Anda di halaman 1dari 14

C.

Infeksi TORCH
TORCH adalah istilah yang mengacu kepada infeksi yang disebabkan oleh
(Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus II
(HSV-II) dalam wanita hamil. TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma
gondii (toxo), Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (SV) and
other diseases. Infeksi TORCH ini sering menimbulkan berbagai masalah kesuburan
(fertilitas) baik pada wanita maupun pria sehingga menyebabkan sulit terjadinya
kehamilan.
1.
a.

Toxoplasmosis
Definisi
Definisi Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebsbkan oleh
toxoplasma gondii. Ibu dengan toxoplasma gondii biasanya tidak menampakan
gejala walaupun 10%-20% ibu yang terinfeksi .

b.

Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaiti toxoplasma gondii.
c. Manifestasi Klinis
1.Sakit Kepala
2.Lemah
3.Sulit berpikir jernih
4. Demam
5. Mati rasa
6.Koma
7.Serangan jantung
perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap
cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
kejang otot, dan sakit kepala parah

D.Patofisisologi

Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing. kucing tersebut


terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang
terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang
terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2 minggu
sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Feses kucing sudah sangat
infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan
dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam
kotoran. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya
dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih
dari 1 tahun tetapi tidak aktif .

E.Resiko pada bayi

1) Resiko yang dapat terjadi pada bayi dari ibu yang terinfeksi toksoplasma ini
adalah :
a) Kelainan pada saraf mata dan infeksi mata yang berat.
b) Kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati, dan limfa
atau pendarahan., encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak).
c) Hydrocephalus (pembesaran kepala).
d) Pertumbuhan janin terhambat.
e) Keterlambatan perkembangan psiokomotor dalam bentuk retardasi mental
dan gangguan bicara.
f) Kelainan congenital.
g) Kematian.
F.Resiko pada ibu :
Resiko yang terjadi pada kehamilan dari infeksi toksoplasmosis ini adalah
abortus berulang, kelahiran premature, kematian janin, dan kecatatan pada
bayi.
E.Penatalaksanaan
Terapi diberikan terhadap 3 kelompok penderita berikut.
1) Kehamilan dengan infeksi akut :Spiramisin
a) Spiramisin, suatu antibiotika macrolide dengan spectrum antibakteria.
b) Konsentrasi tertentu yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan
ataupun membunuh organism yang belum diketahui.
c) Dijaringan obat ini ditemukan kadar/konsentrasi yang tinggi terutama pada
plasenta tanpa melewatinya serta aktif membunuh takizoit sehingga
menekan transmisi transplasental.

Piremitamin

a) Piremitamin, adalah fenilperimidin obat antimalaria, terbukti juga sebagai


obat

radikal

pda

hewan

eksperimental

yang

dikenakan

infeksi

toksoplasmosis.
b) Obat ini bertahan lama dalam darah dengan waktu paruh plasma 100 jam
(4-5 hari).
c) Piremitamin dan sulfadiazine bekerja sinergik menghasilkan khasiat 8 kali
lebih besar terhadap toksoplasma.
d) Piremitamin menyebabkan depresi sumsum tulang secara gradual dan
reversible dengan akibat penurunan platelet, leucopenia, dan anemia ynag
menyebabkan tendensi perdarahan.
e) Untuk mengantisipasi hal ini perlu pemeriksaan sel darah tepid an platelet
2x seminggu serta penggunaan asam folinik dalam bentuk kalsium
leukovorin yang menghambat efek depresi sumsum tulan dari piremitamin.
Toksoplasma congenital :
a) Sulfadiazine dan piremitamin diberikan setiap 2-4 hari selama 20 hari.
b) Disertakan juga injeksi intramuscular asam folinik untuk mengatasi efek
toksik piremitamin terhadap multiplikasi sel.
c) Pengobatan dihentikan ketika anak berumur 1 tahun karena diharapkan
imunitas, selulernya telah memadai untuk melawan penyakit pada masa
tersebut.
2.Rubela
a.

Definisi
Definisi suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang
khas dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly.Infeksi rubella atau dikenal
sebagai german measles menyerupai campak ,hanya saja bercaknya sedikit lebih
kasar.
b. Etiologi

1) Penyakit ini disebabkan oleh Virus Rubela


2) Virus ini biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan
tenggorokan
3) Virus ini dapat menular melalui udara
4) Selain itu virus dapat ditularkan melalui urine ,kontak pernafasan, dan memiliki
masa inkubasi 2-3 minggu.
5) Penderita dapat menularkanvirus selama seminggu sebelum dan sesudah
timbulnya rush ( ruam) pada kulit
C. Manifestasi Klinis
1) Gejala rubella umumnya menyerupai campak
2) Gejala-gejala ini biasa dikenal dengan memiliki ciri-ciri panas tinggi,pusing
kepala, sakit yang berkesinambungan dan tenggorokan kering.
3) Selain itu biasanya juga disertai dengan timbulnya bercak merah layaknya gejala
DBD ,pembengkakan gelenjar getah bening ,mata terasa nyeri ,sakit pada
persendian dan hilang napsu makan.
Maniefestasi klinis pada ibu hamil
1) Infeksi rubella pada trimester pertama memberikan dampak buruk untuk
kemungkinan besar terjadinya kelainan bawaan( sindroma rubella konginital)
2) Kelainan rubella yang banyak ialah defek pada jantung,katarak ,retinitis,dan
ketulian.
3) Oleh karena itu,infeksi pada trimester pertama memberi pilihan untuk aborsi.
4) Kepastian infeksi dinyatakan pada konversi dan IgM negative menjadi positif
dan meningkatnya IgG secara bermakna
5) Kadar IgM ini dapat pula dibuktikan dalam darah tali pusat dengan upaya
vaksinasi pada remaja ,prevalensi infeksi virus ini menjadi sangat jarang (1:1000)

D.Patofisiologi

Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan


peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar keseluruh
tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke sekelilingnya. Pada
infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring
selama. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap
mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam
perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan.
Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun
kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.
E. Penatalaksanaan
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah
satunya dengan cara pemberian vaksinasi.Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang
dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada
wanita hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini
karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko
menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang .

3. Citomegalovirus (CMV)

a.Definisi
1) cytomegalovirus termasuk golongn virus herves DNA ha ini berdasarkan struktur
dan cara virus CMV pada saat melakukan reflekasi.
2) virus ini menyebabkan pembengkakan sel yang karaterisktik sehingga terlihal sel
membesar (sitomegali) da tampaksebagai gambaran mata burung hantu.
b.Etiologi
citomegalo virus
c.Manifestasi Klinis
1. Petekia dan ekimosis.
2.Hepatosplenomegali.
Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
3.Retardasi pertumbuhan intrauterine.
4.Prematuritas.
Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
Purpura.
Hilang pendengaran.
Korioretinitis; buta.
Demam.
Kerusakan otak.
d.Patofisiologi
Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di
amerika utara. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak
langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret
servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan
masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12
minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering
mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus
tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan
kembali. Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah penyakit ini.
4.Herpes
a. Definisi

Adalah suatu penyakit menular seksual didaerah kelamin, kulit disekeliling


rectum /daerah disekitarnya disebabkan oleh virus Herpes Simplek. Penyebab herpes
genetalis adalah herpes simplek (HSV) dan sebagian hasil HSV (dimukosa mulut).
b. Etiologi
Virus ditularkan melalui kontak badan dan seksual ,infeksi dapat tertular pada
bayi saat proses persalinan karana adanya gesekan pada jalan lahir yang juga alat
kelamin.
c.Klasifikasi
a) Herpes simplex virus tipe I yang pada umumnya menyebabkan lesi atau luka
pada sekitar wajah,bibir ,mukosa mulut,dan leher.
b) Herpes simplex tipe II umumnya menyebabkan lesi pada genital dan sekitarnya
( bokong,daerah anal,dan paha).
d.Manifestasi Klinis
1.Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region
genitalis.
2.Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah2 3 hari bintik
E.Patofisiologi
Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibody maka
infeksinya bisa bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil berat. Ini disebut
infeksi primer. Virus kemudian akan menjalar melalui serabut saraf sensoris ke
ganglian saraf regional (ganglian sakralis) dan berdiam disana secara laten. kalau
pada saat virus masuk pertama kali tidak terjadi gejala-gejala primer, maka tubuh
akan membuat antibody sehingga pada serangan berikutnya gejala tidaklah seberat
infeksi primer. Bila sewaktu-waktu ada faktor pencetus, virus akan mengalami
aktifasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat ini
tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer.
Faktor-faktor pencetus, virus akan mengalami aktivasi dan multiplikasi kembali
sehiangga terajadi infeksi neklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai

antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer. Dampak pada kehamilan dan
persalinan :
a. Penularan pada janin dapat terjadi hematogen melalui plasenta
b. Penularan pada janin dapat terjadi akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila
ketuban pecah.
c. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir.
F.Penatalaksanaan
Apabila ibu hamil terinfeksi virus ini agar bayi tidak ternfeksi sebaliknya
dilakukan oprasi sesar, pencegahan lainya dengan cara menjaga kebersihan
perorangan dan mendididk kesehatan terutama kontak dengan bahan infeksius,
menggunakan kondom dalam aktivitas seksual, dan penggunaan sarung tengah dalam
menangani lesi infeksisus.Untuk mencegah tranmisi dari ibu kejanin
a) Pengobatan supresi pada seraangan satu dalam kehamilan
b) Rutin memeberi antivirus pada kehamilan dengan riwayat infeksi HSV
c) Lakukan pemeriksaan serologi darah pada kelompok yang rentan terkena infeksi
HSV

2. Asuhan Keperawatan Infeksi TORCH


a. Pengkajian
1) Identitas klien
2) Keluhan utama: demam
3) Riwayat kesehatan

Suhu tubuh meningkat, malaise, sakit tenggorokan, mual dan muntah, nyeri
otot.
4) Riwayat kesehatan dahulu
a) Klien sering berkontak langsung dengan binatang
b) Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
c) Klien pernah mendapatkan transfusi darah
5) Data psikologis
6) Data psikospiritual
7) Data social dan ekonomi
8) Pemeriksaan fisik
a) Mata
b) Nyeri
c) Acites
d) Diare
e) Mual dan muntah
f) Integument : suka berkeringat malam, suhu tubuh meningkat, timbulnya
rash pada kulit
g) Muskuloskletal : nyeri, kelemahan,
h) Hepar : hepatomegali, ikterus
9) Pemeriksaan Diagnostik
a) Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi
infeksi Toxoplasma)
b) Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi
Rubella)
c) Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi
Cytomegalovirus)
d) Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus
Herpes)
b. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

1) Nyeri b/d adanya proses inflamasi, infeksi virus


2) Resiko penularan infeksi b/d pemajanan ibu terhadap penyakit menular
selama periode prenatal atau perinatal
3) Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit infeksi
4) Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit
herpes simpleks
5) Resiko tinggi cidera pada fetal : abortus / gangguan growth fetal b/d infeksi
virus toxoplasma, herpes, (TORCH)
6) Gangguan perkembangan b/d imatur sistem saraf sekunder akibat terjadinya
prematur, adanya infeksi.
c. Intervensi keperawatan
1) Dx 1: Nyeri b/d adanya proses inflamasi, infeksi virus
Intervensi
a) Kaji kualitas & kuantitas nyeri
b) Kaji respon klien terhadap nyeri
c) Jelaskan tentang proses penyakitnya
d) Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi
e) Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri
f) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
g) Hindari rangsangan nyeri
h) Libatkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang teraupeutik
i) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program
2) Dx2: Resiko penularan infeksi b/d pemajanan ibu terhadap penyakit menular
selama periode prenatal atau perinatal
Intervensi
a) Identifikasi cara penularan berdasarkan agens penginfeksi
b) Lakukan tindakan kewaspadaan isolasi yang sesuai
c) Amaknkan ruangan yang digunakan, tergantung pada jenis infeksi
d) Ikuti tindakan kewaspadaan pencegahan infeksi universal

e) Ajarkan klien mengenai rantai infeksi


3) Dx3: Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit infeksi
Intervensi
a) Pantau suhu pasien
b) Pantau suhu lingkungan, batasi linen tempat tidur sesuai dengan indikasi
c) Berikan kompres hangat, hindari penggunaan alcohol
d) Monitor penurunan tingkat kesadaran.
e) Monitor intake dan output.
f) Kolaborasi pemberian anti piretik.
4) Dx 4: Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat
penyakit herpes simpleks
Intervensi
a) Ciptakan hubungan saling percaya antara klien-perawat.
b) Dorong klien untuk menyatakan perasaannya , terutama tentang cara
iamerasakan, berpikir, atau memandang dirinya.
c) Jernihkan

kesalahan

konsepsi

individu

tentang

dirinya,

penatalaksanaan,atau perawatan dirinya


d) Hindari mengkritik.
e) Jaga privasi dan lingkungan individu.
f) Berikan informasi yang dapat dipercaya dan penjelasan informasi
yangtelah diberikan.

Anda mungkin juga menyukai