSI
Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang
meneliti tentang pengaruh kayu manis terhadap
nyeri
daerah
perineum
dan
penyembuhan
luka
dan
anti
inflamasi,
seperti
eugenol,
22
DISKUSI
Terdapat komplikasi dari penelitian yaitu wound
dehiscene, yang terdiri dari 6 kasus dimana 1 kasus
berasal dari grup yang diberikan kayu manis dan 5
dari grup yang diberikan plasebo.
23
KETERBATASAN PENELITIAN
Kesimpulan
nyeri
pada
daerah
perineum
akibat
episiotomi
Skala nyeri pada grup kayu manis lebih rendah dan tingkat
penyembuhan lebih signifikan daripada grup plasebo
Kayu manis dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
dalam pengurangan nyeri episiotomi dan mempercepat
penyembuhan luka episiotomi
25
KELEBIHAN
&
KEKURANGAN
JURNAL
Terdapat
perijinan
penelitian
oleh
Komite
Penelitian dari Universitas Tabiz dan mendapatkan
kode etik serta terdaftar pada sistem registrasi
Iran sebelum memulai penelitian.
+
+
+
+
KELEBIHAN DARI
JURNAL
+
+
+
KELEBIHAN DARI
JURNAL
KELEBIHAN DARI
JURNAL
+
+
+
KELEBIHAN DARI
JURNAL
Penulis
Tahun
Judul
Negara
Isi
Farideh
Eghdampour,
Fereshteh Jahdie,
Masomeh
Kheyrkhah,
Mohsen
Taghizadeh,
Somayeh
Naghzadeh,
Hamid Hagani
2011
Iran
Nikunjana A.
Patel, Megha
Patel, Rakesh P.
Patel
2011
Formulation and
Evaluation of
Polyherbal Gel for
Wound Healing
India
Lena Maulina,
Nining Sugihartini
2015
Formulation gel
ethanolic extract of
pericarp
mangosteen
(Garcinia
mangostana L.) with
variation of gelling
agentas wound
healing dosage
form
Indonesia
No
Penulis
Tahun
Judul
Negara
Isi
Farizky Jati
Ananto, Eko
Setyo
Herwanto,
Nayla Berliana
Nugrahandhini,
Yusri Chizma
Najwa,
Mohamad
Zainul Abidin,
Irma Suswati
2015
Elevation (Kelor
leaves as
Antibiotics for
Pseudomonas): in
vivo method to
determine
antibacterial
activity of
Moringa leave gel
as natural
antibiotic against
Pseudomonas
aeruginosa
Indonesia
Sheikhan F,
Jahdi F, Khoei
EM,
Shamsalizadeh
N, Sheikhan M,
Haghani H
2012
Episiotomy pain
relief: Use of
Lavender oil
essence in
primiparous
Iranian women
Iran
Kataun Vakilan,
Mahtab Atarha,
Reza Bekhradi,
Faribi Ghebleh,
Zahra Hatami,
Abolfazl Ceraj
2008
The effect of
lavender in care
of postpartum
episiotomy
wounds
Persia
PENERAPAN DI INDONESIA
Penelitian lain dari penggunaan kayu manis untuk
penyembuhan luka episiotomi belum pernah dilakukan di
Indonesia
Manfaat kayu manis : analgesik + anti imflamasi
Dari 54 jenis kayu manis, 12 jenis terdapat di indonesia
Aplikasinya mudah yaitu dengan cara di oleskan
Selama ini penanganan anti inflamasi dan analgesik di
Indonesia dengan pemberian obat oral yang terkadang
memberikan efek samping
Jurnal ini memberikan alternatif baru untuk
penyembuhan luka episiotomi yang bisa diterapkan di
Indonesia
Mini Research
LANGKAH INTERVENSI
Mengisi inform consent
Observasi luka (kedalaman, panjang,
kondisi, kelembaban)
Monitoring skala nyeri 1 jam post partum
Edukasi perawatan perineum
Berikan minyak kayu manis pada sekitar
luka sebanyak 2 ml dengan prinsip steril
Kolaborasi pemberian analgesik
IMPLEMENTASI
Mengisi lembar inform
consent
Memberikan
minyak kayu
manis pada
sekitar luka
sebanyak 2 ml
dengan prinsip
steril
Kolaborasi
pemberian
analgesik: asam
mefenamat : 10
butir @400mg
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara sub intervensi dan non
intervensi dalam skor REEDA
Interven
si
Noninterven
si
EVALUASI
TERIMA
KASIH