Anda di halaman 1dari 4

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC)

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah


digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat
kesulitan yang beraneka ragam.

A. DEFINISI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC)


Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan
program yang telah dibuat dan dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,
membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan
suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat
ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki
pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah
dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan
output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0
berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk
pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem
elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram
untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi
aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital
maupun analog.

Gambar : PLC
Pada industri, untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas dari produk-produk
yang dihasilkan maka diperlukan pengaturan proses kerja mesin-mesin industri yang
meliputi pengontrolan mesin-mesin industri dan pengawasan atas kerja mesin-mesin
industri tersebut (monitoring). Pada umumnya proses pengontrolan suatu sistem dibangun
oleh sekelompok alat elektronik, yang dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas,
akurasi, dan mencegah terjadinya transisi pada proses produksi. Industri otomatis pada
beberapa tahun yang lalu hanya menggunakan papan elektronik sebagai sistem kontrol.
Penggunaan papan elektronik ini membutuhkan banyak sekali interkoneksi di antara relay
agar sistem bekerja. Dengan kata lain, untuk menghubungkan relai-relai tersebut
dibutuhkan kabel yang sangat banyak.
Jadi seorang ahli mesin harus membuat suatu rangkaian logika yang kemudian di
implementasikan dalam bentuk relai. Relai yang dibutuhkan dalam perancangan tersebut
berjumlah ratusan dan skema yang dibuat dinamakan Ladder Schematic. Ladder
Schematic menampilkan switch, sensor, motor, dan relai. Semua piranti elektrinik
tersebut dihubungkan menjadi satu. Salah satu masalah yang mungkin timbul adalah jika
salah satu relai rusak maka secara otomatis proses produksi akan berhenti dan hanya akan
dapatdijalankan lagi jika relai tersebut telah selesai diperbaiki. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya ketidak efisien waktu produksi.
Terkait dengan masalah ini maka muncullah sebuah piranti elektronik yang dapat
dapat mengatasi semua masalah tersebut, yaitu yang dinamakan dengan PLC
(Programable Logic Controller). Hanya dengan mengeksekusi program yang tersimpan
dalam memori, PLC dapat memonitor status dari suatu sistem berdasarkan sinyal input
yang masuk pada PLC. Dalam pengontrolan suatu proses yang sangat kompleks
dimungkinkan untuk menggunakan lebih dari 1 PLC. Saat ini, dengan semakin
berkembangnya teknologi, semakin banyak muncul PLC dengan merek yang berbedabeda, seperti Omron, Siemens, LG, Mitsubishi, National, Festo, Sigma, dan lain

sebagainya. Karena adanya berbagai keuntungan pada PLC inilah maka semakin banyak
industri yang saat ini menggunakan PLC sebagai pusat dari seluruh proses produksi
mereka.

B. FUNGSI DAN PRINSIP PLC


Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara
umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
a. Sekuensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga
agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan
yang tepat.
b. Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur,
tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan
dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau
menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah memberikan input ke CNC
(Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC
untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC
mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai
untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal
keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

C. BAHASA PEMOGRAMAN PLC


Terdapat lima tipe bahasa pemrograman yang bisa dipakai untuk memprogram
PLC, meski tidak semuanya di-support oleh suatu PLC, yaitu antara lain :
a.
b.
c.
d.

Bahasa pemrograman Ladder Diagram (LD)


Bahasa pemrograman Instruction List (IL)/Statement List (SL)
Bahasa pemrograman Sequential Function Chart (SFC)/Grafcet
Bahasa pemrograman Function Block Diagram (FBD)

e. Bahasa pemrograman tingkat tinggi (high-level), contohnya Visual Basic


Ladder Diagram adalah pemrograman PLC yang mudah dipahami karena
menggunakan pendekatan grafis, yaitu menggunakan simbol-simbol komponen
elektromagnetik-mekanik relay (coil dan contact), blok-blok fungsi (function block),
seperti timer, counter, trigger, kondisional, serta blok fungsi yang didefinisikan sendiri
oleh programmer. Selain itu, karena Ladder Diagram menggunakan pendekatan grafis,
maka programmer menjadi lebih mudah untuk melakukan troubleshooting pada program
yang akan dijalankan pada PLC

D. KELEBIHAN PLC
Penggunaan PLC di dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri sudah menjadi
suatu kebutuhan, terutama untuk menggantikan sistem pengkabelan (wiring) yang masih
dipergunakan pada sistem sebelumnya. Para pengguna mulai mengalihkan perhatian
kepada PLC karena banyak kelebihan maupun keuntungan yang ditawarkan oleh sistem
yang dapat diprogram kembali ini. Adapun kelebihan maupun keuntungan tersebut antara
lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Fleksibel
Harganya Lebih Murah
Jumlah Kontak yang Banyak
Dapat Melakukan Pemrograman
Metode Pemrograman Mudah dan Bermacam- macam
Menyederhanakan Komponen-Komponen Sistem Kendali
Keamanan Terjamin
Adanya Record Data dan Interface yang
Sistem Terbaru dengan Wireless
Upgrade Sistem dan Komponen Lebih Cepat

Anda mungkin juga menyukai