Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH GAYO

A. LETAK GEOGRAFIS

Peta Kabupaten Aceh Tengah


Tanah Gayo adalah suatu daerah di belahan bumi sebelah utara garis khatulistiwa yang terletak di
tengah-tengah propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gayo merupakan daerah sentral bagi daerahdaerah sekitarnya seperti Aceh Utara, Aceh Barat, Pidie, Aceh Timur dan Sumatera Utara. Terletak di
tengah-tengah pegunungan daerah Aceh yang membujur dari utara ke bagian tenggara sepanjang bukit
barisan bagian ujung pulau Sumatera.

Secara geografis, Kabupaten ini terletak pada posisi 40 10 - 40 58 Lintang Utara


dan 960 18960 22 Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut :
1.
Sebelah Utara dengan Kabupaten Bener Meriah;
2.

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Gayo Lues;

3.

Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Timur

4.

Sebelah Barat dengan Kabupaten Nagan Raya dan Pidie

Kabupaten Aceh Tengah mempunyai luas wiayah 4.318,39 km2, yang terdiri dari
14 Kecamatan, 2 Kelurahan, 266 Desa dengan Takengon sebagai ibukotanya.

Secara administrative, suku bangsa Gayo adalah orang-orang yang mendiami kabupaten yang disebut
Aceh Tengah dan Bener Meriah. Penduduk daerah Gayo pada masa sekarang ini terdiri dari suku bangsa
Gayo sendiri, yang juga berasal dari suku bangsa lain seperti Aceh, Jawa, Minangkabau bahkan orangorang

Cina,

baik

WNI

maupun

WNA

yang

menetap

di

Takengon.

Tetapi pada masa lampau penduduk daerah Gayo dibagi menjadi dua bagian, yaitu penduduk daerah
Gayo yang bertempat tinggal di Kebayakan dan penduduk Gayo yang bertempat tinggal di Bebesan.
Kampung Kebayakan terletak di sebelah barat laut danau Laut Tawar. Sedangkan Kampung Bebesan
terdapat di sebelah barat Kebayakan. Kedua kampung tersebut dihubungkan oleh jalan kurang lebih 1
Km.
http://kejaritakengon.blogspot.co.id/p/letak-geografis-aceh-tengah.html

B. DEFINISI SUKU GAYO

Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Aceh.
Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues
dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih.
Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh
Tenggara.
Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo
menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo
Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai
oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh
mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat,
terdiri dari:
* Reje
* Petue
* Imem
* Rayat
Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan
unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang
mewakili rakyat.
Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen (belah). Anggota-anggota
suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan
mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik
berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah
eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal (juelen) atau matrilokal
(angkap).
Kelompok kekerabatan terkecil disebut saraine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti
disebut sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah
panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam
satu belah (klen). Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri.
Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan matapencaharian bertani di sawah dan
beternak, dengan adat istiadat matapencaharian yang rumit. Selain itu ada penduduk yang
berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan
membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini matapencaharian yang dominan adalah
berkebun, terutama tanaman kopi. Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam
punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh,
kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat
perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas

Anda mungkin juga menyukai